Aku adalah seorang gadis biasa-biasa saja. Aku tergila-gila pada seorang Super Model yang begitu tampan bagiku.
Keberuntungan membawaku kepadanya dan menjadikan ku asisten pribadinya. Namun keberuntungan itupula yang menjadi petaka bagiku ketika sosok mahluk tak berdosa tumbuh di rahimku akibat kebodohan ku. Aku membiarkan sosok Idolaku mengambil kesucianku. Dan menanamkan benih yang seharusnya tidak pernah hadir diantara kami.
NOTE : Buat Readers, tolong lah jangan di judge dulu tokoh cewek nya sebelum membaca ceritanya sampai habis.
Tokoh wanita yang bernama Ge, disini mendapatkan balasan yang setimpal akibat kebodohan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengunjungi Butik
Setelah kepergian EL, akupun bersiap-siap menuju butiknya. Aku ingin memastikan apa yang dikatakannya tadi malam adalah benar.
Aku melangkah keluar rumah setelah berpamitan kepada Nur dan dua anakku. Aku menunggu Taksi online yang sudah aku pesan melalui sebuah aplikasi. Tidak berapa lama menunggu, taksi online yang aku pesan pun akhirnya tiba.
Setelah masuk kedalam mobil, mobil itupun segera melaju menuju butiknya EL. Pikiran ku terus berkecamuk namun hatiku tetap berdoa agar semua yang dikatakan oleh EL itu adalah benar.
Sesampainya ditempat itu, Pak sopir menghentikan mobilnya dan setelah itu akupun segera keluar dari mobil itu dan membayarnya. Aku menghela nafas panjang sebelum berjalan mendekati butik.
Setelah perasaan ku semakin tenang, akupun kembali melangkah ketempat itu. Disaat aku memasuki butik EL, semua mata tertuju kepadaku. Bahkan para karyawan EL membulatkan mata mereka.
Aku segera menuju ruangan EL namun Anne mencegat ku.
"Tuan EL sedang tidak ada ditempat, Nona Ge!" ucapnya ketus, maklumlah sudah sejak lama dia tidak menyukai ku apalagi setelah mengetahui aku adalah istri sah EL sekarang.
"Benarkah, kemana dia?" tanyaku,
Aku terus melangkahkan kakiku masuk kedalam, Aku tidak peduli walaupun Anne semakin menekuk wajahnya.
"Dia baru saja keluar, Nona." sahutnya,
Aku membuka pintu ruangan EL, ternyata benar. EL tidak ada ditempat dan mejanya masih sangat rapi.
"Apa dia memberitahu mu kemana ia pergi?" tanyaku seraya menutup lagi pintu ruangan EL dan kembali ke depan.
"Dia tidak bicara apapun, Nona." sahut Anne,
Aku tersenyum kepada Anne walaupun ia sama sekali tidak mempedulikan aku. Aku mencoba mendekati salah satu karyawan lainnya. Mencari informasi soal kejadian yang diceritakan oleh EL.
"Hei, apa khabar?" tanyaku, dia salah satu temanku yang baik disaat aku masih bekerja disini.
"Baik, Nona!" sahutnya sambil tersenyum padaku,
"Ish! Jangan panggil Nona, kita kan teman! Panggil saja, Ge!" ucap ku lagi,
Di terkekeh mendengarnya, "Ngapain kemari , Ge?! Bukannya Tuan EL sedang tidak ada disini?" ucapnya,
"Ehmmm, iya. Aku lupa menanyakan hal itu kepadanya. Jadi aku tidak tahu kalau dia sedang tidak ada ditempat. Oh ya, dengar-dengar ada kejadian apa kemarin, katanya ada karyawan yang pingsan, ya?" tanyaku
"Pingsan?! Siapa yang pingsan?! Tidak ada yang pingsan, ada-ada saja..." sahut teman ku sambil terkekeh pelan,
Seketika tubuhku gemetar, hatiku sakit ketika mendengar jawaban temanku itu. Tidak ada kejadian apapun ditempat ini, lalu kenapa EL membohongi ku?
"Ge?!"
"Ah, ya! Maafkan aku, aku melamun..." sahut ku,
Setelah berbasa-basi dengannya, akupun pamit dan keluar dari tempat itu. Aku meraih ponsel ku dan mencoba menghubungi EL.
Status ponsel EL berdering dan aku sudah beberapa kali mencoba menghubunginya namun ia tidak pernah mengangkatnya. Aku tidak menyerah, bahkan hingga puluhan kali dan akhirnya iapun mengangkatnya.
"Iya, Ge Sayang! Maafkan aku, karena baru bisa mengangkat panggilan mu. Tadi aku di depan, membantu karyawan ku melayani pembeli. Pembelinya sedang ramai, Sayang! Ngomong-ngomong, kenapa menghubungiku? Si kembar Rewel ya?!" sahut EL dari seberang telepon.
Seketika airmata ku mengalir, tangis ku pecah. Aku tidak sanggup membendung nya lagi. Hati ku kembali tercabik-cabik. EL memang tega membohongi ku.
"A-aku... aku sedang berada di butik mu, EL!" sahut ku disela isak tangis.
"Hallo! Ge! Hallooo!"
Panggilan itu segera ku matikan, aku sudah tidak sanggup lagi mendengarkan kebohongan lainnya. Sudah cukup! Aku sudah tahu siapa EL. Lelaki yang selama ini aku bangga-banggakan dan begitu percayai ternyata hanya seorang pembohong.
Aku mencoba tegar dan kembali melangkahkan kakiku. Namun baru beberapa langkah aku berjalan, tiba-tiba kepalaku serasa berputar hebat dan pandangan ku semakin kabur.
Dan tubuhku melayang kemudian akupun terjatuh ke tanah. Aku masih sadar, aku masih bisa mendengar di sekelilingku. Namun mataku terasa sangat berat untuk dibuka.
Aku mendengar seseorang menyebut namaku dan mengangkat tubuhku. Namun aku tetap tidak bisa membuka mata, kepala ku terasa semakin berat.
"Ge! Kamu baik-baik saja?!"
Aku mencium aroma minyak kayu putih di hidungku dan itu membuat ku terasa agak nyaman.
"Ge, bukalah matamu!"
Perlahan ku buka mata dan ku edarkan pandangan ku. Ternyata sekarang aku sedang berada didalam sebuah mobil. Dan tepat disamping ku ada Alessandro dengan wajah panik menatap ku.
Aku terkekeh pelan disaat melihat wajah Alessandro saat itu. Terlihat lucu disaat dia sedang panik.
"Kamu baik-baik saja, Ge?!" tanya Alessandro lagi.
Aku mengangguk namun kembali ku pejamkan mataku. Alessandro menghidupkan mobilnya dan membawaku entah kemana. Hingga akhirnya mobil Alessandro berhenti,
"Ge. Mari ku antar kedalam." ucap Alessandro sambil meraih tanganku dan menuntun ku memasuki tempat itu.
Setelah ku buka mata, ternyata Alessandro membawaku ke Dokter. "Kenapa kamu bawa aku ketempat ini?!"
"Kamu terlihat lemah, Ge! Wajahmu sangat pucat, aku takut terjadi apa-apa padamu. Ingat Fariz dan Farissa masih membutuhkan dirimu!"
Alessandro benar, aku masih punya Fariz dan Farissa! Aku masih harus berjuang untuk kehidupan mereka. Aku harus kuat, tidak boleh lemah!
Kemudian Seorang perawat menghampiri ku dan menuntun ku ke ruangan Dokter itu. Dokter itu tersenyum menyambut kedatangan ku.
"Mari sini, Nona. Kita periksa kesehatannya."
Dokter itu memeriksa keadaan ku dan setelah selesai dengan tugasnya, ia kembali tersenyum padaku.
"Nona, apa keluhan yang anda rasakan saat ini?" ucap Dokter itu sambil tersenyum manis,
"Aku cuma pusing saja, Dok! Pusing sekali."
Tentu saja aku pusing, urusan rumah tangga ku berbelit-belit membuat aku pusing tujuh keliling.
"Sebenarnya pusing yang anda rasakan saat ini merupakan gejala Morning sickness."
"Morning sickness?!"
"Ya, Nona! Anda sedang mengandung. Dan saran saya, segera periksakan kandungan anda ke Dokter spesialis. Agar anda mendapatkan informasi yang lebih detail seputar janin anda." ucap Dokter itu.
Bagai disambar petir disiang bolong! Aku hamil, tapi bagaimana bisa?! Bukankah EL divonis tidak bisa memiliki keturunan, lalu ini apa?
Oh Tuhan, apalagi ini? Aku hamil ditengah badai masalah dalam rumah tanggaku?!
"Nona?!"
"Ah, Iya Dokter! Aku akan segera memeriksakan kandungan ku." sahut ku
Aku melangkah gontai keluar dari ruangan itu. Alessandro segera menghampiri ku dan menanyakan keadaan ku.
"Bagaimana, Ge?! Apa kamu baik-baik saja?"
Aku mengangguk, kemudian Alessandro menuntun ku menuju mobilnya. Didalam mobilnya, pikiran ku kembali berkecamuk. Aku melempar pandangan ku kearah samping dan membiarkan alessandro menyetir mobilnya.
"Bukankah EL mandul, Alessandro... lalu kenapa aku bisa hamil?!" tanyaku
"Kau hamil?!" Alessandro terdengar histeris, ia menghentikan laju mobilnya kemudian menepikannya. Alessandro menarik wajahku hingga kami saling bertatap mata.
"Kau ingin tau yang sebenarnya? Akan kuceritakan semuanya. Sebenarnya EL di bohongi oleh Mami soal kemandulan nya. Mami merekayasa semua itu agar istrinya meninggalkannya. Tapi sekarang... "
Alessandro berhenti bicara, ia menatapku tajam.
"Apa kamu ingin tahu dimana EL berada? Aku bisa mengantarkan mu! Dan biarkan dia menjelaskan semuanya..." sambung Alessandro
Aku berpikir keras, sanggupkah aku melihat kebenarannya? Sedangkan kondisi ku masih sangat lemah. Tetapi aku juga butuh kejelasan atas semua kebohongan yang dilakukan oleh EL!
***