NovelToon NovelToon
ANA - Terlanjur Salah Pilih

ANA - Terlanjur Salah Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Cinta Terlarang
Popularitas:567
Nilai: 5
Nama Author: Frans Lizzie

Ana yang baru masuk ke tempat kerja baru, terpikat dengan Aris, pemuda yang tampan, baik, rajin bekerja dan sopan. Sempat pacaran selama setahun sebelum mereka menikah.
Di tahun kedua pernikahan mereka, karakter Aris berubah dan semakin lama semakin buruk dan jahat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Lizzie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 - Perbincangan di malam hari 2

Ana dan Aris baru sampai di kamar hotel pukul 23.40. Sudah amat larut. 

Lumayan jauh juga perjalanan yang telah mereka tempuh dengan berjalan kaki, ada 3 km kurang lebih.

Memang selama perjalanan hampir tak terasa jauhnya. Ana begitu menikmati pemandangan tepi laut di malam hari. Ada sorot terang lampu mercusuar, ada bulan di angkasa, suara burung burung laut yang seperti jeritan seorang wanita.

Namun yang utama  membuat Ana berkesan adalah genggaman tangan Aris sepanjang perjalanan mereka berjalan kaki. Sesekali Aris memeluk dan mengusap punggungnya dengan hangat. Menunjukkan perhatian yang membuat dadanya bergetar bahagia.

Sungguh ini adalah pengalaman pertama buat Ana. Dan rasanya begitu luar biasa.

Sampai akhirnya mereka pun tiba ke hotel. Ana dan Aris membalas salam dari petugas hotel di lobby. Lalu mereka langsung menuju ke kamar 135.

Tapi begitu Ana masuk ke kamar dan duduk di pinggir tempat tidur, rasa penat langsung menyerbu. Tubuhnya juga banjir keringat dan terasa sangat lengket.

Aris memperhatikan Ana. 

“Aku ingin mandi lagi sebelum tidur. Ana mau mandi juga tak?”

DEG!

Jantung Ana terasa berhenti berdetak.

Dengan wajah syok, Ana terdiam menatap Aris. Maksudnya?

Aris tampak mengambil handuk yang tergantung di rak handuk.

“Aku mandi duluan ya. Biar Ana beristirahat dulu sambil mendinginkan badan.”

Aris masuk kamar mandi.

Dengan gemas Ana mencubit lengannya sendiri. Tuh kan, dirinya yang punya pikiran error. 

Lagi-lagi Ana mengomeli dirinya sendiri di dalam hati.

Hanya sekitar 7 menit Aris mandi. Dia keluar dengan mengenakan celana pendek dan kaos oblong warna putih. Penampilannya tampak segar dan terlihat jauh lebih muda.

“Ana mandi lah dulu. Tak nyaman jika tidur dalam keadaan badan lengket karena keringat.”

Aris memakai kaos kaki dan sepatunya lagi.

“Kulihat ada orang jual susu jahe dekat hotel ini. Aku pergi beli dulu ya. Susu jahe enak diminum malam malam saat tubuh capek, bisa bikin tidur lebih nyenyak.”

Ana hanya bengong menatap pintu kamar yang sudah ditutup kembali setelah Aris keluar.

Sambil mengetuk kepalanya sendiri, Ana mengambil pakaian yang berupa celana panjang piyama dan kaos oblong yang sudah usang, lalu masuk ke kamar mandi.

Ketika Ana keluar dari kamar mandi, ia melihat Aris sudah berdiri di depan meja kecil yang terletak dengan socket listrik. Hp Aris sudah dalam posisi isi daya.

Ana datang mendekat. 

Aris sedang menuangkan susu jahenya yang dalam kantong plastik ke dalam 3 gelas plastik yang bertumpuk menjadi satu. 

“Ke sinilah, minum susu jahe nya,” panggil Aris. Lalu Aris menyodorkan gelas plastik 3 tumpukan yang sudah berisi susu jahe pada Ana.

“Aku sisir rambutku dulu,” kata Ana. Rambutnya lembab karena habis keramas.

Aris menarik satu-satunya kursi yang ada di kamar itu agar Ana duduk. 

“Ayo duduklah dulu di sini,” suruh Aris. “Mana sisir Ana? Biar aku yang menyisir nya. Sekalian kemari kan  hp Ana dan charger nya. Kita isi sekarang hingga penuh,  biar besok bisa awet dipakai seharian.”

Ana mengambil semua yang diminta Aris, kemudian duduk di kursi yang didekatkan dengan meja, di mana satu gelas susu jahe panas sudah siang untuk di minum.

Aris mulai menyisir rambut lembab Ana dengan hati-hati. Gerakannya cukup luwes dan tidak canggung.

“Mas, sudahlah biar aku saja yang menyisir rambutku sendiri,” ujar Ana tak enak hati. 

Apalah dia kok malah seperti nyonya besar yang dilayani minuman dan perawatan rambutnya oleh pelayan.

“Jangan gitu lah Mas.” Ana menahan tangan Aris. “Aku beneran ga enak lho. Mas Aris ini kan manager bisa dibilang masih seniorku. Masa aku yang junior belum lama masuk malah dilayani sama managernya sih.”

Aris melepaskan tangan Ana yang menahan gerakan nya. “Sudah, Ana habiskan dulu itu susu jahenya. Nanti keburu dingin. Lagian kita ini berada di Tanjung Pinang bukan di hotel Atlantic. Manager atau senior itu kan kalau berada di dalam hotel. Di luar hotel ya kita cuma dua orang biasa saja. Jangan terlalu kaku dengan urusan hirarki hotel lah. Hiduplah yang lebih santai.”

“Iya juga sih kalau begitu jalan pikiran Mas Aris.”

“Ana ini terlalu kaku orangnya,” kata Aris tiba-tiba. “Aku ngerasa seperti kadang-kadang Ana itu terlalu misterius gitu. Sekilas menakutkan….ehmm.. gimana ya aku jelasin. Bukan galak maksudku. Tapi karena  Ana itu sangat pendiam, jadi membuat orang lain jadi takut untuk mendekat dan mengajak berkawan.”

Aris ter menggeleng-gelengkan kepalanya sementara tangannya bergerak-gerak masih terus menyisir rambut Ana. “Eh, bukan-bukan, bukan itu juga maksudku. Ah, kayaknya aku masih belum bisa dengan tepat mendeskripsikan Ana itu orang seperti apa di mata kami, orang-orang yang menilai Ana.”

Ana tersenyum mendengar kata-kata Aris.

“Aku ini weird, juga sering awkward begitu ya maksud Mas Aris?”

“Eh..” Hanya sepotong kata kecil sebagai balasan Aris. Tampaknya dia mulai bingung juga harus mengatakan apa.

Ana menarik napas panjang sebelum mulai bercerita.

“Aku sendiri merasa kok Mas, kalau aku ini aneh. Aku juga sadar kalau aku ini terlalu pendiam. Bukannya aku sombong ya, tapi aku sering merasa kuatir jika aku terlalu banyak bicara, nanti orang akan bisa mendeteksi keanehanku.” 

Ana berhenti sejenak, dia sungguh bingung harus memilih kata-kata apa yang tepat untuk menjelaskan perasaannya.

“Aku tidak tahu apakah masa kecilku yang buruk akibat perceraian orang tuaku itulah yang menyebabkan aku jadi sering canggung untuk berteman juga untuk banyak bicara.”

“Oh, orang tua Ana bercerai ya?” tanya Aris yang kini mulai membagi rambut Ana dari sebagian kecil untuk ia kipas-kipas secara manual. “Bercerita lah Ana. Aku mendengarkan sambil mengeringkan rambut Ana sedikit demi sedikit.”

“Papa mamaku tak pernah akur bahkan sudah sejak aku mulai mengerti dunia. Ku dengar dari cerita mama, itu disebabkan karena mama terlanjur hamil dulu. Saat mama ikut pesta, dia mabuk dan berakhir melakukan hubungan di luar pernikahan dengan papaku. Jadi mereka terpaksa menikah.

Setelah menikah barulah mamaku tahu jika papaku adalah laki-laki yang doyan pesta, tetapi malas bekerja. Sehingga mamaku terpaksa banting tulang bekerja untuk hidupnya dan aku yang masih bayi. 

Karena itulah mamaku sangat keras mendidikku. Selalu ditekankan untuk sangat berhati-hati kepada lawan jenis. Jangan sampai kesalahan mamaku di masa muda terjadi padaku.

Aku dididik untuk fokus  belajar lalu bekerja dan jangan terpikat pada laki-laki yang tidak jelas.”

Aris melihat bahwa gelas susu jahe Ana sudah kosong.

“Mau susu jahe lagi?” 

Aris membuka kantong plastik berisi susu jahe dan menuang di gelas plastik Ana yang sudah kosong.

“Mas Aris malah tidak minum susu jahenya,” tegur Ana. Karena sejak tadi memang hanya dia yang minum. Aris yang beli malah sibuk menyisir dan mengeringkan rambutnya secara manual sambil…BERDIRI.

“Aku sudah minum langsung di sana pakai gelas kaca,  “ jawab Aris. “Ayo lanjutkan ceritanya Ana. Sambil menunggu rambut Ana lebih kering untuk tidur.”

Ana pun meneruskan. 

“Aku ini belum pernah pacaran lho Mas.”

“Oya? Tapi kalau berteman akrab dengan laki-laki, pernah kan. Pergi bareng, jalan bareng ya dekat begitulah. Walau bukan pacar.”

Dalam hati Ana langsung teringat dengan Rio.

Ia memang pernah pergi berdua dengan Rio. Hanya 2 kali. Sebelum ia akhirnya pergi ke tempat kerja barunya.

Itu tidak bisa dihitung sudah akrab, bukan?

“Tidak pernah,” jawab Ana akhirnya. Dua kali pergi berdua tanpa ucapan atau janji akan terus menjalin hubungan. Itu tidak layak diperhitungkan.

“Mamaku sangat keras mendidikku untuk tidak dekat dengan laki-laki siapa pun. Aku harus fokus sekolah, lalu kerja dan cari uang. Jangan sampai aku menyia-nyiakan hidup karena salah pilih. Begitu selalu ajaran mamaku setiap kali aku bertemu atau berbicara dengan mamaku. Jadi ya beginilah, aku sama sekali tak pernah dekat dengan lawan jenis.

Sedangkan teman-teman seusiaku sudah gonta-ganti pacar, aku tetap seperti ini. Aku jadi bahan gosip mereka, karena selalu sendiri. Kudengar sempat ada isu aku lesbian ah …”

Aris meletakkan sisir di meja. Ia meremas kedua bahu Ana beberapa kali seperti orang memijat.

“Sudah cukup kering rambutnya. Sudah cukup aman buat tidur.”

Ana bangkit berdiri.

“Aku keluar dulu untuk buang gelas dan plastik bekas susu jahe ini. Akan mengundang semut jika dibiarkan tetap di dalam kamar.”

“Oh, oke.”

“Ana, langsung tidur saja. Aku cuma buang sampah saja dan langsung balik.”

“Baik.”

Ana menuju ke tempat tidur. 

Aris pergi keluar sambil membawa sampah yang ada.

Aris benar-benar laki-laki baik.

Gentleman. Lembut dan perhatian kepadanya. 

Bertanggung jawab. Bisa diandalkan.

Juga berduit.

Ana merebahkan tubuhnya. 

Susu jahe membuat tubuhnya hangat dan nyaman. 

Siap mengantar tidur tubuh lelahnya setelah mengekspor kuliner Tanjung Pinang.

1
strawberry 27
di tunggu kelanjutannya kak , bikin penasaran
strawberry 27
di tunggu keseruan selanjutnya author
strawberry 27
Klo Aris tidak ada niat buruk ke Ana, dan niat nya tulus nganterin Ana liat² Batam, tidur di rumah Hendra pasti mau, ini Aris sudah pertama ke Tanjung Pinang ,Ana yg bayar i , SPT nya gue tau niat busuk Aris apalagi KLO bukan pingin melancarkan aksi nya di hotel sama Ana
strawberry 27: salah paham sy dgn author nya, maksud sy bukan pertama x Aris ke Tanjung Pinang tapi ,dari awal yg Aris minta duit 200 ribu buat bayar PP itu lho hehehe,,,
total 2 replies
strawberry 27
Wah Aris ada mau nya sama Ana tu, sudah ke Tanjung Pinang minta di bayar i , e Hendra baik banget nawari bermalam di rumah nya di tolak, hati² Ana , si Aris ada niat busuk ke Ana, Aris pasti pingin nginep di hotel berdua an sama Ana, dah gitu x aja Ana yg di suruh bayari hotel bukan itu aja, Aris punya niat buruk ke Ana , Ana hati². sama Aris buaya darat
strawberry 27: iya bikin penasaran aja si Aris mau ngapain ke Ana 🤭🤭
total 3 replies
strawberry 27
waduh si Aris kok pelit ,nggak bayari Ana yg 200 ribu buat ke TP😠
strawberry 27: Aris ternyata cuma pingin menaklukkan Ana doank, habis itu ya sudah
total 4 replies
Frans Lizzie
Terima kasih buat dukungannya.😍😍
strawberry 27
lanjut kak,,,nunggu in nich
strawberry 27
wah ,,Tiur perlu bingit blajar basa Jawa thor biar makin seru KLO ngobrol bareng 😄
strawberry 27
di tunggu kelanjutannya kak, seru nich. bikin penasaran
strawberry 27: sama² kak 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!