NovelToon NovelToon
Permaisuri Raja Langit

Permaisuri Raja Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nafsienaff

Malam itu sepasang suami istri yang baru saja melahirkan putri pertamanya di buat shock oleh kedatangan sesosok pria tampan berpenampilan serba putih. Bahkan rambut panjang nya pun begitu putih bersih. Tatapannya begitu tajam seolah mengunci tatapan pasangan suami istri itu agar tidak berpaling darinya.

“Si siapa kau?” Dengan tubuh bergetar pasangan suami istri itu terus berpelukan dan mencoba melindungi putri kecil mereka.

“Kalian tidak perlu tau siapa aku. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga baik baik milikku. Dia mungkin anak kalian. Tapi dia tetap milikku sepenuhnya.” Jawab pria tampan berjubah putih itu penuh penekanan juga nada memerintah.

Setelah menjawab wujud tampan pria itu tiba tiba menghilang begitu saja menyisakan ketakutan pada sepasang suami istri tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34

Begitu sampai di rumah Dewi menangis melihat keadaan Artha. Sementara Sita, dia hanya bisa berdiri diam begitu juga dengan Brama.

“Kita harus bawa Artha ke rumah sakit Bu.. Aku nggak mau Artha kenapa napa..” Dewi histeris. Melihat Artha terluka dan berdarah darah serta tidak sadarkan diri membuat ketakutan langsung menguasai dirinya.

Brama yang mendengar kata rumah sakit keluar dari bibir Dewi hanya diam saja. Pasalnya pria itu tidak tau menahu tentang kehidupan di bumi. Brama bahkan sempat bingung saat melihat Dewi masuk ke dalam kamar. Brama merasa seperti melihat sosok permaisuri kesayangan Artha dulu.

Tidak punya pilihan lain, saat itu juga Artha di bawa ke rumah sakit. Sita memesan taksi online sebagai kendaraan yang akan mengantar dirinya, Dewi, juga Brama ke rumah sakit.

Namun sebelum benar benar di bawa ke rumah sakit, Dewi melirik Brama. Dewi berpikir mungkin Brama adalah teman Artha. Dewi juga berpikir Brama pasti sama hebatnya dengan Artha. Dewi meminta agar Brama mengubah penampilan nya dan Artha seperti orang orang pada umumnya dan Brama pun menurut saja.

Sesampainya di rumah sakit, Artha langsung masuk ke ruang UGD. Saat dokter sedang menangani Artha, Brama menolak untuk keluar. Dia tetap berdiri mengawasi dokter yang hendak menangani Artha.

“Lakukan saja.” Perintahnya dengan nada emosi.

Dokter dan suster yang sudah menjelaskan maksudnya menyuruh Brama keluar hanya bisa menghela napas saja. Mereka akhirnya mulai menangani Artha yang masih tidak sadarkan diri.

Di mulai dari membersihkan luka Artha sembari memeriksa detak jantung dan denyut nadi Artha.

Dokter mengernyit. Dia merasa ada yang aneh pada tubuh Artha. Dokter yang sudah berumur itu melirik pada Brama yang berdiri dengan gagah di depan pintu ruang UGD. Sepasang mata tajam Brama terus mengawasi setiap pergerakan dokter tersebut.

Saat tiba saatnya dokter dan perawat hendak memasang selang oksigen dan infus, Brama tiba tiba berteriak.

“Apa apaan ini?!” Suara Brama sangat menggelegar bagai petir menyambar. Hal itu membuat dokter juga perawat terkejut bukan main. Bahkan apa yang sedang mereka pegang sampai jatuh berserakan ke lantai.

“Jangan sentuh yang Mulia.” Tekan Brama berapi api.

Dokter dan perawat disana kebingungan. Bahasa Brama terdengar aneh. Bahkan gerak gerik dan tingkah lakunya sudah menimbulkan berbagai pertanyaan di benak dokter dan perawat sejak tadi.

“Bagaiman ini dokter?” Cicit perawat itu ketakutan.

Dokter menghela napas berat. Baru kali ini kinerja di ganggu oleh salah seorang anggota keluarga dari pasiennya.

“Kamu panggil security saja. Sekarang.” Perintah dokter tersebut.

Perawat itu mengangguk menurut saja. Dia segera berlalu dari ruang UGD dengan sangat terburu buru.

Dewi dan kedua orang tuanya yang melihat itu semakin khawatir.

“Artha..” Gumam Dewi dalam tangisnya.

BRAKKKK !!

BRUUKK !!

Sedetik kemudian dokter yang menangani Artha tiba tiba terlempar keluar dan tersungkur di lantai. Dokter itu meringis kesakitan.

“Dokter..” Doni langsung menghampiri. Dia menolong dokter yang kesakitan di lantai.

“Ada apa ini?” Lirih Sita bingung bercampur khawatir.

Brama kemudian keluar. Dia langsung menghampiri Dewi yang kebingungan juga ketakutan secara bersamaan.

“Mohon ampun yang Mulia. Manusia ini berusaha menyakiti yang Mulia Artha.” Ujar Brama melapor pada Dewi.

Dewi diam berusaha mencerna apa yang Brama katakan. Beberapa saat kemudian Dewi baru sadar bahwa tindakannya dan kedua orang tuanya membawa Artha kerumah sakit adalah salah.

“Ya ampun.. Nggak seharusnya kita bawa dia ke rumah sakit.” Gumam Dewi penuh sesal.

Rasa panik juga khawatir membuat Dewi dan kedua orang tuanya tidak berpikir ulang sebelum membawa Artha kerumah sakit.

“Itu orang nya. Tangkap pak.”

Dewi, Brama, dan kedua orang tua Dewi menoleh kompak saat mendengar suara suster yang menyuruh kedua security untuk menangkap Brama.

Merasa terancam Brama pun langsung melindungi Dewi dengan berdiri di depannya. Sementara Sita, Doni dan dokter itu hanya bisa diam saja.

“Kamu nggak boleh berbuat semau kamu disini.” Dewi mencoba mengingatkan Brama.

“Tidak yang Mulia. Mereka bukan orang yang baik. Mereka mempunyai niat tidak baik pada yang Mulia Artha.”

Dewi mendesah pasrah. Dia lupa Artha bukanlah manusia yang terbiasa dengan kehidupan di bumi.

“Tapi kamu...”

“Yang Mulia diam disini.” Titah Brama.

Brama maju saat kedua security berlari ke arahnya. Dengan satu sentakan saja dua security itu sudah terlempar dan kemudian tersungkur di lantai.

Dewi yang melihat itu menggeleng tidak percaya. Brama bisa membuat heboh seisi rumah sakit jika terus di biarkan begitu saja.

“Kamu.. Kamu tolong berhenti. Kita pergi saja dari sini. Ayah ibu ayoo..”

Brama menurut. Dia kembali masuk ke dalam UGD di susul oleh Dewi dan kedua orang tua Dewi.

Saat hendak pergi, Dewi meminta agar Brama menghapus ingatan Dokter, perawat, juga dua security itu agar tidak menimbulkan kehebohan lagi.

Brama menurut saja. Dia menganggap apa yang di ucapkan Dewi adalah perintah yang sama seperti perintah dari Artha.

Brama mengarahkan tangannya pada Dokter, perawat, juga security dan mereka pun langsung tidak sadarkan diri.

“Ayoo..” Ajak Dewi.

Saat Dewi dan kedua orang tua Dewi hendak memapah Artha, Brama mencegahnya.

“Tidak perlu menaiki kendaraan itu lagi.” Kata Brama.

Sita dan Doni saling menatap heran. Sedangkan Dewi yang sudah paham hanya mengangguk saja.

Cetak !!

Dalam sekejap mereka semua menghilang dari ruang UGD. Mereka kembali ke kamar Dewi tidak sampai hitungan menit.

“Yang Mulia, hamba akan berusaha memulihkan tenaga dalam yang Mulia Artha.”

“Eum.. Ya..” Angguk Dewi percaya saja.

Meski Dewi belum tau dengan jelas asal usul Artha juga Brama, namun Dewi percaya keduanya adalah orang baik. Keduanya pasti adalah bagian dari takdir dalam kehidupan Dewi.

Sementara Doni dan Sita, mereka berdua tidak tau apakah kehadiran Artha adalah cobaan untuknya atau justru adalah keberuntungan. Pasalnya Artha selalu melindungi putri mereka, Artha juga selalu memastikan Dewi dalam keadaan aman dan nyaman.

“Yah.. Ibu benar benar tidak paham dengan semua ini..” Gumam Sita terus menatap Brama yang sedang mentransfer tenaga dalamnya pada Artha.

“Ayah juga bu.. Tapi kita juga tidak bisa memungkiri kehadiran Artha membuat putri kita bahagia. Artha juga selalu melindungi Dewi.” Ujar Doni.

Sita menghela napas. Dia tidak bisa menolak ucapan suaminya yang memang benar adanya.

“Lalu kita harus bagaimana yah?” Tanya Sita di tengah kebingungan nya.

“Kita ikuti saja alurnya. Percayalah, kalau kita selalu berbuat baik kita pasti akan mendapat kebaikan juga.” Jawab Doni.

Sita mengangguk paham. Dia sudah beberapa kali menyinggung Artha, namun pria itu tidak melakukan apa apa padanya. Dari situ Sita mulai percaya bahwa Artha adalah orang yang baik.

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!