Nerina Oceana, seorang mermaid muda, ditugaskan oleh ibunya, sang ratu, untuk menyelidiki hilangnya beberapa mermaid di daratan. Misinya berubah rumit saat ia bertemu Ethan Blackwood, pria yang pernah ia selamatkan. Tanpa Nerina ketahui, Ethan menyimpan rahasia keluarga kelam yang terkait dengan dunia mermaid. Kini, Nerina dihadapkan pada pilihan sulit: mengikuti kata hati dan bersama Ethan, atau mengkhianati cintanya demi membalaskan dendam klannya?
Dukungannya teman teman dengan like dan komen ❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Arin
"Setelah aku baca kedua buku ini, ternyata semua buku ini persis sekali dengan dunia mermaid," ucap Nerina lalu menutup buku itu.
"Tapi kalau ibunda Ethan manusia?kenapa dia bisa tahu sedetail ini tentang laut?" ucap Alia menatap ke arah Nerina.
"Apa ibunda Ethan mermai?" tanya Alia.
"Kalau ibunda Ethan mermaid, kenapa ayah Ethan malah mengurung mermaid dan membunuhnya?"ucap Nerina lalu berdiri menatap ke arah jendela.
Suasana dikamar itu hening sejenak, hanya ada suara napas dari kedua mermaid itu.
"Apa kita bahas dengan ayah dan ibu saja?"tanya Alia pelan.
"Mungkin saja mereka bakal tahu sesuatu."
Sebelum Nerina menjawab terdengar suara dari kalung kerang Nerina, Nerina segera membuka cangkang kerang itu dan benar saja disana memperlihatkan sang ibunda yang tampak khawatir.
"Bagaimana Nerina?apakah kamu sudah menemukan pelakunya?"tanya Ibunya.
Mendengar itu Nerina terdiam sejenak, ia bingung ingin menjawab apa karena kalau ia bilang sudah tahu pelaku. Bisa saja Ibunya akan menghancurkan pelaku itu dengan seluruh keluarganya. Nerina merasa sedih kalau Ethan harus pergi darinya.
"Ner..kenapa diam saja?"tanya Ibunda.
"Eh..belum bu, memangnya ada apa?sepertinya ibu terlalu khawatir," tanya Nerina terlihat gugup.
"Ibu minta tolong segera selesaikan misimu dan kembali ke laut ya sayang, di daratan mungkin tidak aman untukmu," jelas sang ibu lalu buru buru menutup cangkang kerang itu.
"Ada apa Ner?"tanya Alia yang melihat perubahan wajah Nerina.
"Ibu bilang aku harus segera menyelesaikan misi ini dan kembali ke laut,"ucap Nerina pelan.
"Are u okay Ner?"tanya Alia yang melihat Nerina raut wajahnya sedih.
"Ga apa apa kok Al,ya sudah kita berikan ini ke paman dan bibi. Siapa tahu dia bisa menceritakan sesuatu kepada kita."
Nerina dan Alia segera keluar dari kamar menuju ke ruang keluarga tepatnya dimana Jason dan Anna berada.
"Maa..Pa.." panggil Alia lalu segera menghampiri kedua orang tuanya.
Melihat itu Nerina merasa sedih, karena tidak merasakan kehadiran sang ayah dan hanya selalu dengan ibunda nya walau kadang ibunya terlalu sibuk mengurusi kerajaan.
"Ada apa sayang?"tanya Anna menatap sang putri.
"Aku dan Nerina menemukan buku ini dirumah penculik mermaid itu?ini buku buatan Arin. Istri dari penculik itu tetapi buku ini bisa menjelaskan tentan mermaid yang sangat rinci," jelas Alia.
Nerina segera ikut duduk di sebelah Alia menatap paman dan bibinya secara bergantian yang sedang fokus membaca buku buku itu.
"Astaga...ini memang sangat detail sekali," ucap Jason.
Anna segera menutup buku itu lalu Jason dan Anna saling pandang seolah mengisyaratkan sebuah rahasia yang bingung ingin mereka sampaikan atau tidak.
Setelah beberapa menit hening, suara Jason akhirnya terdengar lirih namun berat, seolah beban lama yang tak seharusnya diungkap kini dipaksa keluar.
"Baiklah… sepertinya kalian berhak tahu," ucap Jason pelan. Ia menatap ke arah Anna yang hanya bisa mengangguk lemah, memberi izin untuk melanjutkan.
Jason menarik napas panjang, lalu mulai bicara dengan nada hati-hati.
"Arin… nama itu memang sudah lama tidak disebut di antara kerajaan laut. Tapi aku tahu siapa dia. Arin adalah… adik dari Raja Siren yang sekarang."
Nerina dan Alia sontak menatap paman mereka dengan mata membesar.
"Adik… dari Raja Siren?" ulang Alia terkejut.
Jason mengangguk perlahan menyetujui perkataan sang putri.
"Ya. Tapi Arin bukan mermaid seperti kita. Dia seorang siren. Namun berbeda dari kebanyakan siren, Arin sejak muda sangat menyukai dunia mermaid. Dia sering bilang bahwa lautan di bawah kekuasaan Ratu Marina atau nenek Nerina, terasa damai dan penuh cahaya jauh berbeda dengan dunia siren yang penuh kegelapan dan kebencian."
Anna menambahkan, "Arin sering mencuri pandang ke batas wilayah laut kita. Kadang dia bahkan berbicara dengan makhluk laut yang lewat. Dia tahu itu berbahaya, tapi dia selalu berkata bahwa keindahan dan kedamaian jauh lebih berharga daripada rasa takut."
Jason menghela napas panjang. "Tapi suatu ketika, ketika hubungan antara Siren dan Mermaid sedang memanas karena serangkaian kematian misterius baik dari pihak siren maupun mermaid, Arin melakukan hal yang tak pernah terpikir oleh siapa pun. Ia menyelinap masuk ke wilayah kerajaan mermaid."
"Dan dia ketahuan oleh Pangeran Nerion yang sekarang adalah Raja Siren sendiri,"sambung Anna lirih.
"Kakaknya begitu murka. Tapi… dia tak bisa benar-benar membenci Arin."
Jason mengangguk. "Benar. Karena saat itu Arin sudah terlalu dalam mencintai dunia mermaid. Maka, untuk menghentikan semua kekacauan dan menjaga keselamatan adiknya, Nerion memberi satu keputusan berat kepada sang adik, ia meminta Arin untuk meninggalkan laut selamanya."
Nerina menelan ludah, matanya melebar.
"Meninggalkan laut… maksudnya?"
"Menjadi manusia," jawab Jason lirih.
"Nerion memintanya menuju dataran dan hidup sebagai manusia seutuhnya. Tapi agar tidak kembali, ingatan Arin tentang laut, tentang Siren semuanya dihapus."
Anna menatap Nerina dalam, suaranya lembut namun bergetar.
"Dia hidup sebagai manusia tanpa tahu siapa dirinya sebenarnya. Namun rupanya… takdir tak bisa sepenuhnya dihapus."
Jason menatap buku coklat di tangan Nerina.
"Suatu ketika, sebagian ingatannya mulai kembali. Potongan tentang laut, tentang lagu-lagu mermaid, dan tentang keindahan kerajaan bawah laut. Itulah sebabnya ia mulai menulis buku ini. Ia menulis dengan naluri seorang siren, dengan kerinduan yang dalam terhadap lautan."
Nerina menggenggam erat buku itu.
"Lalu… apa yang terjadi setelah itu?"
Jason menatap kosong ke depan, kemudian menggeleng pelan.
"Kami tidak tahu pasti. Setelah ingatannya pulih sebagian dan dia mulai pergi ke laut, Arin menghilang. Tidak ada satu pun makhluk laut yang tahu apakah dia kembali menjadi siren atau tenggelam selamanya. Karena sejak saat itu, kerajaan Siren menutup diri. Dan Raja Nerion tak pernah mau membicarakan tentang adiknya lagi."
Suasana hening kembali menyelimuti ruangan. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar pelan.
Anna menatap kedua gadis itu lembut. "Kalian harus hati-hati. Arin mungkin menjadi kunci antara dua dunia yang kini mulai goyah. Jika buku itu kembali muncul ke tangan kalian berarti sesuatu sedang bergerak di bawah sana."
Nerina menatap Alia. Tatapan mereka saling bertaut, dan tanpa suara mereka bisa saling merasakan hal yang sama gelombang takdir yang lama terpendam di lautan mulai bangkit kembali
"Oh ya paman, tadi ibu bilang kalau aku harus segera menyelesaikan misi ini, tetapi wajah ibu sangat sedih dan murung," jelas Nerina.
"Mungkin ibumu sedang takut tentang suatu hal, kita sudah mulai memecahkan kasus ini dan tinggal kita menangkap Ravendra saja dan membebaskan para mermaid."
"Ibu mu tidak perlu tahu hal ini, kita akan menyusun rencana bersama para mermaid yang ada di daratan dan memberi konsekuensi sesuai hukum darat agar ibumu tidak mempora porandakan daratan dan sepertinya juga dilaut mulai memanas kembali," jelas paman Jason.