LIHAT AKU SEKALI SAJA

Mobil yang di kendarai Theo memasuki kawasan Orchard Road yang menjual barang-barang branded.

Pasangan itu terlihat serasi. Sambil ber genggaman tangan memasuki salah satu butik ternama di kawasan itu.

Kaca mata hitam menghiasi wajah tampan Theo. Tanpa malu sesekali ia mencium pelipis Erina.

"Perlihatkan semua koleksi terbaik di butik mu ini Miranda. Istriku mau m nambah koleksi", ujar Theo yang duduk di sofa sudut sambil menyilangkan kaki membaca email dari Revan yang baru saja ia terima. Revan memberi kabar sudah melayangkan surat pemberhentian Nella.

Sementara Erina memilih pakaian yang ia inginkan. Tak henti Theo memandang penuh cinta pada istrinya itu. Sekali Erin meminta persetujuan Theo apakah pakaian yang akan ia beli cocok dengannya.

Theo meminta Miranda yang sudah ia kenal baik itu, membungkus semua barang-barang yang Erin suka. Tentu saja pemilik butik itu senang sekali, barang-barangnya di borong seperti itu.

Theo meminta Miranda mengirim semua belanjaan ke apartemennya.

Selanjutnya Theo menggenggam tangan Erina, ke butik yang menjual khusus lingerie dan underwear ternama.

Kali ini Theo sendiri yang memilih lingerie yang ia sukai untuk istrinya.

Erin kaget melihat harga-harga yang tertera sangat mahal. "Kak, untuk apa membeli banyak gitu?", tanya Erina berbisik dengan suara kecil di telinga Theo karena malu jika ada yang mendengar.

Theo menarik pinggang Erin. "Karena aku suka melihat istri ku seksi ketika di kamar", jawabnya sambil mengecup mesra wajah Erina yang langsung semburat merah.

Setelah mendapatkan semua yang ingin di beli, Theo mengajak Erina untuk menikmati makan siang di sebuah restoran jepang.

Theo memilih kursi paling pojok agar lebih privasi dan bisa melihat pemandangan Singapura di waktu siang dengan hamparan taman di hadapan mereka.

"Sayang, kenapa kamu tidak makan? Apa kau tidak suka makanan Jepang?", tanya Theo yang sangat lahap makan hidangan yang telah ia pesan.

"Iya. Aku tidak suka makanan mentah kak", jawab Erina terlihat geli melihat sajian sashimi di hadapannya namun sangat di sukai suaminya.

Theo segera memanggil writers memesan menu yang di masak.

"Bagaimana kalau kamu mencicipi shabu-shabu dan tempura nya. Di sini makanannya enak semua", ujar Theo pada Erina.

"Iya, aku akan mencobanya", jawab Erin tersenyum pada laki-laki yang sudah mengisi relung hati terdalam nya itu.

Ketika writers pergi, Theo menyuapkan sepotong sashimi pada Erin. Potongan ikan mentah yang sudah di beri tambahan oleh Theo seperti saus Jepang

"Kamu coba sedikit saja, sayang. Rasanya sangat enak tidak seperti yang kamu bayangkan. Teksturnya seperti jelly sangat enak", bujuk Theo.

"Aku tidak mau kak. Aku mual melihatnya", jawab Erina dengan mimik muka jijik.

Theo tertawa dengan tingkah Erin begitu. Sangat mengemaskan. Laki-laki itu spontan memeluk leher Erina seraya mencium pucuk kepalanya dan mengacak rambut lebat istrinya.

Pun Erin tanpa malu-malu lagi menunjukkan cintanya dengan memeluk pinggang Theo. Tersenyum bahagia.

Theo mencubit hidung bangir Erina. "Aku menyesal kenapa menyia-nyiakan tiga bulan waktu bersama kita sayang. Kamu sangat mengemaskan, bisa membuatku tertawa seperti ini. Pantas saja tante Widya sangat menyukaimu. Tante tidak pernah salah menilai mana yang baik untuk ku", ujar Theo bersungguh-sungguh.

Obrolan Theo dan Erin berhenti ketika makanan yang di pesan datang. Dua orang writers menata di atas meja.

Kali ini, Erina menyukainya. Ia makan dengan lahap.

Theodoriq tersenyum melihatnya. Tak ada rasa canggung lagi, Erina menunjukkan cintanya pada Theo menyuapkan makanan kemulut suaminya. Tentu saja Theo tidak menolak.

Pasangan itu menjadi pasangan romantis, seperti pasangan pengantin baru yang menginginkan quality time lebih intens. Seperti pasangan baru yang sedang honeymoon.

*

Beberapa jam kemudian, keesokan harinya..

Mobil mercy hitam yang di kendarai Adam sopir Theodoriq, berhenti di carport delicious restaurant. Revan dan manajer restoran berdiri di ambang pintu, melihat mobil berwarna hitam itu telah berhenti sempurna Revan segera membuka pintu belakang.

Theo segera turun, ia tidak datang sendiri namun bersama Erin juga. Keduanya di sambut.

Penyambutan terlihat begitu resmi bagi Erina. Sebelum pergi tadi Theo tidak mengatakan apa-apa padanya. Theo hanya meminta Erina ikut dengannya ke restoran.

"Kak, kenapa anak buah mu sampai berbaris begitu", bisik Erin bertanya pada Theo.

Theodoriq tersenyum mendengar pertanyaan tersebut. "Sebentar lagi kamu akan tahu", jawab Theo tanpa melepaskan genggaman tangannya pada wanita yang telah memenuhi relung hatinya nya itu.

Erina tampil cantik dengan setelah blazer berwarna mocca yang kontras dengan polesan make-up tipis di wajah cantiknya.

"Selamat datang tuan Theo, nona Erina", ujar manajer wanita bernama Aisyah yang mengenakan hijab dalam keseharian.

"Pagi Aisyah jawab Erina ramah". Ia melihat name tag yang tersemat di pakaian kerjanya.

Sementara Theo berbincang sesaat dengan Revan sebelum semuanya berada dalam satu ruangan.

Theo meminta di adakan meeting. Ia pun mengajak Erin satu meja dengannya. Erina sempat menolak karena ia tidak ada wewenang ikut meeting bersama. Meskipun Theo adalah pemilik restoran ternama tersebut.

Namun Theo tetap meminta Erin ikut meeting.

"Sekarang Delicious Restaurant memiliki pemimpin baru. Yaitu Erina Derranica, tak lain istri ku sendiri", ucap Theo setelah Revan membuka meeting.

"Mulai hari ini, restoran ini tidak ada sangkut pautnya lagi dengan Nella Stefany", tegas Theo.

Ucapan Theo membuat Erin kaget. Begitu juga dengan manajer dan wakilnya sempat kaget namun hanya sesaat saja karena mereka tahu Theo adalah owner delicious restaurant yang sebenarnya. Tidak ada yang bisa merubah keputusannya.

Erina tidak menyangka perkataan suaminya kemarin benar-benar lakukannya, meminta Erin menjadi pemimpin restoran.

"Mulai sekarang istri ku yang akan menerima laporan keuangan restoran ini. Kalian harus melakukan apa yang istri ku perintahkan demi kebaikan delicious restaurant", ujar Theo.

Aisyah dan wakilnya menyambut baik keputusan Theo. Dan menyambut hangat pimpinan baru mereka yaitu Erina.

"Aku perlu bantuan kalian, mempelajari semua tentang restoran ini. Kemungkinan beberapa hari kedepan akan ada tambahan menu makanan. Karena suami ku menyukai varian bakery aku telah memikirkan untuk menjual aneka bakery dan varian minuman yang bahan utamanya dari kopi unggulan. Jadi minuman yang di jual tidak jus buah saja", ucap Erin melihat buku menu di hadapannya.

"Tentu saja nona Erin ide nona sangat bagus. Selain menjual makanan berat kita juga menyediakan makanan ringan bagi konsumen yang ingin makan snack saja", jawab Aisyah bersemangat.

"Ya itu maksudnya. Jadi restoran ini menjual menu bervariasi, walaupun menu utama tetap di pertahankan", jawab Erina.

Theo yang selama Erin bicara menyandarkan punggungnya menatap kagum istrinya tersebut.

"Apa maksudnya ini? Ide gila macam apa yang di berikan wanita tidak berpendidikan ini? Tidak akan aku biarkan ia merusak reputasi restoran ku..!!"

...***...

Bersambung..