NovelToon NovelToon
Terpaksa Kawin Kontrak

Terpaksa Kawin Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Biqy fitri S

Elzhar Magika Wiratama adalah seorang dokter bedah kecantikan yang sempurna di mata banyak orang—tampan, disiplin, mapan, dan hidup dengan tenang tanpa drama. Ia terbiasa dengan kehidupan yang rapi dan terkendali.

Hingga suatu hari, ketenangannya porak-poranda oleh hadirnya Azela Kiara Putri—gadis sederhana yang ceria, tangguh, namun selalu saja membawa masalah ke mana pun ia pergi. Jauh dari tipe wanita idaman Elzhar, tapi entah kenapa pesonanya perlahan mengusik hati sang dokter.

Ketika sebuah konflik tak terduga memaksa mereka untuk terjerat dalam pernikahan kontrak, kehidupan Elzhar yang tadinya tenang berubah jadi penuh warna, tawa, sekaligus kekacauan.

Mampukah Elzhar mempertahankan prinsip dan dunianya yang rapi? Atau justru Azela, dengan segala kecerobohan dan ketulusannya, yang akan mengubah pandangan Elzhar tentang cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biqy fitri S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Batas yang Kian Memudar

Pagi itu, sinar matahari menembus tirai tipis kamar.

Azel terbangun lebih dulu, tubuhnya masih terasa hangat oleh dekapan semalam.

Ia menoleh, melihat Elzhar yang tertidur lelap di sampingnya, wajahnya tenang untuk pertama kalinya setelah malam penuh air mata.

Perlahan Azel beranjak dari tempat tidur, tapi langkahnya tertahan ketika tangan Elzhar tiba-tiba meraih pergelangannya.

“Mau kemana?” suara seraknya membuat Azel terdiam.

“A-aku mau masak sarapan,” jawab Azel gugup, wajahnya memerah.

Elzhar membuka matanya, menatap istrinya dengan senyum samar.

“Boleh… tapi jangan pergi dulu. Lima menit aja… temenin gue,” ucapnya pelan.

Azel menunduk, hatinya berdegup kencang. Ia pun kembali duduk di sisi ranjang.

Elzhar menariknya ke dalam pelukan singkat, lalu melepaskannya lagi.

Suasana jadi aneh—canggung tapi hangat.

“Zel…” panggil Elzhar lirih.

“Hm?”

“Terima kasih… udah ada buat gue semalam.”

Azel menatapnya dalam, bibirnya hanya mampu membalas dengan senyum kecil.

Di dalam hatinya, ia tahu—hubungan mereka sudah berubah, dan tidak akan pernah sama lagi.

Setelah beberapa menit saling diam dalam pelukan singkat, Azel akhirnya bangkit untuk mandi dan juga menuju dapur.

Ia menyiapkan sarapan sederhana: omelet, roti panggang, dan teh hangat.

Tak lama Elzhar keluar dengan rambut masih agak basah, sudah rapi dengan baju kerjanya .

Ia duduk di meja makan sambil memperhatikan setiap gerakan Azel.

“Wangi banget… kayaknya gue bakal tambah gemuk kalo tiap hari makan masakan lo,” ucap Elzhar menggoda.

Azel tersenyum kecil, tapi pipinya memerah. “Kalau gemuk, salah sendiri. Gue masak biar lo sehat, bukan biar tambah berat.”

Elzhar tertawa, lalu mengambil sepotong roti. “Enak banget, Zel. Lo tau nggak? Ini lebih dari sekedar sarapan buat gue. Rasanya… hangat, bikin gue lupa semua hal jelek semalam.”

Azel terdiam, matanya menatap Elzhar. Ada kejujuran dalam nada suaminya yang membuat hatinya bergetar.

Mereka pun sarapan dalam suasana yang berbeda dari biasanya. Tidak ada dingin, tidak ada sekat. Hanya ada kehangatan baru yang mulai tumbuh di antara mereka.

Saat Azel hendak merapikan piring, Elzhar menahan tangannya.

“Biar gue yang beresin. Lo duduk aja dulu.”

Azel terkejut. “Lho, sejak kapan lo mau cuci piring?”

Elzhar tersenyum miring. “Sejak gue sadar gue nggak mau lo capek sendirian.”

Azel menatapnya lekat, lalu tersenyum. Dalam hati ia tahu, perlahan-lahan Elzhar mulai berubah—dan ia berharap perubahan ini akan bertahan selamanya.

Setelah Elzhar selesai membereskan piring, Azel sudah siap dengan tas kerjanya. Ia mengenakan blazer sederhana, wajahnya tampak cantik dengan riasan tipis.

Elzhar yang baru saja keluar dari dapur mendadak tertegun melihatnya.

“Zel… lo cantik banget,” ucapnya tanpa sadar.

Azel terdiam, pipinya langsung merona. “L… jangan bercanda deh, gue telat nanti.”

Ia buru-buru menunduk, merapikan tali tasnya agar tidak terlihat salah tingkah.

Elzhar mendekat, mengambil kunci mobil di meja. “Gue anterin lo kerja hari ini.”

“Hah? Bukannya lo harus ke klinik pagi ini, L.”

“Elzhar menggeleng. “Gue mau anterin lo kerja. Lagi pula, gue nggak tenang kalau lo pergi sendiri. Gue mau pastiin lo nyampe dengan aman.”

Azel tidak bisa berkata-kata, hanya menggelengkan kepala keheranan dengan sikap suaminya.

Di dalam mobil, suasana sempat hening. Hanya suara radio yang pelan menemani perjalanan.

Sesekali Elzhar mencuri pandang ke arah Azel, sementara Azel pura-pura sibuk menatap jalan.

Sampai akhirnya, Elzhar membuka suara. “Zel… soal tadi malam, sama pagi ini…”

Azel langsung menoleh, jantungnya berdegup kencang.

“Gue seneng banget dan Makasi banyak ya Zel buat semua,lama lama gue cinta sama lo” lanjut Elzhar lirih, matanya tetap menatap ke depan.

Azel terdiam. Senyum tipis muncul di wajahnya, walau ia berusaha keras menahannya.

“Dasar…” gumamnya pelan, tapi cukup membuat Elzhar tersenyum puas.

Sesampainya di depan tempat kerja Azel, Elzhar menghentikan mobil.

“Jangan lupa makan siang, ya.”

Azel mengangguk, lalu membuka pintu. Tapi sebelum turun, Elzhar sempat menggenggam tangannya erat.

“Semangat kerja, istri gue ” ucapnya sambil tersenyum nakal.

Azel menatapnya, lalu cepat-cepat menarik tangannya sambil menahan senyum.

“Iya, suami gue” balasnya, kemudian turun dengan wajah yang memerah.

Mobil Elzhar pun melaju pergi, sementara Azel berdiri sejenak di depan mall tempatnya bekerja, meraba dadanya yang masih berdegup kencang.

\=\=\=\=\=

Sisil sudah tiba lebih dulu di butik pagi itu, tapi wajahnya terlihat sangat pucat.

Azel yang baru datang langsung menyadarinya.

“Sil, lo nggak papa? Lo pucat banget. Mending balik istirahat aja deh,” ucap Azel khawatir.

Sisil tersenyum tipis, berusaha menutupi kegelisahannya.

“Gue nggak papa kok, Kak… cuma kecapekan aja,” jawabnya lirih.

Namun, di dalam hati, Sisil bimbang. Ia merasa sudah waktunya berbicara jujur pada Azel tentang apa yang sebenarnya sedang ia hadapi.

“Kak…” ucap Sisil ragu. “Gue mau ngomong sama lo…”

Belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba Rossa muncul.

“Ibu…” Azel berdiri sigap. “Ada yang bisa aku bantu, Bu?”

Rossa menatap menantunya dengan wajah datar.

“Ibu mau ajak kamu memilih beberapa furniture baru buat di apartemen kalian. Anggap saja itu hadiah pernikahan,” ucapnya singkat.

“Tapi, Bu… aku sedang bekerja,” jawab Azel pelan.

Tanpa basa-basi, Rossa langsung menghampiri manager butik dan meminta izin agar Azel tidak bekerja hari itu. Tak lama kemudian, izin pun diberikan.

Mereka pun berjalan menyusuri mall. Beberapa kali Rossa berhenti, memilih barang sesuai seleranya. Ia membeli ranjang baru yang lebih lebar, juga beberapa peralatan dapur agar Azel bisa lebih leluasa memasak.

Azel hanya bisa mengikuti, meski di dalam hatinya ia bertanya-tanya. Kenapa ibu tiba-tiba bersikap baik begini? Apa yang sebenarnya terjadi? Namun, di sisi lain, ia merasa senang—untuk pertama kalinya ia seolah diakui sebagai seorang menantu.

Tak berhenti di situ, Rossa bahkan memilih beberapa pakaian untuk Azel dan menyuruhnya mencobanya. Saat di ruang ganti, Azel sempat menelepon Elzhar, memberitahunya bahwa ibunya tiba-tiba bersikap berbeda.

Hari itu terasa begitu melelahkan. Azel diseret ke sana kemari oleh Rossa untuk menemaninya berbelanja. Hingga akhirnya mereka pulang bersama, semua furniture dan belanjaan dikirim langsung ke apartemen Elzhar.

Azel ikut membantu menata barang-barang tersebut hingga rapi. Meski letih, ia tetap tersenyum.

“Terima kasih, Bu…” ucapnya tulus kepada Rossa.

Hari itu, Azel merasa bahagia. Perlakuan sang ibu mertua yang tiba-tiba membuatnya seakan mendapat pengakuan yang selama ini ia harapkan. Meski di lubuk hatinya penuh dengan tanda tanya, ia memilih untuk menepis semua rasa curiga itu.

Untuk sesaat, ia hanya ingin menikmati kebahagiaan kecil yang sederhana: diterima, dihargai, dan dianggap ada. Sesuatu yang selama ini ia rindukan dari keluarga suaminya.

1
a
waduhh pantesan pas azel datang kerumahnya matanya jelalatan .. ehhhh emang tukang selingkuh ternyataaa 🤣🤣
a
awwww.... elzhar sudah tidak bisa menahannya 🤗🤗
Bie_Fitris: tapi sayang mereka hanya saling menyimpan moment itu 🤭🤭🤭
total 1 replies
atik
bagus
Bie_Fitris: terimaksih 😍
total 1 replies
mhmmdrzcky
cepet update kak aku udah nunggu/Drool/
Bie_Fitris: asiappp selalu update Setiap hari 😊
total 1 replies
Isma Fitri
bagus banget ceritanya 😍🤩
Bie_Fitris: terimakasih ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!