Setelah mati karena habis usia, Lu Tian mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang pemuda miskin yang merupakan seorang lulusan ujian negara tingkat dasar di desa Yekhong.
Tidak ada harta, tidak ada ladang dan rumah tidak layak huni. Bahkan untuk makan pun hanya mengandalkan sayur liar dan air sumur.
Ditengah itu, bahkan peraturan pemerintah menambah beban nya untuk memiliki istri, jika tidak maka dia harus menjadi pekerja rodi?
Dengan kemampuan dan pengalaman nya sebagai orang kaya generasi pertama yang memulai dari tanah basah hingga teknologi maju. Lu Tian tidak khawatir untuk hidup, mendapatkan sistem yang hanya memperlihatkan statistik? Bukan masalah besar, gunung di desa ini penuh dengan sumber daya!
Tetangganya. "Awalnya dia hanya seorang sarjana rendah yang miskin, setelah memiliki istri dia mendapatkan uang banyak. Memberikan alasan itu hasil menjual herbal dari gunung? Saya sulit percaya"
#Dibuatawal17Agustus2025
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Lu Tian melihat mereka sudah memilih dan mengangguk puas. "Berikan masing-masing tiga perona pipi, perona bibir, bedak tabur dan kacang mandi."
Long Ye dan Lu Shi membuka matanya lebar-lebar karena terkejut, ingin protes namun Lu Tian memberinya peringatan kecil. Akhirnya mereka diam.
Pelayan toko melebarkan matanya, sementara bos mendengar nya dari kasir baru dengan antusias langsung menghitung.
Sementara pelayan itu mengambil dan mengemaskan barang, Lu Tian melihat deretan air wangi yang sebenarnya adalah minyak wangi. Lalu secara khusus memilih kan untuk Lu Nian, pilihannya jatuh pada tulisan Xī pǔ mencoba baunya lalu mengangguk puas.
Air wangi adalah modifikasi dari kantung wewangian, tentu saja harga nya lebih tinggi. dan bentuk wadah nya pun cantik, sebuah botol porselin mengkilap dengan sebuah kertas nama dari wangi nya air wangi di tempel di tengah botol porselin nya.
Lalu melihat ke arah lain, dan bertanya ke arah pelayan. "Apa manfaat minyak ini?"
Pelayan toko buru-buru menjelaskan. "Ini adalah minyak dengan ekstrak bunga Lavender, anda tau kan bunga Lavender? Bunga yang sangat mahal, karena berasal dari Kerajaan tetangga. Ini di gunakan untuk memijat dan akan memberikan arom yang menenangkan."
Lu Tian mengangguk-angguk.
"Baiklah, tambahkan dua ini juga dalam bungkusan." -Lu Tian.
Pelan toko. "Baik, baik!"
Saat semua barang sudah di kumpul kan, bos toko dengan semangat mengutak-atik sempoa. "Tiga Air Wangi 16 tael, tiga Perona Pipi 6 tael, tiga Bedak tabur 9 tael, empat buah kacang mandi 4 tael 800 sen, semuanya 35 tael 800 sen!" ucap tuan toko dengan begitu ramah.
"S-suami... " Suara Lu Shi tercekat, dirinya seperti di sambar petir di siang bolong, dengan ekspresi tak percaya mengetahui total harga yang harus di bayar.
Sementara Long Ye seperti ingin pingsan, dia menopang tubuh nya pada Lu Shi. Kenyataan nya seperti menghilangkan seluruh energinya, rasa sakit hati menjalar di hatinya. Harga totalnya setara dengan penghasilan 11 - 18 tahun bertani.
Tuan toko melihat mereka, kemudian timbul sedikit keraguan. Namun mendengar suara laki-laki itu...
Lu Tian melihat ke arah mereka dan tersenyum manis, berucap dengan suara lembut. "Tidak apa-apa, jangan khawatir"
Lalu menyerah kan 36 tael kepada tuan toko, tuan toko mengambil nya dan memberikan kembalian dengan lega.
Pelayan toko adalah seorang wanita lajang, dia dari tadi menatap Lu Tian, berpikir baru pertama kali dia melihat petani desa yang tampan juga begitu lembut kepada istri. Biasanya dia melihat sarjana memang suka berbicara lemah lembut, namun melihat Lu Tian yang memiliki tubuh berisi dan dan berotot kelihatan. Dia tidak merasa berpikir jika Lu Tian adalah seorang Sarjana, bisa saja dia adalah anak tuan tanah yang mendapatkan istri dua karena mampu menghidupi, maka dia secara khusus merasa baper.
Perempuan itu memberikan belanjaan dengan wajah memerah merona, dengan malu-malu berucap. "Ini belanjaan anda tuan, semoga anda bisa mampir lagi"
Lu Tian mengangguk singkat, menerima bungkusan itu dan meletakkan nya di keranjang. Lalu dengan sayang mengambil masing-masing tangan istrinya dan membawanya keluar.
"Entah apa aku bisa jadi istri ketiganya..."
Tuan toko melihat nya melamun memandangi pintu keluar. "Kerja yang benar!!!"
"Aaa, baik bos!"
Setelah keluar, Lu Tian melihat wajah muram dan sedih kedua istrinya. Dia menepuk kedua bahu mereka dengan pelan. "Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Lagian kita tidak akan setiap hari membeli ini kan? Itung-itung sebagai kenang-kenangan saja, oke?" Dia mencoba menghibur keduanya.
Keduanya dengan ekspresi mencoba senang mengangguk. "Baiklah" keduanya sadar, membayar 36 tael pun karena suami mereka ingin menyenangkan dan memanjakan mereka, maka harus menghargai nya.
Mereka membiarkan Lu Tian menarik mereka ke sebuah kios dan memberikan mereka manisan tenghulu, juga menyimpan nya untuk Lu Nian coba nanti. Setelah jalan-jalan dan melihat raut bahagia wajah kedua istrinya, maka Lu Tian pun merasa lega. Maka dia sudah bisa pergi ke tujuan lainnya...
Lu Tian datang ke toko kerajinan, membeli beberapa alat yang dia butuhkan untuk kebutuhan rumah, juga membeli pisau dapur lagi dan terakhir dia datang ke rumah makan. Membeli beberapa untuk makan siang mereka, juga membungkus beberapa untuk satu istrinya lagi di rumah.
Saat matahari mulai condong ke barat, mereka mulai kembali dengan berjalan kaki. Entah kenapa paman Zhu Dan yang biasanya ada sampai sore kini menghilang. Lu Tian juga sadar, dia lupa janjinya kepada Lu Nian untuk pulang lebih awal. Maka dia menghela napas dengan berat, semoga Lu Nian baik-baik saja.
Sampai matahari hampir terbenam, mereka tiba di dengan pintu masuk desa. Kemudian melihat Paman Zhu Dan yang terlihat terburu-buru.
Paman Zhu Dan melihat Lu Tian sudah kembali, Lalu segera berseru. "Lu Tian, cepat kembali! Rumah mu terbakar!" Tadinya dia akan menjemput Lu Tian untuk memberi tahu, namun syukurlah anak ini sudah kembali.
Untuk sesaat dia terkejut, namun segera berlari menuju rumah nya, di ikuti paman Zhu Dan yang mengikat sapi nya dulu. Kedua istrinya berlari cepat, hingga akhirnya mereka melihat kerumunan dan suara tangis saudara mereka.
cerita mu selalu ditunggu kakak, semangat😍
semangat kakak ~
semangat kakak