NovelToon NovelToon
KESEPAKATAN DI ATAS RANJANG

KESEPAKATAN DI ATAS RANJANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Single Mom / Cinta Terlarang / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:88.9k
Nilai: 5
Nama Author: EvaNurul

Maya hanya ingin satu hal: hak asuh anaknya.

Tapi mantan suaminya terlalu berkuasa, dan uang tak lagi cukup.

Saat harapan habis, ia mendatangi Adrian—pengacara dingin yang kabarnya bisa dibayar dengan tubuh. Dengan satu kalimat berani, Maya menyerahkan dirinya.


“Kalau aku tidur denganmu... kau akan bantu aku, kan?”


Satu malam jadi kesepakatan. Tapi nafsu berubah jadi candu.

Dan

permainan mereka baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EvaNurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NAPAS DIANTARA PERTARUNGAN

Suara detik jam di dinding kantor Adrian terdengar begitu keras ketika ruangan itu sunyi. Maya duduk di kursi tamu, jemarinya saling meremas di pangkuan. Ia sudah di sini hampir tiga puluh menit, menunggu sejak Adrian menerima telepon itu.

Telepon yang membuatnya langsung berdiri, mengambil jas, dan berkata singkat sebelum keluar:

“Kasus klien lama, mendesak. Tunggu saya di sini. Jangan pulang.”

Nada suaranya tidak memberi ruang untuk debat, jadi Maya hanya mengangguk.

Kini, ia menatap sekeliling. Kantor Adrian sangat rapi, nyaris steril. Semua map disusun simetris di rak, warna-warni labelnya membentuk pola yang teratur. Tidak ada foto pribadi di meja, tidak ada hiasan dinding kecuali sertifikat hukum yang dibingkai.

Dinginnya membuat Maya merasa seperti berada di ruang sidang, bukan kantor pribadi.

Pintu terbuka, membuat Maya refleks menoleh. Adrian masuk, melepas jasnya, dan meletakkannya di sandaran kursi. Wajahnya sedikit lelah, tapi tetap terkontrol.

“Maaf membuatmu menunggu.” Suaranya rendah, sedikit serak. “Selesai lebih lama dari yang saya kira.”

“Tidak apa-apa,” jawab Maya pelan.

Ia memperhatikan bagaimana Adrian melonggarkan kancing di ujung lengan kemejanya, gerakannya efisien, tanpa berlebihan. Lalu pria itu menatapnya sejenak, seolah menilai sesuatu.

“Kau sudah makan?” tanya Adrian.

Maya menggeleng. “Belum sempat.”

“Bagus.” Adrian mengambil ponsel dan kunci mobil. “Kita makan di luar. Ada taman tidak jauh dari sini, udaranya lumayan segar.”

Maya terkejut. “Di luar? Kita?”

Adrian mengangkat sebelah alis. “Kalau kau keberatan—”

“Bukan begitu. Aku cuma… tidak nyangka,” potong Maya cepat.

“Nyangka apa?”

Maya menahan senyum tipis. “Kamu kelihatan seperti tipe orang yang hanya makan siang di meja kerja, sambil baca berkas.”

Adrian tersenyum tipis, sesuatu yang jarang terlihat. “Kadang saya juga manusia, Maya. Ayo.”

...----------------...

Di taman kota

Taman itu tidak terlalu besar, tapi cukup rindang. Di tengahnya ada kolam dengan air mancur kecil, dikelilingi bangku-bangku kayu. Suara anak-anak yang bermain di kejauhan bercampur dengan kicau burung.

Adrian kembali dari gerobak makanan kaki lima di ujung taman, membawa dua bungkus nasi timbel lengkap dengan lalapan dan sambal terasi.

“Kau pesan ini?” tanya Maya tak percaya.

“Kenapa?” Adrian duduk di sebelahnya, meletakkan bungkusan di pangkuan. “Kau kira saya mau bawa kau ke restoran bintang lima?”

Maya tersenyum samar. “Sedikit… iya.”

“Kalau kau ingin mengenal seseorang, makan di tempat sederhana jauh lebih efektif.” Adrian membuka bungkusan makanannya. “Restoran mewah membuat orang berpura-pura. Di sini, semua orang jadi diri sendiri.”

Maya menatapnya heran. “Kedengarannya seperti nasihat hidup.”

“Itu memang nasihat hidup,” jawabnya santai. “Sekarang makanlah. Kau butuh energi.”

Mereka mulai makan dalam diam, hanya sesekali saling melirik. Sambal terasi yang pedas membuat pipi Maya sedikit memerah.

“Kau tidak kuat pedas?” tanya Adrian, setengah tersenyum.

“Kuat. Cuma… sambalnya keterlaluan,” Maya terkekeh pelan.

Adrian mengangguk. “Itu sambal terenak di area ini. Tapi memang hanya cocok untuk orang yang siap menanggung risikonya.”

Maya menatapnya sejenak. “Itu sindiran atau filosofi hidup lagi?”

“Mungkin keduanya.”

Maya tertawa kecil. Untuk pertama kalinya dalam beberapa hari, tawa itu terasa tulus.

Adrian meletakkan sendoknya, menatap Maya. “Kau tadi bilang ingin kabur. Kau masih berpikir soal itu?”

Maya menunduk, mengaduk nasi di kotak makannya. “Sedikit. Tapi… setelah bicara denganmu tadi, aku merasa… mungkin masih ada harapan.”

“Itu kemajuan,” jawab Adrian. “Tapi aku ingin kau sadar satu hal. Kabur bukan solusi. Itu hanya menunda kekalahan.”

“Aku tahu,” bisik Maya. “Tapi kadang rasanya… lebih mudah kalau aku dan Nayla menghilang saja.”

Adrian menghela napas. “Kau pikir aku tidak mengerti? Tapi percaya padaku, hidup bersembunyi jauh lebih melelahkan. Dan Nayla akan ikut merasakan semua ketakutanmu.”

Maya menatapnya. “Kenapa kamu peduli sejauh ini, Adrian? Bukankah aku cuma klien?”

Adrian terdiam sesaat, lalu menjawab pelan, “Karena kau mengingatkanku pada seseorang yang dulu saya kenal. Seseorang yang terus berdiri meski semua orang memaksanya jatuh.”

Maya terkejut. “Ib… ibumu?”

Adrian menatapnya sebentar. “Ya. Dia meninggal bertahun-tahun lalu. Tapi setiap kali aku melihat orang yang melawan sendirian, aku teringat padanya.”

Maya menggigit bibir. “Kalau begitu… terima kasih. Karena tidak membiarkan aku jatuh.”

Adrian menunduk sedikit, tersenyum tipis. “Belum. Tapi kita akan pastikan kau tetap berdiri.”

Mereka melanjutkan makan sambil membicarakan hal-hal kecil: cuaca yang belakangan tak menentu, suara anak-anak di taman, dan betapa sambal terasi itu bisa jadi senjata biologis.

Maya sempat terkekeh, “Kamu tahu? Kalau bukan karena jas mahalmu, aku mungkin nggak akan percaya kamu pengacara.”

Adrian membalas cepat, “Dan kalau bukan karena tatapan keras kepalamu di sidang, aku mungkin mengira kau mudah menyerah.”

Tatapan mereka bertemu sejenak. Ada jeda aneh di antara napas keduanya, sebelum Maya mengalihkan pandangan.

Saat mereka selesai makan, Adrian berkata, “Besok pagi datang ke kantor jam sembilan. Kita mulai mempersiapkan sidang berikutnya. Dan Maya—” ia menatapnya lekat, “—jangan berpikir untuk kabur lagi.”

Maya tersenyum samar. “Aku akan coba. Tapi kalau aku mulai goyah… kamu harus tarik aku balik.”

Adrian berdiri, menepuk bahu jasnya. “Itu kesepakatan yang bisa kuterima.”

Mereka berjalan kembali ke mobil dalam diam, tapi langkah mereka kini terasa lebih sinkron—seakan jarak yang tadi terasa dingin mulai mencair sedikit.

1
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Trlalu banyak air mata jdi ingin pamit
Rina Wati.S
lanjut kak, makin seru
Uthie
Betuuullll sekali.... makin tegang dan penasaran hasil perjuangan mereka 👍👍👍🤩🤩

Semangat Up lagiiii yg banyak 💪💪😆😆😍
Uthie
Semoga ada jalannya yaa 👍
🍁❣️ᴹᴵᴹᴵ a ʙᴊɴ💋🅚🅙🅢 👻ᴸᴷ🔱: Pasti Adrian akan berusaha memenangkan walaupun kasusnya udah ditutup tapi dia akan memperjuangkan Nayla karena tau sendiri Reza dan istrinya yang kejam itu gak akan pernah bisa menjadi orang tua yang baik untuk Nayla anak sekecil itu dijadikan alat
total 1 replies
Rina Wati.S
semoga banding maya bs menang
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Nie tantangan tuk Smart lawyer
ayo Ardian km pasti bisa 💪
jgn sampe yg berjuang kalah pada beruang .. realita cie 🤣


Lanjut Ka author ttp semangat
strawberry
Masih banyak teka-teki. Dimana Dina ibu kandung Nayla? Apa hubungannya dengan Reza? Istrinya kah? Kenapa Nayla diberikan kepada Maya? Tidak dirawat sendiri oleh Dina? Dan masih banyak lagi pertanyaan... hmmm🤔... Semangat author nulisnya 💪...
DewiKar72501823
mas Adrian ak padamu😭
DewiKar72501823
ya Allah Mb Maya yg kuat ya😭
🍁❣️ᴹᴵᴹᴵ a ʙᴊɴ💋🅚🅙🅢 👻ᴸᴷ🔱
Dasar 2manusia berhati ibliss cocok tuhh pasangan gaj punya hati liat aja nanti pasti Maya pemenangnya Nayla tau siapa yg tulus menyayangi nya
Uthie
Ayok Adrian . segera hajar balik mereka yg sangat kejam pada Nayla!!! 👍😡😭
Uthie
Kenapa sihh bukti bahwa Nayla masih hidup sampai saat ini adalah berkat perjuangan Maya yg mengasuh nya dengan penuh Kasih dan pengorbanan!! 😡😡😡
Lailik Lailik
ya Allah tanggung jawab kamu thor sudah bikin aq nangis di part ini😭😭😭nyesek tahu thor please balikin nayla thor😭😭😭
Kinara Widya
😭😭😭😭
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Biadab tuh laki padahal masih istri sahnya..
dosa apa yg Maya perbuat smpe Tuhan memberi ujian hidupnya sberat itu.😭

Gas keun ka thor jgn kasih kendor😁
Ana Akhwat
Hadir meramaikan, semoga endingnya berkesan dan tidak banyak drama thor
Lailik Lailik
bulshit pengadilanya athor gk adil pisan😅😅🤦‍♂️
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Ceritanya sgt menguras emosi..si pembaca sampe terbawa ke dunia nyata..
sumpah nyandu sangat. si penulisnya bgtu apik n menguasai dunia hukum. pokoknya gak nyesel gw baca nie novel.. Good job ka author 👍
Uthie
Yaaaa.... koqqq... 😢😢

bukannya kalau tanpa Maya, Nayla sdh mati alias gak akan ada?!??? karena Reza seperti membuang anaknya begitu saja tanpa tau kabar dan memberikan nafkah untuknya sedari baru di lahirkan!!! 🤨😡
Kinara Widya
dan pada ahirnya Naila yg menjadi korban...kasihan Nayla.....atau jgn 2 ini prank autor...klo semua hanya mimpi...berharap hanya mimpi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!