NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16 Kehilangan Rosok

Usai mendapat nasehat dari haji

Maliki kemarin, kini Alvin lebih teliti

lagi dalam memilah sampah, uang

sebanyak 20 ribu hasil mulung kemarin

sudah cukup banyak bagi Alvin. Tapi,

jika dengan memilah rosok yang baik, bisa

menghasilkan uang lebih banyak tentu

akan Alvin lakukan.

la pun semakin bersemangat saat

mengambil sampah di setiap rumah

warga. Kinerjanya dianggap baik oleh para

warga di kampung Delima, tak jarang

Alvin juga mendapat tips, saat

membantu warga membuat ranting

pohon, bahkan kadang juga diminta untuk

memangkas kan pohonnya.

Semua Alvin lakukan dengan senang hati, selama dirinya masih berguna

untuk hal yang baik, tentu akan Alvin

lakukan.

"Mas Alvin, bisa saya minta tolong?"

tanya seorang ibu ibu.

"Iya Bu, ada apa ya?" tanya Alvin.

"Itu loh, tolong bantu saya angkutin

barang-barang yang udah gak kepake,

kemarin saya bersih-bersih rumah,

banyak mainan dan perlengkapan rumah

yang rusak, udah gak kepake soalnya"

jawab ibu tersebut.

"Oh iya Bu" ucap Alvin.

Ibu tersebut pun masuk, diikuti oleh

Alvin dibelakangnya. Terlihat sebuah

kardus yang cukup besar, berisi banyak

sekali mainan usang dan perlengkapan

dapur yang telah rusak.

Alvin pun membantu membawa

kardus tersebut untuk keluar rumah.

"Tolong dibuang ya mas" pinta ibu

tersebut seraya memberi selembar uang

10ribuan.

"Eh, gak usah bu. Ini kenapa gak

dirosokkan aja, lumayan loh ini bisa jadi

uang" jawab Alvin seraya menolak tips

yang diberikan ibu tersebut.

"Gak usah, saya emang niat buang itu

kok, kalau mas Alvin mau rosokkan

silahkan" ujar ibu tersebut.

"Wah terimakasih kalau begitu Bu"

jawab Alvin sambil menatap kardus

besar tersebut dengan berbinar seolah

menemukan emas.

"Ini loh upah buat kamu mas, makasih

ya udah bantuin saya" paksa ibu tersebut pada Alvin agar mau menerima uang pemberiannya.

"Gak usah Bu, saya diberi ini saja

sudah senang" jawab Alvin seraya

tersenyum dan mulai mengangkat kardus

besar tersebut pada gerobak sampahnya.

Kardus yang cukup besar itu

memakan tempat, setengah dari besar

gerobak sampah Alvin. Membuat

gerobaknya terlihat sangat penuh dan

tinggi, sehingga letak untuk sampah yang

seharusnya masih senggang jadi tinggal

sedikit.

Beruntung sisa beberapa rumah lagi

yang perlu Alvin datangi untuk diambil

sampahnya, sehingga meskipun gerobak

tersebut sudah tampak penuh, tapi masih

bisa menampung sampah lagi.

Seperti biasa, Alvin selalu langsung

membuang sampah tersebut ke TPA, dan

mulai mnemilahnya disana, semua rosok

yang ia dapat segera dibawanya pulang.

tentu saja setelah mengisi perutnya di

warung Mak Na.

Setelah sampai di rumah, barulah

Alvin pilih dan pilah lagi rosok yang

telah dibawanya pulang, sudah ada

beberapa karung yang ia letakkan di

samping rumahnya, Alvin mulai

mengklasifikasikan rosokan yang telah ia

bawa.

"Terus aja, jadikan rumah ini sebagai

tempat rosokan. Udah rumah kecil, jadi

keliatan makin kumuh sejak ada gerobak

sampah dan sekarang kamu mulai

mengumpulkan sampah sampah itu

disini!" omel Bu Elanor dengan bersedekap.

"Kan 3 hari sekali Alvin setorkan

rosok ini Bu" jawab Alvin membela diri.

"Kalau gitu, mana uangnya?! Tak

perhatian kamu udah sering setor tapi kok

gak pernah ngasih ibuk uangnya" tagih Bu

Elanor, seolah uang tersebut haknya dan

kewajiban Alvin untuk memberikan

padanya.

"Ibu kan udah ambil gaji saya buk,

uang hasil ini Alvin pakai untuk

kebutuhan sekolah buk, Alvin gak

pernah minta ke ibuk kan" jawab Alvin.

"Udah berani membantah ya kamu

sekarang!" teriak Bu Elanor.

Alvin pun hanya menghela nafas.

"Maaf buk" ucap Alvin sembari

terus memilah rosoknya.

"Maaf maaf, liat aja biar tak adukan ke

bapak sikapmu itu, makin besar makin

Kurang ajar" ujar Bu Elanor kemudian berlalu.

"Dasar anak pungut!" gumam Bu elanor,

masih samar bisa didengar oleh Alvin.

Alvin hanya bisa menggeleng

mendengar umpatan Bu Elanor, sedih

rasanya jika mengingat dirinya bukanlah

siapa siapa, selain orang yang numpang di

rumah itu.

Keinginannya untuk segera keluar

dari rumah tersebut mulai muncul

kembali, semakin kuat dan kini ia

bertekad bahwa setelah gajian nanti, ia

akan segera pindah dari rumah tersebut.

Keesokan harinya Alvin sekolah

seperti biasa.

"Ming, aku mau tanya" ucap Alvin

pada Mingyu sebelum pulang sekolah.

"Halah vin, anak pinter kayak kamu

mau tanya apa sih, gitu aja bilang dulu,

biasanya juga langsung nanya" jawab Mingyu.

"Aku pingin ngekos Ming, ada info

kosan yang murah gak?" tanya Alvin

pada akhirnya.

Bukan tanpa sebab ia bertanya

demikian pada Mingyu, sebab setahu

Alvin, Mingyu cukup paham soal kos

kosan, mengingat usaha orang tuanya

sebelumnya adalah pemilik kos.

"Sek, selk. Ini seriusan? Berati yang

waktu itu kamu sempet bilang itu

beneran?" respon Mingyu.

Alvin pun mengangguk

mengiyakan.

"Kamu udah yakin? Wes manteb?"

tanya Mingyu memastikan.

"Iyah Ming, kamu tahu sendiri ibuku

yak gitu, akupun juga bukan siapa-siapa dirumah itu" curhat Alvin.

"Tapi kan bapakmu baik banget sama

kamu vin" sahut Mingyu.

"Tapi keberadaanku lebih sering jadi

alasan pertengkaran mereka Ming, aku

gak enalk. Apalagi... Ibu yang selalu

menganggap uang yang aku hasilkan

harus diberikan padanya, sejujurnya kini

aku sedikit keberatan, makanya pingin

pindah aja" ujar Alvin membuat Mingyu

mengerti.

"Yawes aku setuju sama keputusanmu,

aku ada beberapa kenalan kos yang murah

sih vin, tapi nanti aku tanyakan dulu

deh, besok pulang sekolah kita liat-liat,

gimana?" tanya Mingyu.

"Hmmm lusa aja ya, besok aku mau

ambil gaji dulu soalnya, takut keduluan

buk, eh.." ujar Alvin seraya menutup mulut karena keceplosan.

"Keduluan ibuk? Maksudmu ibukmu

yang mengambil gajimu lebih dulu?" tanya

Mingyu.

Dengan berat hati, Alvin pun

mengangguk.

"Iya tapi itu udah 2 bulan yang lalu sih,

waktu gajian pertama. Sekarang udah

gajian ketiga, makanya aku ngerasa udah

siap kalau mau ngekos" jawab Alvin.

"Oke, aku setuju dengan

keputusannmu ini, emang lebih baik

ngekos aja kalau gini kasusnya vin" ujar

Mingyu.

"Eh tapi, apa gak sebaiknya kamu beli

ponsel aja dulu vin, biar gak ketinggalan

info, lagian bulan depan kita tugasnya

lebih banyak via website loh ujar Mingyu mengingatkan.

"Soal itu, liat besok deh Ming, kalau

uangku masih cukup ya kita beli ponsel

sekalian. Mau kan kamu nganterin" pinta

Alvin.

"Gampang itu, udah ah yukk pulang

dulu. Mumpung besok libur, kamu gajian

besok. Sekalian besok aja kita nyari

kosannya, gak usah nunggu lusa. Keburu

uangmu direbut ibukmu nanti" ujar

Mingyu khawatir.

"Hmm ya udah wes, ketemu dimana

kita besok?" tanya Alvin.

"Jam 8 tak jemput dirumahmu" jawab

Mingyu.

Mingyu meskipun sama-sama murid

beasiswa, setidaknya ia memiliki keluarga

yang utuh dan fasilitas lengkap, hanya

karena usaha yang sedang merosot dan sifat orang tua yang cukup pelit, membuatnya bersekolah dengan beasiswa.

Sepulang sekolah, Alvin segera

melanjutkan aktivitas bekerjanya seperti

biasa. Begitu pulang, dengan membawa

sekarung sak berisi rosok yang akan ia

pilah lagi, untuk digabung dengan rosok

yang kemarin.

Dan betapa terkejutnya Alvin saat

melihat samping rumahnya, tak ada ada

satupun karung yang didalamnya sudah

ada rosok yang ia klasifikasikan sejak 2

hari yang lalu. la pun mengernyit heran.

"Pak, sepatu api balu loh, tadi sole ibu

belikan di depan gang" pamer Rafi pad

sang bapak saraya menghentakkan

kakinya.

Alvin yang melihat hal tersebut dari

depan pintupun tersenyum miris.

"Ibu menjual rosok yang Alvin kumpulkan?" tanya Alvin langsung pada

sang ibu yang masih tersenyum melihat

tingkah Rafi.

"Buk?" tanya Alvin membuat Bu

Elanor menoleh sambil melotot pada

Alvin.

"Berisik!" Hardik Bu Elanor.

"Jawab Alvin buk, ibuk jual rosok

Alvin?" Tanya Alvin lagi.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!