Demi menyelamatkan nyawa sang Ibu agar terus tetap bertahan di samping nya, Tembok kokoh yang selama ini ia jaga sekuat tenaga akhirnya terpaksa di terobos juga.
Naima membutuhkan uang yang sangat banyak, sementara Anjani ibu nya Bagas membutuhkan sosok seorang menantu sekaligus cucu untuk keluarga Haditama.
Akan kah trauma masa lalu itu sembuh secara perlahan atau malah menimbulkan luka baru lagi bagi Naima?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anjani Yang Usil
Setelah beberapa hari cuti,hari ini Bagas kembali bekerja.ia berjalan menuju ke ruangan nya dengan wajah yang dingin nyaris tidak terkalahkan oleh badai salju.
Para karyawan yang berpapasan dengan Bagas langsung menunduk kan kepala tanpa berani membuka suara.
" Bagaimana acara bulan madu nya bos?" tanya seseorang kepada Bagas.
Siapa lagi orang itu jika bukan Dimas, setelah melihat kedatangan Bagas,Dimas langsung masuk ke dalam ruangan Bagas dengan membawa sebuah berkas di tangan nya.aura kebahagiaan terpancar jelas di wajah Bagas membuat silau mata Dimas yang sejati nya masih menjomblo.
Dengan tulus Dimas pun ikut tersenyum, melihat bos sekaligus saudara sepupu nya bahagia.
" Lancar sekali! Perjalanan nya sangat menyenangkan.rasa nya Aku tidak ingin kembali ke tanah air."Bagas menatap saudara nya setelah mengatakan isi hati yang sejujurnya.
Di sana ia bisa menghabiskan waktu setiap saat bersama Naima tanpa harus memikirkan pekerjaan yang menumpuk.
Bangun kesiangan tidak akan menjadi masalah setelah semalaman bergadang memadu kasih bersama istri nya.
Bangun siang lalu setelah nya mengelilingi kota-kota yang indah.
" Ngapain Kamu pagi-pagi sudah kesini? Bawa berkas apa Kamu?" tanya Bagas dengan serius.
"Ada dua hal yang ingin Aku sampaikan,satu kabar baik dan satu nya lagi kabar buruk untuk Kamu yang masih hangat - hangat nya sebagai pengantin baru." ledek Dimas tersenyum mengejek ke arah Bagas.
Bagas mengangguk tanpa suara, membiarkan Dimas menjelaskan apa yang ingin dia jelaskan kepada nya.
" Kita berhasil mendapatkan tender itu karena tender itu besar dan melibatkan tiga perusahaan.yang mengharuskan Kamu untuk datang langsung mengecek proyek nya." Dimas kali ini terlihat sangat serius karena apa yang sedang ia katakan menyangkut pekerjaan penting.
Dimas lalu mendorong berkas yang tadi di bawa nya ke hadapan Bagas.
" Baca dulu." pinta Dimas .
Bagas sama sekali tidak menunda untuk melihat apa yang tertulis di dalam berkas tersebut.ekspresi wajah nya seketika dingin seperti yang sudah di prediksi oleh Dimas sebelum nya.tak lama dia menutup kembali berkas tersebut lalu di dorong ke hadapan Dimas.
"Batalkan saja proyek nya,Aku nggak mungkin bisa meninggalkan Naima dalam waktu yang lama, apalagi rekan kerja nya sangat tidak beres." tolak Bagas begitu yakin.
Jika bepergian untuk waktu satu hingga dua hari sama sekali tidak menjadi masalah bagi nya, tapi ini ia harus menetap di sana selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Mau membawa serta Naima ikut bersama nya juga tidak mungkin karena Naima pasti tidak akan mau berpisah dari ibu nya yang masih rutin mengecek kesehatan nya ke rumah sakit.
Jika pun pergi sendirian,Bagas takut terjadi sesuatu kepada dia dan rumah tangga nya,bukan karena ia yang mudah goyah atau pun muda tergoda kepada wanita di luar sana,tapi masalah nya orang yang akan menjadi rekan kerja nya kali ini sangat terkenal nakal dan suka menyediakan wanita untuk menemani bekerja, gara-gara ulah pria itu beberapa rumah tangga pengusaha hancur,jebakan yang di lakukan pria itu sangat licin sekali.
" Kontrak sudah jadi bos dan semua proses sudah di lalui.kita nggak bisa mundur lagi atau kita akan membayar denda yang sangat besar."mendengar itu nafas Bagas memburu tak beraturan.
Sungguh saat ini Bagas sangat kesal sekali dengan apa yang Dimas katakan tadi,mau marah pun tidak bisa di lakukan karena semua sudah di urus oleh Papa nya tanpa melibatkan dia di dalam kerja sama ini.
"Tenang saja! Aku tidak akan membiarkan Kamu menghadapi nya sendirian,aku akan mengurus semua nya dengan baik sama seperti permainan yang sering dia lakukan.sebisa mungkin Kamu nggak akan terlalu lama di sana.pulang pergi juga bisa."Dimas paham betul seperti apa perasaan Bagas saat ini,ia pun sejujurnya tidak suka dengan kerja sama ini tapi salah dia sendiri yang lalai mengawasi Tuan besar nya.
Untuk pulang pergi nanti Dimas akan menyiapkan helikopter untuk bos nya,jarak yang di tempuh juga tidak terlalu jauh sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk bisa sampai di sana.
Sebelum kepulangan Bagas,Dimas sudah terlebih dahulu memikirkan semua nya.
" Oke Kamu urus semua nya! Kapan perlu kirim beberapa anak buah kita ke sana untuk mengawasi dia." setelah mengatakan itu Bagas lalu meminta Dimas untuk kembali bekerja karena ia pun harus segera menyelesaikan pekerjaan nya supaya tidak pulang kemalaman.
Di rumah Maryah,saat ini sedang kedatangan Naima dan juga Anjani.Zalendra tidak bisa bergabung karena sudah ada janji main golf bersama sahabat nya.
" Maaf Ya Bu,Ma! Oleh-oleh nya cuman ini saja." kata Naima sedikit merasa tidak enak karena ia sangat tahu seberapa mewah dan wah nya kehidupan mertua nya.
" Tidak apa-apa sayang,Mama suka kok sama oleh-oleh yang Kamu bawa." balas Anjani selalu bisa menempatkan diri di mana pun dia berada.
Maryah hanya tersenyum sambil mengangguk pelan-pelan karena paham dengan maksud dari ucapan putri nya.
Anjani sama sekali tidak memperlihatkan wajah tidak suka, justru ia terus tersenyum dan mengobrol panjang lebar kepada Naima dan juga Maryah.
Rencana Naima yang ingin mengunjungi Anjani di rumah nya akhirnya gagal karena Anjani yang tiba-tiba saja berkunjung ke rumah sang ibu dan enggan beranjak dari rumah ini.
" Siang ini kita masak soto ayam ya Mbak." ajak Anjani tiba-tiba pengen makan soto ayam siang ini.
" Boleh! Kebetulan tadi pagi Mbak Rum baru saja belanja kebutuhan dapur." balas Maryah setuju.
Maryah tidak akan turun langsung mengaduk soto tersebut, nanti Maryah hanya bertugas mengajar kan Mbok Rum tentang bumbu apa saja yang di butuhkan.
Naima pun sudah tidak sabar lagi menunggu soto buatan ibu nya tersaji di meja makan.Ia lalu berjalan ke dapur menyiapkan semua bahan-bahan yang di butuhkan supaya nanti mempermudah pekerjaan Mbok Rum.
" Sayang! Bagaimana bulan madu nya? Bagas kuat berapa ronde?" tanya Anjani begitu usil sedang kan Maryah malah meringis malu mendengar ucapan besan nya.
Ia tahu besan nya hanya bercanda,tapi sungguh candaan besan nya ini berada di luar nalar nya.Anjani memang suka bercanda dengan siapapun,bahkan bersama Dito pun Anjani sangat dekat sekali sampai membuat Dito tidak canggung untuk curhat tentang wanita yang di sukai nya,Anjani lalu mengajarkan Dito jurus mendapatkan hati wanita tanpa harus merendahkan harga diri.
Setiap kali datang kesini,ada saja yang Anjani bawa,bahkan penjaga rumah dan Mbok Rum selalu mendapatkan uang jajan dari Anjani yang baik hati.
" Jangan bilang kalau hanya tahan satu ronde saja! Bikin malu Mama saja anak itu." gumam Anjani sambil bertopang dagu di meja memperhatikan menantu nya yang begitu cekatan mengiris semua bahan-bahan masakan.
Ia benar-benar tidak salah dalam memilih menantu, beberapa bulan ke depan ia yakin berat badan Bagas pasti akan naik drastis karena Naima pun cukup mahir dalam memasak.
" Sayang! Bagas romantis kan orang nya?" desak Anjani lagi sekali pun Naima tidak menjawab pertanyaan yang pertama.
" Romantis kok Ma!" balas Naima sambil tersenyum malu-malu.
" Nanti cucu untuk Mama sama Ibu mu harus banyak ya, biar kita nggak rebutan." kekeh Anjani suka sekali menggoda Naima yang menurut nya sangat lucu dan menggemaskan.
" Tiap malam harus rajin membuat adonan nya, biar cucu nya bisa segera keluar." Maryah tak bisa lagi menahan tawa nya.
Bahkan Mbok Rum pun ikut tertawa mendengar ucapan Anjani.
Berbeda dengan Naima yang justru memperlihatkan wajah malu dan cemberut nya.sayang nya Bagas sedang tidak berada di sini sehingga tidak ada yang bisa menolong dia dari keisengan mertua nya.
" Mama bawa baju tidur buat Kamu, nanti di pakai ya sayang." Baju tidur yang Anjani maksud adalah baju dinas yang sering ia pakai setiap malam nya.
Naima yang masih polos lalu mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada ibu mertua nya.
Selesai dengan bahan masakan,Naima lalu bergegas masuk ke dalam kamar nya karena tidak sabar lagi membuka baju tidur pemberian Anjani.
" Banyak banget baju tidur nya." ucap Naima lirih karena ada tiga paper bag besar tergelatak begitu saja di atas kasur.
Begitu di buka,mata Naima langsung membola besar.
" Mama....."
Bersambung.
Jangan lupa like dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys
semoga naima hamil dan keluarga mereka makin bahagia tanpa ada hama pengganggu...
serakah banget setelah tau naima sudah kaya eh dia malah mau jadi hama untuk di hidup mereka.... padahal selama bertahun2 mereka dihina, diremehkan dan sering sekali diperlakukan tidak adil sekarang mau mendekati alih2 ingin menikmati kekayaan yang dimiliki naima....
luka sudah mulai membaik, malah akan datang kembali.... mudah"an bagas bisa tegas kepada pak rudi agar dia tidak bsa mengganggu kehidupan naima termasuk bu maryah dan dito.... mereka mau hidup tenang tanpa ada hama....
Dari kisah luka yang pertama dan lanjutan tetap oke ceritanya....
setiap episode cerita pasti ada plot twistnya....
berharap naima dan bagas bahagia selamanya ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Semoga sukses kakk othor❤️
Semoga pernikahan naima dan bagas langgeng tanpa ada drama ulat bulu....
dan buat naima kamu harus hilangkan rasa tidak enakan takutnya semakin kamu merendah semakin orang lain senang akan menghina dirimu.... jadilah naima yg tegas, percaya diri, hilangkan rasa trauma itu agar rumahtangga kalian terjalin nyaman, ...
bagas, kamu sudah berjanji untuk membahagiakn naima jgn sia" kan dia, dia sudah terlalu tersakiti oleh trauma yg dbuat pak rudi dan kamu harus mengambil segala tindakan untuk orang2 yang ingin berbuat licik atau jahat kepada naima....