NovelToon NovelToon
Sabda Buana

Sabda Buana

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ilham Persyada

Wira Pramana, seorang murid senior di Perguruan Rantai Emas, memulai petualangannya di dunia persilatan. Petualangan yang justru mengantarnya menyingkap sebuah rahasia di balik jati dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Persyada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan

Di kamarnya, Wira telah menata apa saja yang menurutnya perlu ia bawa. Beberapa pakaian, pil-pil dan sumber daya yang ia miliki, termasuk inti monster serigala taring besi yang merupakan bagian yang ia dapatkan dari misi perburuan tahunan, kini tertata di ranjang tempat tidurnya. 

Wira mengenakan cincin gatra di jarinya dan mengalirkan tenaga dalamnya. Ia bisa merasakan keluasan dimensi ruang penyimpanan tersebut. Wira kemudian menyapukan tangannya ke atas barang-barang di atas tempat tidur itu. Meski telah memahami cara kerja cincin tersebut, Wira tetap saja merasa takjub saat melihat berbagai barang itu seakan lenyap dari tempatnya semula. 

Wira mengambil pedang yang telah terbungkus kain dan kamarnya. Wira sengaja tidak memasukkan pedang tersebut ke dalam cincin gatra sebab ia masih belajar agar dapat menggunakan artefak penyimpanan tersebut dengan lebih lancar. Wira tak ingin saat tiba-tiba ia harus menggunakan senjatanya dalam pertarungan, yang keluar dari cincin gatra malah sebuah pil atau pakaian. 

''Den Bayu itu orang yang baik Wira, dia pasti menjagamu …,’’ kata Kang Mardi,

‘’Benar Wira …, berlatihlah sungguh-sungguh …,’’ pesan Mbok Narti.

Setelah berpamitan dengan dua orang tersebut, Wira bergegas ke pintu gerbang perguruan. Teman-temannya sesama murid senior telah lebih dulu menjalani latihan mereka masing-masing. Nala sedang berlatih dengan senior Amita, sedangkan Ratnasari menjalani latihan di bawah pengawasan Guru Gayatri. 

Wira mengakui, kondisi Ratnasari memang cukup spesial, tetapi bukan semata karena statusnya sebagai putri tunggal Ki Damar. Ratnasari kerap menggunakan dua pedang yang ramping sebagai senjatanya dalam bertarung dan sepengetahuan Wira dalam Perguruan Rantai Emas hanya Gayatri Puspa yang memiliki spesialisasi dalam penggunaan senjata serupa. 

Mahendra dan Sularsa juga telah mendapat pembimbingnya masing-masing. Mahendra lebih dulu meninggalkan perguruan untuk berlatih, sedangkan Sularsa sepertinya baru bisa berangkat esok hari karena dua hari terakhir ini ia orang tuanya datang untuk berkunjung. Wira tersenyum membayangkan akan seperti apa teman-temannya berkembang saat mereka bertemu kembali di ujian kenaikan tingkat nanti. 

Sesampainya di halaman utama perguruan, Wira melihat Ketua Raksala, Ki Damar, dan Bayusaka telah menunggunya. 

‘’Mohon bantuanmu, Bayusaka …,’’ kata Ketua Raksala. 

''Senior, akulah yang harus berterima kasih sebab hal ini memberiku alasan untuk tidak menemui orang itu.’’ Bayusaka menggaruk kepalanya sementara Ketua Raksala tertawa pelan. 

''Jaga dirimu baik-baik, Wira …,’’ Ki Damar memegang bahu Wira sebelum melepaskan pemuda itu pergi mengikuti Bayusaka yang telah berjalan lebih dulu. 

‘’Ketua, menurut Anda, sejauh apa Wira akan berkembang dalam latihannya kali ini?’’ tanya KI Damar setelah kedua sosok itu menghilang di kejauhan. 

Ketua Raksala menghela napas, ‘’Ki, apa Ki Damar dapat membayangkan seluas apa langit di atas kita?’’

Ki Damar merenungkan pertanyaan balik dari Ketua Raksala itu. 

''Kita hanya bisa berharap ia akan memiliki cukup kekuatan untuk menghadapi berbagai hal yang ada di luar sana,’’ Ketua Raksala menambahkan. 

***

Matahari telah condong ke barat saat Wira menanyakan kepada Bayusaka perihal teknik yang ia gunakan saat menghadapi gempuran Alang Ganendra kemarin. Wira memberanikan diri untuk menanyakan hal yang sebelumnya ia khawatirkan akan menyinggung lelaki tersebut karena beberapa alasan. Sejak meninggalkan perguruan, Wira mendapati Bayusaka adalah sosok yang terbuka dan tak segan menjelaskan berbagai hal yang dapat menambah wawasan Wira. 

''Hmm …,’’ Bayusaka tampak berpikir sejenak, ‘’kunci dari teknik Alas Angin adalah keluwesan dan kekuatan pergelangan kaki. Tanpa menguasai dua hal itu, sebanyak apa pun tenaga dalam yang gunakan tak akan memberimu hasil yang optimal. Sebaliknya, kalau kau bisa menguasai dua hal itu, kau bisa mengembangkan teknik ini lebih dari yang pernah kau bayangkan.’’

Wira tertegun mendengar hal itu dan ketika Bayusaka melanjutkan dengan menjelaskan pentingnya mengatur porsi kekuatan saat menggerakkan pergelangan kaki demi meminimalisasi beban yang kita terima sekaligus membuat perubahan gerakan kita menjadi lebih fleksibel, Wira seakan mendapat pencerahan.  

‘’Ah,’’ Bayusaka yang melihat Wira seakan telah memahami penjelasan darinya tiba-tiba memiliki sebuah ide, ’’begini, inisiatifmu mencoba gerakan Alas Angin tanpa tenaga dalam memang akan dapat memperhalusnya, tetapi pernahkah kau memikirkan bahwa segala sesuatu yang bergerak seharusnya memiliki tujuan?’’

Mata Wira melebar sebab perkataan Bayusaka baru saja menyadarkannya akan apa yang kurang dari latihannya dengan teknik Alas Angin terakhir kali. 

‘’Seharusnya tak jauh di depan sana ada sebuah dusun. Gunakan Alas Angin tanpa tenaga dalam, kita berlomba sampai ke sana. Yang kalah harus menyiapkan makan malam. Hehe …,’’

''Eh, senior tung –,’’

Wira belum selesai berkata, tetapi Bayusaka telah melesat meninggalkannya sehingga ia tak memiliki pilihan lagi selain mengejar sosok itu. 

Sulit bagi Wira untuk percaya bahwa Bayusaka tidak memakai tenaga dalam, tetapi ia juga tak menemukan jejak berupa fluktuasi energi yang tertinggal setiap kali Bayusaka berpindah tempat. Wira melihat bagaimana setiap gerakan dari sosok tersebut terlihat begitu piawai, sementara tanpa tenaga dalam dirinya sempat beberapa kali terjatuh lantaran salah mengambil pijakan. 

Namun, demi mengejar Bayusaka, Wira mengerahkan segenap tenaganya. Wira pun mempertajam pengamatan terhadap kondisi di sekitarnya sambil memperkirakan bagian mana yang paling memungkinkan baginya untuk berpijak. Meskipun kesulitan sebab harus membagi perhatian dan mempertahankan konsentrasinya, perlahan Wira mulai terbiasa dan perlahan tapi pasti ia pun mulai dapat menyusul Bayusaka. 

‘’Anak ini hebat juga …,’’ Bayusaka bergumam sambil tersenyum tipis, ‘’kalau begitu coba lebih cepat lagi.’’

Wira melongo saat Bayusaka tiba-tiba menambah kecepatannya sehingga dapat menghilang dari jarak pandangnya kembali. Wira mendengus dan meningkatkan usahanya untuk bergerak lebih cepat lagi. 

Beberapa saat kemudian, Wira dapat melihat Bayusaka kembali, tetapi sosok itu tengah berjongkok di atas sebuah batang pohon dan sepertinya sedang mengamati sesuatu. Wira berhenti pada batang pohon yang terdekat darinya dan hendak bertanya, tetapi Bayusaka memberinya isyarat untuk diam dan melihat ke suatu arah. 

Wira menaikkan kedua alisnya. Pada arah yang ditunjuk oleh Bayusaka, terlihat sekelompok orang yang sepertinya tengah merampok satu kereta kuda. Orang-orang itu tak ragu menghabisi nyawa korban mereka sebelum mengambil barang-barang jarahannya. Wira dapat melihat beberapa jasad tergeletak di sekitar kereta kuda tersebut. 

Wira tersadar saat Bayusaka memberi isyarat bagi mereka untuk turun. Keduanya mendarat di tanah dengan ringan. Bayusaka tersenyum menyadari napas Wira yang agak memburu. 

''Masih sanggup bertarung?’’ tanya Bayusaka tiba-tiba. 

Wira mengangguk sebab merasa dirinya pun tak memiliki pilihan lagi. Keduanya mulai berjalan dengan langkah yang lebih pelan. Sementara Wira mengatur napasnya, Bayusaka menjelaskan bahwa sekelompok orang yang mereka lihat adalah komplotan bandit yang menamakan diri sebagai Lima Setan Golok. Bayusaka mengetahui hal ini sebab setiap orang dari kelompok itu menggunakan golok besar sebagai senjata. 

Bayusaka menjelaskan bahwa bagi Lima Setan Golok, merampok bukanlah tujuan utama. Mereka lebih menikmati pembunuhan yang mereka lakukan terhadap korban-korbannya. Mendengar hal itu, raut wajah Wira semakin buruk. 

‘’ …, seharusnya mereka akan mencegat kita dalam …tiga … dua … satu!’’

‘’Berhenti!’’ 

Wira terkejut sebab sosok yang disebut Lima Setan Golok itu muncul dalam waktu yang pas sekali dengan hitungan Bayusaka. Wira melihat Bayusaka yang tetap terlihat tenang, bahkan terkesan santai, sebab ia masih sempat menguap saat lima orang dengan golok besar di tangan itu bergerak untuk mengepung mereka berdua. 

''Waaah … kali ini sepasang pendekar rupanya. Hahaha!

''Hari ini kita panen besar Kakang!’’

‘’Tinggalkan semua barang milik kalian dan kami akan membiarkan kalian lewat!’’

‘’He! Jangan macam-macam Bocah ingusan!’’ seru salah satu di antara mereka saat melihat Wira seperti hendak mencabut pedangnya.

‘’Wira,’’ Bayusaka menelengkan kepalanya, ‘’menurutmu apa orang-orang ini masih bisa diajak bicara?’’

''Tidak senior.’’ jawab Wira datar sementara lima sosok bertampang garang di sekelilingya tampak keheranan melihat sikap Bayusaka. 

''Bagus, tunggu apa lagi?’’

''Oooh ,,, punya nyali ju –,’’

Sebelum salah satu dari Lima Golok Setan itu menyelesaikan kalimatnya, Wira menarik pedangnya dan maju. Keduanya pun langsung bertukas berapa serangan. Wira telah mengamati masing-masing kelima orang itu memiliki kekuatan pada tahap awal pendekar madya. Dengan kekuatannya sendiri saat ini, Wira dapat mengimbangi bahkan jika tiga orang dari mereka mengeroyoknya. 

Wira tak memikirkan hal lain sebab Bayusaka ada bersamanya dan memusatkan perhatiannya pada pertarungan yang sedang ia jalani. Tak butuh waktu lama bagi Wira untuk mendesak orang yang diserangnya dan menorehkan beberapa luka, tetapi kemudian dua orang lainnya memutuskan untuk turun dan menyerang Wira secara bersamaan. 

‘’Bocah ini lumayan kuat! Hati-hati Kakang!’’ kata sosok yang telah menerima beberapa luka sayat dari Wira itu sambil menahan sakit. 

Wira tak ambil pusing dan segera meladeni dua orang yang kini mengeroyoknya. Ia bergerak mundur untuk memancing keduanya dan menyerang mereka satu persatu. Sosok yang terluka menjadi geram saat Wira bahkan mampu meladeni kedua rekannya sehingga ia pun kembali menyerang Wira dan membuat pertarungan itu menjadi tiga lawan satu. 

Dari tempatnya berdiri dan bersedekap, Bayusaka tersenyum melihat bagaimana Wira bertarung. Meski telah mendapat gambaran dari Ki Damar, ia cukup terkejut saat menyaksikan kemampuan pemuda itu secara langsung. Tak lama kemudian, Bayusaka merasakan nafsu membunuh, tetapi bukan terarah kepada dirinya. 

Dua orang dari Lima Golok Setan yang sejak tadi hanya menonton sebenarnya sedang menunggu kalau-kalau Bayusaka akan bergerak dan membantu sosok pendekar muda yang menyerang mereka lebih dulu. Dua orang itu merasa cukup percaya diri dengan kemampuan mereka semua dan pada awalnya mengira tiga dari rekan mereka akan menjadikan Wira sebagai bulan-bulanan. 

Namun, ketika melihat Wira dapat mengimbangi, bahkan cukup mengungguli tiga rekan mereka dalam waktu yang bersamaan, salah satu dari keduanya pun merasa gatal dan hendak ikut mengeroyok Wira. Ia mengangkat goloknya, tetapi tubuhnya tiba-tiba jatuh dan berlutut seolah tertimpa sebuah beban yang sangat berat. Dengan usaha keras, ia menoleh dan melihat satu rekannya yang lain juga mengalami hal yang sama. 

Kini, tatapannya jatuh kepada Bayusaka yang masih berdiri tenang. Keringat dingin mengucur dari leher belakang sosok anggota Lima Golok Setan itu saat Bayusaka balas menatapnya. 

‘’Jangan coba-coba …,’’ Bayusaka menggeleng dan berkata dengan nada dingin yang membuat sosok di hadapannya menelan ludah ketakutan. 

1
anggita
like, iklan utk novel fantasi timur lokal, moga lancar👌
anggita
Wira...,,, Ratnasari😘
Mythril Solace
Seru banget ceritanya, thor! Alurnya ngalir dan gaya penulisannya hidup banget—bikin aku kebawa suasana waktu baca. Aku juga lagi belajar nulis, dan karya-karya kayak gini tuh bikin makin semangat. Ditunggu update selanjutnya ya! 👍🔥
Ilham Persyada: siyap kak ..🫡
total 1 replies
Hillary Silva
Gak kebayang ada cerita sebagus ini!
Kaede Fuyou
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
Ilham Persyada: terima kasih Kak ... mohon dukungannya 🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!