Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23.
“Kenapa barang itu sudah tidak ada? Tadi sebelum aku keluar dari kamar ini masih ada di meja rias.” Gumam Arumi sambil menoleh ke meja rias di saat dia akan melangkah menuju ke walk in closed.
“Apa Mbak yang tidak ada?” tanya Bu Supri yang melangkah di belakang Arumi penasaran karena mendengar gumaman Arumi.
“Itu Bu, paper bag di atas meja rias.” Ucap Arumi lalu cepat cepat melangkah menuju ke kamar mandi karena ingin membuang air di dalam kandung kemih nya yang telah penuh.
“Itu masih ada Mbak.” Ucap Bu Supri yang melihat masih ada satu paper bag di atas meja rias.
“Yang satunya Bu. Tadi ada dua paper bag. Itu barang pesanan Kak Ernestan. Tapi apa iya barang macam begitu dibawa ke kantor.” Ucap Arumi dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
Bu Supri yang masih penasaran melangkah menuju ke meja rias. Dia lihat paper bag yang masih ada di atas meja rias.
“Barang apa sih pesanannya..” gumam Bu Supri sambil mengintip isi paper bag dari bagian mulut paper bag yang terbuka..
“Lha ini isinya macam baju perempuan. Buat mbak Arumi pasti..” gumam Bu Supri saat melihat kain warna warni di dalam paper bag itu. Ada yang berwarna merah, hitam dan biru.
Tidak lama kemudian Arumi sudah kembali dari kamar mandi..
“Mbak ini dalamnya macam baju dalaman buat Mbak Arumi.. He... He... He... pasti baju seexxie seexie itu ya Mbak.. kalau saya yang pakai langsung sobek baju ini..” ucap Bu Supri sambil tertawa geli.
“Iya Bu, yang tidak ada paper bag yang isi madu dan obat kuat. Tadi masih ada. Aku kan keluar lebih dulu. Apa iya barang macam begitu dibawa ke kantor.” Ucap Arumi yang kini tangannya meraih paper bag yang isinya tiga potong lingerie.
“Haduh apa biar kuat omong kalau sedang rapat Mbak.” Gumam Bu Supri.
“Aku akan menyusul dia ke kantor nya Bu. Aku kok sangat penasaran terutama dengan Viona.” Ucap Arumi sambil menatap Bu Supri yang masih berdiri di dekatnya.
“Nanti kalau ditanya mau apa bagaimana Mbak? Pasti kan pengawal akan tanya, penerima tamu di kantor pasti juga akan tanya. Mas Ernestan pasti juga akan tanya ngapain Mbak Arumi menyusul ke kantor.” Ucap Bu Supri mengkhawatirkan Arumi gagal masuk kantor Ernestan.
“Aku mau bilang mengantar barang suamiku yang ketinggalan. Ini barangnya Bu.” Ucap Arumi sambil menunjukkan paper bag yang dia pegang.
“Mbak Arumi mau ke kantornya sekarang? Sendirian? Biar Chynthia ikut ya Mbak biar hati saya tenang.” Ucap Bu Supri yang masih berdiri di dekat meja rias.
“Iya Bu, biar Chynthia saya ajak. Bu Supri yang cek kamar sebelah yang selalu terkunci itu ya.. kalau nanti ada yang melihat bilang saja akan membersihkan kamar Itu.” Ucap Arumi yang kini mengambil hand phone untuk menghubungi Chynthia.
“Iya iya Mbak, sekarang saya ke kamar itu ya.. saya kok juga penasaran dengan kamar itu. Selama kita di sini kok terkunci terus pelayan juga tidak berani membersihkan.” Ucap Bu Supri dan segera melangkah ke luar dari kamar itu.
Di saat Bu Supri sudah keluar dari kamar. Panggilan suara untuk Chynthia dari Arumi sudah terhubung..
“Chyn aku mau ke kantor Kak Ernestan sekarang. Kamu bisa ikut tidak? Aku sangat penasaran dengan Viona apalagi ini Kak Ernestan ke kantor kok bawa madu dan obat kuat segala.” Ucap Arumi
“Mbak jika nanti agak siangan bagaimana? Ini perwakilan dari dispora Indonesia akan datang Mbak. Mau membicarakan rencana konser Mbak Arumi di gedung KBRI minggu depan.” Suara Chynthia di balik hand phone milik Arumi.
“Jam berapa mereka datang?” tanya Arumi.
“Jam sembilan Mbak. Kalau Mbak Arumi mau mengajak saya ya tunggu sampai mereka pulang.” Suara Chynthia lagi.
“Okey baiklah, aku tunggu saja. Aku juga ikut menemui mereka biar mereka senang.” Ucap Arumi..
Akan tetapi belum juga Arumi mengakhiri panggilan suara nya.. terdengar suara Bu Supri memanggil manggil Arumi sambil membuka kembali pintu kamar.
“Mbak Arumi cepat ke sini! Lihat kamar itu Mbak!” suara Bu Supri dengan keras.
“Ada apa Bu? Apa ada hantu di kamar itu?” ucap Arumi dan segera mengakhiri panggilan suaranya lalu melangkah menuju ke pintu kamar.
“Iya Mbak ada hantu nya serem banget.. hantu kunti binti sundel..” ucap Bu Supri yang kembali melangkah menuju ke kamar sebelah.
Arumi yang begitu penasaran segera melangkah menyusul Bu Supri.
Arumi masuk ke dalam kamar yang baru saja dibuka pintunya oleh Bu Supri. Udara di dalam kamar itu agak pengap karena sudah berhari hari udara di dalam kamar tidak berganti.
Tidak ada yang aneh di dalam kamar itu. Satu sofa panjang di atas karpet, tempat tidur yang luas tertutup bed cover, meja rias ...
Akan tetapi Arumi mengernyitkan keningnya saat melihat pigura foto besar menempel di salah satu dinding kamar itu, bukan karena pigura nya tetapi foto di dalam pigura itu.
“Viona? Ini kamar Viona?” gumam Arumi.
“Ada hubungan apa Viona dan Kak Ernestan? Pasti tidak sekedar sekretaris pribadi biasa, kenapa sampai dia punya kamar di rumah ini.” Gumam Arumi di dalam hati.
“Itu Mbak, hantu kunti nya, saya tadi kaget saat melihat foto itu. Itu kan foto sekretaris Mas Ernestan.” Ucap Bu Supri yang juga menatap foto Viona.
“Iya Bu, saya mau ke kantor sekarang juga. Saya akan tanya ke mereka.” Ucap Arumi dan segera membalikkan tubuhnya.
“Mbak hati hati ya Mbak.” Ucap Bu Supri ikut membalikkan tubuhnya, mengikuti langkah kaki Arumi.
Arumi cepat cepat melangkah ke kamarnya untuk mengambil tas tangan dan juga paper bag sebagai alasan dia menyusul suaminya.
“Mbak hati hati ya, jangan terbawa emosi.” Ucap Bu Supri lagi saat Arumi sudah keluar dari kamar.
“Iya Bu.” Ucap Arumi dan segera menuruni anak tangga. Hatinya sudah tidak sabar untuk berkenalan dengan Viona, sekretaris Suaminya yang punya kamar bersebelahan dengan diri nya.
Akan tetapi saat Arumi sudah sampai di lantai satu terdengar suara bel tamu..
TING
TONG
TING
TONG
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian