Kehidupan sempurna. Paras cantik, harta melimpah, suami yang berkuasa. Nayla merasa hidupnya begitu sempurna, sampai ketika Stefan suaminya membawa seorang gadis muda pulang ke rumahnya. Kecewa dan merasa terkhianati membuat Nayla memutuskan untuk menuntut cerai suaminya ...
Dan di saat terpuruknya, ia menerima lagi pinangan dari seorang pria muda bernama Hayden yang menjanjikan kebahagiaan baru padanya ...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari bersama-sama simak ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ambigu
Walaupun hari ulang tahunnya saat itu sama sekali tak ia sambut. Nyatanya banyak orang yang masih mengingatnya. Baik karena formalitas pekerjaan saja ataupun karna memang masih peduli padanya.
Bahkan, pagi ini Nayla masih mendapatkan kabar dari Ana yang diberitahu oleh pelayan di rumah kalau mereka sudah menyiapkan hadiah untuk nyonya mereka, walaupun Nayla sudah meninggalkan kediaman Saverio.
Begitu juga hadiah-hadiah mewah lain dari partner bisnisnya yang bahkan mulai berdatangan sejak lima hari sebelum tanggal ulang tahun Nayla.
Para pelayan ingin mengirimkan hadiah-hadiah itu pada Nayla, tapi Nayla mencegahnya. Nayla hanya menerima hadiah yang diberikan para pelayannya saja daripada hadiah mewah dari kolega bisnisnya. Karena Nayla tahu, hadiah sederhana dari para pelayannya itu lebih bermakna dan tulus.
Sedangkan bagi Nayla, hadiah-hadiah mewah itu hanya sekedar barang. Bagaimanapun, Nayla dibesarkan di keluarga kaya yang tak kekurangan materi. Sehingga, banyak kenikmatan yang ia dapatkan.
Terlebih setelah menikah ia mendapatkan lebih banyak kekayaan lagi. Walaupun, kekayaannya setelah menikah lebih banyak ia gunakan untuk kegiatan amal yang bermanfaat. Memang semakin dewasa juga, Nayla semakin jarang membeli barang-barang untuk kesenangan pribadinya.
Kembali ke masa sekarang, Nayla sudah kembali bisa fokus setelah sempat emosional setelah bertemu dengan Stefan sebelumnya. Saat ini, Nayla sedang serius meninjau laporan-laporan yang masuk. Tiba-tiba Laras sekretarisnya meminta untuk bertemu. Setelah menerima izin, Laras segera masuk sambil membawa sebuah bingkisan paper bag cukup besar di tangannya.
"Ada apa Ras? Apa yang kamu bawa itu?" Tanya Nayla penasaran.
"Tidak tahu nyonya. Di kartu ini hanya tertulis 'Elf' saja." Jawab Laras sambil melihat sekali lagi, kartu ucapan yang hanya bertuliskan 'Elf' itu. Mendengar nama Elf diucapkan, membuat Nayla tersenyum kecil.
"Berikan padaku. Itu dari temanku." Ucap Nayla pada Laras.
Setelah menerim paper bag dari Laras. Nayla sempat bertanya-tanya apa isi di dalamnya karena terasa cukup berat. Ia pun segera membuka paper bag itu. Dan ternyata di dalamnya terdapat toples kaca yang cantik berisikan cookies dengan bentuk yang lucu-lucu. Dan di atas toples itu barulah terdapat surat kecil. Ia pun segera membacanya.
'Saya pikir, saya cukup pintar memasak. Jadi, saya ingin memamerkannya dan berharap akan ada seseorang yang akan memuji kemampuan memasak saya itu'
Nayla cukup terkejut saat mengetahui kue itu buatan Hayden sendiri. Ia pun tersenyum kecil.
"Dia selalu punya kejutan baru yang tak terduga." Guman Nayla sambil terus tersenyum. Ia juga mulai membuka toples itu dan mengambilnya satu untuk dicicipi.
"Hmm, ini enak. Tak ku sangka dia memang cukup punya kemampuan." Puji Nayla saat mencicipi kue itu.
Sampai matanya tak sengaja melihat sebuah kotak kecil di tengah-tengah tumpukan kue. Ia segera mengambil kotak itu dan membukanya. Nayla terkejut saat melihat sebuah cincin berlian dengan design yang sangat indah.
Dan ntah kenapa, Nayla menyukainya. Padahal, selama ini ia tak terlalu tertarik dengan perhiasan. Ia hanya membelinya sebagai bentuk formalitas untuk keperluan citranya sebagai nyonya Saverio. Namun, cukup berbeda dengan kali ini. Pertama kali ia melihatnya, Nayla seperti langsung tersihir dengan keindahan cincin itu.
Sepersekian detik Nayla terpesona. Sampai ia akhirnya tersadar lagi.
"Bukankah, ini terlalu berlebihan ..." Gumamnya.
Bagaimanapun, seorang pemuda lajang memberikan cincin pada wanita yang sudah menikah itu terasa aneh. Walaupun mereka berteman, arti dari cincin itu kesannya terasa ambigu. Jujur saja ia tak bisa menilai dengan pasti apa arti cincin itu.
Saat tengah berpikir itu, Nayla tak sengaja melihat jam di ruangannya yang saat itu menunjukkan waktu istirahat. Dan secara nekat, Nayla memutuskan untuk menemui Hayden saat itu juga. Ia bergegas bersiap dan meninggalkan kantor. Stefan sempat melihat itu, namun sebelum ia mencegahnya Nayla sudah pergi terlebih dulu.
Tak lama kemudian, Nayla sampai di hotelnya. Sesampainya dia di depan pintu kamar Hayden, ia segera menekan bel. Tak lama kemudian pintu dibuka oleh Lucas.
"Oh, nyonya Nayla!" Seru Lucas tercengang melihat kedatangan Nayla saat itu.
Walaupun Nayla sekarang tinggal tepat di depan kamar Hayden. Kedatangan Nayla saat itu tetap cukup mengejutkan. Karena, sebelumnya Nayla memang belum pernah berkunjung sekalipun ke kamar Hayden. Terlebih saat itu masih jam kerja, walaupun masih waktu istirahat.
"Ada hal yang ingin aku bicarakan dengan tuan Hayden. Apa dia ada di dalam?" Tanya Nayla, menyadarkan Lucas.
"Iya beliau ada di dalam nyonya. Saya senang melihat kedatangan anda. Silahkan masuk." Ujar Lucas sopan dan sedikit mundur memberikan ruang bagi Nayla untuk masuk.
Nayla mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan. Ia bisa melihat beberapa pelayan yang juga tersenyum ramah padanya.
Lucas mengajak Nayla ke depan pintu kamar utama di sana. Ia pun mengetuk pintunya dari luar.
"Tuan Hayden! Nyonya Nayla ada di sini sekarang." Seru Lucas dari luar.
Sekitar tiga detik, Nayla merasa mendengar suara gedebuk keras dari dalam. Seperti suara benda jatuh, tapi tak lama kemudian keadaan kembali sunyi. Nayla juga bisa melihat ekspresi lucas yang seakan bertanya-tanya apa yang terjadi di dalam. Ia juga bisa melihat Lucas seperti mengkhawatirkan majikannya itu.
"Silahkan masuk." Seru Hayden dari dalam kamar. Barulah setelah mendapat sinyal itu, Lucas kembali membukakan pintu kamar Hayden untuk Nayla.
"Terima kasih." Ucap Nayla sambil melangkah masuk ke dalam kamar Hayden. Nayla masih penasaran suara keras apa tadi yang sempat ia dengarkan. Nayla mengedarkan pandangannya ke seisi kamar.
Kamar Hayden cukup sederhana, tak banyak tambahan furniture atau barang selain dari hotelnya. Namun, yang membuat berbeda adalah aroma Hayden yang memenuhi kamar itu. Dan di sana ia melihat Hayden sedang berdiri dengan kikuk di tengah kamar.
"Anda datang, My Lady ..." Ucap Hayden sambil mengulurkan tanganya ke arah Hayden.
Dengan lembut Hayden mencium punggung tangan Nayla seperti awal pertemuan mereka dulu. Berbeda dari sebelumnya, Nayla tak memprotes. Ia seakan sudah menerima cara penyampaian salam dari Hayden itu.
Nayla mengamati penampilan Hayden yang terlihat berbeda dari biasanya. Mulai dari pakaian pemuda itu yang terlihat kusut dan sedikit berantakan tak seperti biasanya. Bahkan, Nayla bisa melihat sedikit kulit dada Hayden dibalik kancing kemejanya yang tak tertutup sempurna. Nayla segera mengalihkan pandangannya ke arah wajah Hayden.
Di sana, Nayla melihat rambut Hayden yang masih sedikit basah dan berantakan. Nayla bisa menebak jika pemuda itu baru saja selesai mandi. Dan mungkin suara keras tadi karena ia terburu-buru berpakaian saat mendengar dirinya datang.
Melihat itu, Nayla merasa menyesal karena sudah berkunjung secara tiba-tiba di saat yang tidak tepat.
"Maafkan saya yang datang di waktu yang salah, tuan." Ucap Nayla sambil menunduk dalam.
"Tidak apa-apa My Lady. Saya sangat senang karena anda mengunjungi saya seperti ini." Kata Hayden dengan senyum lebar. Nayla hanya bisa tersenyum kecil menatapnya.
"Oh ya, apakah anda sudah menerima kue dari saya? Apakah lezat?" Tanya Hayden lagi. Kini bisa Nayla lihat mata hijau emerald pemuda itu berbinar senang.
"Ya, saya sudah menerimanya. Dan rasanya memang lezat. Saya datang ke sini untuk mengucapkan terima kasih. Dan ada yang mau saga tanyakan juga." Kata Nayla berubah serius. Hayden menatap Nayla dengan bingung dan bertanya-tanya apa yang akan di tanyakan Nayla padanya.
.
.
.
Bersambung ....