Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Arvin langsung menuju ke kantor polisi setelah dia mendapat kabar jika pengendara truk itu sudah di tangkap saat sampai dia langsung menuju di mana seorang pria duduk dengan tangan di borgol.
"Bagaimana pak ada yang menyuruh nya atau ini hanya kecelakaan biasa?" tanya Arvin.
"Kami sudah menginterogasi nya pak, dia sudah mengakui jika dia mengantuk saat itu. dia takut maka nya dia kabur dan sembunyi. Dia bilang tak ada yang menyuruh nya."ucap petugas tersebut.
Arvin menatap pria itu dengan tatapan curiga dia tak percaya dengan apa yang di katakan pria tersebut.
"Katakan dengan jujur siapa yang sudah menyuruh mu?" tanya Arvin.
Pria itu terdiam sesaat dia mengingat apa yang di katakan bos nya, jika dia akan menanggung anak dan istrinya jika dia tertangkap, asal dia tutup mulut jika dia mengatakan segalanya dia akan menghabiskan semua keluarganya.
"Saya minta maaf tuan! Saya gak sengaja nabrak bapak itu, saat itu saya memang sedang mengantuk karena habis mengantarkan barang di kota yang jauh." jawab nya.
"Dengar kan saya baik - baik jika kamu berbohong saya pastikan kamu dan bos kamu akan terima akibat nya dari saya." ucap Arvin.
Pria itu tetap bersikap santai agar tak ada yang curiga dengan diri nya. Dia langsung di bawah masuk ke dalam sel tahanan. Dan Arvin pergi setelah mengetahui pria itu di tahan.
Arvin tak punya bukti untuk menuduh Daffa sebagai dalang dari kematian ayah Vania. Jika saya dia bukti dia pasti sudah menuntut Daffa. Arvin memilih pulang ke rumah dia ingin melihat keadaan Vania.
*****
Di kantor saat jam pulang kerja Daffa mengantarkan Clarissa terlebih dahulu untuk pulang ke rumah. Saat sampai Clarissa tak lupa mengingatkan Daffa untuk membantu perusahaan papi nya kembali normal.
"Jangan lupa ya mas. Bilang sama saudara kamu itu kembalikan nilai saham papi." pinta Clarissa.
"Iya sayang. Besok saya akan bicara dengan Arvin. Sudah sana turun saya harus pulang." ucap Daffa.
Clarissa turun dengan tersenyum kearah Daffa dan masuk setelah memastikan mobil Daffa menghilang dari pandangan mata nya. Saat di dalam dia di sambut oleh sang ibu yang melihat kepergian Daffa.
"Bagaimana sayang apa Daffa mau membantu?" tanya Yunita.
"Iya mah. Daffa mau bantu bicara dengan Arvin." Jawab Clarissa.
Yunita memeluk bangat putri sambung nya dan menatap kearah adik Clarissa, Aurora.
"Lihat Ra. kakak kamu saja bisa bujuk Daffa masa kamu gak berani mendekati Arvin." ucap Yunita.
"Mah Arvin beda orang nya. Dia akan bersikap cuek dan dingin jika dia tak menyukai orang itu." jawab Aurora.
"Maka nya bikin dia menyukai kamu Ra. Buat dia menjauh dari Vania." ucap Clarissa mendekat kearah adik nya.
Julian yang sedang duduk dengan tumpukan buku hanya bisa menggeleng kepala mendengar semua yang di katakan oleh ibu dan kedua kakak nya. Dia tak habis pikir semua orang membenci Vania.
******
Di rumah sang ayah sudah menunggu kepulangan putra nya, saat dia mendengar suara mesin mobil dia bersiap. Daffa masuk kedalam rumah dengan santai seolah dia tak pernah melakukan kesalahan.
"Daffa." panggil sang ayah dengan nada yang marah.
Daffa berhenti berjalan saat mendengar suara ayah nya. Rayhan berjalan mendekat kearah putra nya dengan wajah yang sejak tadi menahan amarah dan tiba - tiba saja sang ayah langsung melayang kan tamparan denga keras.
PLAK...!
PLAK...!
Daffa terkejut saat dia mendapat tamparan dengan keras dari ayah nya. Sang istri yang melihat apa yang di lakukan suami nya hanya bisa diam dia tak ingin membela apa yang di lakukan putra nya.
"Papa apa yang papa lakukan?" tanya Daffa dengan memegangi wajah nya yang terasa sakit.
"Kamu jangan pura - pura tak tahu Daffa. Apa yang sudah kamu lakukan kamu ingin menikahi gadis yang pernah kamu campakan. Bagaimana dengan Clarissa jangan tamak Daffa. Bikin malu saja." ucap sang ayah.
"Papa tau dari mana?" tanya Daffa.
"Arvin datang mengatakan semua yang kamu perbuat memaksa Vania untuk menikah dengan kamu. yang paling membuat malu kamu memaksa gadis itu meminum 0b4t agar dia mau tidur dengan kamu. Keterlaluan kamu Daffa. mulai saat ini papa cabut jabatan kamu jadi pemimpin perusahaan." ucap sang ayah.
Mendengar apa yang di katakan oleh ayah nya membuat Daffa bersujud di kaki papa nya agar tak mencabut jabatan nya sebagai pemimpin tertinggi di perusahaan.
"Daffa mohon pah jangan copot jabatan Daffa, Daffa janji akan minta maaf sama Vania atas apa yang daffa lakukan." mohon Daffa kearah sang ayah.
Rayhan yang mendengar ucapan Daffa belum bisa percaya dengan apa yang di katakan putra nya. Dia pergi meninggalkan Daffa yang masih duduk bersimpuh.
"Pah..!" panggil Daffa saat melihat sang ayah pergi begitu saja.
Daffa melihat ibu nya yang sejak tadi hanya diam saja. Mendekat kearah ibunya.
"Mah tolong bujuk papa agar tak mencopot jabatan Daffa dari perusahaan mah. Daffa janji akan berubah." mohon Daffa.
"Dengar nak mama ini wanita sekaligus seorang istri dan ibu. mama kecewa dengan apa yang kamu lakukan. Kamu sudah bertunangan dengan Clarissa tapi kamu masih ingin menikahi gadis lain yang pernah kamu sakiti. Mama tau semua apa yang kamu lakukan nak. jawab pertanyaan mama dengan jujur apa benar kamu penyebab kecelakaan ayah nya Vania?" tanya sang ibu.
Wajah Daffa berubah jadi pucat saat mendengar apa yang di tanya oleh ibu nya dia berusaha bersikap tenang karena dia tak ingin masuk penjara. Dia sudah membayar mahal orang yang mencelakai ayah nya Vania. Maka nya dia bebas dari tuduhan itu.
"Mama bicara apa. Daffa gak mungkin melakukan hal sekejam itu. Daffa mencintai Vania mah gak mungkin tega membuat dia bersedih." ucap Daffa menyakinkan ibu nya.
Elmira sang ibu hanya bisa menggeleng kepala mendengar ucapan putra nya dia pun meninggalkan Daffa dengan rasa kecewa. Daffa langsung berdiri dari duduk bersimpuh nya saat melihat ibu nya pergi.
*****
Di tempat Vania dia terbangun dengan memijat pelipis nya pelan, kepala nya terasa pusing dan tubuh nya terasa sakit semua dia juga menyentuh dahi nya yang terasa hangat.
Dia menatap sekeliling ruangan yang terasa asing dia tak pernah lihat ruangan sebagus itu.
"Saya di mana?" batin Vania.
Dia berusaha mengingat apa yang terjadi tapi dia tak ingat apa pun. Seseorang masuk dengan membawa mangkuk dan kompresan untuk Vania.
"Nyonya sudah bangun." ucap Bi Minah.
Vania terkejut saat mendengar panggilan wanita paruh baya tersenyum kearah diri nya, dia melihat sekeliling untuk memastikan siapa yang di panggil oleh wanita itu.
sekarang lega , ada arvin yang jagain vania
vania tak. punya siapa siapa lagi
cobaan vania bertubi tubi ,
jangan tinggalin vania ya avin , aku percaya kamu akan menjaganya
bener bener gak punya hati ,
yaaa Hancur ❎❎❎