NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 34

Malam itu, setelah semua kembali sunyi dan hanya suara jangkrik terdengar di luar jendela, Raka terbaring diam di ranjang. Tubuhnya masih lemah, sisa-sisa demam belum benar-benar pergi. Tapi pikirannya jauh lebih riuh dari malam yang mengelilinginya.

Ia menatap langit-langit kamarnya, lampu temaram memantulkan bayangan lembut di dinding. Kata-kata mamanya terus terngiang, seperti gema yang tak kunjung mereda.

Kamu masuk ke dalam rumah tangga mereka, begitu Raka?

Ia menutup mata sesaat. Menarik napas pelan.

Baginya, perasaan ini bukan sesuatu yang salah. Ia tak bisa memilih kepada siapa hati ini akan berlabuh. Dan jika hatinya memilih Aruna, apakah itu sebuah dosa?

Aruna... Wanita itu terlalu sempurna dalam segala keterbatasannya. Ia lembut. Sabar. Wibawanya memancar meski ia berbicara dengan nada pelan. Dan parasnya... aahh, Raka tersenyum tipis di balik lelahnya. Tanpa riasan apa pun, Aruna tetap tampak memikat. Kecantikannya alami, tulus, tanpa dibuat-buat.

Ia tidak seperti wanita lain yang pernah singgah di hidup Raka. Tidak seperti Rita. Tidak seperti siapapun.

Usia? Bagi Raka, itu hanyalah angka. Ia bahkan merasa, justru kedewasaan Aruna yang membuatnya jatuh hati. Ia bisa merasa nyaman. Dihargai. Didengarkan.

"Apa salahnya... kalau aku mencintai dia?" gumamnya lirih, hanya didengar oleh malam.

Raka tahu, saat ini belum saatnya memiliki. Mungkin ini hanya fase di mana ia harus mencintai dalam diam. Mencintai dari jauh. Tanpa tuntutan. Tanpa ekspektasi.

Tapi ia tahu satu hal jika suatu hari takdir benar-benar membawa Aruna berpisah dari suaminya, jika Aruna pada akhirnya menjadi wanita bebas... maka Raka ingin menjadi orang pertama yang berdiri di sisinya. Bukan sebagai pelarian. Tapi sebagai seseorang yang memang mencintainya sepenuh hati, sejak jauh sebelum Aruna sendiri menyadarinya.

Malam makin larut. Dan Raka akhirnya memejamkan mata, memeluk diam-diam harapan yang disimpannya rapat-rapat. Entah kapan bisa terwujud, tapi ia tahu, perasaannya pada Aruna bukanlah hal yang keliru.

___

Di sisi lain malam itu, Aruna berbaring diam di atas ranjangnya. Lampu kamar sengaja dibiarkan temaram, hanya menyisakan cahaya samar dari lampu meja yang memantul di dinding. Hening. Tapi pikirannya tidak pernah sepi sejak pulang dari rumah Raka.

Bayangan tadi masih begitu jelas di benaknya. Tatapan ibunya Raka yang seolah mencurigainya, cara Putri adik Raka memperhatikannya diam-diam dari sudut ruangan. Aruna menarik napas dalam, merasa agak canggung mengingat bagaimana situasi itu membuatnya seperti orang asing yang tak diinginkan.

Tapi yang paling membekas tentu saja... momen ketika Raka menahan tangannya, menatapnya dengan mata yang nyaris tak bisa disangkal. Kalimat yang meluncur dari bibir pria itu mengguncang jantungnya “Bu Aruna, bolehkah aku menciummu?”

Aruna menutup mata. Pipinya memanas lagi hanya karena mengingat detik-detik itu. Hampir saja... kalau saja tidak ada gangguan, mereka mungkin benar-benar menyatu dalam ciuman yang tertahan itu.

Pikirannya lalu melayang lebih jauh... kepada saat di rumah bilik itu di saat hujan turun dan angin malam membawa dingin yang menembus tulang. Ketika tubuh mereka saling mendekat, ketika Raka dengan lembut menyentuh pipinya, dan bibir mereka akhirnya saling menemukan. Tidak ada yang terburu-buru saat itu, hanya ada rasa yang mengalir begitu dalam. Ia masih ingat betul betapa hangatnya pelukan Raka, betapa tatapan matanya membuat dirinya tenggelam tanpa sempat berpikir. Dan Raka... pria itu yang justru lebih dulu menghentikan semuanya. Menjaga batas, menjaga harga diri mereka berdua.

Aruna tersenyum kecil, tangannya terangkat menyentuh bibirnya sendiri seolah mengulang sensasi itu. "Kalau saja dia tidak menghentikannya..." bisiknya pelan.

Ia menatap langit-langit, hatinya berdesir. Ada sesuatu yang selama ini tidak pernah ia rasakan kembali sejak lama. Sebuah kerinduan bukan hanya akan pelukan, bukan hanya akan kehangatan fisik, tapi keintiman... perhatian... dan perasaan diperlakukan sebagai wanita seutuhnya.

Bukan karena kesepian. Tapi karena Raka.

Pria itu membuatnya merasa hidup kembali. Membuatnya merasakan degup yang dulu pernah ia kubur dalam pernikahan yang hambar.

Aruna menarik selimut hingga ke dada. Ia memejamkan mata. Tapi hatinya tetap terjaga, memeluk diam-diam rindu yang belum sempat ia namai.

Dalam lamunan yang masih mengalun pelan, Aruna hampir tenggelam seluruhnya ke dalam kenangan dan rasa. Tangannya masih menyentuh bibirnya saat layar ponsel di meja samping ranjang menyala.

"Ding."

Suara notifikasi itu memecah keheningan kamar. Aruna melirik sekilas, lalu cepat-cepat meraih ponsel, seolah tahu dari siapa pesan itu datang.

Benar saja.

Raka.

Tiba-tiba ada dentuman pelan di dalam dadanya. Ia membuka pesannya dengan jari yang sedikit bergetar, entah karena rasa gugup atau antusias yang tak ia mengerti sendiri.

“Bu Aruna... maaf kalau aku terlalu jujur soal perasaanku tadi. Tapi aku nggak mau menyimpan rasa ini terus-menerus dan pura-pura nggak terjadi apa-apa. Terima kasih sudah datang hari ini. Kehadiranmu membuat sakitku terasa ringan. Selamat tidur ya... semoga mimpi indah. Kalau boleh, aku ingin jadi bagian dari mimpi itu. 🌙”

Aruna mematung. Bibirnya perlahan-lahan tertarik membentuk senyum yang tulus, lembut, dan penuh getar. Kata-kata Raka terasa sederhana... tapi mengalir begitu jujur dan manis. Tidak dibuat-buat, tidak berlebihan. Tapi hangatnya menyusup sampai ke relung hatinya yang paling dalam.

Ia membalas:

“Terima kasih sudah mengizinkanku datang. Aku juga nggak tahu kenapa, tapi melihatmu tadi seperti meredakan banyak hal di hatiku. Selamat tidur, Raka. Mimpilah yang indah... dan mungkin, aku juga ada di sana.”

Setelah menekan tombol kirim, Aruna meletakkan ponselnya kembali. Kali ini, ia membenamkan wajah di bantal, pipinya memanas, senyumnya tak bisa ditahan. Dan malam itu, ia benar-benar tidur dengan tenang, membiarkan hatinya perlahan-lahan jatuh bukan pada ilusi, tapi pada seseorang yang benar-benar nyata: Raka.

1
ovi eliani
ayo aruna waktunya bertindak , tlp bagus agarbmemberikan bukti ke polisi, biar bagas tau senjata makan tuan, biar dia yg masuk polisi biar tau rasa kamu bagas , biar bagas tau dingin nya jeruji besi, aku mwndukung mu aruna jgn kasih ampun bagas dan biar mata mak lampir juga terbuka bahwa kamu wanita yg baik aruna. semangat thor up nya tambah hreget ini.
R 💤
betul sih ini Thor...
R 💤
kok aku ikut seneng ya Raka gitu, dosa gak sih 🙈
R 💤: siap thorr 🙏🏻 kayaknya iya nih hehe
Dee: Tenang, itu tandanya kamu punya hati yang peka. Raka emang bikin suasana jadi adem ya~ Yuk terus ikuti kisahnya, siapa tahu kamu makin sayang sama dia 🤭💕"
total 2 replies
R 💤
bisa dikatakan ia lagi puber kedua gak sih
Dee: Siap Kakak, nanti aku coba mampir ya,🥰
R 💤: ditunggu Thor,, jika berkenan mampir di lapakku juga Thor hehe 👋🏻 CINTA TUAN MAFIA , terimakasih
total 3 replies
R 💤
acieee...Aruna berbunga bunga tuhh
R 💤
selamatkan juga hati ibu hehe
ovi eliani
up lagi dong thor ketemuain aruna dan raka ,pingin melihat bicara , mak lampir suruh pulang dulu sama pak lampir biar ngak nganggu...semangat thor up lg malam ini, ceritanya bikin penasaran
ovi eliani
ayo aruna kamu harus membela yg benar, suami mu sdh mulai gila, kasian raka dia tak bersalah. terus buat mak lampir minta maaf sama kamu sampai mengemis maaf mu karena sdh kurang ajar mulutnya
Daniah A Rahardian
puitis banget☺️
ovi eliani
sedih amat sih thor , seng sabar ya aruna, alon alon waton kelakon , awas aja kamu nyamuk nenek lampir tak sedot ubun2 mu, wes tue belagu , semangat thor kasihbpelajaran itu nyamuk mak lampir karo bagas laki2 tak berguna.
Daniah A Rahardian: Beneran deh tuh nyamuk mak lampir sama si Bagas emang udah kelewatan. Aruna tuh udah sabar banget, tapi ya gimana... kadang orang baik tuh malah disakitin mulu 😤.
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Wow.. keren and puitis banget. Author emang pinter ya memilih kata2.
O ya aku udah jg ngeliat visual mereka di ig mu Thor, Aruna cantik banget dan Raka guanteng abis 🫶
Dee: Makasi Kakak, aku nyari yg pos buat karakter mereka.
total 1 replies
xia~xiaoling
ngena banget kata2 e aruna...kyk e aruna ini puitis banget deh...suka ma karakter aruna
Dee: Makasii! Senang banget Aruna bisa nyampe di hati Kakak😍
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Suami 🤬🤬
Dee: Sabar... sabar...☺️
total 1 replies
ovi eliani
aku suka kesal sama nyamuk nyamuk ini selalu heboh embok ya di dengarkan dulu, no sono laporin aja bagas nya biar tau rasa, nyamuk sama bagas memang cocok kumpulan manusia pencinta hutan jadi hifup seenaknya aja. lho kate kebun binatang, semangat thor aku jd gregetan bacanya, sholat dulu ya.
Dee: Memang ya nyamuk dan Bagas tuh kombinasi bikin emosi, tapi tenang... nanti ada kejutan buat mereka, ditunggu terus yaa~ Makasih banyak udah baca dan komen seru begini, semangat terus dan selamat beribadah juga ya kak ,💚🙏
total 1 replies
ovi eliani
aruna aruna saksi ya kan ada para pekerja kan melihat, twrutama kamu melihat sendiri, ngaoain hidup dgn bagas yg egois, lupa kan hempaskan masih banyak laki laki yg lain, semangat aruna ..
ovi eliani
thor up dobble biar tambah semangat bacanya, maunya aruna urusi raka aja, bagas buang aja ke laut
Daniah A Rahardian
Thor pliss...jgn kamu buat kayak di "Ternyata Hanya Kamu Cintaku", nanti aku nangis lagi nih! Aku jadi inget Alex😭
ovi eliani
wah wah mulai agak panas in ceritanyai seperti panas nya matahari di siang hari , bagas2 sekarang aja cemburu orak dewasa dewasa diri mu son son, udah raka laporkan bagas dengan tindak pidana main hakim sendiri biar mampus terkubur di penjara sepertih aruna yg hatinya tetpenjara di hati raka, Hidup adalah perjalanan, jangan lelah untuk terus berjuang. semangat thor buat ceruta yg lebih panas wkwkwwk
ovi eliani
belum greget ini thor, mau yang jeng jeng disaat aruna raka berdua, suami yg tak berguna datang. maaf ya thor bukan berarti aku setuju dhn perselingkuhan tp manusia punya batas kesabaran karena kelah nya wanita akan berujung dengan ke tidak pedulian. wahar klo bagas diberi pelajaran buat sadar diri , dobble up atuh thor semabgat benar bacanya.
xia~xiaoling
baca kayak nak muda lg kasmaran thor..pd hal ini yg bc emak2 berdaster..wkwkwk
Dee: Hahahaha... emak berdaster juga boleh dong kasmaran lagi!, semoga tetap bikin hati deg-degan yaa 😄💖
Tapi justru pembaca setia kayak emak-emak berdaster lho yang paling tulus menikmati cerita😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!