Menjadi istri pengganti calon suami kakaknya yang meninggal dalam kecelakaan karena dirinya. Alena harus merasakan siksaan dari suaminya sebagai bentuk balas dendam.
Namun, apakah yang terjadi jika akhirnya kebenaran terungkap mengenai kecelakaan itu?
Season 2
Alea Prasetya adalah anak pertama dari Shaka dan Alena. Namun kepribadiannya yang introvert membuatnya dijauhi teman dan membuat orang tuanya menjodohkannya dengan anak rekan bisnis mereka. Bagaimana kisahnya?
COVER BY NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sholat Jum'at
Setelah selesai makan, Alena membantu membereskan piring-piring yang menumpuk dan ikut membantunya. Shaka menunggu Alena disana. Dia duduk dengan beberapa lelaki tua. "Apa kau mau rokok?" tanya salah seorang warga bernama Pak Rusli.
"Tidak Pak. Saya tidak merokok." tolak Shaka. Dia memang tidak merokok karena dia sudah menerapkan gaya hidup sehat sejak masih sekolah.
"Jarang sekali ada pria yang tidak merokok sepertimu. Pantas Alena biasa menjadi isterimu. Kau beruntung memiliki Alena yang cantik. Lihatlah istriku. Sudah tua dan jelek." ucap Pak Rusli.
Shaka merasa kesal mendengar penuturan lelaki tua itu.
"Apakah Bapak tidak punya kaca?" tanya Shaka.
"Tentu saya punya." jawab Pak Rusli.
"Kalau begitu berkacalah. Bapak juga sudah tua dan jelek. Semua orang akan menua dan kehilangan ketampanan dan kecantikan seiring berjalannya waktu. Jika Bapak menghina istri Bapak, berarti Bapak juga menghina diri Bapak sendiri." tutur Shaka.
Pak Rusli terlihat tidak suka dengan kalimat Shaka. "Uruslah urusanmu." ucap Pak Rusli.
"Tentu saja. Saya hanya mengingatkan seorang suami yang tidak menghargai pengabdian isterinya selama ini. Dari Bapak masih muda dan gagah hingga menjadi lelaki tua dan peyot, istri Bapak masih setia mendampingi. Tapi disini saya melihat Bapak malah menjelekkannya didepan orang lain yang bahkan baru Bapak kenal." ucap Shaka dengan penuh kekesalan.
Pak Rusli terdiam. Ditatapnya isterinya yang tengah repot membantu teman-temannya. Saat isterinya menoleh, dia tersenyum dan istrinya membalas senyumannya. "Kau benar. Tidak seharusnya aku menjelekkan isteriku. Dia yang sudah menemaniku selama ini." ucap Pak Rusli.
Shaka tersenyum mendengar penuturan Pak Rusli.
"Lihat itu Ratih, Pak Rusli melihatmu sambil tersenyum." ucap Bu Sukma yang berada di dekatnya.
"Mungkin dia sudah gila. Aku tadi tersenyum pada orang disampingnya, bukan padanya." ucap Bu Ratih.
"Hei sadarlah kau sudah tua. Kenapa melirik yang muda. Kau masih bersuami loh." ucap Bu Sukma.
"Ya mau bagaimana lagi, suamiku sudah tua dan peyot. Tentu saja aku lebih suka melihat yang segar-segar." ucap Bu Ratih.
Bu Sukma hanya bisa menggelang kepalanya.
Pak Rusli meninggalkan Shaka yang duduk sendirian dibawah pohon. Tiba-tiba ada Tia yang datang mendekat. "Hai Shaka." ucap Tia.
Shaka menoleh dan hanya tersenyum. Mau apa dia. Batin Shaka.
"Kau berasal dari mana? Dilihat dari perawakanmu, sepertinya kau tidak berasal dari Desa." ucap Tia.
"Aku dari kota A." ucap Shaka singkat.
"Oh pantas saja. Oh ya sudah berapa lama kau menikah dengan Alena?" tanya Tia.
"Setengah tahun." jawab Shaka.
"Alena beruntung ya memiliki suami sepertimu yang rela datang ke Desa ini untuk menemuinya. Kau saja yang tidak beruntung memilikinya." ucap Tia.
Shaka mengernyitkan dahinya. "Tidak beruntung bagaimana?" tanya Shaka.
"Sebelum kau datang, dia sering tebar pesona kepada pemuda Desa. Bahkan dia tidak bilang kalau dia sudah menikah. Apakah itu yang dinamakan setia." Tia mencoba memprovokasi.
"Aku lebih percaya pada istriku." ucap Shaka.
"Kau lebih pantas mendapatkan wanita yang lebih baik." ucap Tia.
"Alena adalah yang terbaik." Balas Shaka.
"Shaka." Sapa Alena yang datang menghampirinya.
"Kau sudah selesai?" tanya Shaka.
"Sudah, apa kau juga sudah selesai?" tanya Alena sambil melirik ke arah Tia.
"Ayo pulang." ajak Shaka.
"Ayo. Tia kami permisi dulu ya." ucap Alena. Tia tidak menjawab dan malah memalingkan wajahnya. Alena tidak memperdulikannya. Dia terus berjalan bersama Shaka. Itu membuat Tia semakin kesal. Lihat saja. Aku akan mendapatkannya. Batin Tia.
Sesampainy mereka dirumah. Shaka menyuruh 3 pengawalnya kembali ke kota dan menyampaikan pesan kepada Mamanya bahwa dia akan berada disini dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Sementara Radit akan tetap di Desa itu untuk menjaga mereka.
Shaka sudah mandi dan membersihkan diri. Tubunya terasa sangat segar. "Shaka pakailah ini dan pergilah ke Masjid." ucap Alena sambil menyerahkan baju koko, sarung, peci dan sajadah.
"Untuk apa ini?" tanya Shaka heran.
"Ini hari Jum'at. Semua pria di Desa ini melakukan Sholat Jum'at setiap minggunya." ucap Alena.
Shaka terdiam. "Apa kau tidak tau tentang itu?" tanya Alena.
Shaka menggeleng. "Baiklah, mari aku ajari bacaan dan gerakan yang dilakukan saat Sholat. Karena kita hanya punya waktu satu jam, maka aku akan hanya mengajari gerakan dan bacaan untuk sholat Jum'at." ucap Alena.
Shaka terdiam. Sekali pun dia tidak pernah melaksanakan Sholat Jum'at dan hari ini istrinya yang mengajarinya.
Alena pun memulainya. Dari tata cara mengambil wudhu sampai bacaan dan gerakan sholat dia ajarkan. Beruntung Shaka sangat cerdas dan cepat menangkap pembelajaran dari Alena.
Setelah selesai dengan semuanya, Shaka pun mengganti bajunya dengan yang diberikan Alena tadi. Alena tertegun melihat penampilan Shaka. Bahkan dia kini terlihat sangat tampan setelah memakai baju koko dan pecinya.
"Bagaimana?" tanya Shaka.
Alena terkesiap. "Eh, iya sudah. Baiklah. Ajak Radit ya. Aku juga sudah memberinya perlangkapan Sholat Jum'at." ucap Alena.
"Itu saja? Tidak ada lagi?" tanya Shaka.
Alena mendekat dan mencium punggung tangannya. Shaka tersenyum melihatnya. "Jangan senang dulu, aku melakukannya karena aku seorang istri." ucap Alena.
Shaka mengangguk. Dia pun keluar dan memanggil Radit. Setelah siap, mereka pergi dengan mengendarai motor Alena dengan Radit sebagai supirnya.
Sesampainya di Masjid, beberapa gadis desa yang rumahnya terletak disekitan Masjid berdecak kagum melihat Shaka yang terlihat sangat tampan. Apalagi dengan penampilannya yang sekarang. "Tampan sekali ya. Andai saja dia masih lajang." ucap Andin.
"Huss sadarlah. Dia itu suami Mbak Alena." Sahut Via.
Shaka dan Radit mengambil wudhu lalu masuk kedalam.
Selesai dengan Sholat Jum'at, Shaka merasakan ada yang berbeda. Dia merasa seolah semua beban dikepalanya hilang. Hatinya begitu tenteram dan damai. Kini dia tau kenapa Alena melaksanakan Sholat setiap waktu. Ternyata inilah jawabannya. Dengan Sholat, dia bisa mendapatkan ketenangan dihati dan pikirannya. Membawanya pada hal yang lebih baik dan lebih mendekatkan dirinya pada sang pencipta.
.
.
.
Jangan lupa Like dan Rate bintang 5 ya.