NovelToon NovelToon
Menantu Dewa Roh

Menantu Dewa Roh

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:351k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sayap perak

Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.

Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.

Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 33 : Jian Heng dan Jian Yun

"Keluarlah. Tidak perlu sembunyi."

Satu persatu pekerja keluar dari beberapa celah yang tampak seperti bekas galian. Dengan perasaan takut yang menyelimuti, mereka tidak berani mengangkat wajah menatap Zhao Yang secara langsung.

"Tolong ampuni kami. Kami hanya pekerja di sini."

Zhao Yang menatap satu persatu dari mereka. Kemudian melambaikan tangannya seperti pertanda meminta mereka agar segera meninggalkan tambang.

"Pergi. Karena kalian hanya pekerja aku tidak punya urusan dengan kalian."

Mendengar itu, belasan pekerja dengan cepat lari meninggalkan tambang. Tersisa hanya pria tua yang sebelumnya ingin bicara ketika di depan.

Pria itu mendekat dan berkata, "Teruslah mengikuti jalur ini. Kemudian ambil jalur sebelah kanan. Kau akan menemukan kolam air panas yang penuh dengan tanaman teratai api. Tuan Ketiga Keluarga Jian mungkin masih berada di sana, jadi kau harus berhati-hati."

Zhao Yang hanya mengerutkan kening menatap pria tua itu. Melihatnya ingin pergi, dia secara spontan bertanya, "Kenapa memberitahuku?"

Pria tua itu menahan langkahnya dan tersenyum. "Tidak ada alasan khusus. Pria tua ini hanya tidak menyukai mereka, Keluarga Jian."

Setelah mengatakan itu pria tua pergi mengikuti pekerja yang lain. Sesaat Zhao Yang menatap punggungnya, kemudian berjalan menelusuri jalur di depannya seperti yang diberitahukan pria tua tadi.

____

Di bagian dalam gua.

"Paman. Sepertinya ada keributan di luar sana. Apa tidak sebaiknya kita kekuar memeriksanya?"

Pria yang sedang berjongkok di tepi kolam itu mengangkat wajahnya mengalihkan pandangan pada pemuda di sampingnya.

"Kau terlalu khawatir Yun'er. Jika benar ada masalah pengawal yang bersembunyi di sekitar gua pasti akan membereskannya. Coba kau dengarkan sekali lagi, sudah tidak ada suara. Itu berarti masalahnya sudah dibereskan."

Jian Yun mengernyitkan kening sambil berusaha mendengarkan dengan seksama. Namun seperti yang dikatakan pamannya itu, sekarang benar-benar tidak ada suara.

"Tapi Paman. Entah kenapa aku punya firasat buruk. Bagaimana jika kita keluar memeriksanya?"

Jian Heng, Tuan Ketiga Keluarga Jian itu masih bergeming dan memilih sibuk dengan teratai api yang melimpah di kolam tersebut.

"Untungnya kita datang hari ini. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan melaporkan tentang temuan kolam teratai api ini."

"Menakjubkan! Entah bagaimana mereka menemukan tempat ini. Teratai api sangat langka, tetapi di kolam ini mungkin ada belasan teratai api yang berusia sepuluh sampai seratus tahun."

"Yun'er. Dari pada hanya diam di sana, cepat bantu pamanmu ini mengumpulkan semua teratai api. Kita akan membawanya pulang dengan emas hasil hari ini. Cepat," ujar Jian Heng.

Meski awalnya terlihat sedikit enggan, Jian Yun seperti tidak punya pilihan dan terpaksa mendekat ke tepi kolam untuk memetik teratai api.

"Lain kali Paman tak perlu mengajakku lagi saat datang ke sini. Tidak ada yang dapat dilakukan di tempat ini. Benar-benar membosankan!"

Jian Heng tersenyum masam mendengar keluhan Jian Yun. Namun masih tidak mengatakan apapun sementara tangannya terus mengumpulkan teratai api dalam peti yang telah disiapkan.

Mereka terlalu fokus dengan hal itu. Tidak menyadari kedatangan seseorang yang sekarang berjalan di tepi kolam sambil perlahan mendekat ke tempat paman-keponakan itu.

"Pria tua itu tidak bohong. Ternyata memang benar ada kolam air panas yang penuh dengan teratai api."

Mata Jian Heng dan Jian Yun berkedut dengan kompak. Paman-keponakan itu kemudian berdiri, lalu berbalik mengikuti sumber suara tersebut.

"Kau sia-- ...."

"Zhao Yang?!"

Jian Heng yang baru membuka mulutnya seketika menatap Jian Yun saat keponakannya itu sepertinya mengenal sosok pemuda di depan mereka.

"Yun'er. Kau mengenalnya?"

Jian Yun tetap bergeming dengan tatapan yang serius kepada Zhao Yang.

"Tentu saja Paman. Dia Zhao Yang, menantu sampah itu."

"Oh!" Mulut Jian Heng spontan membentuk huruf 'o' yang besar. Mengangguk-angguk sambil memperhatikan Zhao Yang dengan seksama.

"Jadi dia menantu Tuan Besar Gu yang terkenal dengan sebutan sampah itu ...." Jian Heng lanjut tertawa.

Setiap orang di kota mungkin tahu nama Zhao Yang karena begitu terkenal. Namun tidak semua pernah bertemu dan tahu seperti apa penampilan Zhao Yang sebenarnya.

Apalagi hari itu Jian Heng tidak ikut dalam rombongan yang pergi ke acara lelang. Jadi ini adalah pertemuan pertama mereka, dan wajar jika Jian Heng tidak mengenalinya Zhao Yang.

"Eh! Tunggu sebentar ...." Jian Heng berhenti tertawa dan tiba-tiba memiringkan kepalanya saat kembali menatap Zhao Yang.

"Bagaimana caramu masuk dan sampai ke tempat ini?"

Tentu dia bingung. Mengingat ada pengawal tersembunyi yang selalu berjaga di sekitar mulut gua. Seharusnya mereka tidak akan mudah membiarkan orang lain masuk sampai ke dalam tambang.

Zhao Yang mengedikkan bahunya. "Apa itu orang-orang di luar? Tentu saja aku mengalahkan mereka semua," ucapnya, sedikit berlagak.

Hal itu membuat Jian Yun kesal.

"Kau pikir kami akan percaya dengan ucapanmu?!"

"Membual tidak tahu tempat. Dari dulu aku sangat membenci mulut busukmu itu," umpat Jian Yun dengan kesal.

Zhao Yang hanya menarik sedikit garis bibirnya ke atas seolah tak peduli apakah ucapannya dipercaya atau tidak.

"Sial! Kau masih saja bersikap sok hebat. Aku akan memberimu pelajaran!"

Bayangan ingatan momen saat pelelangan membuat Jian Yun semakin kesal. Amarah seolah telah mengendalikan dirinya. Dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk membalas semua penghinaan yang telah dirinya terima.

"Yun'er... Jangan terlalu keras, kita bisa dalam masalah."

Jian Heng langsung mengambil jarak untuk mundur setelah mengatakan hal itu. Dia tak ingin menganggu keponakannya yang ingin 'bersenang-senang', dan hanya mengingatkan agar tidak berlebihan.

"Paman tenang saja. Untuk memberinya pelajaran aku hanya perlu dua-tiga serangan. Dia tidak akan mati di sini."

Senyumnya terlihat mengejek. Pada saat yang sama Jian Yun mulai mengumpulkan Qi, menarik energi kekuatan membentuk bola yang berputar di telapak tangannya.

"Kau bilang sudah mengalahkan penjaga-penjaga itu, bukan?" Jian Yun mendengus.

"Zhao Yang!! Terimalah ini!!"

"Ledakan Kabut!!"

Wooshh!

Begitu dilempar serangan berbentuk bola itu membesar dengan tidak wajar. Semakin besar, lalu menerjang ke tempat Zhao Yang dan meledak di tempat.

Boom!

Gemuruh ledakan itu cukup memekak. Tampak hebat, tetapi Zhao Yang masih berdiri tegak di tempatnya tanpa terluka sedikit pun.

"Ba-bagaimana mungkin- ...."

Jian Yun tercekat. Meski begitu dia masih tidak ingin mengakui Zhao Yang. Meyakini jika hal itu hanya sebuah kebetulan.

"Sial!"

Dia mengumpat, lalu menghantamkan kakinya ke tanah. Dalam sekejap menghilang dari tempatnya lalu muncul tepat di depan Zhao Yang.

"Tinju Iblis!"

Serangan itu cukup cepat. Namun Zhao Yang tidak lebih lambat.

Bang!

Ledakan teredam terdengar saat Zhao Yang menahan serangan tinju itu. Hanya dengan satu tangan dan dia terlihat tidak kesulitan.

"Terlalu lemah," ucap Zhao Yang pelan.

Meski pelan tetapi Jian Yun mendengarnya dengan jelas. Wajahnya langsung memerah marah. Sangat murka mendengar kata-kata itu.

"Cari mati!!"

Dia berteriak sambil mengalirkan seluruh Qi dalam tubuhnya. Kekuatan tinjunya meningkat, tetapi masih tidak cukup untuk mengimbangi Zhao Yang.

Woshh

Bruak!!

Tubuh Jian Yun terhempas menghantam dinding gua. Jatuh terkulai lemas, tampak tak berdaya dengan darah mengalir dari sudut bibirnya.

"Yun'er!!"

Jian Heng benar-benar terkejut dan sempat tak bisa bereaksi. Namun dia bergegas lari ke tempat Jian Yun untuk memeriksa keadaannya. Dia memanggilnya, dan terus memanggilnya.

"Yun'er... Kau mendengar suara Paman? Yun'er?"

Tetapi tidak ada respon. Jian Heng kemudian berdiri dan mengalihkan pandangannya ke tempat Zhao Yang. Mengeluarkan aura kekuatannya yang berada di tingkat langit lapisan pertama.

"Sial! Aku akan membuatmu membayarnya!!"

1
Muh Hafidz
sip
Jendra Raharja
lanjutttttttt
saniscara patriawuha.
gasssd lahhh mangg zhaooo... masa 17 an nggak ada bonus tambahan...
Andri Iswanto
lanjut terus thor
algore
joz
algore
tumben babnya pendek
hehe apa Krn nanggung JD terasa pendek
Luthfi Afifzaidan
up
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kabuuuur
Andri Iswanto
lanjut terus thor
y@y@
🌟👍🏾👍🏻👍🏾🌟
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
y@y@
💥👍🏻👍🏾👍🏻💥
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Berubah menjadi jangkrik 🦗
angin kelana
jadi kucing dan tikus donk/Grin/
Sarip Hidayat
waah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
will
trio zhao itu apa sodara kandung? gda penjelasannya dr awal..zhao yang, zhao si ma 1 lg 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!