Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 07
KESABARAN YANG PENUH
Hendak sang pelayan tadi pergi. Seketika kedatangan seseorang di sana membuat langkah pelayan tadi terhenti saat semuanya masih tidak melihat akan kedatangan seseorang.
“Maaf membuat kalian menunggu.” Ucap Kairo yang kini mengenakan kemeja putih, jas hitam dan dasi pita yang sungguh membuatnya terlihat mempesona.
Namun yang membuat mereka semua terkejut bukanlah kedatangan Kairo, melainkan wanita cantik dan sederhana yang kini berdiri di sampingnya, menatap dengan wajah gugup.
Kairo berjalan bersamaan ketika Kaira merangkul kecil lengan kanan pria itu. -‘Astaga... Ini benar-benar seperti mimpi!’ batin Kaira yang berharap dia bisa mengendalikan rona merahnya dan wajah senangnya.
“Aku harap tidak ada masalah apapun malam ini, Kairo.” Ucap tegas Kalindi yang menatap nya serta suara yang terdengar menekan ke setiap kalimatnya.
“Akan aku perkenalkan kepada kalian. Dia Kaira, dan kami akan menikah karena aku yang memilih nya sebagai istriku.” Jelas Kairo membuat ketegangan dan keterkejutan di sana.
Caesar nampak menahan emosinya dan menoleh ke ibunya yang kini juga menatap marah ke Kairo. Sedangkan Raziq masih terlihat tenang agar bisa mengendalikan situasi.
“Omong kosong apa ini, Kairo!” tegas Kalindi yang seketika bangkit dari duduknya dan menatap marah.
Wanita itu mencoba tenang dan menatap dengan napas memburu. Sedangkan keluarga Zoltan hanya diam memperhatikan semuanya, meski Amira sendiri sudah suka dengan Kairo sejak awal melihatnya, namun dia bukan tipe wanita pelakor, dia hampir sama seperti Kaira yang baik dan polos.
“Aku tidak menyuruh kalian untuk mencairkan ku calon istri, tolong jangan tersinggung!” ucap Kairo yang menoleh ke keluarga Zoltan di kalimat akhirnya.
“Aku sudah menemukan calonku sendiri, dan aku harap tidak ada yang keberatan karena keputusan aku serahkan kepada ibuku.” Jelas pria itu yang kini menatap ke ibunya.
Terlihat senyuman kecil terukir di bibir pucat Kusuma. Ia mengangguk kecil namun jelas, yang artinya dia setuju dengan semua pilihan Kairo.
Kalindi mengepalkan tangannya, menoleh kecil ke arah Raziq yang hanya diam dan mengangguk kecil tanpa menatapnya balik. Dalam hati Kalindi dia benar-benar mengumpat tanpa henti.
Bagaimana tidak, usahanya sia-sia. Niatnya ingin mengendalikan istri dari Kairo agar itu lebih mudah. Namun ternyata semuanya kacau saat Kairo malah membawa gadis lain.
“Kita akan membahasnya lagi, sekarang kita bisa memulai makan malam ini.” Pinta Raziq sehingga Kairo dan Kaira sama-sama saling memandang dan duduk bersama yang lain.
Bak satu sampah di tumpukan emas. Kaira merasa seperti itu saat ini, dia memperhatikan para orang kaya yang saat ini tengah makan dengan anggun.
Ada banyak garpu dan pisau dari kecil ke besar. -‘Aku harus memakai yang mana? Kenapa banyak sekali alatnya?’ batin Kaira yang terlihat bingung dan benar-benar jauh dari kata cocok untuk dijadikan istri seorang keturunan bangsawan.
“Sepertinya calonmu kebingungan. Atau dia tidak tahu cara makan terhormat?!” ujar Kalindi membuat mata memandang ke arah Kaira.
Tentu, wanita itu menjadi malu dan gugup. Ia hanya menunduk diam sampai Kairo yang makan, pria itu terdiam untuk sesaat, lalu ia mengambil satu garpu untuk ia pakai. padahal sebelumnya dia sudah memegang pisau dan garpu yang sesuai seperti yang lain.
Dengan sengaja pria itu menunjukkan kepada Kaira agar tidak terlalu rumit dalam memakan hidangan malam ini.
Tentu saja Kaira tersenyum kecil, merasa bahwa dia tidak sendirian di kalangan atas saat ini. Dengan percaya diri dan penuh keteguhan, Kaira akhirnya meraih garpu ukuran sama seperti Kairo dan melahap hidangannya dengan santai.
.
.
.
Sementara usia makan malam, kini di ruang keluarga, terlihat hening ketika Kairo dan Kaira berada di sana. Kaira tersenyum kecil saat dia tak sengaja bertatapan dengan Lela, adik tiri Kairo yang juga tersenyum kecil kepadanya walaupun duduk mereka cukup berjauhan.
“Kau sudah mempermalukan keluarga ini, bagaimana bisa kau membawa wanita lain tanpa berdiskusi lebih dulu dengan kami? Atau setidaknya katakan kepada ibumu.” Ujar Kalindi yang sengaja mencari celah untuk memojokkan Kairo.
Namun pria berusia 28 itu hanya menatap tenang dan sedikit datar.
“Apa ada peraturan untuk semua itu sebelum satu Minggu ini, Ibu Kalindi?” balas Kairo dengan berani menatap ke Kalindi yang kini terlihat tak bisa berkata-kata.
“Tapi peraturan sebelum semua ini terjadi, Kairo. Apa kau lupa kita keturunan bangsawan yang terhormat dan disegani? Seharusnya kau berunding agar kami tidak mengundang keluarga Zoltan kemari.” Tegas Caesar yang juga mencari celah seperti ibunya.
Kairo menyeringai kecil, sekilas menatap ke bawah lalu kembali menatap mereka berdua dan menatap lekat hingga senyumannya hilang secara perlahan. “Aku, calon pewaris. Dan aku berhak atas diriku sendiri. Benar Ibu?!”
Kusuma menoleh ke anaknya dan tersenyum kecil, namun di sisi lain dia juga merasa tak enak dengan Kalindi dan Raziq.
“Aku sudah menjelaskan nya kepada Zoltan. Mereka sudah kembali ke negaranya. Sekarang bisa kau jelaskan siapa wanita yang duduk di sebelah mu saat ini, Kairo? Bibit-bebet-bobot nya?” tanya Raziq yang baru saja duduk di sofa singel.
Sementara Kaira, Lela, Kusuma dan Yoona hanya diam mendengarkan dengan baik.
“Katakan kepada mereka, siapa dirimu!” ujar Kairo menatap ke Kaira dengan senyuman kecil.
Saat itu juga, Kaira menelan ludah yang dengan kasar, dan kedua tangannya berkeringat dingin, hingga senyuman kecil terukir di bibir tipisnya.
“Se-selamat malam! Na-namaku... Namaku Kaira Ayesha! Aku seorang reporter yang bekerja di PT dan Chanel ABCtv. Dan— ”
“Jadi kau seorang reporter?!” potong Kalindi menatap ke Kaira seraya tersenyum kecil seolah mengejeknya. Seketika tangan Kaira terkepal malu dan mencoba tetap tenang.
Wanita berbalut dress warna krem itu kembali tersenyum lebar percaya diri. “Ya! Aku bekerja di sana dengan gaji UMR. Dan aku sangat menghargai dan menghormati pekerjaan ku!” jelas Kaira yang membuat Kalindi berdecak malas.
Sementara Kusuma terlihat senang-senang saja, begitu juga dengan Lela dan Yoona.
“Jadi kau report sungguhan? Jadi kau bisa mewawancarai ku? Maksudku... Kecantikan setiap hari seorang wanita! Apa kau tahu channel yout— ”
Yoona terdiam ketika Kalindi menatapnya tajam penuh ancaman. Wanita itu terdiam dan menunduk.
Keadaan di sana menjadi hening saat keluarga Kairo masih tidak angkat bicara. Kaira yang merasa tak tahu harus apa lagi, dia hanya diam.
“Apa kau tahu soal politik— ”
“Dia tidak akan tersangkut semua itu. Politik hanya akan menjadi tugas ku, bukan istriku.” Ucap Kairo yang saat itu juga membuat semua orang yang ada di sana cukup terkejut dengan apa yang Kairo katakan, termasuk Kaira sendiri.
Seolah ada sesuatu yang pria itu sembunyikan juga. Bagaimana tidak? Bukankah siapapun yang akan menjadi istri Kairo akan ikut membantunya meski harus masuk ke politik, tapi pria itu justru mengatakannya terus terang bahwa Kaira tak akan ikut campur dalam urusannya meski kelak mereka akan menjadi suami istri.
Trus u Kaira jg dibiat menye2 lah karakternya. Calon istri sultan harus badas dan cerdik bukan malah senyum2 sendiri blm2 bayangin anak sultan
apakah kalindi memenjarakan seseorang..
jd musuh yg sebenarnya kalindi & raziq anggota keraja,an sendirikah???
kaira mencari tahu krn merasa di sudutkan oleh kelg suaminya & bahkan suami nya jg menyuruh nya mencari dalang kematian ibu nya ..
kaira itu sebenarnya tegas & pemberani..
cuman dia kesal karena merasa kairo memanfa,atkan nya 🙂🤣😂😍🫢🤭
isi amlop nya masih teka-teki yah guys 🤣😄
apakah kairo tahu klu caesar itu anak raziq..