Bagi orang lain, aku adalah Prayasti Mandagiri Bhirawa.
Tapi bagimu, aku tetaplah Karmala Bening Kalbu.
Aku akan selalu menjadi karma dari perbuatanmu di masa lalu.
Darah yang mengalir di nadi ini, tidak akan mencemari bening kalbuku untuk selalu berpihak pada kebenaran.
Kesalahan tetaplah kesalahan ... bagaimanapun kau memohon padaku, bersiaplah hadapi hukumanmu!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ➖ D H❗V ➖, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. DURIAN RUNTUH
Team Blue di bawah komando Prado berhasil mengambil alih kepemilikan perusahaan dan mengembalikannya ke tangan Sabda. Sementara anak buah Beno yang diberi kedudukan tinggi di perusahaan, sudah menyeberang ke pihak Prado karena percaya dengan drama meyakinkan yang diperankan oleh Lucky dan Black.
Saatnya mereka membayar kejahatan yang mereka lakukan pada anggota keluarga klan Garcia. Prado hanya memberikan ganjaran yang setimpal dengan perbuatan mereka. Dan bagi yang menjadi tulang punggung keluarga, Prado memberikan tunjangan yang layak untuk kehidupan anggota keluarga mereka. Karena bagaimana pun, keluarga mereka tidak terlibat dan bersalah.
Hal inilah yang membuat anak buah Beno terbuka matanya dan sadar, bahwa mereka telah salah mengikuti perintah Beno selama ini. Mereka meminta diberi kesempatan untuk menebus kesalahan mereka dengan membaktikan diri pada klan Garcia, tanpa mengharapkan posisi penting dan gaji yang tinggi.
*
Prado menyerahkan kasus Beno pada team pengacara klan Garcia. Team pengacara itu pula yang menyerahkan bukti-bukti berupa foto dan video bahwa Sabda tidak bersalah dan hanya dijebak oleh Beno. Tentu saja bagian video di mana ada adegan kekerasan pada Hope, sudah diedit dan dicut. Dan membuat alibi lain tentang ancaman Beno sehingga Sabda terpaksa menandatangani surat pernyataan palsu itu. Bahkan Sayekti pun tidak dilibatkan sama sekali. Tapi Joanna yang melihat kejadian itu secara langsung dan merekamnya dalam bentuk foto dan video, menjadi saksi kunci atas kejahatan Beno yang telah menjebak Sabda.
Juru bicara team pengacara itu pula yang menemui pihak penyidik dan mengatakan tentang keputusan klan Garcia atas nama Sabda.
"Kami sebagai kuasa hukum tuan Sabda, menyampaikan bahwa tuan Sabda memilih jalan damai dan kekeluargaan. Tidak ada tuntutan apa pun pada tuan Beno. Kami menganggap hal ini sebagai kesalahpahaman saja," pengacara itu menegaskan pada pihak penyidik kepolisian yang menangani kasus Sabda.
Alasan tersembunyi dari semua itu, karena klan Garcia sudah mempersiapkan pembalasan yang setimpal untuk Beno. Prado tidak mau menghadirkan Hope dan Sayekti sebagai saksi di persidangan saat itu. Hope yang masih berusia sepuluh tahun dan mengalami kekerasan sehingga salah satu kornea matanya rusak. Juga Sayekti dan bayinya yang sudah dibawa ke luar negeri dengan status dan nama baru.
Hal ini sangat membingungkan dan membuat heran pihak penyidik kepolisian.
"Apakah tuan Sabda sudah yakin dengan keputusannya?" penyidik masih meragukan ucapan pengacara itu.
"Untuk masalah yang menyangkut tuan Sabda, kasus kami anggap selesai. Tapi pihak kami ingin membersihkan nama baik tuan Sabda dari segala tuduhan yang dialamatkan pada beliau," sahut pengacara itu.
Pengacara itu menyerahkan bukti-bukti kejahatan Beno. Tindakan penggelapan uang, penipuan, penjualan organ tubuh dan pembunuhan yang dilakukannya. Akhirmya pihak kepolisian tetap memberlakukan proses hukum terhadap Beno, berkaitan dengan kejahatan lain yang dilakukan Beno.
Anak buah Beno yang terlibat dengan kasus kejahatan itu, termasuk Black dan Lucky menjadi saksi yang memberatkan bagi Beno. Demikian juga dengan anak buah Sabda yang dipaksa untuk memberi kesaksian palsu waktu itu. Bahwa mereka menjalankan perintah Beno di bawah ancaman.
Sementara pihak klan Garcia tidak mengharapkan hasil yang maksimal dari proses hukum itu. Cukup dengan mengurus kebebasan Sabda dan membersihkan reputasinya. Seperti dugaan mereka ... hasil putusan sidang itu sangatlah mengecewakan. Beno hanya mendapatkan hukuman lima belas tahun penjara dan denda sebesar satu setengah miliar rupiah saja.
Tinggalah Beno yang sudah seperti kehilangan kaki dan tangan, tidak bisa bergerak sedikit pun bahkan untuk membela dirinya sendiri. Perusahaan yang direbutnya dengan cara licik sudah berpindah tangan. Bila Sabda kehilangan perusahaan dengan menandatangani surat pernyataan dalam kondisi sadar. Berbeda dengan Beno yang bahkan tidak sadar, kapan tepatnya perusahaan itu lepas dari tangannya.
Apalagi setelah tahu, anak buahnya sudah berkhianat menyeberang ke pihak musuh. Beno merasa tidak memiliki apapun dan semua orang meninggalkan dirinya, Beno merasa terpuruk seorang diri.
Padahal belum sepenuhnya Beno naked, seperti yang dimaksud dalam strategi Mr. Anthony.
Beno merenung, memutar kembali kejadian yang berlalu begitu cepat. Merasa hidupnya seperti roller coaster ... dari bawah, tiba-tiba naik ke atas dan sekarang terhempas ke bawah lagi.
Sesaat Beno tersadar, "Di mana Sayekti dan anak itu?"
Beno berpikir masih mempunyai harapan, setelah keluar dari penjara nanti, Beno berniat mencari Sayekti dan anaknya, "Sayekti pasti akan menerimaku kembali, aku tahu dia sangat mencintaiku."
Beno tidak menyadari bahwa hati bisa berubah bila terus disakiti dan bahwa semua perbuatan, ntah baik ataupun buruk ... akan mendapatkan karmanya.
*
Prado memberikan ijin cuti bagi anak buahnya yang telah bekerja keras membantunya, sejak kasus Sabda bergulir.
Hari itu Brown sedang menikmati liburannya. Hanya satu yang diinginkan Brown, tak ada satu pun yang mengganggu dirinya, termasuk jangan sampai bertemu dengan wanita jadi-jadian itu lagi.
Brown sedang berjemur di tepi pantai, dengan posisi berbaring terlentang di sebuah sun bed. Sebuah meja yang dilengkapi payung ada di sebelah kirinya. Sedangkan sun bed yang ada di sisi kiri meja itu kosong tak berpenghuni. Rupanya liburan Brown kali ini sambil meratapi status jomblonya.
Brown memilih out fit celana pantai berwarna putih dan membiarkan kancing kemeja birunya terbuka. Da da bidangnya yang berbulu diterpa sinar matahari. Kaca mata hitam bertengger di atas hidungnya yang mancung.
Brown sengaja menonaktifkan ponselnya dan meletakkannya di atas meja. Brown duduk sejenak, menyeruput segelas mujito untuk meredakan rasa hausnya. Kombinasi rasa manis dan aroma mint membuat pikiran Brown menjadi segar dan relax. Mujito adalah minuman yang terbuat dari vodka, gula, lemon, air es, es batu, dan daun mint.
Lalu Brown kembali berbaring dan tidak mempedulikan pemandangan di sekitarnya. Meskipun banyak wanita sexy berlalu lalang di sana, bahkan ada yang nekad menggodanya.
Sampai seorang wanita berpenampilan mirip waria tiba-tiba naik ke atas sun bed miliknya dan memeluk Brown erat. Brown yang sedang memejamkan mata, tentu saja terkejut dan reflex menendang wanita itu. Tidak terima dengan perlakuan Brown, wanita itu balas menyerangnya. Tetapi ketika wig terlepas dari kepala wanita itu, Brown jadi ternganga dibuatnya, "Mildrett sedang apa kau di sini?"
"Sssssttt ... diam!!! Kau harus bertanggung jawab, kau sudah merusak penyamaranku!" Mildrett celingukan ke sana ke mari. Ketika melihat pria yang dikuntitnya mendekat, Mildrett mendorong Brown kembali berbaring di atas sun bed itu. Lalu Mildrett segera naik di atas tubuh Brown dan mencium bibirnya. Posisi intim itu sengaja dilakukan Mildrett untuk mengelabuhi pria yang sudah mencurigainya.
Tentu saja Brown yang mendapatkan serangan mendadak dari Mildrett sangat terkejut tapi sekaligus menikmati. Sebenarnya sudah sejak lama Brown menaruh hati pada Mildrett. Tapi nyali Brown menciut bila harus melamar Mildrett pada singa betina itu.
Kali ini bagai mendapat durian runtuh, Mildrett yang biasanya bersikap acuh, datang dan menyerahkan diri padanya. Brown berlagak jadi pahlawan kesiangan dan membalas ciuman Mildrett dengan lembut, mencurahkan seluruh isi hatinya yang terpendam selama ini.
"Tetaplah seperti ini, pria itu masih di sini," bisik Brown membohongi Mildrett, supaya jack pot pelukan dan ciuman itu berlangsung lebih lama lagi. Sementara Mildrett yang sedang menyembunyikan diri, tidak sadar bahwa dirinya sedang di modusi oleh Brown.
Siapakah pria yang sedang dikuntit oleh Mildrett?