NovelToon NovelToon
Mas Kapten, Ayo Bercerai!

Mas Kapten, Ayo Bercerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:63.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Lima tahun lalu, malam hujan hampir merenggut nyawa Kapten Shaka Wirantara.
Seorang wanita misterius berhelm hitam menyelamatkannya, lalu menghilang tanpa jejak. Sejak malam itu, Shaka tak pernah berhenti mencari sosok tanpa nama yang ia sebut penjaga takdirnya.

Sebulan kemudian, Shaka dijodohkan dengan Amara, wanita yang ternyata adalah penyelamatnya malam itu. Namun Amara menyembunyikan identitasnya, tak ingin Shaka menikah karena rasa balas budi.
Lima tahun pernikahan mereka berjalan dingin dan penuh jarak.

Ketika cinta mulai tumbuh perlahan, kehadiran Karina, gadis adopsi keluarga wirantara, yang mirip dengan sosok penyelamat di masa lalu, kembali mengguncang perasaan Shaka.
Dan Amara pun sadar, cinta yang dipertahankannya mungkin tak pernah benar-benar ada.

“Mas Kapten,” ucap Amara pelan.
“Ayo kita bercerai.”

Akankah, Shaka dan Amara bercerai? atau Shaka memilih Amara untuk mempertahankan pernikahannya, di mana cinta mungkin mulai tumbuh.

Yuk, simak kisah ini di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Meskipun aku pergi setidaknya aku akan membawa pengkhianat itu bersama

Suasana di ruang utama kediaman keluarga Wirantara terasa berat. Aroma teh melati yang biasanya menenangkan kini justru menambah sesak suasana. Di meja panjang marmer putih, selembar amplop cokelat sudah terbuka, surat cerai dari Amara.

Tuan Wirantara duduk di kursi besar di ujung meja, matanya tajam menatap dokumen itu. Sedangkan Merlin, berdiri dengan wajah merah padam, amarahnya nyaris tak bisa dibendung.

“Kau ini suami macam apa, Shaka?!” bentak Merlin, suaranya bergema di seluruh ruangan.

“Tidak becus menjaga istri, tidak becus menjaga rumah tangga! Sekarang Amara mengirim surat cerai di depan semua keluarga besar! Apa kau tidak malu, hah?!”

Shaka berdiri di hadapan mereka, seragam pilotnya masih menempel di tubuh, wajahnya letih dan mata sedikit merah. Ia menunduk, menahan diri agar tidak membalas kata-kata ibunya.

“Bu … bukan salah Amara sepenuhnya,” ucap Shaka pelan tapi terdengar berat.

“Pagi tadi ada insiden di penerbangan...”

“Kami tahu!” potong Tuan Wirantara, suaranya dalam dan tegas.

“Kami juga tahu kalau kau hampir diserang di udara. Tapi justru karena itu, seharusnya kau lebih menghargai istrimu. Dia perempuan hamil, Shaka. Hamil!”

Tuan Wirantara menatap anaknya itu tajam, tapi di matanya ada sedikit iba yang tersembunyi.

“Wanita yang sedang hamil sangat sensitif. Sekalipun dia salah, bukan begini caramu menyelesaikannya. Sekarang, aku minta kau jemput Amara. Bicarakan baik-baik. Aku tidak mau ada perceraian di keluarga ini, apalagi sampai bocor ke media.”

Shaka menarik napas panjang, wajahnya kaku, dia hanya mengangguk pelan.

“Baik, Ayah. Saya akan menjemput Amara.”

Namun sebelum Shaka sempat berbalik, suara langkah tergesa terdengar dari arah tangga.

Karina muncul dengan gaun kasual berwarna biru lembut, rambut tergerai rapi. Ia memegang nampan kecil berisi secangkir teh, seolah baru saja turun dari kamarnya.

“Ayah, ibu ... Mas Shaka tidak bersalah,” ucapnya lembut, tapi sarat nada manja yang menempel di lidahnya.

“Yang salah itu Mbak Amara. Dia yang pergi tanpa izin, datang ke kantor dengan laki-laki lain. Semua orang melihatnya. Aku sendiri ... aku cuma tidak tega melihat Mas Shaka terus disalahkan.”

Merlin menoleh cepat ke arah Karina, ekspresinya sedikit melunak. “Kamu selalu membela kakakmu, ya, Karina…” katanya dengan nada setengah iba, setengah bangga.

Sementara Tuan Wirantara hanya mendengus pelan, menatap Karina dengan tatapan datar.

“Sudah, Karina. Jangan ikut campur urusan rumah tangga kakakmu. Kami tahu siapa laki-laki yang datang bersama Amara itu.”

Nada bicaranya dingin, tapi cukup membuat Karina terdiam sejenak.

Shaka menatap ayahnya dengan dahi berkerut, “Ayah … siapa maksud Ayah?”

Namun Tuan Wirantara tak menjawab, hanya mengalihkan pandangannya ke jendela besar di sisi ruangan. Merlin kembali menatap Shaka, nada suaranya menurun tapi tetap keras, “Aku tidak peduli siapa laki-laki itu. Kau harus menjemput Amara sekarang juga, Shaka. Tidak ada alasan. Jangan biarkan rumah tanggamu hancur begitu saja.”

Shaka mengangguk lemah, bersiap meninggalkan ruangan.

“Ah!” Karina menjerit pelan sambil memegangi kepalanya. Cangkir teh di tangannya jatuh ke lantai dan pecah.

“Mas Shaka … kepalaku pusing sekali…” katanya dengan suara lemah, tubuhnya limbung seolah akan jatuh. Refleks, Shaka menahan tubuh Karina agar tidak terjatuh.

“Karina! Hei, kamu kenapa?”

Merlin langsung berlari menghampiri, wajahnya panik.

“Ya Tuhan! Karina, sayang, kamu kenapa?! Shaka, tolong bawa dia ke kamar, cepat!”

Shaka tampak bingung, menoleh ke ibunya lalu ke arah ayahnya. Namun Tuan Wirantara hanya bersandar di kursi, menyilangkan tangan dengan ekspresi tenang yang mencurigakan.Ia menatap Karina datar, lalu bergumam pelan nyaris tak terdengar,

“Drama yang sama ... lagi.”

Karina semakin merintih pelan, berpura-pura kesakitan, sementara Merlin sibuk menenangkan dan Shaka akhirnya menggendong Karina menuju kamarnya.

Di sudut ruangan, Tuan Wirantara menatap ke arah surat cerai yang tergeletak di meja. Sorot matanya tajam, penuh makna.

“Jika Shaka tahu Amara bagian dari keluarga Marvionne apa yang akan dia lakukan?” gumamnya pelan.

Langit sore di atas bukit Marvionne tampak kelabu, awan bergulung rendah seolah menandakan badai akan datang. Di ruang tamu yang luas dan bergaya klasik itu, Amara duduk di hadapan perapian, kedua tangannya menggenggam secangkir teh hangat, sementara pikirannya melayang entah ke mana.

Zico berdiri tak jauh darinya, menatap diam-diam ekspresi wanita yang selama lima tahun terakhir tak pernah benar-benar ia lihat sebingung itu.

Di sisi lain ruangan, Tuan Edward Marvionne duduk di kursi kayu tua kebanggaannya, membaca surat berkop Wirantara Air yang baru saja tiba sore tadi.

“Jadi ... mereka sudah menerima suratnya,” ucap Tuan Marvionne tanpa menatap cucunya.

Nada suaranya datar, tapi dalamnya ada sesuatu yang berat. Amara tidak langsung menjawab. Ia menatap api yang menyala tenang di hadapannya, lalu berkata pelan,

“Sudah saatnya aku melepaskan semua yang hanya membuatku luka, Kek. Aku sudah berjuang terlalu lama untuk mempertahankan sesuatu yang ... bahkan bukan cinta.”

Zico mendekat setapak. “Tapi Nona, surat ini ... bukan sekadar simbol perpisahan. Keluarga Wirantara bukan keluarga biasa. Mereka punya kekuasaan, jaringan, dan … ambisi.”

Tuan Marvionne melipat surat itu perlahan, lalu menatap cucunya tajam.

“Zico benar, keputusanmu akan menimbulkan riak besar, Amara. Keluarga mereka tidak akan tinggal diam ... apalagi Shaka.”

Amara menarik napas dalam, bibirnya tersenyum miring.

“Kapten Shaka tidak akan menceraikanku dengan mudah, Kek. Aku tahu itu, tapi aku juga tidak akan kembali hanya karena dia marah atau merasa bersalah.”

Tuan Marvionne menatap cucunya lama, lalu menghela napas pelan.

“Dulu aku menyetujui pernikahanmu karena aku percaya dia bisa menjagamu. Tapi sekarang ... aku mulai meragukan pilihan itu.”

Zico menunduk hormat. “Izinkan saya menjaga Nona mulai sekarang, Tuan. Apa pun risikonya.”

“Baik,” jawab Tuan Marvionne singkat. “Tapi kita tidak bisa hanya diam. Ada yang lebih penting dari sekadar pernikahan.”

Beliau mengambil map hitam di samping kursinya dan meletakkannya di meja.

“Ini laporan yang Zico kirimkan tentang insiden penerbangan pagi tadi. Aku rasa, Amara tahu lebih banyak daripada yang dia katakan.”

Amara mendongak perlahan, matanya kini lebih tajam.

“Ya, Kek. Serangan itu bukan yang pertama. Seseorang sedang mencoba menyusup ke sistem Wirantara Air ... dan aku punya alasan kuat untuk percaya kalau ada orang dalam yang membantu mereka.”

Zico menatapnya dengan waspada.

“Apakah Nona mencurigai seseorang dari pihak keluarga Wirantara?”

Amara menatap api yang mulai mengecil, lalu menjawab dengan tenang tapi dingin,

“Bukan mencurigai. Aku sudah tahu siapa orangnya.”

Suasana ruangan menjadi tegang. Tuan Marvionne sedikit memajukan tubuhnya, menatap Amara penuh selidik.

“Siapa?”

Amara menatap mereka berdua, lalu berdiri perlahan.

“Belum saatnya kusebut, Kek. Tapi ketika waktunya tiba … nama itu akan membuat keluarga Wirantara runtuh dari dalam.”

Zico hanya menatapnya dengan campuran kagum dan khawatir, sementara Tuan Marvionne mengangguk pelan, seakan memahami strategi yang mulai dimainkan cucunya.

“Baiklah, cucuku,” katanya pelan.

Api di perapian berderak kecil, memantulkan bayangan Amara yang berdiri tegak di tengah cahaya oranye.

1
Esther Lestari
harusnya kamu minta tolong salah satu pengawalmu untuk menolong Shaka dulu Amara. Kasihan dia terluka karena menyelamatkan kamu dari amukan wanita tadi.
Yulia Dhanty
Menarik
𝕙𝕚𝕜
lanjutkan thorrrr💪💪💪💪
Ariany Sudjana
Amara, meski kamu sakit hati dengan Shaka, tapi kamu harus ingat Shaka sudah menyelamatkan kamu dari perempuan tadi. setidaknya kamu harus punya rasa kemanusiaan, dengan membawa Shaka ke RS
Hanifah 76
lanjut ka...
Fri5
lanjut kak
Esther Lestari
siapa wanita itu yang berani mempermalukan Shaka di depan umum ?
bagaimana rasanya Shaka, bertemu dengan anak sendiri dan Amara ?
Ma Em
Siapa yg baru saja marah2 sama Shaka mungkinkah Karina dan siapa suaminya yg sombong itu , bagaimana reaksi Amara setelah bertemu dgn Shaka apakah mau kembali pada Shaka .
siti maesaroh
gimana shaka dipermalukan didepan umum malu bukan, bgitu jg dg amara yg duku kau prmlukn didepan staf stafmu,, 0takmu kepikir sampai situ g ,yakin lihat shaka ini bner" pingin tk tampil pake telpon deh aku yg bukn amara aja ikut sakit apa lg amara ya hadehhh. 😄😄🤭 mksih kk thor updatenya
Nanik Arifin
dlu kamu mempermalukan Amara di depan umum demi adik angkat licikmu, sekarang, tanpa Amara tahu Tuhan membalas mempermalukan mu di depan umum. impas, Shaka
silahkan bangkit, bangun kejayaan lagi. jadi pria peka & bertanggung jawab. pantaskan dirimu dlu, baru kejar Amara.
ingat, buang si licik dr hidupmu !!
Fera Susanti
yah gantung😬
Fera Susanti
takdir
Hanifah 76
seru ceritanya
𝕙𝕚𝕜
lanjutkan thorrrr💪💪💪💪
Lenty Fallo
seru ceritanya..😍 lnjut thor upnya 💪💪
Hary Nengsih
ternyata gak bisa bangkit lg shaka🤣🤣🤣🤣jalang nya masi d simpen itu
juriah mahakam
Takdir mank bgtu kejam memisahkan tnpa kt2 n mempertemukan kembali stlh ht ditinggalkan tp ttp menunggu pemilik sejatix,,, gimana ni reaksi Amara hhhmm hhmmm hhhhmm sesi menegangkan akan dtg smngt up kk 🥰
Jong Nyuk Tjen
kyny anak ny s shaka n karin krn selama ini kan s karin tinggal satu rmh am s shaka , mana mngkin ga terjadi sesuatu d antara mereka
Esther Lestari
siapa wanita itu ?
jangan sampai si ulet bulu itu masih berkeliaran dan menganggu Shaka
Esther Lestari
Karina memanfaatkan situasi dan dia menikmatinya.
Semakin menyesal Shaka setelah tahu kenyataan yang sebenarnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!