Ini kisah tentang laki-laki psycopath yang tertarik dengan perempuan galak bernama Lexa Aldora. Laki-laki yang akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apapun yang ia inginkan. Bahkan dengan cara kotorpun akan ia lakukan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
"Kau aneh dan aku tidak suka. Kau pemaksa sampai membuatku heran. Aku siapa dan kamu siapa? Kita tidak memiliki hubungan apa-apa. Tapi kau tiba-tiba datang dan hadir lalu mengatakan jika aku adalah milikmu. Please, jangan bermimpi. Aku adalah milik diriku sendiri. Bukan milik mu Elden." - Lexa Ardola
"Kamu cantik dan kamu adalah milikku. Kamu indah dan kamu adalah milikku. Apapun yang ada di dirimu adalah milikku. Bahkan kematian mu akulah yang menentukannya. Larilah semampumu, maka aku akan datang untuk menemukan mu. Karena kau adalah milikku. Hanya milik seorang Elden Crishtian. Jika ada yang berani menyentuh mu, maka hanya ada dua pilihan yaitu sekarat di Rumah Sakit atau pulang dalam keadaan mati." -Elden Crishtian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Eva Fullandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Gelang Couple (S1)
Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊
Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..
Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗
dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚
Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗
Happy Reading
***
Game telah berakhir.
Permainan itu telah dimenangkan oleh Harry dan Nanik. Hal itu sukses membuat Elden merasa kesal. Namun tidak untuk Lexa. Lexa terlihat biasa saja dan terlihat tenang.
"Apa lo tidak kesal?" Tanya Elden dengan berbisik ke telinga Lexa.
Kening Lexa berkerut mendengar bisiskan Elden di telinganya. "Kenapa harus kesal? Bukankah kalah dan menang itu sudah biasa? Lagian juga mereka pantas untuk menang. Mereka kompak saat melakukannya. Sedangkan kita? Kita saja tidak kompak dan gerakan tariannya juga asal. Jadi kenapa harus merasa kesal?" Jawab Lexa yang menohok hati Elden.
"Baiklah beri tepuk tangan yang meriah untuk Harry dan Nanik." Ucap sang MC yang langsung disambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh siswa-siswi di dalam aula.
"Lalu selanjutmya ini hadiah untuk Elden dan Lexa karena telah ikut berpartisipasi dalam game ini yaitu dua gelang couple." Ujar sang MC dengan semangat empat lima.
"Ciee.. ciee.." Sorakan riuh dari angkatan kelas 12 IPS langsung terdengar. Membuat Lexa langsung merasa salah tingkah sendiri ketika mendapatkan sorakan meriah itu.
Elden yang menangkap rona merah di kedua pipi Lexa langsung ikut tersenyum. Senyuman tipis yang bahkan orang lain tidak dapat melihatnya. Ternyata, perempuan galak disampingnya juga bisa merasa salah tingkah karena hal sederhana seperti ini. Dan lagi, Elden dapat menemukan satu hal fakta dari Lexa. Ternyata Lexa bisa salah tingkah karena sesuatu hal yang sederhana.
Lexa menerima gelang warna hitam itu. Begitupu juga dengan Elden yang menerimanya. Setelah itu Lexa langsung memakai gelang warna hitam itu dipergelangan tangan kirinya.
Elden yang melihat Lexa memakai gelang itu, maka Elden juga ikut langsung memakainya. Apapun tentang Lexa, Elden akan selalu mengikutinya.
"Baiklah kalian bisa kembali ketempat duduk kalian."
Setelah itu mereka langsung kembali ketempat duduknya setelah sang MC menyuruhnya untuk kembali ke tempat duduknya.
Lalu, acara telah berakhir dengan ditutup sebuah sambutan penutup.
Setelah itu, siswa-siswi langsung kembali ke kelasnya masing-masing. Namun, baru saja Lexa melangkah keluar, pergelangan tangannya langsung dicekal oleh Bram, kekasihnya.
"Kamu mau kemana Lexa?" Tanya Bram dengan menatap wajah cantik kekasihnya itu.
Lexa tersenyum ketika melihat guratan kesal di wajah Bram. "Aku mau kembali ke kelas sayang. Kamu kenapa terlihat kesal?" Tanya Lexa dengan menarik tangan Bram agar mengikuti dirinya.
Lalu, langkah Lexa berhenti di ujung tangga. Tubuh Lexa berbalik dan menghadap ke arah Bram. Ditatapnya wajah tampan itu yang terlihat kesal.
Bram menghela nafasnya kasar. "Aku tidak suka saat melihatmu tadi bersama dengan kakak kelas itu sayang. Kamu tau bukan, jika aku paling tidak suka jika melihat kekasihku berdekatan dengan laki-laki lain?" Ujar Bram dengan menatap tepat kedua bola mata Lexa. Lalu, tangannya bergerak mengusap pelan wajah kekasihnya dengan lembut.
Bahkan siswa-siswi yang berlalu lalang disana menatap keromantisan dua sejoli itu. Ada perasaan iri di hati mereka. Mereka juga ingin berada di posisi Lexa sekarang. Apalagi, Lexa bisa mendapatkan seorang pria most wanted seperti Bram. Rasanya mereka ingin bertukar posisi sekarang.
"Bram, kita masih disekolah." Ucap Lexa dengan megenggam tangan Bram yang mengusap wajahnya dengan sayang.
"Iya aku tau sayang. Terus kenapa? Lagian juga tidak ada yang melarang kita bukan?" Ujar Bram dengan menaik turunkan alisnya. Membuat Lexa merasa gemas dengan apa yang dilakukan Bram tadi.
Dengan gemas Lexa langsung mencubit gemas pipi itu. "Kamu pacar siapa si Bram?" Ucap Lexa dengan gemas dan terus mencubit kedua pipi Bram.
Bram langsung tersenyum setelah mendengar perkataan kekasihnya itu. "Aku kan kekasih mu sayang. Bram Alexander kekasih sah Lexa Ardola." Ujar Bram dengan menatap penuh cinta wajah Lexa.
Lexa langsung tertawa renyah dibuatnya.
Bahagianya cukup sederahana. Melihat mamanya tersenyum dan melihat Bram yang seperti ini sudah membuat Lexa sangat bahagia.
Bram benar-benar dibuat kagum dengan wajah cantik itu. Bram benar-benar dibuat jatuh dalam pesona senyuman manis Lexa. Bram benar-benar dibuat kagum dengan apa yang ada di dalam diri Lexa.
"Aku sayang kamu Lexa." Ujar Bram dengan menatap serius wajah Lexa.
Lexa tersenyum dan mengangguk. "Aku juga sangat menyayangimu Bram." Jawab Lexa dengan senyuman yang terbit di wajahnya.
Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang mengawasinya. Menatap tidak suka dengan keromantisan mereka berdua.
Kedua tangannya mengepal kuat hingga otot-otot di tangannya menonjol. Rahangnya mengeras dengan tatapan yang tajam.
Ditepuknya dengan pelan pundak Elden. "Sabar bro. Jangan marah dulu. Jangan emosi dulu. Gue tau rumput tetangga itu lebih menarik, tapi seenggaknya lo harus bermain bersih. Lo harus bisa deketin Lexa terlebih dahulu. Apalagi kalau gue lihat, Lexa tidak begitu suka dengan kehadiran lo. Jadi, lo harus ada cara untuk meluluhkan perasaannya. Jika saja lo tidak bisa meluluhkan perasaanya, gimana lo bisa dapatin orangnya?" Ujar Rafael yang berusaha memberikan masukan ke Elden. Ya, meskipun Rafael tau jika presentasenya kecil sekitar 10% kalau Elden akan menerima sarannya. Tapi, setidaknya Rafael telah berusaha.
"El, gue tau lo. Lo tidak buta. Lo bisa tau sendiri bukan jika Lexa sangat mencintai Bram kekasihnya itu. Apalagi mereka adalah sahabat yang berubah menjadi cinta. Jadi, menurutku itu sangat sulit dalam menaklukan hati Lexa. Melihat Lexa itu tipe perempuan yang jarang kita temui." Tambahnya.
"Sialan lo!" Umpat Elden dengan kasar. Bukannya menyemangati tapi Rafael malah semakin menjatuhkannya.
"Gue bantu lo buat menerima kenyataan El. Meskipun gue tau kalau kenyataan itu lebih menyakitkan daripada ekspatasi."
Oke. Bolehkah Elden menenggalamkan sahabatnnya itu ke laut?! Bolehkah Elden menendang Rafael ke antartika?!
Sungguh, setelah mendengar perkataan Rafael tadi, membuat Elden tertampar oleh kenyataan.
***
Jangan lupa follow instagram mereka ya 🤘
@eldencrishtian
@lexacrishtian
@garvincrishtian
@seancrishtian
@daracrishtian
@kenzocrishtian
@crownedeagle_03
Yang mau ngobrol dengan Visual Psycopath Vs Cewek Galak atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Elden, Lexa, Bram dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain Psycopath Vs Cewek Galak dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman..
sayang ya pemeran utamanya bukan bram.
kasian amat ini ya keadaan yg penuh cinta ga bisa bertahan lama