Sebuah pernikahan yang membawa petaka, hal ini lah yang di alami seorang gadis cantik yang bernama Athena.
Gaun pengantin yang berlumuran darah menjadi saksi atas hancurnya kehidupan Athena. Pria yang sangat di cintai nya dengan tega membatalkan sepihak pernikahan yang selama ini merupakan impiannya.
Tidak hanya itu, ia juga harus kehilangan sosok seorang ayah yang telah merawatnya sedari kecil.
Namun sebuah fakta yang mengejutkan mulai terungkap, sosok ibu yang selama ini telah meninggalkannya, ternyata telah membunuh kedua orang tua dari calon suaminya Delano.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Ting
Athena baru saja sampai di lantai 14, saat ia akan melangkahkan kaki keluar dari lift, perasaannya menjadi tidak enak karena beberapa orang terlihat seperti sedang menggunjingkannya.
Di tempatnya yang baru, ia tidak mengenali siapapun untuk di ajak bicara.
'Kenapa orang-orang yang ada di sini terlihat tidak menyukaiku', Bisik batinnya.
Athena mencoba untuk tidak memperdulikan ucapan mereka terhadapnya namun ucapan mereka terhadap Athena semakin menjadi-jadi.
"Oh jadi ini karyawan baru yang langsung naik pangkat", Seru seseorang dari arah belakang.
"Iya, padahal gak cantik-cantik amat!", Sahut yang lain.
"Gak cantik tapi bisa jadi sekretaris dan model utama perusahaan", Sinis nya dan menatap Athena dengan tatapan tidak suka.
"Mungkin simpanan boss kita!"
"Temen tidur boss kali!"
Perkataan mereka semakin kurang ajar membuat Athena tidak tahan untuk tidak menjawab.
Athena bangkit dari kursinya dan mendekati perempuan yang telah berbicara buruk tentang dirinya.
Namun tindakannya tertahan saat Delano datang menghampirinya.
"Ada apa?", Tanya Delano mengusap lembut kepala Athena.
"Gak ada apa-apa!", Jawab Athena sambil tersenyum manis ke arah Delano.
"Ayo kita pergi makan siang ke cafe seberang jalan", Ajak Delano.
"Kamu duluan, ntar aku nyusul"
"Oke aku tunggu di bawah ya", Ucap Delano sembari tersenyum ke arah Athena.
Sepeninggalan Delano, Athena langsung tersenyum ke arah perempuan yang menggosipkan nya.
"Aku bisa memecat kalian jika aku mau", Kecam Athena dengan senyum sinis di bibirnya.
"Jika aku masih mendengar kalian membicarakanku aku tidak akan segan-segan meminta Delano untuk memecat kalian!"
Setelah memberikan ancaman keras kepada mereka, Athena langsung pergi menyusul Delano ke cafe yang terletak tidak jauh dari perusahaan tempatnya bekerja.
Athena melihat Delano melambaikan tangan ke arahnya.
"Wah banyak banget", Athena terkesima ketika melihat banyaknya makanan yang terdapat di meja.
"Aku memesan banyak agar kamu bisa pilih makanan yang kamu suka"
"Enak banget", Seru Athena ketika mencicipi steak yang di pesan Delano.
Delano terlihat senang ketika Athena makan dengan lahap hingga nasi di piringnya habis tak bersisa.
"Itu apa?"
Athena menunjuk ke arah piring yang berisi ubi ungu yang terbungkus aluminium foil dan di bentuk bulat seperti bola.
"Itu ubi ungu, kamu mau?"
"Mau"
Saat ia mencoba mengambil salah satu ubi ungu dari piring, tangannya tiba-tiba panas seperti terbakar.
"Awww", Pekik Athena dan meniup jari tangannya.
"Biar aku yang bantu bukain"
"Eh jangan, nanti tanganmu jadi terbakar"
"Gapapa"
Delano berusaha hati-hati agar rasa panas yang menjalar tidak membuat tangannya terluka.
"Nah udah", Delano menyerahkan ubi jalar yang sudah di tiupnya ke tangan Athena.
"Makasih", Jawab Athena tersenyum senang.
"Wih enak banget!", Athena menyukai ubi ungu yang baru saja ia makan.
"Kamu belum pernah memakan ini sebelumnya?"
"Belom, ini pertama kalinya buatku, ternyata ubi ungu seenak ini", Review Athena jujur.
"Na..."
"Hmm kenapa?", Athena menghentikan acara makannya dan memilih mendengar apa yang akan di katakan Delano.
"Apa kamu senggang malam ini?", Tanya Delano.
"Iya"
"Aku ingin mengajakmu ke rumah"
Athena menatap mata Delano dengan penuh selidik.
"Aku gak akan macem-macem, janji", Ucap Delano takut di marahi oleh Athena.
"Terus ngapain ajak aku ke rumah"
"Aku ingin kita masak bareng!", Jawabnya.
"Hmmm... gimana ya? Boleh deh!"
"Serius mau?", Tanya Delano.
"Iya"
"Kalau begitu sebaiknya sekarang kita pergi berbelanja ke supermarket"
"Ehh... terus kantor gimana?"
"Gak usah kamu pikirin!"
Delano tersenyum sumringah dan membawa Athena ke tempat di mana ia memarkirkan mobilnya.
...***...
Delano memegang tangan Athena saat memasuki supermarket yang cukup terkenal di kawasan itu.
Suasana supermarket siang itu begitu ramai, dari kejauhan terlihat segerombolan ibu-ibu tengah berebutan minyak goreng.
Setelah selesai membeli berbagai kebutuhan, Athena dan Delano langsung mengantre di belakang orang-orang yang lebih dulu mengantre.
"Berikutnya!", Panggil petugas kasir.
Delano mengeluarkan ATM untuk membayar semua tagihan, namun petugas kasir mengatakan tidak dapat melakukan transaksi non tunai.
"Maaf mas, untuk saat ini kami tidak melayani pembayaran lewat non tunai hanya bisa dengan uang cash"
Delano memeriksa kembali dompetnya dan tidak menemukan sepeserpun uang di dalamnya.
"Biar aku yang bayar", Ucap Athena.
"Aduh... Aku jadi ngerasa gak enak"
"Udah gapapa, santai aja kali"
Athena mengeluarkan lima lembar uang ratusan dan menyerahkannya kepada petugas kasir.
Setelah selesai membayar, mereka segera berangkat menuju apartemen milik Delano yang bersebelahan dengan Athena.
"Ah aku lupa membeli buah-buahan", Athena berteriak histeris saat mereka baru saja sampai di apartemen milik Delano.
"Di freezer ada apel dan anggur", Jawab Delano sambil membuka sepatu.
"Oh syukurlah"
Athena juga membuka sepatu dan menggantinya dengan sendal rumah yang telah di sediakan.
Athena baru menyadari apartemen milik Delano jauh lebih bagus ketimbang dirinya.
Dapur pria ini juga sangat bagus, rapi dan bersih sehingga membuat nyaman mata memandang.
Saat Athena hendak mengambil salah satu pisau, tangannya langsung di cegat oleh Delano.
"Biar aku yang memotong semua bahan!", Seru Delano.
Sejujurnya Delano tidak ingin Athena terluka, terlebih saat ia melihat bekas sayatan benda tajam di tangan gadis itu.
"Ah baiklah, aku akan memanaskan minyak goreng kalau begitu"
Athena memeriksa kresek belanjaan dan mengambil minyak goreng yang terbungkus dengan kemasan plastik.
Setelah menuangkan sedikit minyak goreng, Athena memasukkan bawang yang baru saja di iris halus oleh Delano.
"Kok kamu nangis?", Ledek Athena.
"Mataku perih"
"Abis potong bawang jangan kucek mata, dasar!"
"Sana cuci muka dulu"
"Gimana?", Tanya Athena saat Delano kembali setelah membersihkan wajahnya dengan air.
"Tiup", Delano merengek manja seperti bayi.
"Sini aku tiup"
"Makasih sayang", Delano memeluk tubuh Athena.
"Awas!"
Athena segera mengeluarkan tempe yang terlihat gosong ke dalam sebuah mangkok.
"Kamu ih gangguin terus, gosong kan jadinya!", Athena mendengus kesal ketika tempe yang ia masak sudah gosong.
"Iya maaf"
"Kamu duduk di sana aja, biar aku yang masak sendiri!", Athena mengusir Delano.
Athena melanjutkan kegiatannya menggoreng ikan yang sudah di bersihkan oleh Delano.
"Dah selesai", Seru Athena ketika ia baru saja selesai memasak.
Waktu yang di butuhkan untuk memasak jadi jauh lebih sedikit karena tidak ada gangguan dari Delano.
"Hore istriku baru saja selesai memasak, waktunya makan!!!", Delano bertingkah seperti anak kecil membuat Athena gemas dan ingin mencubit pipinya.
Athena membiarkan Delano untuk makan terlebih dahulu, sementara ia mengupas beberapa apel merah dari kulitnya.
"Kamu gak makan?", Tanya Delano.
"Aku makan ini", Athena memasukkan satu potong apel ke mulutnya.
"Cuma makan itu?"
"Iya, masih kenyang", Jawab Athena.
"Ya sudah, aku akan menghabiskan makanan yang kamu buat"
"Emang bisa ngabisin semuanya?"
"Bisa dong!!!", Jawab Delano percaya diri.