NovelToon NovelToon
Pesona Sang Duda

Pesona Sang Duda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:30.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Warning.!! Area khusus dewasa.!
Bukan tempat untuk mencari nilai kehidupan positif. Novel ini di buat hanya untuk hiburan semata.
Tidak suka = SKIP


Pesona Al Vano Mahesa mampu membuat banyak wanita tergila - gila padanya. Duda beranak 1 yang baru berusia 30 tahun itu selalu menjadi pusat perhatian di perusahaan miliknya. Banyak karyawan yang berlomba lomba untuk mendapatkan hati anak Vano, dengan tujuan menarik perhatian Vano agar bisa di jadikan ibu sambung untuk anak semata wayangnya.
Sayangnya rasa cinta Vano yang begitu besar pada mendiang istrinya, membuat Vano menutup hati dan tidak lagi tertarik untuk mencintai wanita lain.
anak.?
Namun,,,, kejadian malam itu yang membuatnya tidur dengan sorang wanita, tanpa sengaja mampu membuat anak semata wayangnya begitu menyukai wanita itu, bahkan meminta Vano untuk menjadikan wanita itu sebagai ibunya.
Lalu apa yang akan Vano lakukan.?
Bertahan pada perasaannya, atau mengabulkan permintaan sang anak.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Vano menempatkan Celina di jok depan. Dia memastikan Celina dalam posisi aman selama perjalanan menuju rumah sakit.

Sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Vano melirik Celina berulang kali.

Tubuh Celina lemas tak berdaya dengan mata yang terus terpejam. Kondisi Celina mampu membuat perasaan Vano berkecambuk. Vano bahkan merasa bingung dengan perasaannya sendiri karna ikut merasakan tak berdaya saat melihat kondisi Celina.

Harusnya Vano tidak perlu cemas dan mengkhawatirkan wanita yang baru saja dia rendahkan harga dirinya. Wanita yang baru saja dia paksa menandatangani surat perjanjian. Bahkan jelas - jelas Vano menyakini jika Celina sedang mengandung anak dari laki - laki lain, tapi dia begitu peduli hingga langsung membawa Celina ke rumah sakit tanpa pikir panjang.

Begitu sampai di rumah sakit, Vano langsung menggendong Celina dan membawanya ke UGD.

Kepanikan tidak bisa di hilangkan dari wajahnya.

Sambil menggendong Celina, Vano berteriak memanggil suster dan meminta untuk memberikan pertolongan pertama pada Celina.

Celina yang masih tak sadarkan diri, hanya diam saja dalam dekapan Vano. Andai saja saat ini Celina sadar dan membuka matanya, dia pasti tidak akan membiarkan Vano menggendongnya.

Tuduhan Vano dan cibirannya terlalu menyakitkan untuk di ingat. Vano bahkan menolak mentah - mentah janin yang ada dikandungan Celina tapi menanyakan kebenarannya lebih dulu.

"Cepat tolong dia, lakukan apapun untuk membuatnya sadar kembali.!" Pinta Vano dengan suara yang terdengar panik. Dia langsung membaringkan Celina di bangsal yang baru saja di bawa oleh beberapa suster yang menghampirinya.

"Dia sedang hamil,,," Tutur Vano lirih, namun ada keresahan dalam suaranya yang sedikit bergetar.

Ada hal besar yang dia rasakan saat mengatakan hal itu, sesuatu yang tidak bisa dia ungkapkan dengan kata - kata namun terasa nyata dalam hatinya.

"Baik Pak, silahkan tunggu di luar. Kami akan melakukan yang terbaik,,," Jawab salah satu suster itu. Mereka langsung membawa Celina ke ruang UGD.

"****,,!!" Umpat Vano di tengah kecemasan yang melanda. Menunggu kabar dari dokter membuat Vano terlihat frustasi, bahkan berkali - kali meremas kasar rambutnya. Dia tidak bisa diam, terus berganti posisi baik duduk ataupun berdiri, terkadang berjalan mondar - mandir di depan ruangan.

Perasaannya saat ini, sama persis dengan apa yang dia rasakan dulu ketika Jasmine pingsan disaat sedang mengandung Naura. Dia gelisah, cemas, khawatir dan takut menunggu kabar buruk yang mungkin saja akan terjadi saat itu. Ya, Vano begitu takut kehilangan janin yang ada didalam kandungan Jasmine kala itu.

Vano merasa wajar jika dulu perasaannya kacau melihat keadaan Jasmine, karna dia sangat mencintai Jasmine dan ada darah dagingnya di rahim Jasmine. Tapi bagaimana dengan Celina.? Vano tidak merasa mencintainya, bahkan jelas - jelas dia meyakini kalau anak yang ada di kandungan Celina bukanlah darah dagingnya. Lalu kenapa dia harus secemas ini.?

Vano sudah menghancurkan hati dan perasaan Celina karna menolak kehadiran anak itu tanpa menanyakan kebenarannya lebih dulu pada Celina. Hal itu yang membuat Celina kembali frustasi karna terlalu terluka dan kecewa pada Vano, hingga pada akhirnya Celina bertekad untuk membuat Vano menyesal karna menolak darah dagingnya sendiri.

Mungkin disaat Vano mengetahui kebenarannya, dan dia menyesali ucapannya, di saat itu juga sudah tidak ada lagi kesempatan baginya untuk mempertahankan apa yang seharusnya dia miliki.

Saat pintu terbuka, Vano bergegas menghampiri dokter yang baru saja keluar.

"Bagaimana keadaannya dok.? Apa kandungannya baik - baik saja.?" Vano langsung mencecarnya dengan dua pertanyaan sekaligus, bahkan tanpa jeda karna terlalu cemas.

"Apa Anda suaminya.?" Tanya dokter itu. Vano langsung bungkam, dia kesulitan untuk menjawab. Meski dalam hati ingin mengiyakan, namun lidahnya terasa kelu untuk menjawab.

Dokter itu bisa menangkap gelagat Vano yang kebingungan. Seketika dia langsung mengerti kalau tidak ada ikatan pernikahan di antara pasien dan orang yang ada di hadapannya itu. Mengingat usia Celina yang menurutnya masih terbilang muda, Dokter itu langsung menyimpulkan jika kehamilan Celina terjadi diluar nikah.

"Ada yang perlu saya sampaikan." Dokter itu mengakhiri kebingungan yang dirasakan oleh Vano.

"Jika ada keluarga yang bisa dihubungi, sebaiknya hubungi keluarganya." Tambahnya lagi.

"Saya keluarganya." Jawab Vano tanpa ragu. Kali ini dia mengaku sebagai bagian dari keluarga Celina, namun tidak bisa mengaku sebagai suaminya.

"Baiklah, mari ikut keruangan saya." Ajaknya pada Vano. Dia berjalan lebih dulu dan Vano mengikuti langkahnya si belakang.

Vano duduk dihadapan dokter. Wajah tegang sangat dokter semakin membuat Vano gelisah.

"Kandungannya lemah. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicunya, salah satunya karna terlalu stres dan kelelahan." Ujar sang dokter. Dia menjelaskan secara jelas kondisi Celina dan apa penyebab yang sudah membuat kondisi Celina seperti itu.

"Usia kandungannya baru 6 minggu, masih terlalu rentan untuk mengalami keguguran jika tidak menjaganya dengan baik." Jelasnya lagi.

Bagai di hantam batu besar, tubuh Vano seketika memaku. Kenyataan itu mampu membuat hati yang selama ini tersimpan rapi, kini keluar dalam keadaan hancur. Bukan hancur karna orang lain, namun dihancurkan oleh kebodohannya sendiri.

"Saya menyarankan agar dia dirawat beberapa minggu sampai kandungannya benar - benar kuat. Setelah itu bisa bedrest untuk 1 bulan ke depan." Ucapnya. Dokter itu menyodorkan selembar kertas pada Vano.

"Saya butuh tanda tangan dari pihak keluarga yang menyatakan tidak akan menuntut pihak rumah sakit jika terjadi sesuatu pada kehamilannya. Karna pasien datang dalam keadaan sudah seperti itu, tapi kami akan tetap berupaya sebaik mungkin untuk mempertahankan janinnya."

Belum hilang sakit yang dirasakan oleh Vano, kini dokter itu kembali menambahkan hujaman pada jantungnya dengan penjelasan yang mampu membuat Vano kesulitan bernafas.

Vano meraih lembar kertas itu. Dia tidak sanggup membaca isi di dalamnya. Dengan tangan bergetar, Vano terpaksa menandatangani surat pernyataannya yang membuat hatinya hancur berkeping-keping. Dia semakin terpukul saat mengingat bagaimana dia meminta Celina untuk menandatangani surat perjanjian.

Kini Vano bisa mengerti kenapa Celina menatapnya dengan kilatan amarah yang terpendam. Menatap dengan kekecewaan yang besar.

Sampai pada akhirnya Celina jatuh pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Vano bisa merasakan sakit yang dirasakan Celina saat itu. Wajar jika Celina terlihat begitu membencinya. Disaat seharusnya dia bertanggung jawab, justru menolak anak itu mentah - mentah dan menuduh laki - laki lain sebagai ayah dari anak itu.

"Terima kasih." Ucap sang dokter, dia mengambil kembali surat pernyataan yang sudah di tanda tangani oleh Vano.

"Anda bisa mengurus administrasi lebih dulu. Pasien akan di pindahkan ke ruang rawat inap."

Vano hanya mengangguk lemah. Dia bergegas keluar dari ruangan itu dengan tatapan kosong, bahkan tidak mengucapkan satu katapun pada dokter itu.

Setelah mengurus administrasi, Vano bergegas pergi keruangan dimana Celina akan di rawat selama beberapa minggu ke depan.

Vano tidak berbuat apapun untuk menghubungi orang tua Celina. Dia tidak mau membuat kedua orang tua Celina cemas. Bukan hanya itu saja, Vano ingin menyelesaikan masalah dia Celina lebih dulu hingga membuatnya mengurungkan niat untuk menghubungi kedua orang tua Celina.

Vano membuka pintu perlahan. Hatinya berdenyut nyeri melihat Celina masih berbaring lemah tak sadar akan diri. Dia berjalan gontai, menghampiri Celina dan berdiri di sisi ranjang. Vano meraih tangan Celina, menggenggamnya lembut dengan perasaan yang hancur.

"Maaf,,,"

Untuk pertama kalinya kata - kata itu keluar dari mulut Vano. Jika Celina mendengarnya, mungkin dia akan tertawa. Seorang Vano bisa mengucapkan maaf padanya, padahal mulut itu begitu ringan sangat menghina dan merendahkannya.

Kini tangan dan mata Vano tertuju pada perut rata Celina. Dia mengusapnya perlahan dengan tatapan haru dan penuh sesal. Kini Vano mengerti perasaan apa yang dia rasakan saat melihat Celina jatuh pingsan.

Ada rasa cinta yang tidak dia sadari, ada ikatan batin yang terhubung antara dia dan anak yang ada di dalam kandungan Celina.

Sekarang saat Vano mulai menyadarinya, dia akan sadar bahwa semua itu sudah terlambat.

...*****...

Mau minta vote dulu ah biar masuk rangking 10.

Jangan pelit bagi votenya yah, dari pada ga dipake nanti hangus, mending buat vote Celina. 🤣

Bisa yuk 500 vote minggu ini😊

1
Gintania nia
menarik sampai bab terakhir
Dee
Dion sama Intan saja
say't
nct tp cewekx trliat tua y
say't
intan ni malu2 tp mau..sok alim tp hati melebihi sifat satan
Jenike Amaliyah
sae ron /Cry/
Jenike Amaliyah
Buruk
strawberry 🍓
si vano nih sinting yaaa
menginginkan yang lebih baik tapi sendirinya buruk . ngaca wooy 🙄
lagian celina kan kelakuannya doang yg buruk . hatinya mah melooooow 😂
Wina
Aku baca 2025 pemeran ceweknya sdh meninggal
Fitriyanti Siregar
Luar biasa
Maya Cintaku
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Anugrah Senjakala
Luar biasa
irma rofiah
padahal gra" celine sendiri yg milih jadi ani", Marvin dah bener itu tobat
Kiki Nurjanah
Luar biasa
irma rofiah
apanya yang terlalu panas? masih polos nggak paham 😁
Akmal Ariza Lubis
Kecewa
Akmal Ariza Lubis
Buruk
crmell
bagusss bangetttt 😍😍
Fida
Luar biasa
zeus
Dion VS intan(bersih)
Vano VS celine(rusak)
Debby
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!