Diceraikan di malam pertamanya sebagai pengantin, membuat Embun terdiam dengan seribu bahasa.
Perceraian itu membuat ibunya kembali menjodohkan Embun dengan seorang tuan muda kaya raya. Mengetahui gadis itu pernah menikah dan bercerai, "Apa yang akan kau tawarkan agar aku mau menikahi mu?" seru tuan muda dingin itu padanya.
Waktu pun berlalu, tiga tahun kemudian setelah perceraian dengan Agra, mereka bertemu untuk pertama kalinya, "Milka, lihatlah betapa menyedihkannya dia. Selama tiga tahun ini apakah dia tidak bisa hidup dengan benar?" ejek Agra pada Embun, mantan istrinya.
Dia baru saja melempar bara api kehadapan istri seorang tuan muda Rendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La_Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggunting Kimono
Telinga dan dadanya cukup panas saat mendengar hal itu secara tak langsung dari kedua pelayan tukang gosip tersebut.
Thalia saja masih enggan membukakan pintu kamarnya karena merasa begitu terkhianati oleh sang kakak, dua bersaudara itu sudah mulai membuatnya pusing.
Kepalanya serasa mau pecah, jadi wanita itu memutuskan untuk pulang begitu saja tanpa memberitahukan penghuni rumah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Embun yang baru selesai mandi tak lupa dia kembali memastikan ikatan pinggang kimononya, takut hal itu akan terulang jadi dia pun mengikat mati tali pinggangnya.
Klek!
Mendengar suara pintu bath room yang terbuka itu pun tak lantas membuat Rendra mengalihkan pandangannya, dia masih setia duduk di atas ranjang sembari bermain gawai.
Lagi-lagi perasaan khawatir dan takut itu menguasai gadis itu, perasaan resah membuatnya terburu-buru melewati Rendra dan masuk ke ruang ganti.
"Ah, ya Tuhan..." bernapas lega, jangan sampai lupa bernapas ya Pookie hehe, di bukanya sebuah lemari yang memang khusus ada di tempat itu. Diambilnya piyama-dress biru yang tergantung di hanger.
Dan saat mau melepaskan ikatan pinggang itu malah merasa kesulitan, "Omo! Bagaimana ini? Aah astaga Tuhan, jangan sampai dia menertawaiku karena kekonyolan ku sendiri."
Embun masih berusaha untuk membukanya tapi tidak bisa, aaaa ya ampun ini akan menjadi hal yang sangat memalukan. Sekali lagi dia berusaha untuk membukanya tapi tetap saja tidak bisa, T_T
Menyerah, sudahlah, dia menyerah dan menebalkan wajah mendekati Rendra setelah menggantung kembali baju tidurnya.
"Tu- tuan?"
"Hm?"
"Bisakah tuan membantu saya?"
Rendra menghentikan jemarinya dari gawai tersebut, lalu memandang Embun dari sebatas apa yang ia lihat dengan mata kepalanya.
"Apa?" tanya Rendra dengan santai.
"Mmmm ... i- itu, tali ini -"
Melihat Rendra menyeringai malah membuatnya cemas, dia mundur selangkah.
"Kemari," Rendra memanggilnya dengan jari telunjuk, "Bagaimana bisa aku membantumu jika kau saja berada dalam jarak yang jauh dariku..."
Ya, semoga saja itu benar dan dia tak akan melakukan hal-hal aneh lainnya yang bisa membuat Embun merasa kikuk nantinya.
Sekali lagi Rendra menggerakkan telunjuknya, "Kemari."
Sudahlah, menurut saja... Kan tidak lucu jika aku harus memakai kimono ini sampai pagi. Dia mengangguk, "Baik, tuan."
Saat sudah berada di jarak terdekat Rendra pun langsung mencoba untuk membuka ikatan tali pinggangnya. Namun, tangannya mulai nakal, dia membelai perut Embun yang mana membuat gadis itu merona merah samar. Dia malu, aaaa tidak!
Tubuhnya serasa panas dingin sesaat setelah menerima sentuhan itu, satu tarikan tangan Rendra hampir membuat kimono itu lepas dari tubuhnya.
"Jangan..." seru gadis itu dengan lirih, dia malu, tapi aaaa masih teringat jelas sensasi saat mereka bergumul panas tadi.
"Kemari," lagi, Rendra menggerakkan telunjuknya untuk memanggil Embun.
Saat gadis itu mau menggeleng Rendra menatap tajam padanya agar mau menurut. Ragu-ragu dia mendekat hingga pria itu meremas rambut Embun dan menariknya membuat Embun meringis serta membuat kepalanya mengikuti arah tarikan rambutnya, kebawah.
Wajah mereka saling bersitatap, mengira Rendra akan menciumnya yang ada malah membuatnya gede rasa.
Tuk!
Embun mengernyit saat Rendra menyentil hidung peseknya. "Emh," mengusap hidung.
"Lain kali jika kau mengikatnya seperti itu lagi, maka aku akan menggunting habis semua kimono mu, mengerti?"
Seolah semua kalimat itu telah menghipnotisnya, gadis itu pun mengangguk patuh, "Iya, tuan."
"Pergilah."
wlpn sultan klu aku mah ogah punya suami spt Rendra nih.percuma aja baik" lembut" tapi kepala batu selip dikit salah pasti kena hukuman