Sampahmu Adalah Hartaku

Beberapa hari lalu_

Benar-benar rubah putih, kala menjerat manusia akan merayu di luar, tapi menusuk dari dalam. Manipulatif, itulah sifatnya.

Ini dimulai dari beberapa hari yang lalu. Melangkah menelusuri lorong sembari membaca buku.

Matanya sedikit melirik ke arah Andika, yang tengah membaca buku di perpustakaan. Dua orang yang bagaikan tidak saling mengenal. Hanya bertukar pandang sepersekian detik.

Andika melepaskan kacamata bacanya sejenak. Tidak mengerti tentang perubahan sifat Erlina dan Fishya yang begitu tiba-tiba.

Fishya adalah miliknya, akan selalu menjadi miliknya. Tapi tidak sekarang.

Hingga suara jeritan terdengar. Dirinya melangkah keluar. Fishya terlihat di sana, menerima tamparan dari Erlina. Tapi ada yang aneh.

Plak!

Fishya menampar balik. Tidak! Orang tua Fishya bekerja pada orang tua Erlina. Tidak mungkin Fishya melawan orang yang lebih berkuasa darinya. Tapi kenapa?

"Ka... kamu..." Kalimat Erlina disela.

"Kenapa? Tuan putri yang cantik ini ingin mengancam menggunakan nama keluargamu lagi?" Tanya Fishya tersenyum menatap penuh hina."Kamu lupa ayahmu sudah memecat ayahku tanpa uang pesangon? Dendamku padamu seperti aku dapat memakan jantung dan hatimu."

Ayah Fishya dipecat? Apa itu yang membuat perubahan sifat Fishya dan Erlina? Beberapa hal yang tidak logis baginya.

"Fishya! Apa yang kamu lakukan?" Bentak Andika, matanya melirik ke arah pipi Fishya yang juga sedikit memerah. Jika dulu mereka akan saling mendukung dan memberi semangat. Tapi tidak! Dirinya akan melekat pada Erlina untuk menguasai semua miliknya. Menjadikan Erlina batu pijakan baginya.

"Sayang...kamu tidak apa-apa?" Tanya Andika meraba pipi Erlina yang sedikit memerah.

"Aku tidak apa-apa. Tapi Fishya sudah keterlaluan! Aku hanya menyuruhnya untuk membeli mie ayam, apa susahnya?" Erlina merajuk.

"Tentu saja sulit, ayahku menjadi pengangguran. Jika kamu bukan majikanku, menurutmu apa aku masih memandang hormat padamu?" Fishya menyeringai, sekarang semakin berani melawannya. Budak tidak tahu diri.

"Kamu cuma bersembunyi di belakang pria kaya. Membeli mie ayam saja tidak bisa! Kamu fikir aku tidak tau uang jajan Virgo sebulan mencapai 1 miliar!?" Erlina menatap sinis.

Tapi dengan cepat Fishya menendang Erlina hingga tersungkur."Uang jajan 1 milliar? Apa kamu tau kondisi keluarga Virgo sekarang?" Wanita yang menghela napas kemudian berucap."Dia hanya makan kotak bekal buatanku sekarang. Bahkan setiap hari harus berjalan kaki ke sekolah. Benar-benar anak kucing kecil manis yang malang..."

Fishya kemudian melangkah pergi sembari menangis. Pertengkaran setidaknya akan mengundang 10-15 orang untuk berkumpul menyaksikan. 10 sampai 15 orang itu akan menyebarkan berita bahwa orang tua Virgo yang super kaya sudah jatuh bangkrut.

Dirinya tidak salah, sama sekali tidak salah. Fishya tidak mengatakan orang tua Virgo bangkrut, tapi kalimatnya mengundang opini demikian.

"Bang...bangkrut?" Gumam Erlina bangkit dengan cepat. Wajahnya tersenyum apa dirinya bintang keberuntungan. Buktinya setelah meninggalkan Virgo, keluarga Virgo bangkrut lebih awal daripada sebelum waktu terulang.

Sedangkan Andika menatap ke arah punggung Fishya. Bekal? Susah sampai sejauh itu? Gila! Makanan yang dulu hanya dibuatkan khusus untuknya. Mengukur porsi makan seimbang, entah kenapa dirinya merindukan perhatian Fishya yang susah seperti akademi militer.

Tidak! Kehidupan dengan Erlina jauh lebih bahagia. Dirinya dapat keluar malam lebih sering, jam belajar atau segalanya tidak diatur.

"Bangkrut? Orang tua Virgo akhirnya bangkrut?" Lagi-lagi Erlina bergumam penuh senyuman. Pada akhirnya dirinya dapat meyakinkan kedua orang tuanya untuk menerima Andika. Kehancuran Fishya juga akan terjadi lebih awal.

Sedangkan Fishya yang telah jauh melangkah pergi tersenyum. Sengaja memancing pertengkaran dengan Erlina untuk menyebarkan rumor bahwa orang tua Virgo bangkrut.

Segalanya akan semakin menarik... dayang yang tidak ingin tuan putri menyesal karena telah membuang pangeran. Sampah dari tuan putri harus menjadi miliknya.

***

Beberapa hari berlalu, Erlina dengan sengaja mendatangi rumah Virgo. Berpura-pura menangis, air matanya mengalir.

"Aku juga tidak menyangka orang tua Virgo bangkrut. Sekarang apa yang dapat diharapkan lagi darinya?" Ucapnya menangis sesenggukan.

"Ayah membelikan hadiah ulang tahun bros pin rantai untuknya. Harganya 11 juta, sekarang kamu putus, ditambah dengan orang tuanya bangkrut. Ayah rugi!" Geram Haikal memukul setir mobil.

"Virgo memang keterlaluan, apa kelebihan yang dimilikinya. Ditambah sekarang Virgo miskin." Gumam Saskia.

"Tidak hanya itu, Virgo memprovokasi Fishya untuk membenciku. Padahal kami sudah berteman dari kecil...aku bahkan ditampar oleh Fishya hanya karena hasutan Virgo." Ucap Erlina berurai airmata. Suaminya sebelum waktu terulang, pria tidak berguna yang membuat kehidupannya hancur harus menerima akibatnya.

Kali ini Virgo dan Fishya dipastikan akan ada di bawah telapak kakinya.

"Kita harus meminta semua benda yang kita berikan pada Virgo." Saskia mengepalkan tangannya kesal.

"Benar! Belum lagi makanan mahal yang kamu sajikan setiap Virgo datang ke rumah kita. Jika dikumpulkan dapat mencapai belasan juta." Haikal menyetujui ucapan istrinya.

Sementara Erlina hanya terdiam, benar! Buat Virgo semiskin mungkin. Tapi apa rumah Virgo sudah disita? Entah...yang jelas di kehidupan kali ini Fishya maupun Virgo sama sekali tidak boleh bahagia. Dua orang yang menghancurkan hidupnya.

Mobil memasuki pekarangan rumah yang cukup luas. Pelayan membukakan pintu seperti biasanya. Anehnya tempat ini sama sekali tidak seperti dalam keadaan dimana tuan rumahnya mengalami kesulitan keuangan.

"Erlina apa---" Saskia terdengar ragu.

"Aku tidak berbohong! Fishya sendiri yang mengatakan keluarga Virgo sekarang jatuh miskin. Bahkan untuk makan saja Fishya yang membawakan bekal." Tegas Erlina melangkah mendahului ibunya.

Haikal mendekat."Mereka baru pailit, mungkin rumah ini belum disita."

"Mungkin..." Saskia masih melangkah cemas.

***

Tiga cangkir teh hangat dihidangkan pelayan. Sang kepala pelayan masih berdiri di sana, sedikit tidak suka dengan keberadaan keluarga benalu ini.

"Dimana Virgo?" Tanya Saskia to the point.

"Tuan muda sedang berolahraga bersama nona Fishya." Jawab sang kepala pelayan apa adanya.

"Apa majikan mu sedang ada dalam kondisi keuangan yang buruk?" Haikal menelan ludah, bertanya berhati-hati.

Tapi, menjadi kepala pelayan berpengalaman. Dirinya tidak boleh mengumbar privasi majikan. Jadi jawaban diplomatis harus diucapkan."Setiap usaha ada pasang, ada juga surut. Terkadang kita dapat berada di atas, tapi juga terkadang dapat berada di bawah."

"Benar kan? Keluarga Virgo bangkrut. Sudah seharusnya kita memutuskan hubungan. Meminta kembali apa yang sudah kita berikan pada Virgo." Ucap Saskia penuh semangat.

Sang kepala pelayan membulatkan matanya. Otaknya langsung terkoneksi mendengar kata putus hubungan. Jadi jika mereka mengetahui majikannya bangkrut, maka hubungan tuan mudanya dan Erlina akan putus? Lalu nona Fishya perayu, tapi tidak menjadi beban akan tetap tinggal di sini. Dirinya tidak perlu cemas Erlina akan membawa Virgo ke club malam lagi?

"Apa kondisi keuangan benar-benar buruk? Tapi kenapa para pelayan masih dipekerjakan?" Tanya Erlina ingin mengetahui lebih banyak.

"Sangat! Rumah ini akan disita. Tuan besar meninggalkan hutang. Kami juga tidak mengetahui apa gaji kami bulan ini akan dibayar." Sang kepala pelayan membuka kacamatanya. Mengeluarkan saputangan merek Ch*anel untuk menyeka air matanya yang tidak mengalir.

"Hu... hutang?" Tanya Erlina tidak mengetahui bagaimana keadaan dapat seburuk ini.