NovelToon NovelToon
Bodyguardku Kekasihku

Bodyguardku Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengawal / Keluarga / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:511
Nilai: 5
Nama Author: kujo monku

Demi keselamatan jiwanya dari ancaman, Kirana sang balerina terpaksa dijaga oleh bodyguard. Awal-awal merasa risih, tetapi lama-lama ada yang membuatnya berseri.
Bagaimana kalau dia jatuh cinta pada bodyguardnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kujo monku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27 : Resepsi Tak Kunjung Usai

Kemeriahan pernikahan Kirana dan Davis tidak hanya saat pagi saja. Siang hari, keduanya sudah berganti baju pengantin adat dan berdiri di depan pelaminan yang ada di hall sebuah hotel milik keluarga tersebut untuk menyambut para tamu dari kalangan bangsawan, pejabat dan orang-orang penting lainnya. Baik dalam negeri maupun luar negeri.

Selepas akad tadi, mereka sempat panas-panasan untuk iring-iringan pengantin melintasi jalanan yang penuh akan warga yang menyambut meriah pernikahan mereka. Keduanya naik mobil klasik dengan atap terbuka, salah satu koleksi teman Kirana yang menjadi penerus galeri lukis yang waktu itu sempat Karina temui.

Tema tradisional nan klasik begitu kental. Nampak jamuan yang syarat akan budaya dominan sekali menjadi dekorasi hall besar ini. Begitu pula makanan dan minuman yang disajikan. Semua serba makanan khas tradisional yang sangat disukai tamu mereka.

Di pelaminan, Kirana terus memuji suaminya yang sangat tampan nan gagah memakai busana pengantin khas yang memperlihatkan dada bidang sang pengantin pria. Kirana pun memakai jarik yang dililit menyerupai kemben yang membuatnya begitu menawan dan elegan.

"Mas, gagah banget. Pengen deh bawa kabur ke kamar kita aja," bisik Kirana yang membuat Davis agak syok.

"Kenapa kamu yang mesum?" goda Davis. Dia suka, hanya syok Kirana terlalu blak-blakan.

"Emang kamu gak mesum liat aku cantik dan seksi kayak gini?" Kini gantian Kirana yang menggodanya. Bahkan, istri Davis itu membusungkan dadanya yang membuat mata Davis tidak berkedip.

Davis tersenyum tipis sekali. Pertanyaan yang tidak usah dijawab pun Kirana tahu jawabannya. Menunggu menghalalkan istrinya, dan setelah sah tadi, ingin rasanya dia melampiaskan semua hasrat yang dia pendam. Sayangnya, Davis harus kembali menahan karena masih banyak sekali rentetan acara yang harus mereka lakoni.

"Pengennya ngurung kamu aja di kamar tadi. Tapi liat di samping. Mata Papi Al melotot terus tuh," ucap Davis yang tidak sengaja menangkap pandangan ke arah samping Kirana. Di sana ada Alister yang sedang menatap keduanya tajam. Sepertinya, beliau mendengar bisik-bisik mereka.

Kirana melirik ke arah papinya. Benar saja, beliau belum bosan menatap mereka. Kirana hanya nyengir dan salah tingkah.

Acara siang itu begitu melelahkan. Namun, jangan harap mereka bisa indehoy. Resepsi pernikahan Kirana dan Davis tidak kunjung usai begitu saja.

Malam harinya, mereka kembali menggelar resepsi di tempat yang sama. Mereka hanya diberi waktu istirahat jeda antara resepsi siang dan malam hanya tiga jam saja, sebelum mereka dirias ulang. Tiga jam hanya cukup membuat mereka tidur saling peluk saja. Tidak mungkin merealisasikan kemesuman mereka tadi.

Kali ini resepsi bertemakan Era Gatsby. Tamu undangannya pun kebanyakan kolega yang pernah bekerjasama dengan Gautama dan Khiel. Dari kalangan entertainment, para artis, sutradara, produser, dan teman Kirana lainnya.

Kirana tampak sparkling, shimmering, splendid, dan juga seksi, berdiri di atas pelaminan. Gaun merah maroon dengan gaya glamour vintage, membentuk siluet tubuhnya yang indah, dihiasi manik-manik yang akan terayun ketika Kirana mengerakkan tubuhnya.

Di sampingnya, berdiri Davis dengan jas hitam yang di dalamnya berlapis vest berwarna sama ditambah dengan dasi kupu-kupu senada dengan warna gaun istrinya. Rambutnya tertata rapi dengan sentuhan pomade agar tetap on point dalam waktu yang lama.

Hall hotel yang tadi siang nampak tradisional, diubah menjadi ruangan yang sangat jauh berbeda. Tema Great Gatsby dipilih juga oleh Kirana. Kilauan kristal, lampu gantung, tempat lilin kristal, dan peralatan makan berlapis emas menciptakan suasana pesta mewah yang penuh dengan kilau dan keanggunan vintage.

"Rasanya hari ini panjang sekali, Sayang," bisik Davis setelah tamu yang memberinya selamat turun dari pelaminan.

"Hah, begitulah. Maklum, ya, Sayangku. Circle kita memang besar dan luas,"

"Tidak apa, Cantik. Senang melihat semua happy,"

"Benar, Mas. Beruntung hanya satu hari ini saja. Coba kalau nurutin keluarga, bisa tujuh hari tujuh malam baru kelar," keluh Kirana.

Davis terkekeh. Tangannya meraih tangan istrinya dan terus mengecupnya penuh cinta. Tidak peduli apa yang dia lakukan menjadi sorotan para tamu yang ada di dalam ruangan tersebut.

Lovey dovey itu terhenti ketika ada antrian tamu lagi yang naik pelaminan untuk memberi mereka ucapan selamat. Antrian itu tampak mengular dan entah dimana ujungnya.

...****************...

Di sudut dekat dengan pelaminan, Saki duduk manis sambil sesekali memperhatikan Kirana. Dia memang harus selalu berjaga-jaga di dekat Kirana. Bahkan dibalik gaun yang dia kenakan, ada senjata yang sudah disiapkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Wanita yang sebentar lagi berusia 27 tahun itu terlihat sedikit lelah karena seharian terus menjaga Kirana dalam jarak dekat. Sesekali dia menguap, dan meneguk gelas berisi es americano yang ada di atas meja di depannya.

Saat agak oleng, tiba-tiba ada tangan yang menarik kepalanya lalu direbahkan di atas bahu orang itu. Saki dengan sigap menepis tangan itu, dan hampir melintir tangan itu, sebelum tahu siapa yang berani menyentuhnya.

"Tu– Tuan Glen! Maafkan saya!" gugup Saki sat tahu ternyata Glen pelakunya.

"Duh,"

Pria itu tampak mengaduh, karena tepisan Saki lumayan cepat dan bertenaga. Bukan salah Saki sebenarnya, dianya saja yang lancang menyentuh kepala wanita gebetannya itu.

"Sakit, ya, Tuan?" Saki tampak khawatir dan merasa bersalah. Padahal bukan dia yang salah.

Wajah khawatir Sakit memberinya kesempatan untuk modus. Namanya juga business man, setiap ada celah atau kesempatan bisa kali dia manfaatkan untuk mencapai tujuan. Kan, kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya.

"Sakit, Sak. Ngilu. Kamu pake tenaga dalam ya?" kesal Glen yang sedang pura-pura. Ekspresinya dia buat senatural mungkin sedang merasakan sakit.

Padahal tidak sesakit itu. Glen sendiri lebih besar tenaganya dibandingkan Saki. Hanya demi modus, dia rela bertingkah lemah di depan Saki saat ini.

Saki meraih pergelangan tangan Glen yang sempat dia cengkram tadi. Dia usap tangan itu, lalu memijatnya perlahan. Hal itu membuat Glen terus tersenyum.

'Tangan Neng Saki kasar tapi enak,' batin Glen yang agak ambigu.

"Kayaknya harus pake krim pereda nyeri Tuan. Sebentar, saya minta ke pihak medis yang standby," ucap Saki yang hampir saja berdiri, tetapi ditahan oleh Glen.

"Gak usah, Sayang. Duduk aja sini. Kamu usap aja, nanti juga sembuh,"

Uh, kalimat dna panggilan sayang untuk Saki, langsung menyadarkan kelemotan Saki. Dia sudah kena modus Glen.

"Tuan jangan bohong!" gertak Saki yang kesal.

"Bohong apanya, Sayang? Ini memang sakit, kok. Lagian kenapa sih panggil aku Tuan? Panggil Sayang aja bisa tidak?" goda Glen dengan wajah tanpa dosanya.

"Tidak!" jawab Saki tegas. Wajahnya pun sudah keruh.

Glen meringis melihat wajah galak Saki. Dia pun cuek saja. Pokoknya kali ini Saki targetnya dan kalau tidak sama Saki, dia mending ngebujang saja.

"Sak, jangan gitu. Aku serius lho suka sama kamu," bujuk Glen.

"Tapi saya juga serius tidak bisa menerima Tuan Glen,"

"Kenapa? Kamu sudah punya pacar?"

"Belum,"

"Kamu suka sama cowok lain?"

"Tidak!"

"Nah kan. Aku punya kesempatan dong buat jadi pacar kamu. Mau ya?"

Saki menghela nafasnya sesaat. Dia lelah, ditambah drama dengan pria yang ada di depannya. Ah, kesabarannya sedang diuji.

"Ayolah, Sak! Trial dulu boleh deh. Yang penting kita jadian."

Saki semakin gemas dengan pria itu. Ya kali pacaran ada trial nya. Kayak mau beli barang saja.

"Gak sesimpel itu, Tuan,"

"Sayang, Sak, Sayang!"

"Maksa banget sih!"

"Biarin! Biar kita pacaran!"

"Maaf, jawaban saya tetap sama. Tidak bisa, Tuan!"

Tidak tahu saja, obrolan mereka terdengar oleh kedua orang tua Glen. Posisi duduk Kenzo dan Helena memang tidak jauh dari mereka berdua.

"Gak bapak gak anak, sama aja," sindir Helena saat mendengarkan anaknya memaksa Saki untuk menjadi pacarnya.

Kenzo yang duduk di sampingnya, tentu langsung tersentil mendengar sindiran istrinya.

"Mana ada aku begitu, Sayang?"

"Jelas ada. Dulu siapa yang selalu maksa aku buat terima kamu?"

Kenzo kalah telak. Yang dikatakan istrinya memang benar. Dia sering memaksa Helena untuk menerima cintanya. Padahal saat itu, Helena sudah memiliki pacar.

"Yah gimana dong? Kan anak aku, Sayang,"

"Ngaku juga akhirnya,"

Berdebat dengan sang istri adalah hal yang paling sia-sia dia lakukan. Ujungnya dia juga yang kalah.

"Sabar, sabar. Biar semakin disayang Helena," gumamnya.

...****************...

1
dziyyo
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
kujo monku: udah update ya kak .... 🩷
total 1 replies
Melanie
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
kujo monku: hari ini up sore yaaaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!