Siapa bilang pria dingin yang telah tumbuh dewasa itu tidak menyimpan rasa pada sang adik angkat, yang jelas-jelas dirinya hanyalah kakak angkat yang kebetulan di rawat oleh keluarga Satuan.
"Siapa suruh kamu begitu menarik, jangan salahkan kakak jika kamu selama ini jadi fantasi kakak, kamu cantik dannnn menarik Sea. " Delane menatap bingkai foto milik Sea.
Tapii, hubungan itu telah membawa keduanya ke jenjang yang seharusnya tidak di lakukan. Apalagi setelah itu mereka terpisah negara dan juga waktu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. tau rahasia sejak lama
Gea menatap suaminya seraya bertanya-tanya.
"Mas, mas gak sedang menyembunyikan sesuatu selama ini ke aku kan mas? "
Ditodong pertanyaan yang paling ia takuti selama ini, alasan apa yang harus ia gunakan untuk mengelabui sang istri. Gea jika bertanya ya harus selesai sampai ke akar-akarnya tanpa tertinggal sedikitpun.
Sky baru saja kembali dari sekolah, tidak ada siapa-siapa di kediaman Satuan aneh dan terasa sangat asing biasanya Sea berceloteh, oh ya kemana anak itu tak terlihat batang hidungnya.
Lalu Sky berjalan kearah ruang keluarga dan disana ia mendengar suara percakapan kedua orang tuanya yang samar-samar tapi masih jelas.
"Enggak kok ay, sumpah. Mas gak sedang menyembunyikan sesuatu dari kamu kok ay, " Beginilah jawabannya, kurang memuaskan seperti Delane.
Kenapa para laki-laki enggan menjelaskan segalanya padahal dirinya butuh penjelasan itu secara terperinci tanpa adanya kebohongan.
'Daddy sembunyikan apa? ' Sky diam-diam menyimak agar keberadaannya tidak ketahuan.
"Yakin? " Gea tetap memancing agar suaminya bicara jujur.
Hidup hampir 18 tahun tidaklah mudah menghadapi drama rumah tangga yang ada, meski hanya tekanan dari orang-orang yang tak menyukainya saja, tapi semenjak kejadian Sea di culik saat masuk sekolah dasar ada sesuatu yang tengah disembunyikan oleh suaminya, apalagi luka di pipi Sea ini. Kenapa setiap hari Sabtu Dokter datang untuk memeriksanya, ditambah lagi saat diperiksa Sea selalu dalam keadaan tidak sadar dan dirinya pun juga sama.
"Yakin lah ay, untuk apa sih mas menutupi hal ini ay, " Cengengesan lagi.
Gak biasa-biasanya Brian begini, pasti ada hal serius yang sedang disembunyikan. Baiklah jika tidak mau jujur, cari info sendiri juga bisa. Ia teringat akan permintaan putrinya perihal hadiah ulang tahunnya.
"Mas, Sabtu depan kan ulang tahun Sea. Bolehkah aku minta sesuatu darimu mas? "
Brian mengerutkan keningnya, tumben minta hadiah, ia tak curiga sama sekali.
"Boleh, apa aja ay. Mas akan turuti semuanya, tapi Sabtu malam ya soalnya sore jadwal Dokter kulit Sea datang jam tiga sore, "
Lagi lagi seperti biasanya sabtu sore jam 3 dokter kulit datang setelah Sea pulang sekolah ataupun les di siang harinya. Sebenarnya Gea curiga dengan dokternya itu, apa jangan-jangan Dokter itu abal-abal mengingat sudah bertahun-tahun tapi wajah Sea tidak ada perubahan sama sekali, tetap saja ada bekas menonjol tak rata dan terlihat tak cantik.
Mulai hari ini ia akan susun rencananya sendiri, aneh sekali Brian ini. Apa dia benar-benar tak menginginkan wajah cantik putrinya diakui banyak orang.
2 tahun lalu.
"Nyonya maaf, nona muda seperti mendapatkan perlakuan tidak baik di sekolah SMA nya sekarang ini. " Ungkap salah seorang yang berkerja untuk Gea di tempat usahanya.
Gea awalnya tak percaya dengan hal itu. Tapi lama kelamaan sepertinya ada yang tidak beres dan benar saja Sea putrinya diperlukan tidak baik bahkan tak hanya sekali dua kali ia di musuhi banyak orang, tapi ia menunggu waktu yang tepat. Lebih parahnya, Sky dan Delane tidak peduli jika Sea putrinya mendapatkan ketidakadilan.
2 tahun telah berlalu kini kembali ke awal cerita.
"Baiklah mas, oh ya mas besok Sabtu aku mau pergi ya pagi. Biasalah mas, mau yoga sama temen-temen, boleh? "
Brian menatapnya tak percaya, tumben sang istri bicara begini ke dirinya. Biasanya jika bukan ia yang memaksa untuk pergi Yoga maupun ke luar kota beli ini itu ia tidak akan mau dengan suka rela begini.
"Boleh ay, tumben kamu mau yoga ay. Biasanya mas suruh sulit sekali bahkan enggan pergi yoga, "
"Gak apa-apa mas, selain itu aku juga mau beli sesuatu untuk anak-anak. Kamu gak usah ikut ya mas, aku pengen jalan-jalan sendiri. "
"Kok gitu sih ay, mas juga mau jalan-jalan, " Merengeklah jadinya.
Gea menghela nafas berkali-kali, kalau sudah begini akan sulit baginya untuk merencanakan sesuatu demi putrinya.
"Maaasss aku butuh me time oke. " Terpaksa harus tegas.
"Ya udah, tapi bawa pengawal ya gak boleh nolak, "
"Iya mas. " Sedikit saja jangan melawan. Yang terpenting sekarang menyenangkan suaminya lebih dahulu, biarkan suaminya tak berpikiran macam-macam dan tidak merusak rancangannya.
Memang selama menikah dengan Brian, Gea tak pernah melawan padanya. Apa yang perlu di lawan atau memberontak jika Brian baik tak pernah neko-neko meski di luaran sana banyak sekali musuh yang tak menyukainya dan ingin menjatuhkan dirinya, namun nyatanya ia tetap kokoh berdiri hingga kini.
Sea baru bangun tidur, sepertinya ia mimpi yang sangat panjang. Ia menyentuh dahinya yang masih terplester penurun panas, sepertinya baru saja di ganti sampai-sampai ia tak sadar lalu baju yang ia kenakan juga sudah di ganti.
Satu pelayan datang.
"Selamat malam nona, saya minta maaf atas kelancangan saya nona. "
Oh ternyata, padahal dalam mimpi tadi ia yakin bukan pelayan yang menggantikan pakaiannya melainkan Delane, entahlah.
"Tidak apa-apa, terimakasih ya. Oh ya selama saya tertidur ada yang datang? "
Pelayan itu menundukkan kepalanya lalu menggeleng. "Tidak nona, hanya saya yang di tugaskan untuk merawat nona dan memastikan nona baik-baik saja, " Tangannya sedikit ia re mas.
"Iya, sekarang saya sudah baik-baik saja."
Pelayan itu mundur lalu berpamitan pergi melanjutkan pekerjaan lainnya.
Sea menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, pakaian ini baru dan ia belum membeli pakaian untuk bulan ini, lantas siapa yang membelikannya ya. Apa jangan-jangan mommy, biasanya mommy yang paling aktif membelikan pakaian yang cocok dan sesuai untuk dirinya, kalau Daddy sih lebih tidak mungkin lagi tapi kalau teman-teman daddynya sangat mungkin juga. Mengingat mereka tadi semua datang menjenguknya.
Lalu, saat ia berada di cermin melihat lehernya seperti ada bekas goresan warna merah sedikit gelap.
Ia sentuh, lalu... . "Eh, ini apa? Kenapa rasa-rasanya ini bukan luka biasa."
Kemudian ia cek kedua tangannya terutama bagian kuku-kukunya tidak ada bekas daki maupun da rah, ia menatap aneh.
"Sakit juga enggak, tapi kenapa ada bekas ruam di sini? Jangan-jangan aku menderita sakit parah? " Menolongnya.
Deg.
Tidak mungkin.
"Hhhuuuaaaaa." Ia berjongkok sambil menangis histeris.
Delane yang baru dari dapur dan hendak melihat keadaan Sea terkejut bukan main, dia menangis kenapa kalau sampai ada yang dengar bukannya mereka akan panik dan secara tidak langsung menyalahkan dirinya.
Tak
Ia meletakkan bubur di atas meja dan langsung menghampiri Sea dan menggendongnya.
"Sea, ada apa? " Panik sekali ia peluk dan tenangkan Sea dalam keadaan terpuruk begini.
"Kaaakkkk! " Menangislah di pelukan Delane.
Ia mengusap punggung Sea seraya menenangkannya.
"Iya, ada apa sih sebenernya? Kenapa kamu sampai teriak dan menangis di lantai hem? " Ia menatap Sea yang masih sesenggukan.
"Sepertinya aku sakit kak, "