Ini bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang pengkhianatan tak berujung, tentang pengorbanan dan harapan yang gagal untuk dikabulkan.
Angelika Sinnata. Cantik, anggun, berparas sempurna. Sayangnya, tidak dengan hatinya. Kehidupan mewah yang ia miliki membuat dirinya lupa tentang siapa dirinya. Memiliki suami tampan, kaya dan penuh cinta nyatanya tak cukup untuk membuat Angelika puas. Hingga ia memilih mengkhianati suaminya sendiri dengan segala cara.
Angelina Lineeta. Cantik dan mempesona dengan kesempurnaan hati, sayangnya kehidupan yang ia miliki tidaklah sesempurna Angelika.
Pertemuan kembali antara keduanya yang ternyata adalah saudara kembar yang terpisah justru membuat Angelina terjebak dalam lingkaran pernikahan Angelika.
Apa yang Angelika rencanakan? Dan mengapa?
Lalu, apa yang akan terjadi dengan nasib pernikahan Angelika bersama suaminya? Akankah tetap bertahan?
Ikuti kisah mereka...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Untuk Sementara, mainkan peranmu!
"Angelika!"
Suara seruan yang datang dari belakang itu tidak terlalu keras, tetapi cukup untuk membuat Angelika yang tengah berjalan di sebuah pusat perbelanjaan menghentikan langkah dan menoleh ke belakang hanya untuk menemukan sosok wanita seusianya setengah berlari menghampiri Angelika.
"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini," wanita itu berkata dengan senyum merekah seraya memberikan pelukan singkat pada Angelika.
"Apakah kamu masih suka berkeliling dunia? Sudah lama sekali aku tidak melihatmu datang ke bar yang biasa kita datangi," ujarnya lagi seraya menarik diri.
Lalita, wanita bersurai hitam yang menjadi sahabat Angelika, seklaigus satu-satunya orang yang mengetahui rahasia Angelika yang tidak diketahui oleh siapapun, begitu pula sebaliknya yang mana Angelika juga menyimpan rahasia Lalita.
Saling menutupi, saling membantu saat dalam masalah, meski mereka harus membohongi semua orang sekalipun, akan mereka lakukan asalkan itu bisa membuat posisi mereka tetap aman, itulah yang selalu mereka berdua lakukan. Lalita bahkan menjadi orang yang berhasil membantu Angelika menghilangkan bukti perselingkuhan di ponsel Nyonya Geeta.
Dan sebagai gantinya, Angelika membantu Lalita keluar dari skandal yang nyaris menghancurkan hidupnya serta keluarganya.
"Aku datang beberapa kali, tapi aku tidak melihatmu," jawab Angelika.
"Benarkah?" sambut Lalita setengah terkejut.
"Kalau begitu... Ayo. Kita bersenang-senang malam ini, dan kau tahu?" Lalita mendekatkan bibirnya ke telinga Angelika.
"Akan ada banyak pria tampan yang datang ke bar malam ini, dan mereka... adalah turis," bisik Lalita.
Lalita tentu saja sangat paham dengan tabiat Angelika yang tidak mungkin mencari kesenangan di luar rumah dengan mengencani pria lain yang berasal dari kota yang sama, itulah mengapa ia mengatakan kata 'turis'. Yang artinya, Angelika tidak perlu khawatir tentang identitasnya.
Bisikan itu terdengar begitu menggoda bagi Angelika, tetapi pikiran dan hatinya yang berjalan tidak selaras membuat Angelika kehilangan minat. Benaknya terus memikirkan cara bagaimana membuat Angelina menjauh dari suaminya tanpa membuat posisinya terancam.
"Apakah kamu memikirkan tentang ulang tahun pernikahanmu yang akan datang sebentar lagi? Seperti... hadiah apa yang kamu inginkan dari suami tampanmu," Lalita berkata lagi dengan nada menggoda.
Anniversary pernikahan... Itu dia.
Batin Angelika bersorak senang, kedua matanya berbinar seakan ia baru saja memenangkan undian saat ia akhirnya menemukan momen yang sangat pas baginya untuk kembali.
.
.
.
"Aku..."
Angelina mengepalkan kedua tangannya, kedua matanya terpejam dengan kegelisahan yang kian mendera hatinya, identitasnya terbongkar sudah.
"Aku... Angelina."
Kepala Angelina tertunduk dalam, memutuskan untuk jujur. Ia sadar, sebanyak apapun ia mencoba untuk mengelak, itu tidak akan berhasil setelah Leon menyaksikan sendiri bangaimana ia menceburkan diri ke laut untuk menyelamatkan seseorang. Satu hal yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang penderita thalassophobia, yang artinya Angelika sama sekali tidak bisa berenang.
Angelina
Leon mengulang nama itu dalam benaknya. Bukan hanya wajah dan suara, nama wanita di depannya pun nyaris sama dengan nama istrinya..
"Berapa banyak uang yang kau dapatkan dengan melakukan penipuan seperti ini?" tanya Leon.
Wajah Angelina terangkat cepat, nada suara Leon saat bertanya tidak terlalu keras, tetapi cukup membuat Angelina seakan tertikam belati dengan begitu dalam.
"Aku tidak menipu..."
"Lalu apa?" potong Leon cepat.
"Menempati posisi yang bukan milikmu, berpura-pura menjadi istri sekaligus ibu dari putraku, dan kau bahkan berhasil menipu kedua orang tua istriku dengan begitu sempurna. Kau masih ingin mengelak?"
Angelina memejamkan mata sejenak, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Sanggahan yang ia keluarkan jelas tidak memiliki arti apapun di saat ia tahu pasti apa yang ia lakukan adalah salah.
"Bukan uang yang aku inginkan," jawab Angelina pada akhirnya, memilih untuk membuka semuanya tanpa ada lagi yang ia tutupi.
"Lalu?" alis Leon terangkat.
"Aku hanya ingin Angelika pulang sebentar saja," jawab Angelina.
"Pulang?" ulang Leon mengerutkan kening.
Angelina mengangguk. "Pulang untuk menemui ibu kami."
Angelina mulai menceritakan apa yang terjadi, mulai dari ia pergi meninggalkan kota tempat tinggalnya di mana ibunya berada tanpa menyebutkan lebih spesifik di mana kota itu, datang ke kota dengan pencarian tanpa arah dengan tujuan mencari saudara kembarnya dan berakhir ia bisa bertemu Angelika, hingga permintaan Angelika yang meminta dirinya untuk menggatikan posisi Angelika demi satu permintaan yang ia minta. Termasuk kecelakaan palsu yang sengaja diatur oleh Angelika.
"Apakah itu kebohongan lain yang sedang kau buat?" tuduh Leon mendengus kesal. "Berapa banyak lagi kebohongan yang sudah kau siapkan untuk ini? Apa yang kau inginkan?" cecarnya.
Amarah di hati Leon meluap, ia tidak terima istrinya dituduh melakukan hal yang menurutnya tidak mungkin istrinya lakukan meski itu oleh saudara kembarnya sendiri.
"Aku tidak berbohong, aku melakukan ini hanya untuk ibuku-"
"Dan kau ingin aku percaya padamu?" sergah Leon meninggikan suaranya. "Apa yang baru saja kamu katakan justru terdengar seperti semua ide gila ini berawal dari istriku."
"Tapi-"
"Berapa banyak uang yang kau inginkan?" tanya Leon tajam.
Angelina terbungkam, netranya mengunci wajah pria di depannya dengan rasa tak percaya. Seakan apa yang sudah ia lakukan sejauh ini hanya untuk uang.
"Aku tidak menginginkan sepersen pun uang darimu," tekan Angelina.
"Jika memang uang yang aku inginkan, aku sudah pergi meninggalkan rumah ini sejak lama dan aku tidak perlu memainkan peran ini."
Kali ini Leon yang terdiam. Benar. Benak Leon mau tak mau membenarkan apa yang baru saja Angelina ucapkan. Jika Angelina mau, wanita itu bisa saja menguras isi kartu kredit yang ia berikan pada Angelina. Namun, sejak Angelina tinggal bersamanya, wanita itu bahkan tak menyentuh uangnya untuk kebutuhan pribadinya. Jauh berbeda dengan istrinya yang selalu ada pengeluaran setiap hari.
Sedangkan Angelina, wanita itu hanya menyentuh uang yang ia berikan untuk kebutuhan Alan.
Leon melangkah mundur, tetapi tidak melepaskan pandangan dari Angelina. Kecewa jelas ia rasakan. Ia merasa tertipu, ia tidak ingin mempercayai apa yang Angelina ucapkan, istrinya tidak mungkin melakukan hal seperti yang Angelina sebutkan. Dan fakta bahwa istrinya masih memiliki saudara kembar serta ibu kandung membuat hatinya terguncang.
Berapa banyak rahasia yang Angelika sembunyikan darinya? Apakah kedua orang tua angkat Angelika mengetahui hal ini?' batin Leon dipenuhi keraguan.
"Di mana Angelika sekarang?" tanya Leon, suaranya berubah lemah.
Angelina menunduk, lalu menggeleng. "Aku... tidak tahu."
Jawaban Angelina cukup untuk membuat Leon menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya kasar. Tidak ingin percaya, tetapi ia juga bisa melihat kejujuran di mata Angelina.
"Aku tidak ingin orang lain tahu tentang ini, terutama putraku. Aku akan mencari tahu di mana Angelika saat ini," putus Leon setelah lama terdiam.
"Untuk sementara waktu, mainkan peran yang sudah kamu mulai. Aku tidak ingin putraku tahu tentang apa yang ibunya lakukan dan membenci ibunya sendiri."
Selesai dengan kalimat itu, Leon mengambil kunci kamar yang sebelumnya ia lempar, membuka pintu kamar dan melangkah keluar menuju ruang kerjanya dengan pikiran berkecamuk.
Wanita yang ia pikir adalah istrinya, ternyata bukan istrinya.
. . . .
. . . .
To be continued...