NovelToon NovelToon
BAYANGAN DALAM MELODY

BAYANGAN DALAM MELODY

Status: sedang berlangsung
Genre:Persahabatan / Cintapertama / BTS
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: JM. adhisty

"Persahabatan adalah ikatan yang tak terpisahkan, hingga cinta datang dan menjadikannya sebuah pilihan."

Kisah ini berputar di sekitar dinamika yang rapuh antara dua sahabat karib yang datang dari kutub kehidupan yang berbeda.

Gabriella, gadis kaya raya dengan senyum semanis madu, hidup dalam istana marmer dan kemewahan yang tak terbatas. Namun, di balik sampul kehidupannya yang sempurna, ia mendambakan seseorang yang mencintainya tulus, bukan karena hartanya.

Aluna, gadis tangguh dengan semangat baja. Ia tumbuh di tengah keterbatasan, berjuang keras membiayai kuliahnya dengan bekerja serabutan. Aluna melihat dunia dengan kejujuran yang polos.

Persahabatan antara Gabriella dan Aluna adalah keajaiban yang tak terduga
Namun, ketika cinta datang mengubah segalanya
Tanpa disadari, kedua hati sahabat ini jatuh pada pandangan yang sama.

Kisah ini adalah drama emosional tentang kelas sosial, pengorbanan, dan keputusan terberat di antara cinta pertama dan ikatan persahabatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JM. adhisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BARBEQUE

Gabriella, yang baru saja bersantai di kursi pantai di sebelah Yoga, sedang menikmati pemandangan Axel dan yang lain bermain air. Namun, matanya yang jeli menangkap sebuah pemandangan yang membuatnya kaget.

Ia melihat Dokter Leon, si pria yang ia pukul dengan kemoceng tadi, sedang berdiri dan berbicara akrab dengan Aluna dan Justin di dekat batu besar.

Gabriella langsung terbangun begitu saja dari sandarannya, gerakan tiba-tibanya membuat kursi pantai bergoyang dan Yoga sedikit terkejut.

Yoga menoleh cepat ke arah Gaby, matanya menunjukkan keheranan.

Gabriella Menggerutu pelan, sambil membenarkan sandalnya "Apa-apaan! Kenapa dia ada di sana? Dia pasti sedang mengganggu Aluna!"

Dengan wajah yang kembali jutek dan penuh tekad, ia segera melangkah cepat ke arah mereka, sandal jepitnya menghantam pasir. Ia merasa harus melindungi Aluna dari pria asing yang ia cap sebagai 'gila' di dapur tadi.

Yoga, yang tidak tahu apa apa hanya bisa mengarahkan pandangannya pada arah Gaby berjalan. Ia melihat Leon, sepupu Alana, mendekati Aluna. Yoga tidak terkejut dengan kehadiran Leon, tetapi ia tertarik dengan reaksi protektif yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Gaby.

Yoga kini mengawasi lagi. Ia melihat Gaby berjalan cepat, dan ia memutuskan untuk tetap duduk. Ia yakin Axel, yang juga kini menepi dari air, akan segera bereaksi.

Gabriella tiba di dekat Aluna, Justin, dan Dokter Leon dengan napas sedikit terengah-engah.

Gabriella langsung menargetkan Leon " Hay pak Dokter . Jangan mendekati temanku."

Dokter Leon hanya tersenyum sinis. "Ah, si 'kemoceng girl' datang. Aku hanya menyapa mereka. Kau ini kenapa? "

Leon pun berbalik melihat ke arah Aluna " omong-omong, kau harusnya tahu, dia memukulku dengan kemoceng tadi ."

Aluna dan Justin hanya bisa bertukar pandang canggung. Suasana yang tadinya syahdu kini kembali tegang karena kedatangan Gabriella dan konflik pribadinya dengan Dokter Leon.

Gabriella menatap tajam. Ia tidak terima dengan julukan baru itu. "Aku bukan 'kemoceng girl'! Dan aku hanya memastikan keselamatan di vila ini! Kamu yang masuk tanpa ada yang tahu!"

Dokter Leon: "Aku sepupu Alana, aku tidak perlu laporan keamanan darimu. Kau terlalu berisik, Gaby."

Leon menggelengkan kepala, melihat Gaby. Ia menyadari bahwa perdebatan dengan gadis ini hanya akan membuang waktu. Ia baru saja tiba dan ingin bersantai.

Dokter Leon Mengangkat bahu, sedikit frustrasi "Sudahlah. Kau terlalu banyak drama. Aku akan mencari Alana untuk mengantar barangku. Nikmati sore kalian."

Leon pun membalikkan badan dan melangkah santai menuju vila.

Gaby menatap punggung Leon yang pergi, masih mendidih karena amarah dan julukan 'kemoceng girl'.

Gabriella Menggerutu "Dasar dokter sombong! Tidak ramah, Bintang satu!! "

Aluna dan Justin hanya bisa bertukar pandang, bingung harus bereaksi bagaimana.

Justin: "Kak Gaby, dia kan sepupu Kak Alana."

Gabriella: "Aku tahu! Tapi dia sangat menyebalkan!"

Dari kursi pantai, Yoga yang tadinya hanya mengamati, kini sedikit menyunggingkan senyum tipis. Ia menganggap pertengkaran Gaby dengan Dokter Leon sebagai hiburan sore yang lucu.

Axel dan Kevin yang baru menepi dari air, mendekati mereka.

Axel: "Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut?"

Gabriella langsung mengadu pada Axel. "Axel! Dia memanggilku 'kemoceng girl'!"

Axel hanya bisa menahan tawa. Sementara itu, Aluna melihat kembali ke arah Yoga, menyadari pria itu kini tertawa kecil. Kehadiran Dokter Leon mungkin dramatis, tetapi pada akhirnya, itu hanya menambah keseruan bagi Big Five.

Dengan Dokter Leon yang sudah pergi mencari Alana, kelompok itu kembali tenang, tetapi interaksi mereka dengan Dokter Leon dan drama kecil ini akan menjadi topik hangat. Akankah Dokter Leon kembali mengganggu mereka?

*

Langit sudah gelap, tetapi suasana di tepi pantai terasa hangat dan meriah. Justin telah berhasil membuat api unggun yang sempurna. Bara api memancarkan cahaya oranye kemerahan yang lembut, menerangi wajah-wajah yang bahagia. Aroma laut berpadu dengan aroma asap dari pemanggang.

Semua orang kini sudah mengelilingi api unggun dalam formasi santai.

Di dekat api, Arjuna sibuk dengan tugas utamanya, dibantu oleh tangan dingin Yoga. Mereka berdua memanggang berbagai macam daging dan seafood segar.

Yoga bekerja dengan efisien dan fokus, membalikkan steak dan sate cumi dengan ketenangan khasnya. Keahliannya dalam memasak, meskipun sederhana, berbanding terbalik dengan citranya sebagai komandan dingin.

Arjuna Tertawa "Yoga, kau memang harus pensiun jadi CEO dan membuka restoran steak. Sempurna!"

Yoga Hanya bergumam " itu ide yang bagus."

Di sekitar api unggun, Aluna, Gabriella, Axel, Kevin, Jay, Jhonatan, dan Alana bersantai, bercanda dan bersenda gurau.

Jay, yang paling vokal, langsung memberikan pujian untuk Justin.

"Justin, ini baru namanya api unggun! Lihat, nyala apinya sempurna, tidak terlalu berasap! Kerjamu malam ini sangat bagus. You are the man!"

Kevin menimpali dengan antusias. "Betul, Justin! Kau berbakat di segala bidang! Musik oke, pembuat api unggun oke. Kau benar-benar anggota baru yang paling serbaguna di kelompok ini!"

Justin tersipu, merasa bangga. Ia sudah mulai terbiasa dengan pujian-pujian heboh dari Big Five.

Gabriella duduk di antara Aluna dan Axel. Ia tertawa mendengar candaan Kevin, tetapi sesekali mencuri pandang ke Axel yang juga sedang tertawa. Ia berusaha keras menahan perasaannya dan bersikap layaknya sahabat.

Aluna menikmati tawa itu. Ia melihat Axel yang riang, namun sesekali ia melirik ke arah Yoga yang sibuk membalikkan makanan di pemanggang.

Malam itu, di bawah kerlip bintang dan hangatnya api unggun, semua kekhawatiran dan perbedaan status seolah menghilang. Yang tersisa hanyalah kebersamaan dan kehangatan persahabatan. Mereka semua terasa seperti keluarga besar yang menikmati akhir pekan yang seharusnya sudah lama mereka dapatkan.

Saat suasana semakin larut dan kehangatan api unggun merasuk, suasana barbeque semakin hangat. Daging dan seafood yang dipanggang Arjuna dan Yoga sudah hampir matang. Aluna yang tadinya bersantai, beranjak dari kelompok di dekat api unggun.

Dia menghampiri Arjuna dan Yoga yang sibuk dengan pemanggang

Aluna: "Kak Arjuna, Yoga. Perlu bantuan? Biar aku yang membalikkan seafood-nya."

Yoga dan Arjuna saling menatap, Aluna mengerti keraguan mereka

Aluna: " Baiklah, Aku tidak akan mengganggu pekerjaan kalian . Kalau begitu bolehkah Aku hanya akan membuat saus?."

Arjuna mengangguk "Buatlah Aluna"

Aluna mengambil mangkuk kecil dan beberapa bahan rahasia yang ia bawa dari vila. Itu adalah saus yang selalu ia buat sebagai eksperimen—campuran unik dari rempah-rempah yang hanya ia yang tahu takarannya.

Saus yang Menghipnotis

Dengan cepat dan cekatan, Aluna meracik saus itu. Aroma tajam rempah yang manis segera menguar, mengalahkan aroma asap dan membuat hidung Arjuna dan Yoga tergelitik penasaran.

Setelah saus selesai, Aluna mengambil sepotong daging yang sudah hampir matang. Dia mengoleskan saus itu pada daging dan memanggangnya kembali sebentar di pinggir. Potongan daging kecil itu matang dengan sempurna, aromanya kini menjadi kompleks dan menggugah selera.

Aroma istimewa itu tercium hingga ke area api unggun.

Justin adalah yang pertama bereaksi. Ia bangkit dan menghampiri kakaknya.

Justin Wajahnya berseri-seri "Kak! Kau membuat eksperimen lagi? Aromanya sampai ke sini!"

Aluna tersenyum bangga, mengambil garpu kecil dan menusuk potongan daging yang sudah dimasak dengan saus rahasianya.

Aluna Menyuapkan potongan daging kecil itu ke mulut Justin "Coba. Bagaimana rasanya?"

Justin mengunyahnya, matanya langsung berbinar. Ia tidak bisa berbohong karena ia memang tahu keahlian kakaknya.

Justin Mengacungkan jempol dengan mulut penuh "Enak ! Kakak memang harus jadi koki,!"

Arjuna dan Yoga menyaksikan seluruh interaksi itu. Arjuna terkesan dengan keahlian Aluna yang tersembunyi.

Arjuna: " Wahh itu reaksi yang luar biasa! Apa benar cita-citamu menjadi seorang koki Aluna?"

Aluna Tersenyum "Ya, Kak. Semoga saja bisa terwujud."

Yoga hanya diam, tetapi ia mengamati setiap gerakan Aluna—cara dia mencampur bahan, cara dia mengoleskan saus, dan senyum puasnya saat Justin menyukainya. Yoga terpesona. Dia tidak hanya terpesona pada kecantikan Aluna, tetapi pada bakat tersembunyi dan ketulusan mimpinya.

Gadis ini adalah permata yang perlu diasah. Pikir Yoga.

Kevin dan Jay yang mendengar keributan itu, segera menghampiri.

Kevin: "Ada apa ini? apa itu, Aluna? Bagi kami juga!"

Malam barbeque itu pun berubah menjadi sesi mencicipi resep rahasia Aluna.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!