Lolly Zhang, seorang dokter muda, menikah dengan Chris Zhao karena desakan keluarga demi urusan bisnis. Di balik sikap dingin, Chris sebenarnya berusaha melindungi istrinya. Namun gosip perselingkuhan, jarak, dan keheningan membuat Lolly merasa diabaikan.
Tak pernah diterima keluarga suaminya dan terus disakiti keluarganya sendiri, Lolly akhirnya nekat mengakhiri pernikahan tanpa hati itu.
Akankah cinta mereka bersemi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Sementara di luar rumah sakit, Chris duduk di kursi belakang mobil hitamnya yang terparkir tak jauh dari pintu utama. Di kursi depan, Marco, asistennya yang setia, sedang memberi laporan.
“Tuan, pria yang mengirim bunga hingga sekarang masih belum diketahui. Tidak tahu kenapa dia begitu misterius,” kata Marco dengan nada hati-hati.
Chris menyandarkan punggungnya, matanya menatap lurus ke depan tanpa ekspresi. “Mengejar wanita tapi tidak ingin diketahui identitasnya… apakah dia sedang bercanda,” ujarnya datar, namun jelas tersirat nada tidak suka di suaranya.
“Saya akan terus mencari tahu. Dua hari ini tidak ada lagi yang mengirim bunga untuk nyonya muda,” lanjut Marco sambil menutup tabletnya dan menoleh ke arah belakang, menunggu instruksi lebih lanjut.
Chris hanya mengangguk tipis. “Mengenai kecelakaan itu, apakah sudah ditemukan penyebabnya?” tanyanya kemudian, nada suaranya turun menjadi lebih dalam dan serius.
Marco menelan ludah sebelum menjawab. “Kejadian itu sudah terlalu lama, Tuan. Butuh waktu cukup lama untuk menemukan rekaman saat itu. Namun banyak rekaman dan saksi yang tidak bisa ditemukan. Karena kejadiannya di jalan yang sepi, dan rekaman di sana juga terhapus… sudah terlalu lama berlalu,” jawab Marco pelan.
Chris menghela napas panjang, menatap keluar jendela seakan berusaha menahan rasa kesal yang menumpuk di dadanya. "Bagaimana pun caranya, harus temukan penyebab kecelakaan itu. Dan jangan lupa selidiki rumah sakit yang merawat keluarga Zhang saat itu!"
Beberapa saat kemudian, pintu rumah sakit terbuka. Lolly keluar bersama seorang pria, Dokter Fan. Keduanya terlihat berbicara santai, bahkan sesekali tertawa kecil. Pemandangan itu membuat Chris sedikit memiringkan kepala, matanya tajam memperhatikan.
“Siapa dokter itu?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangan.
“Dokter ahli psikiater, Tuan. Dia adalah kakak senior nyonya muda,” jawab Marco cepat.
Chris tidak menjawab, hanya menatap keduanya dengan ekspresi sulit ditebak.
Sementara itu, di tangga depan rumah sakit, Lolly tersenyum pada dokter itu. “Kakak Fan, aku pergi dulu. Chris sedang menungguku,” ujarnya sopan.
“Ingat minum obatnya. Sampai jumpa besok!” kata Dokter Fan sambil melambaikan tangan dengan senyum hangat.
“Sampai jumpa besok!” balas Lolly ceria, lalu bergegas menuruni tangga menuju mobil suaminya.
Dari dalam mobil, Chris memperhatikan langkah Lolly yang ringan itu. Begitu gadis itu membuka pintu dan masuk, aroma lembut parfum yang biasa dipakainya langsung memenuhi kabin. Namun yang menarik perhatian Chris bukan itu — melainkan sisa senyum yang masih menggantung di bibir Lolly, senyum yang muncul setelah bersama pria lain.
Chris menatapnya sejenak sebelum berkata pelan, “Kau kelihatan senang.”
Lolly menoleh cepat, sedikit terkejut. “Senang?"tanyanya penasaran.
Chris tidak menanggapi. Ia hanya menatap jalan di depan, lalu memberi isyarat pada Marco untuk menyalakan mesin. Mobil perlahan melaju meninggalkan halaman rumah sakit, sementara suasana di dalamnya terasa menegang — senyap tapi penuh dengan pikiran masing-masing.
***
Malam itu, suasana ruang makan keluarga Zhao terasa hangat dari luar, namun di dalamnya tersimpan ketegangan yang halus. Meja panjang dari kayu mahoni dipenuhi hidangan lezat — sup ayam herbal, ikan kukus, dan aneka lauk buatan koki pribadi keluarga itu. Chris, Lolly, Wang Li, dan Jenny duduk bersama, tampak seperti keluarga harmonis di mata luar, tetapi udara di antara mereka tebal oleh sindiran tersembunyi.
Wang Li, ibu Chris, meletakkan sumpitnya pelan dan tersenyum sambil menatap putranya.
“Chris, belakangan ini berita tentang Nana sangat menghebohkan sekali. Tidak kusangka anak itu, setelah sekian lama tidak bertemu, sekarang semakin cantik dan pintar. Dulu, saat kau masih pacaran dengannya, dia hanya anak yang polos,” ucapnya dengan nada seolah memuji, tapi jelas bermaksud menyindir Lolly yang duduk diam di samping Chris.
Chris hanya menunduk sedikit, memainkan sendok di tangannya tanpa menanggapi. Tatapannya sekilas mengarah ke arah Lolly, yang tetap tenang meski jelas mendengar semua kata ibunya.
“Betul kata Mama,” sahut Jenny, kakak Chris, sambil tersenyum lebar namun matanya melirik tajam ke arah Lolly. “Aku sempat melihat iklan dan filmnya. Dia sangat cantik dan seksi. Chris, kalau ada waktu undang dia ke rumah. Walau kalian sudah berpisah, hubungan kedua keluarga tetap baik dan tidak terputus. Aku rasa Lolly pasti tidak keberatan, kan?” katanya dengan nada manis yang dibuat-buat.
Sumpit di tangan Chris berhenti bergerak. Ia melirik Jenny sekilas, namun sebelum ia sempat berkata apa pun, Lolly tersenyum lembut, ekspresinya tenang tanpa sedikit pun tanda tersinggung.
“Tentu saja tidak,” jawab Lolly pelan tapi tegas. “Nana memang artis yang sedang naik daun saat ini. Kalau ada yang tahu hubungan keluarga kita dengan Nana, bukankah itu justru hal yang baik? Bisa menaikkan nama keluarga Zhao.” Suaranya terdengar jernih, namun di balik senyumnya ada sedikit ketegangan yang berhasil disembunyikan dengan baik.
Chris menoleh ke istrinya, menatap wajah Lolly yang tetap tenang seolah tak tergoyahkan. Dalam hatinya, sesuatu terasa jengkel. “Mana ada istri yang mendukung suaminya mengundang mantan ke rumah? Apa yang dia pikirkan?” batin Chris sambil menahan napas.
Wang Li justru tampak semakin puas. Ia menegakkan tubuhnya dan berkata dengan nada perintah, “Aku sudah tahu Lolly sangat pengertian. Chris, besok undang Nana datang ke rumah! Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya.”
Suasana meja langsung membeku. Jenny menahan senyum, sementara Lolly masih tampak tenang, menunduk sedikit untuk mengambil sup di mangkuknya, pura-pura tidak terganggu. Tapi Chris, yang sejak tadi berusaha menjaga sikap, akhirnya tak bisa menahan diri.
“Aku tidak setuju!” suaranya meninggi sedikit. Sumpit yang dipegangnya terjatuh dan menimbulkan bunyi trang di atas meja.
Wang Li dan Jenny menatapnya dengan ekspresi terkejut, sementara Lolly menoleh pelan, memandang suaminya dengan tatapan penasaran.
saya sudah vote
😄😄