Awalnya Daniel tidak ingin dijodohkan dengan Hannah wanita pilihan ibunya. Karena, dia sangat mencintai Shofia, kekasih sekaligus tunangannya. Daniel merasa kesal karena Isabella menuduh Shofia berselingkuh dengan klien bisnisnya. Sehingga, dia menolak permintaan ibunya, akan tetapi, saat keduanya bertemu Daniel berubah pikiran dan mau menikahi gadis itu. Sebab, Hannah adalah penolongnya pada saat dia kecelakaan dua tahun yang lalu. Meskipun dia telah memiliki seorang tunangan, tapi dia bertekad untuk menikahi gadis pilihan ibunya. Lalu, bagaimanakah kelanjutan hubungan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPJ-33
"Mengapa Daniel tidak ada? Kalian ini tidak becus ya. Katanya dia bersama wanita? Tapi mana, tidak ada bukan."
"Maafkan kami Nona, mungkin Tuan Daniel dan kekasihnya..."
Plak...
Pria berkacamata hitam itu memegang pipinya, sebenarnya ia bukanlah pria lemah. Tapi apalah daya, ia hanyalah seorang pesuruh. Sehingga ia harus bisa menahan amarahnya.
"Kekasih Daniel itu aku, dia hanyalah seorang gundik. Ingat, jangan pernah sesekali mengatakan wanita perebut itu kekasih Daniel. Dia tidak pantas!"
"M-maafkan saya, Nona," kata pesuruh itu meminta maaf.
"Pergilah, cari yang benar. Aku mau check in dulu, aku lelah!" ujar Shofia.
"Baik Nona, terima kasih!"
Shofia mengibaskan tangannya, ia kemudian memasuki hotel tempat di mana Daniel menginap.
"Kenapa aku jadi seperti ini? Bukankah Daniel sangat mencintaiku? Lantas mengapa dia bisa tergoda oleh wanita jalang itu? Dan siapakah wanita yang sudah menggoda priaku? Lihat saja nanti, kalau aku bertemu dengannya, aku akan menghabisinya!" batin Sofia.
"Nona Shofia!"
"Iya, ada apa lagi? Aku mau istirahat, kalian ini baru saja pesan kamar sudah datang lagi?"
"Kali ini saya jamin ini sungguhan, kekasih Nona berada di desa Banana Village, Kecamatan Blueberry Hills, Kabupaten Melon Rocky, Ibukota Fruit City, Liora Selatan!"
"Sangat detail ya? Baiklah, kita pergi sekarang. Siapkan semuanya, aku benar-benar tidak sabar ingin melihat. Siapa yang merebut Kekasihku?"
Orang suruhan itu kemudian menganggukkan kepalanya, ia juga bilang akan pergi menyiapkan mobil untuk Nona nya. Menyiapkan perjalanan bertemu kekasih hatinya.
"Mobil sudah di siapkan, Nona!"
"Baiklah, segera berangkat ke sana. Aku tidak sabar melihat kelasihku!"
Pesuruh itu membukakan pintu untuk Shofia, lalu menutupnya. Ia lalu berkeliling dan memasuki mobil dengan segera setelahnya. Lalu dengan secepat kilat dia tancap gas, dan mengendarai mobil.
"Nona, mohon ijinkan saya agak ngebut. Saya takut, perjalanan kita akan memakan waktu yang lama." ujar pesuruh itu.
"Ya, tapi tetap waspada. Keselamatan lebih penting dibandingkan yang lainnya!"
Si pria berkacamata hitam itu mengangguk, dan segera mempercepat laju kendaraannya.
"Berapa jam sih kita sampai sana? Mengapa sepertinya jauh sekali?"
"Sekitar 2 jam naik kereta, kalau naik mobil seperti ini kemungkinan bisa 3 atau 4 jam Nona!"
"Sialan, kamu menipuku ya? Turun di stasiun kereta, aku tidak ingin berlama-lama di mobil. Aku ingin segera bertemu Daniel dan selingkuhannya, jangan membuatku kesal!"
"Baik Nona."
Pada akhirnya mereka turun di stasiun kereta terdekat, lalu memesan tiket. Ada 6 orang di sana, satu yang menyelidiki tentang Daniel, dua diantaranya adalah bodyguard. Sofia dan asisten pribadinya, serta sopir cadangan.
"Sir Adison Anda di sini dulu ya. Kami akan pergi menemui Daniel, Anda jaga mobil dan beristirahatlah!"
"Baik Nona!"
"Biasanya Nona tidak begini? Tiba-tiba berubah menjadi baik, ada apa dengannya?" batin sang supir.
Perjalanan dari kota Ll Liora Selatan menuju ke Banana Village melalui waktu kurang lebih 3 jam lamanya. Mereka sampai di sebuah kediaman yang luas, sebelah kanannya ada kebun yang khusus menanam buah-buahan dan juga sayuran. Lalu di sebelah kanannya ada sawah. Shofia turun dari mobil, sambil menaikkan gaunnya. Ia tampak begitu jijik sebab tanah yang ia injak saat ini basah. Ia takut gaun— mahalnya itu terkena air kotor.
"Tempat apa ini? Sungguh menjijikan!" ujarnya ketus.
"Mulai ngomel lagi deh!" batin Julia, asisten pribadi Sofia.
Hal yang biasa memang, Sofia ini benar-benar wanita aneh. Memang sih ia wanita bangsawan, tapi setahu Julia tidak banyak wanita bangsawan seperti Sofia. Sebab, banyak yang turun langsung untuk melihat keadaan kaum miskin. Padahal Sofia masuk ke beberapa Yayasan Sosial, apa mungkin itu hanya kedok saja? Padahal calon ibu mertuanya begitu aktif di kegiatan sosial. Mengapa Sofia tidak mau menginjakan kakinya di tanah halaman rumah ini. Padahal Isabella pernah menginjakan kakinya di sebuah kawasan kumuh, yang pernah Hannah tempati. Ini masih agak baik, sebab di sini sebuah pedesaan. Berbeda dengan tempat yang di tinggali Hannah dulu, yaitu kawasan perkotaan.
"Ih menjijikan, bisa-bisanya Daniel mau dengan wanita desa. Ini gak mungkin, aku tidak percaya ini!" Sofia menggerutu.
"Nona sebaiknya berhenti mengeluh. Ini sudah malam, orang-orang mungkin akan mendengarnya."
"Diam kamu Julia! Sadar diri kamu hanyalah asisten, tidak pantas menasihati aku!" bentak Sofia pada asisten pribadinya.
"Heh Bastian, benarkah ini tempatnya?"
"Benar Nona, ini tempatnya," jawab pria berkacamata hitam itu.
Setelah beberapa menit melewati jalanan yang kotor, akhirnya Sofia dan para pesuruhnya sampai di pintu utama rumah tersebut.
"Ketuk pintunya, tanganku bisa kotor mengetuk pintu itu," kata Sofia memandang jijik pada pintu tersebut.
"Nona kadang tidak sadar diri, bukankah dia dulunya hanyalah anak seorang gundik?" batin Julia.
"Siapa di sana?" teriak suara baritone yang terdengar sangat familiar di telinga Sofia.
"D-D-Daniel?" tanya Sofia lirih, ia begitu terkejut mendengar suara itu.
"Apakah benar ini rumah Alfonso?" tanya pria berkacamata hitam.
Ia tahu sebab ia menyelidiki tentang keluarga itu sebelumnya.
"Oh iya betul, sebentar!"
Sofia menatap ke arah pintu, ia sungguh penasaran dengan apa yang di dengarnya. Benarkah itu Daniel, kekasihnya atau mungkin hanya kebetulan saja. Pintu besar itu pun terbuka, dan dilihatnya Daniel benar-benar menyambut kedatangan mereka. Sebelum pria— itu menyadari keberadaan kekasihnya, Sofia.
"Sayang! Kamu disini? Kenapa ada di daerah kumuh seperti ini?" tanya Sofia dengan nada gemetar.
"Jaga bicaramu! Kumuh? Bukankah asalmu juga sama seperti ini? Ingat tidak 8 tahun yang lalu pakaianmu tidak seperti sekarang. Jangan membuatku kesal, Sofia."
"Jawab pertanyaanku, kamu selingkuh dengan siapa? Kenapa membela-bela datang ke daerah menjijikan ini?"
Plak...
"Aduh... Sayang kenapa memukulku?"
"Sebenarnya aku anti memukul seorang wanita. Tapi Fia, kamu keterlaluan. Kamu..."
"Kak Daniel, ada apa? Kok ribut sekali sih?" suara seorang wanita bertanya dengan nada lembut, sembari mengusap-usap perutnya.
"Hannie?"
Deg...
Hannah menoleh mendengar pertanyaan itu, ia lalu tersenyum manis,"Ya ini aku, Kak Sofia. Bagaimana terkejut bukan? Oh iya, aku punya kejutan untukmu. Kami sudah menikah!" ujar Hannie atau Hannah pada Sofia, ia merangkul lengan Daniel dan menunjukan sikap manjanya pada Sofia, mencoba memanasi wanita itu.
Sofia hilang kendali ia menyuruh bodyguard nya menahan Daniel. Wanita itu menjambak rambut Hannie, ia membabi buta memukuli gadis itu. Daniel meronta-ronta mencoba melepaskan genggaman dari para pria berotot itu, "Lepaskan Aku! Kurang ajar kalian! Sayang maafkan aku!"
Hannah tidak mau terjadi sesuatu pada kandungannya, ia berteriak kencang meminta pertolongan para tetangganya.
"Astaga itu dari arah Sir Louise. Ayo ke sana!"
"Ada apa ini?"
"Eh itu Nona Hannie, ayo kita tolong dia dan suaminya!"
Para warga sekitar berbondong-bondong memukuli dua preman itu dan Sofia, sebab wanita itu yang sangat membabi buta menghajar Hannah.
"Sialan, kalian ini mau mencari ribut ya? Ini Banana Village kampung paling aman dan damai, berani-beraninya datang menghajari pemilik rumah!" ujar salah seorang tetua di kampung ini.
"Sayang, kamu nggak apa-apa?" tanya Daniel khawatir.
Hannah menggelengkan kepalanya, sementara itu Sofia yang merasakan tamparan di pipinya mengaduh kesakitan, ia menatap iri Hannie. "Sialan, Ayah bilang dia telah mati. Bagaimana bisa hidup lagi, dan merebut Kekasihku?" batinnya.
Bersambung
nyatanya masih dimalam itu baru kenalan😆
tau tau udah lebih dari seminggu di apart Daniel,