NovelToon NovelToon
Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:581
Nilai: 5
Nama Author: sriiwidiana

ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.

apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?

ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26

    Sudah seminggu ini Ziah tidak menghubungi Andreas, malah di sekolah pun terkesan menghindar. Ziah hanya ingin memantapkan hatinya bahwa dia memang memilih Andreas. Ziah memang sudah menemukan jawaban untuk Andreas namun karena keduanya sedang di sibukan dengan adanya perlombaan antar kelas yang di adakan di sekolah Minggu ini. Apalagi Andreas merupakan olahraga dia di sibukan dengan jadwal pertandingan. Lomba yang di adakan bervariasi dari lempar jauh, basket, poli, sepak bola dan lainnya. Semua murid dari kelas 10-12 di wajibkan ikut.

       Ziah di tugaskan untuk jadi pengawas lapangan saat lomba berlangsung. Mau tidak mau dia pasti berinteraksi dengan Andreas. Namun dia juga sadar tidak mungkin terus menghindar.

     Ziah menghampiri Andreas yang sudah duduk di atas rerumputan berada di tengah-tengah Antara lapang bola poli dan sepak bola.

"Udah mulai?" tanya Ziah sambil ikut duduk di samping Andreas.

"Udah baru aja mulai. Kamu gak bawa kursi atau gak alas buat kamu duduk? Di sini kotor." jawab Andreas dan bertanya karena Ziah malah duduk di samping nya.

"enggak lagian kan gak begitu kotor kayak tanah." ujarnya sambil tersenyum.

"ya udah kamu awasi yang lagi tanding bola poly aja." perintah Andreas. Ziah pun mengangguk mengerti.

"kalo gitu aku awasi nya dari dekat lapangan aja ya di sana." tunjuk Ziah pada sebuah mes yang ada di dekat lapangan poli.

"Kamu menghindari Mas?" tanya Andreas, karena melihat Ziah yang akan beranjak dari tempatnya.

"Enggak, kan biar lebih enak juga liat nya kalo dari jarak deket." jelas Ziah, kenapa Andreas malah menuduh nya sedang menghindar darinya.

   obrolan keduanya terhenti karena di pertengahan lomba terjadi kericuhan di pinggir lapangan, ada murid laki-laki dari kelas 10 dan kelas 11 sedang berkelahi entah apa yang mereka ributkan. Andreas mendekati mereka dan ternyata mereka bertengkar hanya gara-gara seorang perempuan. cowok kelas 10 mengaku pacarnya dan si kakak tingkat nya pun pacarnya.

"mentang-mentang cantik jadi merasa bangga di perebutkan seperti ini." batin Ziah.

  Andreas melerai perkelahian itu, lomba yang sebelumnya sempat terhenti mulai berjalan kondusif kembali. Ziah dan Andreas pun kembali ke tempat semula.

"Maksud Mas, kamu selama seminggu ini sengaja menghindar dari Mas?" tanya Andreas, Ziah kira obrolan tadi sudah tidak akan di bahas Andre tapi ternyata salah.

"Kan Bapak tahu seminggu ini saya juga sibuk karena akan ada perlombaan ini" jelasnya membela diri.

"Kamu gak mau ngasih kepastian sekarang gitu buat hubungan kita kedepannya?" tanya Andreas lirih. Rasanya dia sudah tidak sanggup untuk menunggu lagi.

"Nanti aja Pak di luar jam sekolah, gak enak ngobrolnya." pinta Ziah. Andreas pun sadar mereka sekarang berada di lingkungan sekolah, banyak yang berlalu lalang dan pasti mendengar pembicaraan mereka.

  Acara lomba berlangsung sampai jam setengah 5 sore, dan akan di lanjutkan sampai besok. Semua murid sudah membubarkan diri termasuk para guru yang bersiap untuk pulang. Ziah masih membantu Andreas membereskan peralatan bekas lomba. Setelah selesai mereka berdua jalan berdampingan sampai parkiran motor.

"Mau ngobrol dulu gak?" tanya Ziah begitu dirinya sudah duduk di jok motornya sambil mengenakan helm.

"Udah sore, emang gak bakalan di cariin ibu?" tanya Andreas. Sebenarnya dia ingin mengiyakan tapi takut juga orang tua Ziah mencari nya.

"Enggak bakalan asal tahu keluar nya sama siapa. Lagian ngobrol nya cari tempat Deket sini aja." jelas Ziah.

" Mau beli nasi goreng yang di alun-alun gak?" tanya Andreas memastikan.

"boleh deh, soalnya udah laper juga" ucap Ziah.

Mereka meninggal kan sekolah dan mengendarai motor menuju alun-alun bukan alun-alun kota melainkan alun-alun kecamatan.

 Keduanya memarkirkan motor di sebuah tenda warung makan pinggir jalan, Ziah melepas helm nya begitu pun dengan Andreas. Mereka masuk ke dalam, Andreas duduk di kursi, sementara Ziah memesan makanan .

"Pak, nasi gorengnya nya dua yang satu pedas yang satunya pedas sedengan aja. Sama minumnya teh anget aja." pesan Ziah pada penjualnya.

 Ziah pun duduk di samping Andreas, sambil mengecek ponselnya karena takut ibunya menghubungi dirinya.

"cape ya?" tanya Andreas lembut sambil menatap Ziah. Andreas melihat pipi gadis itu sudah memerah seperti habis kepanasan. memang seperti itu pipi Ziah dari dulu jika cape atau habis kepanasan pasti akan me'merah.

"cape, tapi gak begitu yang sampe cape banget." ucapnya tersenyum. Andreas menatap lekat ke arahnya seolah tidak percaya dengan ucapannya.

"Nanti sampe rumah Zi istrahat kok, besok nya pasti udah fit lagi." ucap Ziah mencoba meyakinkan Andre bahwa dia baik-baik saja. Andreas hanya mengangguk saja, sebenarnya dia cukup khawatir dengan kondisi ke sehatan Ziah .

 Pesanan sudah datang, keduanya pun mulai makan. Ziah yang memang dari keluarga sederhana jadi di ajak dimana pun makan dia baik-baik saja. Bahkan dulu saat keduanya masih pacaran Ziah tau uang Andreas sangat banyak tapi Dia tidak pernah meminta, Kalau pun Andreas memberikan sesuatu kepadanya itu pun harus memaksanya dulu agar mau menerimanya.

  Keduanya selesai makan, dan sekarang sedang menikmati minum. Sambil menunggu nasi tercerna mereka diam di sana. Tadinya mereka mau masuk ke alun-alun tapi takutnya malah tidak ingat waktu untuk pulang.

"Jadi apa yang mau di obrolin?" tanya Andreas karena Ziah tampak tidak memulai obrolan.

"Bapak masih sendiri? Maksud saya Bapak gak lagi dekat dengan wanita lain selain saya?" tanya Ziah.

"Ya Allah, anak ini." ucap Andreas seolah-olah tak habis fikir dengan yang di pertanyakan Ziah.

"iih ya jawab aja, kan siapa tahu seminggu di cuekin sama aku, Bapak malah nyari wanita lain." ungkapnya tanpa merasa bersalah.

"Kamu lagi meragukan Mas? Atau kamu mau menolak Mas dengan cara seperti itu?" tanya Andreas karena tidak habis pikir dengan yang ditanyakan oleh Ziah. Dia bisa merasakan ada nada kekesalan di kalimat Andreas.

"Ziah mau kok ngasih mas kesempatan, jadi ayo perbaiki hubungan kita. Tapi Ziah minta jangan sampai mas khianati Ziah ya." jelasnya sambil menundukkan kepalanya. Andreas mengusap kepala Ziah dengan lembut, dia memaklumi Ziah yang berbicara seperti itu.

"iya Mas janji. Makasih udah Meu Nerima mas kembali." ucap Andreas sambil memandangi wajah Ziah.

"iya sama-sama, makasih juga udah sabar nunggu Zi." ucapnya lirih. Andreas jadi gemas sendiri seandainya ini bukan tempat umum dia pasti akan memeluknya. Andreas berusaha menahan diri, Ziah juga pasti tidak mau kalo dia sampai seperti itu.

"Ayok pulang Mas anter kamu dulu." ajak Andreas.

"gak usah, Mas pulang ke rumah aja. Kalo nganterin Zi dulu entar malah pulang malem." pinta Ziah. Andreas awalnya akan menolak tapi dia pun setuju dengan ucapan Andreas.

Mereka meninggalkan warung makan, dan pulang kerumah.

1
ndah_rmdhani0510
Gak espek banget Pak Andreas manggil Dek ke Ziah... Malah jadi ikutan senyum sendiri 😅
Aiko
Jleb banget emosinya!
Rukawasfound
Siapa bilang baca novel cuma buang-buang waktu? Ini me-time ku yang selalu bikin happy.
Sriiwidiana: terimakasih sudah memberikan komentar. jangan bosan ikuti kelanjutan ceritanya 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!