NovelToon NovelToon
Pengantin Brutal

Pengantin Brutal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kim elly

Kayla terkenal sebagai ratu gelud di sekolah-cewek tempramen, berani, dan udah langganan ruang BK. Axel? Ketua geng motor paling tengil sejagat raya, sok cool, tapi bolak-balik bikin ortunya dipanggil guru.
Masalahnya, Kayla dan Axel nggak pernah akur. Tiap ketemu, selalu ribut.
Sampai suatu hari... orang tua mereka-yang ternyata sahabatan-bikin keputusan gila: mereka harus menikah.
Kayla: "APA??! Gue mending tawuran sama satu sekolahan daripada nikah sama dia!!"
Axel: "Sama. Gue lebih milih mogok motor di tengah jalan daripada hidup seatap sama lo."
Tapi, pernikahan tetap berjalan.
Dan dari situlah, dimulainya perang baru-perang rumah tangga antara pengantin paling brutal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim elly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 18

Keesokan harinya, Axel sudah bisa pulang ke rumahnya. Rumah besar itu langsung ramai oleh kedatangan orang tua Kayla yang tampak sibuk menengok calon menantu mereka.

“Kay, ayo ikut,” ucap ayahnya, nada suaranya tegas tapi penuh harap.

“Ngga, males,” sahut Kayla cuek, matanya tak lepas dari layar TV.

Ibunya sampai menarik tangannya. “Ayo, Kayla,” katanya pelan tapi memaksa.

Kayla pun terpaksa jalan gontai, wajahnya manyun sepanjang jalan. Rumah Axel sebenarnya tidak jauh, hanya terhalang beberapa rumah saja.

“Eh, kemana lo?” tanya Romi yang sedang nongkrong di depan rumah tetangga sambil menyeruput kopi.

Kayla hanya mengangkat bahunya malas, seakan tak peduli.

Sesampainya di rumah Axel, suasana jadi hangat.

Orang tua mereka asyik berbincang. Sementara itu, Kayla hanya melirik kanan-kiri, memperhatikan tiap sudut rumah besar Axel. Dalam hatinya, ia mendengus. Dasar sok kaya, rumah aja kayak istana.

“Seminggu lagi loh, Xel. Cepet sembuh ya,” ucap Bu Wida sambil terkekeh.

“Iya, Bu,” jawab Axel, kali ini dengan senyum ramah.

Kayla langsung mendelik. Dih najis, muka ular! umpatnya dalam hati.

Axel pun menatap Kayla dengan tatapan membunuh,kedua nya saling tatap dalam hati saling mengumpat.

Lo,jadi istri gue habis lo kay.ucap axel dalam hati nya.

“Nanti acaranya di gedung ya? Teman-teman kalian diundang, kan?” tanya Bu Ami penuh semangat.

Kayla dan Axel spontan saling tatap. Tatapan panik. Mereka jelas tidak ingin teman-teman sekolahnya tahu kalau mereka menikah. Apa kata dunia?

“Eumm… ngga tau, Bu. Belum bicara sama Axel,” ucap Kayla dengan senyum kaku, pipinya terasa panas.

“Loh? Ibu udah cetak banyak undangan, kirain udah di-list,” ucap Bu Ami polos.

Kayla buru-buru mengetik pesan ke Axel di bawah meja. Gimana anjir, malu gue!

Axel membalas singkat. Sama, gue juga malu.

Jangan diundang dech! balas Kayla cepat.

Axel meliriknya tajam, jelas sedang mempertimbangkan. Namun Bu Ami terus mendesak, sampai akhirnya Axel terpaksa menjawab, “Iya, undang saja.”

Kayla langsung mendelik tajam, hampir meledak. Brengsek! kutuknya dalam hati.

Setelah cukup lama berbincang, mereka pun pamit pulang. Di perjalanan, Kayla malah mampir nongkrong bersama Romi.

“Jadi lo nikah?” tanya Romi sambil menyulut rokok.

“Jadi, bete gue,” sahut Kayla kesal.

“Sabar ya lo,” Romi terkekeh, mencoba mencairkan suasana.

“Lo kuliah apa kerja, Mi?” tanya Kayla, mengalihkan obrolan.

“Ngga tau, masih galau,” jawab Romi santai.

“Lah bukannya harus udah daftar ya?” Kayla menatapnya heran.

“Bingung gue, Kay. Kalo kuliah takut mogok di tengah jalan. Kalo kerja, ngga mau ke pabrik. Males,” Romi terkekeh lagi.

“Ya udah kuliah aja, jurusan yang lo suka. Semangat, Mi,” ucap Kayla sambil tersenyum, suaranya lebih lembut kali ini.

“Iya dech, paling gue ambil jurusan komputer,” sahut Romi sambil garuk kepala, geli sendiri.

“Nah gitu dong, baru sahabat gue namanya,” Kayla menepuk bahunya dengan senyum.

Tiba-tiba Romi mencondongkan badan, suaranya diturunkan. “Lo tau ngga si Salsa sakit?”

“Sakit apa?” Kayla langsung serius.

“Ngga tau, ditutupin sama orang tuanya,” jawab Romi pelan.

“Kuliah ngga dia?” Kayla makin penasaran.

“Ngga tau juga, ngga keliatan. Ada yang bilang dia… hamil.” Romi berbisik.

“Hah?!” Kayla kaget, matanya melebar tak percaya.

“Sama siapa anjir?” tanyanya heran.

“Ngga tau, lo kan sahabatnya,” jawab Romi santai sambil menghembuskan asap rokok.

“Shit!” Kayla menepuk dahinya, masih tak percaya. “Cowoknya tanggung jawab?”

“Justru itu, si Salsa ngga ngomong siapa cowoknya,” jawab Romi.

“Fuck,” desis Kayla, kepalanya pening.

“Lo kan kemarin sempet ribut sama dia gara-gara cowok. Jangan-jangan…” Romi menggantung kalimatnya.

“si putra Bukan!” Kayla cepat menyangkal.

“Ngga tau juga. Ntar gue cari tau,” Kayla menghela napas berat.

Setelah cukup lama ngobrol, Kayla akhirnya pulang. Begitu sampai rumah, ia langsung menelpon Putra.

“Apa, Kay?” suara Putra malas.

“Lo tau si Salsa hamil?” tanya Kayla to the point.

“Tau,” jawab Putra enteng.

“Sama lo?” suara Kayla meninggi.

“Bukan,” jawab Putra cepat.

“Lah, kan yang terakhir deket sama dia lo!” Kayla makin menekan.

“Ngga gue. Gue coba dia, iya, tapi dia udah ngga perawan. Lagian gue pake pengaman,” jawab Putra santai.

“Anjing lo ya, Put! Tanggung jawab ngga lo?!” bentak Kayla.

“Ngga mau, gue cinta sama lo,” jawab Putra tanpa rasa bersalah.

Kayla mendengus jijik. “Najis lo, Put! Gue mau nikah, jangan ngarep lo!”

“Sama siapa?” Putra kaget.

“Sama Axel. Jadi mending lo tanggung jawab atau gue laporin ke ayah gue!”

suara Kayla tajam penuh ancaman.

"Hah,kok lo nikah sama axel sih bukan nya kalian musuhan ya?"

"Di jodohin gue udah lo harus tanggung jawab pokok nya."

“Masalahnya, Kay, keluarga gue ngga setuju. Mereka mau gue kuliah dulu,” dalih Putra.

“Ya bisa kali sambil kuliah! Gila lo ya!” Kayla hampir berteriak.

“Ngga mau tau! Malam ini lo dateng, nikahin Salsa, atau gue yang ke rumah lo, obrak-abrik tuh rumah!” tegas Kayla.

Putra akhirnya menyerah. “Iya, iya, Kay.”

Malam itu ponsel Kayla bergetar. Sebuah chat dari Putra masuk.

“Dimana rumahnya?” tulisnya singkat.

Kayla mendengus, tapi akhirnya ia keluar dari rumah. Malam terasa sunyi, hanya suara jangkrik yang menemani.

Ia berjalan pelan sambil menunggu Putra, lalu mengantarnya menuju rumah Salsa.

Begitu sampai, Kayla mengetuk pintu. Salsa muncul dengan wajah kusut, matanya merah karena banyak menangis.

“Mau apa lo?” tanya Salsa dengan nada penuh curiga.

“Mau anter dia,” jawab Kayla dingin sambil melirik Putra di belakangnya.

Wajah Salsa langsung berubah bete begitu melihat siapa yang berdiri di sana.

“Lo mau ledek gue, kan?” ucap Salsa ketus, suaranya gemetar.

Kayla menghela napas kasar. “Gue nolongin lo, brengsek.”

“Ngga usah, ngga perlu!” bentak Salsa sambil buru-buru menutup pintu.

Kayla mengangkat bahu. “Ok, kita pulang, Put!” teriaknya keras, sengaja agar terdengar ke dalam rumah.

Lalu ia menambahkan dengan suara menusuk, “Asal lo tau, si Putra ke sini gara-gara gue. Dasar lo, lon**!”

Ia langsung berbalik pergi, meninggalkan Salsa yang masih bersembunyi di balik pintu.

“Terus gimana?” tanya Putra dengan wajah panik.

“Biarin aja dulu,” jawab Kayla santai, seakan tak peduli.

Namun tak lama, terdengar teriakan keras dari dalam rumah. Ayah Salsa, Pak Rudi, marah besar.

Suara barang pecah dan bentakan terdengar, jelas ada pertengkaran hebat.

Kayla refleks menerobos masuk. Ia tahu betul kebiasaan Pak Rudi: bila marah, tangan ikut bicara. Dan benar, Salsa sedang tersudut, wajahnya memerah ketakutan.

“Pak! Cowoknya mau tanggung jawab. Dia di luar. Tapi Salsa malah ngusir saya!” seru Kayla lantang, mencoba menahan lengan Pak Rudi agar tidak melayang lagi.

“Mana?” bentak Pak Rudi, matanya menyala penuh emosi.

Kayla menggenggam lengan sang ayah. “Jangan marah dulu. Aku udah bujuk dia, Pak.” Suaranya tegas tapi berusaha menenangkan.

Suasana menegang, tapi akhirnya percakapan berlanjut lebih tenang.

Mereka duduk, bicara panjang, hingga akhirnya diputuskan: Salsa akan dinikahkan keesokan harinya.

“Selamat ya,” ucap Kayla dengan senyum sinis, menyayat hati Salsa yang hanya bisa terdiam.

Di luar rumah, Putra menoleh pada Kayla. “Kay, kok lo mau nikah sama Axel sih?” tanyanya heran.

“Di-jodohin gue. Gue juga baru tau pas udah ujian,” jawab Kayla, tersenyum getir.

“Ya udah deh. Selamat ya. Besok lo liat gue nikah,” ucap Putra, suaranya terdengar aneh, seperti menutupi kegugupannya.

“Mau ngapain dateng ke nikahan mantan?” Kayla terkekeh, nada suaranya penuh sindiran.

“Ya liatin aja, Kay. Jadi saksi gitu.”

Kayla mendengus. “Hmm, gue pikir-pikir dulu. Takut Salsa salah paham lagi.”

Tak lama, Romi muncul dari gang dan merangkul bahu Kayla santai.

“Gue balik,” ucap Kayla sambil melambaikan tangan.

“Gimana?” tanya Romi penasaran.

“Besok nikah, anjir,” sahut Kayla sambil terkekeh geli.

“Hah?! Akhirnya lo lagi yang turun tangan,” Romi ikut terkekeh, sudah biasa melihat Kayla terseret masalah.

Saat mereka berjalan bersama, ponsel Kayla bergetar. Panggilan video dari Revan.

“Eh, Revan, Mi!” seru Kayla senang sambil tersenyum ke layar.

“Hayyy,” jawab Revan sambil tertawa.

“Lagi berdua? Kangen ngumpul gue,” ucap Revan sambil cekikikan.

“Iya nih,” jawab Kayla, senyum tak bisa disembunyikan.

“Van, di sana dingin ngga?” tanya Romi, ikut nimbrung.

“Ngga, lagi musim panas,” jawab Revan sambil tertawa.

“Ouh gitu. Lo sehat-sehat ya, Van,” ucap Romi tulus.

“Siap, bro. Jagain Kayla ya. Kalo ngerokok, ambil rokoknya!” jawab Revan sambil tersenyum nakal.

“Idih, baru keluar rumah juga,” Kayla manyun sambil cemberut.

“Gue pulang ya, Mi. Udah ngantuk,” pamit Kayla pada Romi.

“Ok, Kay,” jawab Romi sambil masuk gang.

“Dari mana?” tanya Revan lewat layar.

“Abis dari rumah Salsa. Nanti aku cerita ya, sekarang masih di jalan,” jawab Kayla sambil tersenyum manis.

“Ok,” balas Revan singkat, wajahnya penuh perhatian.

Kayla mempercepat langkah. Jalanan komplek sudah sangat sepi, hanya terdengar suara anjing menggonggong dari jauh. Hatinya berdebar, ingin segera sampai rumah.

Begitu tiba, ia masuk kamar, menutup pintu rapat, lalu menceritakan semuanya pada Revan lewat video call. Revan terkejut mendengar kabar itu, tapi lega karena akhirnya ada cowok yang mau tanggung jawab.

Obrolan mereka pun beralih ke hal-hal ringan. Senyum Kayla makin lebar, rasa lelahnya seolah hilang.

Hingga akhirnya, malam makin larut. Kayla tertidur pulas dengan ponsel yang masih menyala, layar memperlihatkan wajah Revan yang ikut terlelap di seberang sana.

1
Wida_Ast Jcy
Hahahha... pandai bangeet bersandiwara ya🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
hahhaha... nantangi ya kay🤣🤣🤣
Shin Himawari
Asli seru! Cocok dibaca santai dan bikin nagih karena gaya bahasanya ringan tapi relate abis ama kisah anak SMA. semangat terus ya buat author 💪💪🤍
kim elly: makasih kakak 🥰
total 1 replies
mama Al
lah jadi salsa suka sama putra bukan Revan
kim elly: jadian dulu pas camping
total 3 replies
mama Al
putra ini kayak anak mami ya. merengek kalau kemauan gak sesuai ekspektasi. ga cocok gabung sama Axel keras dan kasar.
mama Al
Karena tidak terbiasa dengan putra.
Drezzlle
Ya udahlah cari cowok lain Sa
Drezzlle
mundur dari sekarang daripada sakit belakangan
sunflow
wah.. banyak yang melindungi nih.. 👍👍
Mutia Kim🍑
Makanya jgn asal nembak cewek😅
Mutia Kim🍑
Iya Kayla memang nggak suka, tpi nggak tahu isi hati Revan
sunflow
waduh... apa bakal perang dunia lagi ini? 😄😄
Shin Himawari
good sikaaaat Kayy 🤣🤣 dikira kita cewe jadi takut apaa
Shin Himawari
maksud mama baik Kay, eh tapi di usia Kayla juga aku pikirnya gini. Lu jual gue beli🤣 🤣
Shin Himawari: iyaa bener kak relate pasti di usia segitu🤣
total 2 replies
Rahma Rain
karya nya bagus.. gaya bahasa nya juga bagus. rekomendasi banget ini!!👍👍😲😲
kim elly: 😩😩bahasa anak-anak bandung parah kan ya
total 1 replies
Rahma Rain
kok jadi kompor nih??
Rahma Rain
untung aja kan Kayla nggak suka.
Rahma Rain
ini seriusan kelakuan anak SMA??
Rahma Rain
Kay.. lu mau jadi Mak comblang ini cerita nya 😂
rokhatii
aminnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!