Putri Daniella menyukai Pangeran Felix dan ingin menikah dengannya. Tapi kehadiran sopir pribadinya Erik Sebastian merubah segalanya. Pemuda desa itu diam-diam mencintai putri Daniella sejak kecil. Seiring waktu, terungkap jika Erik adalah putra mahkota yang sesungguhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunnyku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mereka Akhirnya Balikan
Setelah pernyataan dari Pangeran Felix menanggapi semua rumor hubungannya dengan Sabrina, dia sudah tak sabar bertemu dengan putri Daniella.
Putra mahkota kerajaan Nordik itu sengaja terbang ke Kerajaan Skandinavia untuk bertemu putri Daniella dan melepas kangen.
Selain itu, putri Daniella melalu sambungan telpon juga telah bersedia kembali menjalin hubungan dengan pangeran Felix.
Karena itulah, pria tampan itu berani datang ke istana untuk bertemu gadis yang akan dijadikan istrinya itu.
Langit Skandinavia yang biru cerah menyambut kedatangan Pangeran Felix, dengan angin sepoi-sepoi membawa aroma garam laut dari fjord-fjord di kejauhan.
Pesawat pribadinya mendarat dengan mulus di bandara kerajaan, di mana udara dingin musim semi menusuk kulit, tapi tak mampu meredam api kegembiraan di hatinya.
Setelah tiga bulan penuh kerinduan yang menyiksa, dia akhirnya berada di sini, di tanah yang penuh dengan kastil batu kuno dan hutan hijau lebat untuk merebut kembali hati Putri Daniella.
Jalanan menuju istana dipenuhi pepohonan birch yang daunnya baru mulai bersemi, menciptakan suasana segar dan penuh harapan, seolah alam sendiri merayakan pertemuan mereka.
Sesampainya di gerbang istana yang megah, dengan menara-menara tinggi yang menjulang seperti penjaga setia, Pangeran Felix disambut oleh hembusan angin yang membawa wangi bunga lili dari taman kerajaan.
Putri Dania, dengan gaun biru muda yang mengalir lembut, berdiri di tangga marmer, senyumnya hangat seperti sinar matahari yang menyusup melalui awan tipis.
Udara di sekitar terasa ringan, dipenuhi suara burung berkicau dan gemerisik daun, menciptakan latar belakang yang sempurna untuk reuni yang telah lama ditunggu.
"Selamat datang kembali, Pangeran Felix," katanya dengan nada menggoda, mata cokelatnya berbinar-binar.
Wajah Felix berseri, pipinya memerah karena campuran kegembiraan dan dinginnya udara, membuat suasana semakin akrab dan penuh kehangatan keluarga.
Mereka memasuki ruang tamu istana, di mana cahaya matahari pagi menyaring melalui jendela-jendela besar berbingkai emas, menerangi permadani Persia yang tebal dan perabotan kayu mahoni yang dipahat rumit.
Aroma kue segar, campuran vanilla, kayu manis, dan cokelat hangat, menyebar dari meja marmer di tengah ruangan, di mana camilan-camilan lezat seperti croissant berisi almond dan tart buah disajikan dengan indah.
Suasana di sini tenang namun penuh antisipasi, seperti detik-detik sebelum badai kebahagiaan meledak.
Percakapan mereka mengalir ringan, diselingi tawa kecil Putri Dania yang seperti lonceng perak, sementara Felix duduk di kursi empuk, sembari menikmati kue dan camilan yang disediakan, jantungnya berdegup kencang menunggu kedatangan Daniella.
"Kamu pasti sudah gak sabaran ketemu Ella kan? Dia lagi berdandan secantik mungkin untuk bertemu denganmu," sebut Putri Daniella.
"Benarkah? Iya tentu saja aku sudah tak sabaran dan rindu sekali ingin bertemu dengannya," sahutnya.
"Ayo masuk dulu, kita ngobrol di dalam sambil menikmati suguhan makanan," kata Putri Dania.
Tak lama, pintu kayu berukir terbuka pelan, dan Putri Daniella muncul seperti mimpi yang menjadi nyata. Gaunnya yang putih mutiara berkilau di bawah cahaya, rambut cokelatnya terurai lembut, dan matanya yang hijau berbinar dengan campuran rindu dan kegugupan.
Udara seketika terasa lebih hangat, dipenuhi aroma parfumnya yang lembut, campuran mawar dan vanilla, yang membuat ruangan terasa seperti taman rahasia.
Felix terpana, matanya tak berkedip, seolah waktu berhenti di momen itu. Suasana menjadi elektrik, penuh ketegangan romantis yang manis, hingga Putri Dania menggoda lagi, memecah keheningan dengan tawa ringan yang membuat semuanya terasa lebih hidup.
Pangeran Felix tanpa terpana tak berkedip menatap gadis cantik yang kini berdiri di depannya itu.
"Loh, jangan bengong aja, sambut kekasih hatimu itu," kembali putri Dania menggodanya.
Pangeran Felix pun kemudian buru-buru bangun, menyambut dan menyapa Putri Daniella.
"Ella, kamu cantik banget hari ini. Aku kangen banget sama kamu," ucapnya, memeluk putri Daniella.
Putri Daniella membalas sapaan Pangeran Felix.
"Kamu juga makin tampan. Aku senang banget bisa bertemu dan melihat pangeran Felix lagi," katanya.
Pelukan mereka hangat dan penuh emosi, dengan Felix merasakan detak jantung Daniella yang cepat melawan dadanya.
"Cie..cie..yang lagi melepas kangen. Cukup jangan pelukan lama-lama. Ayo duduk," kata putri Dania.
Keduanya lalu melepaskan pelukannya duduk di kursi berdampingan, terus menebar senyum.
"Aku bahagia sekali, hari ini. Akhirnya kamu kembali padaku putri Daniella," sebut Pangeran Felix, sumringah.
"Aku juga lega, kamu membuktikan ucapanmu untuk meyakinkanku rumor itu tidak benar," sahut Putri Daniella.
"Berjanjilah, setelah hari ini, kamu gak akan pernah terpengaruh rumor apapun lagi," kata pangeran Felix.
"Iya, aku gak akan dengarkan gosip dan rumor apapun lagi," janjinya.
Putri Daniella dan Pengeran Felix akhirnya balikan lagi setelah break selama tiga bulan.
Saat mereka duduk berdampingan, senyum tak pernah pudar dari wajah mereka, ruangan dipenuhi aura kebahagiaan yang menular.
Cahaya matahari semakin terang, menciptakan bayangan lembut di dinding yang dihiasi lukisan-lukisan kerajaan kuno, sementara aroma teh herbal yang baru diseduh menambah kenyamanan.
Janji-janji mereka bergema di udara, membuat suasana semakin intim dan penuh harapan, seperti awal dari babak baru dalam dongeng kerajaan.
Di taman belakang istana, angin lembut membelai rumput hijau yang rapi, membawa aroma bunga-bunga musim semi yang mekar, lavender, tulip, dan mawar merah yang melambangkan cinta mereka.
Putri Dania duduk di bangku batu di bawah pohon ek besar, daun-daunnya bergoyang pelan, menciptakan suara desiran yang menenangkan.
Pasangan itu tampak mesra, berjalan bergandengan tangan di jalur berbatu, dengan publik di luar pagar istana yang bersorak pelan, menunjukkan dukungan hangat mereka.
Mereka berdua terlihat sangat mesra, tampil di depan umum, berjalan bersama.
"Wah..wah.. couple kesayangan kita kembali. Publik sangat menyambut positif kalian tampil bersama," goda Putri Dania, saat keduanya duduk santai di taman belakang istana.
"Ih, apaan sih, menggoda kita aja. Sana pergi jauh-jauh, jangan ganggu kami," protesnya pada Putri Dania.
"Adik kesayanganku rupanya lagi cemberut digangguin nih," kembali putri Dania menggodanya sembari tertawa.
"Aku senang lihat kalian begitu akur dan tertawa bersama seperti ini," kata pangeran Felix.
"Ah, itu sih sudah biasa. Kita sebagai saudara, adik kakak memang seperti ini. Aku ikut senang bila adikku juga senang dan bahagia," jawabnya.
"Dan aku ingin kamu terus bikin dia bahagia, jangan bikin dia murung, sedih dan menangis. Apalagi sampai pangeran Felix sakiti hatinya, membuat dia terluka," ancamnya.
"Aku gak akan pernah melakukan itu. Aku sayang banget sama putri Daniella," ucapnya.
Udara segar dan cerah, dengan langit biru tanpa awan, mencerminkan kebahagiaan yang baru lahir kembali setelah badai rumor. Tawa Putri Dania bergema lagi, membuat suasana semakin ceria, seperti pesta kecil di antara saudara.
********