SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33. KONDISI
Rion dan Dante saat ini sedang menjelaskan yang terjadi kepada Lili, khususnya tentang Frans, sang ketua Divisi IT yang juga sudah seperti guru bagi Lili. Rion tahu betapa dekat hubungannya Lili dengan Frans, dan Frans juga yang berperan besar membawa Lili ke perusahaan Lorenzo hingga dapat bekerja di sana sampai akhirnya bertemu dengan Rion.
Tentu kabar mengenai kekacauan di perusahaan utama dan dalangnya adalah Frans, membuat Lili masih belum dapat menerima apalagi percaya. Frans yang Lili tahu hanyalah pria yang mencintai ketenangan serta minuman hangat.
"Karena itu aku akan memindahkan Frans ke wilayah utara dan jauh dari kota besar. Itu satu-satunya cara agar dapat menyelamatkan Frans serta keluarganya. Lagi pula memang sudah saatnya Frans pensiun dan hidup dengan tenang," beritahu Rion kepada Lili.
"Jika memang itu yang terbaik untuk Frans, aku akan terima. Lalu bagaimana posisi ketua divisi IT selanjutnya?" tanya Lili.
"Mengenai hal ini. Frans juga memberikan saran kepadaku agar kau untuk sementara berhenti dari dunia IT dan juga tidak bekerja di perusahaan Lorenzo," Rion berkata dengan sangat hati-hati, tidak ingin menyakiti hati istrinya yang begitu mencintai pekerjaannya tersebut.
"Kenapa?" tanya Lili, jelas ia tidak senang mendengar hal itu.
"Orang-orang dari organisasi yang dibicarakan oleh Frans sedang menargetkanmu karena kau menarik perhatian mereka saat penyerangan di perusahaan beberapa bulan kemarin. Frans tidak ingin sesuatu terjadi padamu atau kepada anak-anak seperti yang terjadi pada Frans," jelas Dante kali ini.
"Aku?" Lili tidak mengerti bagaimana ia bisa menarik perhatian.
"Karena kau berhasil melawan serangan yang mereka lakukan. Dan serangan tersebut adalah versi terbaru teknologi cyber saat ini, dan hanya beberapa oknum yang menggunakannya, beberapa di antaranya mereka yang bermain di situs bawah," Dante menjelaskan lagi.
Lili terdiam, ia mengingat dengan jelas bagaimana dirinya menerima serangan sistem yang memang tampak asing. Jika bukan karena arahan dari putrinya saat itu, Lili pasti telah kebobolan oleh mereka dan perusahaan akan mendapatkan kerugian besar.
"Saat itu Frans hanya memberikan informasi tentang waktu mematikan sistem keamanan perusahaan kepada organisasi itu, selebihnya dia juga berusaha untuk menahan dan mengawasi agar mereka tidak masuk terlalu jauh. Aku tahu kalau Frans salah, tapi dia juga tidak punya pilihan untuk menolak. Mungkin jika kau berada di posisi Frans aku juga akan melakukan hal yang sama demi membuat keluargaku aman," kata Rion.
"Frans akan pergi dan aku juga tidak berada di perusahaan, lalu siapa yang akan menggantikan? Bukannya aku bermaksud sombong, tapi kalian sendiri tahu seperti apa ketua IT Lorenzo seharusnya. Tidak hanya harus jenius di bidangnya tapi juga punya solve problem yang baik," tanya Lili, mengkhawatirkan keadaan perusahaan Lorenzo dimana kepala dan juga tangan divisi itu harus pergi secara bersamaan, jelas itu akan meninggalkan cacat.
"Kau tenang saja. Sepertinya kau melupakan guru pertamamu di sana," kata Rion tersenyum santai.
Guru? pikir Lili.
Suara mobil terdengar di pekarangan, tanda kalau seseorang telah datang.
"Sepertinya dia benar-benar datang," ucap Rion tersenyum lebar.
"Kau tahu, kata kunci untuk mengumpulkan para pria di keluarga kita dengan cepat hanya satu," ujar Dante yang ikut tersenyum.
"Kata kunci?" Lili tidak mengerti.
"Rose?"
"Itu kata kuncinya," kata Danta tersenyum lebar.
Lili dapat melihat kalau kakak sepupunya yang datang. Terkejut saat melihat Jacob dengan kantung belanjaan di kedua tangan.
"Dimana Rose?" tanya Jacob berjalan ke arah mereka yang berkumpul di ruang tengah.
"Kau benar-benar terlalu memanjakannya. Apa yang kukatakan untuk tidak memanjakan Rose berlebihan," gerutu Lili.
"Biarkan saja, Rose keponakanku ini," kata Jacob dengan nada bangga akan sikapnya ini.
"Menikahlah dan punya anak sendiri. Kau sudah cukup umur untuk memiliki pasangan dan membuat keluarga," ujar Lili tanpa ada niat menyudutkan.
"Katakan saja kalau aku belum menemukan yang tepat. Lagi pula aku masih ingin bermain dengan keponakan-keponakanku," jawab Jacob.
"Kau ini benar-benar. Anak-anak ada di kamar Rose. Mereka sedang menemaninya setelah sembuh demamnya kemarin," beritahu Lili.
Mendengar hal itu, Jacob langsung menghampiri kamar keponakannya. Ingin memberikan kejutan dengan membawakan cemilan-cemilan yang para bocah-bocah itu senangi.
"Dan kau sudah melihat calon ketua divisi IT yang baru," ucap Rion.
Lili menatap Rion terkejut. "Jadi Jacob penggantinya?"
"Benar. Kau sendiri tahu bagaimana kakakmu itu, kan? Selain dia juga gurumu, Jacob punya banyak pengalaman dengan perusahaan-perusahaan besar hingga ke Eropa sebelum dia bekerja di Lorenzo. Jadi dia lebih dari pantas untuk menempati posisi itu," kata Rion.
"Kau benar juga. Hanya saja, kepribadiannya terkadang suka menyebalkan. Kau akan tahu betapa santainya dia saat semua orang sakit kepala karena pekerjaan. Dia tipe yang tidak perlu bekerja keras tapi semua yang dia lakukan herannya selesai tepat waktu dan sempurna," nilai Lili yang tahu jelas bagaimana kakak sepupunya itu.
"Bukankah itu bagus. Artinya dia cukup handal di pekerjaannya sampai bisa bersikap santai di tengah pekerjaan yang menumpuk dengan hasil terbaik," bela Rion.
"Jika itu yang terbaik dan kau sudah memutuskannya, aku terima. Mungkin untuk saat ini aku akan mundur dulu dari dunia cyber. Tapi jika kau membutuhkan bantuan, aku akan selalu siap. Aku akan tetap waspada dan memasang peringatan di komputerku jika sesuatu terjadi," simpul Lili akhirnya.
"Oke," setuju Rion.
"Daddy?!"
Rion, Dante, dan Lili langsung melihat ke arah kamar Rosetta saat mendengar suara nyaring gadis itu. Terlebih mendapati Rosetta berlari ke luar kamar menuju ke arah mereka dengan wajah sebal.
"Ada apa, Sweetheart?" tanya Rion.
"Mereka mengejekku. Aku dilarang oleh Lucas makan cemilan, dan mereka makan cemilan yang dibawa Uncle Jack," Rosetta mengadu.
Dante berusaha menahan diri agar tidak tertawa. Dilihat darimana pun tidak tampak kalau di dalam diri Rosetta ada jiwa gadis berusia dua puluh tujuh tahun.
"Mereka bilang kalau aku tidak boleh makan cemilan sampai benar-benar sembuh," imbuh Rosetta.
"Dan itu memang benar," ucap Rion membenarkan.
"Apa?!" Rosetta terkejut.
Bisa terdengar dari arah pintu kamar Rosetta tawa dari kakak-kakak gadis itu ketika mendengar ucapan Rion. Jelas kalau Rosetta lari ke arah ayahnya untuk mendapatkan pembelaan, tapi sebaliknya membenarkan ucapan Lucas dan yang lain.
"Kau sudah janji dengan Daddy kalau kau akan makan-makanan sehat selama satu minggu ini dan menjauhi cemilan untuk sementara, ingat," kata Rion.
Rosetta benar-benar tidak bisa membantah hal ini. Ia ingat kemarin berjanji hal itu kepada ayahnya.
"Tapi, Daddy. Aku ingin makan cemilan juga." Rosetta memasang wajah memelas sekarang.
"Tidak sampai kau sehat sepenuhnya. Kau tahu betapa khawatirnya Mommy dan Daddy saat kau tidak bangun-bangun dari tidurmu dan justru kau demam tinggi? Setelah kau benar-benar sehat, kau boleh makan cemilanmu lagi. Untuk sementara ini, makan-makanan yang sehat. Bukankah kau suka sekali dengan daging? Akan Daddy dan Mommy buatkan kalau perlu Daddy pesankan daging yang enak untukmu," kata Rion dengan nada lembut.
"Baik," setuju Rosetta akhirnya.
"Putri Daddy yang pintar," puji Rion seraya mengelus kepala Rosetta.
Rosetta menatap tajam ke arah pintu kamarnya, dimana kakak-kakak dan juga pamannya sedang mengintip dari sana.
"Kalian jangan menggoda Rose terus juga," tegur Lili. "Dan kau Jacob, berhenti membawa cemilan untuk putriku sementara ini. Jika aku melihatmu membawa cemilan lagi, akan kuadukan ke Dad," sambungnya.
"Kau tidak seru, Lili," gerutu Jacob.
"Aku bertanya-tanya siapa sebenarnya anak kecil di sini," ucap Dante yang tidak bisa menahan tawanya lagi.
"Uncle diam," perintah Rosetta sebal.
Bukannya mereda, tawa justru terdengar dari yang lain juga saat melihat wajah sebal Rosetta. Mereka tahu betapa keras gadis kecil itu melawan keinginan dari larangan untuk tidak makan cemilan kesukaannya. Tapi jelas, Rion tidak adalah satu-satunya yang tidak dapat Rosetta bantah ucapannya. Dan gadis itu harus menahan diri dari cemilannya untuk hari-hari yang panjang.
Sampai dimana cemilan tidak lagi berharga untuk Rosetta ketika ia harus mendengar kabar yang memberatkan hatinya kelak. Dimana ia harus mengikhlaskan salah satu anggota keluarganya pergi.
salah satu cerita terbaik d sini..
salute👍👍👍🥰🥰🥰
berharap rosetta sama leonard atau rossy sama phanter dapat bersatu setelah semua selesai dan kehidupan mereka saat saat bahagia