NovelToon NovelToon
BUKAN YANG PERTAMA

BUKAN YANG PERTAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Romansa / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: elaacy

Kehidupan Ayunda naraya dan Edward alexandra berjalan seperti biasanya, bahkan mereka terlihat romantis. Hingga disuatu hari ayunda harus menerima fakta yang menyakitkan, ia merasa dibohongi habis-habisan oleh suaminya sendiri.

Bagaimana kisah kehidupan ayunda selanjutnya?? Kepoinn terus cerita ini yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

🌷Happy Reading🌷

Pagi hari yang cerah di mana kicauan burung menjadi penanda dimulainya aktivitas dan kehidupan di desa selopati.

Bapak bapak serta ibu ibu sudah memulai menggarap ladang masing masing, ada juga yang pergi ke kebun untuk menoreh karet.

Dirumah milik rahendra, ayunda sudah berkutat dengan tungku dapur, ia yang tak biasa menggunakan tungku cukup ke sulitan saat menghidupkan api.

"Sini biar aku yang hidupin api nya." Ujar rahendra.

Ayunda menyingkir kesamping, ia membiarkan rahendra yang membuat api, tak lama api sudah menyala.

Segera mungkin ayunda meletakan teko yang sudah ia isi air. Sembari menunggu airnya mendidih, ayunda memotong ikan dan sayur yang baru saja di ambilkan oleh rahendra.

Rencananya ayunda akan menggoreng ikan untuk sayurnya ia akan buat sayur bening saja.

Setelah air sudah mendidih, ayunda menuangkan air panas itu kedalam water jug.

Ayunda meletakan kuali yang sudah diisi minyak goreng itu diatas tungku, ia akan menunggu minyaknya panas dulu baru ikan nya dimasukan.

Sembari menunggu minyaknya panas, ayunda beralih ke tungku sebelahnya, ia akan memasukan kacang panjang serta daun katuk ke dalam panci.

Tak lupa ayunda juga mengulek sambal, tak lengkap rasanya jika tak membuat sambal.

Minyak sudah panas, ayunda memasukan dua ekor ikan itu, sedangkan sayur beningnya sudah mateng setelah ia mencicipi sedikit ternyata rasanya sudah pas.

Panci yang berisikan sayur bening itu ayunda masukan kedalam mangkok lalu ia letakan diatas meja makan.

Rahendra muncul dari balik pintu, ia baru saja habis memetik cabe dibelakang rumah, pria itu dengan gesit mengambil cobek serta mencuci cabe itu.

Untuk ikan gorengnya sudah matang, ayunda meletakan ikan itu diatas meja makan, berdampingan dengan sayur bening. Sambal juga sudah jadi.

Rahendra dan ayunda langsung mengambil piring masing masing, mereka menyendok nasi, serta lauk pauk. Mereka berdua makan dalam diam.

Ayunda memperhatikan cara makan rahendra yang menggunakan tangan, sedangkan dirinya menggunakan sendok.

Setelah selesai makan, ayunda dibantu oleh rahendra membawa piring serta gelas kotor ke belakang untuk langsung di cuci.

Mereka membagi tugas, ayunda mencuci piring dan peralatan yang lainnya, sedangkan rahendra bagian membersihkan meja makan serta memastikan api tungku sudah padam sepenuhnya.

Ayunda mencuci gelas lalu dilanjut dengan sendok, piring, serta kuali kotor yang digunakan menggoreng ikan tadi.

Untung saja air mengalir deras, jadi ayunda tak perlu menimba air di sumur. Rata rata warga desa selojati menggunakan pancuran yang mengalir dari sungai langsung.

"Udah selesai belom, nda?" Tanya rahendra yang ternyata sudah selesai.

Ayunda tak menoleh, tanganya dengan gesit membilas piring serta yang lainnya.

"Bentar lagi."

Semua sudah terbilas bersih, ayunda menarik baskom yang akan menjadi tempat piring, sendok, dan gelas sebelum disusun di rak piring.

"Ayo ikut aku nda." Ucap rahendra yang sudah duluan berada dibelakanh rumah.

"Kita mau kemana?" Tanya ayunda.

"Udah ikut aku aja." Setelah menutup pintu belakang, rahendra menarik tangan ayunda agar mengikutinya.

Ayunda menurut saja, ia penasaran akan dibawa kemana. Mereka berdua terus berjalan menyusuri kebun karet milik pak rt herman.

Mereka terus berjalan hingga sampai diujung kebun yang ternyata ada sebuah sungai sungai tak terlalu dalam yang menghubungkan dengan ladang jagung yang lumayan luas.

Untuk menyebrangi sungai itu mereka harus melewati jembatan yang terbuat dari bambu. Rahendra melewatinya terlebih dahulu, kini giliran ayunda, wanita itu menatap ngeri melihat jembatan bambu itu yang sudah kelihatan rapuh di beberapa bagian.

"Ayo nda, jangan takut. Bambunya nggak bakalan patah." Ucap rahendra seraya menyakinkan ayunda.

Ayunda mengangguk menyakinkan dirinya, ia mulai melangkah pelan pelan seraya berpegangan ketiang bambu, ia menatap ke bawah sungai yang airnya mengalir tenang. Saat tiba ditengah jembatang, tiba tiba saja....

KRAK!!

"ARRRGHHHHH."

BRUKK!!

"AYUNDAA!!." Teriak rahendra saat melihat ayunda terjatuh bersamaan dengan bambu yang patah.

Dengan langkah gesit, rahendra menuruni bebatuan yang cukup licin itu, ia bisa melihat jika tubuh ayunda terlentang didalam air.

"Nda, ayo pegang tanganku." Ujar rahendra khawatir, ia melihat jika siku ayunda berdarah, betis lebam.

Rahendra mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh ayunda, ia membawa wanita itu duduk diatas bebatuan.

"Kamu tunggu sini ya nda." Ucap rahendra yang langsung pergi untuk mencari daun sirih.

Ayunda hanya mengangguk, ia melihat sikunya yang mengeluarkan banyak darah, untung saja kakinya yang lebam itu tak terasa sakit.

Tak lama rahendra sudah kembali dengan beberapa lembar daun sirih di tangannya, ia duduk disamping ayunda seraya menumbuk daun sirih itu.

Setelah cukup halus, rahendra membersihkan luka itu menggunakan sobekan baju miliknya. Setelah bersih barulah daun sirih itu di tempelkan di siku ayunda dengan di ikat oleh sobekan baju.

"Kaki kamu sakit nggak, nda?" Tanya rahendra seraya menyentuh kaki ayunda.

"Nggak sakit kok. Kita lanjut nggak?"

"Kamu masih kuat nggak kalo lanjut jalan? Lokasinya lumayan jauh dari sini nda."

"Masih, kamu tenang aja."

Rahendra mengangguk, ia membantu ayunda berdiri. Mereka melanjutkan perjalanan kembali dengan cara menaiki satu persatu batu yang menyerupai tangga.

Setibanya di atas, rahendra menatap ragu kearah ayunda, namun wanita itu menganggukan kepalanya jika ia baik baik saja.

Perjalanan dilanjutkan, kini mereka telah memasuki jalan setapak yang dikelilingi kebun jagung.

Sesekali mereka memutuskan untuk ber istirahat seraya meminum air yang dibawa dari rumah.

"Sebenarnya kita mau kemana?" Tanya ayunda yang merasa jika mereka dari tadi tak sampai sampai.

"Nanti juga kamu tau."

Ayunda tak lagi menanya, mereka terus melewati kebun jagung itu hingga tiba di sawah yang dipenuhi oleh ilalang yang tumbuh subur serta tinggi.

Seketika ayunda merasa dejavu, seolah ia pernah melihat serta melewati ilalang ini.

Sebuah tarikan lembut dari tangan rahendra membawanya masuk kedalam jalan setapak yang ditutupi oleh rimbunnya ilalang, jika tak di lihat secara teliti, jalan setapak itu tak akan terlihat.

Mereka terus berjalan, ayunda melihat jam tangan di pergelangan kirinya yang menunjukan pukul 10.20 WIB.

Semakin masuk kedalam ilalang itu, semakin rapat pula, bahkan jalan setapak sudah tak terlihat lagi. Hal itu mengharuskan rahendra membuka kembali jalan agar bisa mereka lalui.

"Hati hati nda, ilalangnya tajem" Ujar rahendra yang dibalas anggukan oleh ayunda.

Mereka terus berjalan hingga sampai di ujung sawah itu. Kini mereka berdua bisa melihat kawasan hutan pinus.

"Ayo nda."

Lagi dan lagi ayunda di buat kebingungan, sebenarnya ia ini akan dibawa kemana?.

Ayunda dan rahendra sudah memasuki hutan pinus, terdengar suara kicauan burung yang bernyanyi ria, matahari yang menembus celah celah dedaunan.

Tak lama mereka berdua sudah tiba di ujung hutan pinus, terpampanglah sebuah gapura yang hampir hancur termakan usia.

Rahendra menarik tangan ayunda memasuki gapura desa alas pinus, saat menginjakan kaki saja mereka bisa merasakan jika desa ini tak lagi asri

Rumah rumah sederhana berderet rapi, serta beberapa warga yang terlihat sedang memanen padi serta karet.

Namun, dari kejauhan terdengar suara mobil yang mendekat. Ayunda dan rahendra langsung menepi saat melihat mobil jeep hitam melewati keduanya.

Ayunda tersentak kaget saat melihat belakang mobil itu yang terdapat lambang kecil berbentuk bunga anggrek hitam.

'papa wijaya'

Satu nama telintas di otak ayunda. Sebelum ia bercerai dari edward, beberapa kali ayunda sempat melihat lambang bunga anggrek di setiap belakang mobil anak buah papa wijaya.

"Ngapain orang suruhan keluarga mas edward ke sini?" Batinnya bertanya tanya, tatapan ayunda tak lepas hingga mobil itu berhenti tepat di depan sebuah rumah sederhana.

Seorang pria berjalan tergesa gesa keluar dari dalam rumah seraya menundukan kepalanya. Dari tempatnya ayunda berdiri saat ini, ia bisa mendengar jika pria itu tengah dibentak.

"Ayo, itu bukan urusan kita." Ujar rahendra, ayunda mengangguk.

Mereka berdua berjalan menyusuri jalanan desa alas pinus, sesekali ayunda akan menoleh kebelakang.

1
Y. Kasanova
🔥🔥🔥🔥🔥
Y. Kasanova
Lanjut thor seru nih
Y. Kasanova
🔥🔥🔥
Y. Kasanova
Wihhh siapa kah kira2 sosok laki2 yang mencintai ayunda secara diam-diam ? Penasaran
Y. Kasanova
Whay?
Y. Kasanova
Semangat thor 🔥🔥🔥
elaacy: makasii kaa 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!