Note : Ini hanya cerita biasa. Tentang seorang gadis SMA yang menjadi idola. Tentang bumbu dalam masa remaja. Tentang Pertemanan dan Persahabatan. Juga tentang cinta dan rasa cemburu yang berlebihan.
Grrycia Kiana. Bintang SMA Ghalapagos. Selain pesonanya yang cantik dan memikat, ia juga merupakaan siswi centil yang cukup cerdas meski sering berbuat sesuka hatinya.
Ia bebas membiarkan dirinya menikmati masa SMA-nya tanpa perduli dengan percintaan.
But! Lain ceritanya setelah ia berjumpa dengan Pak Andreas. Guru Fisika muda tampan yang memikat hatinya.
Mampukah pesona Grrcya memikat Guru tampan itu?
Akankah keduanya bersatu dan menepiskan status sebagai seorang Guru dengan Murid?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Yulian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan Mbak Wulan
***
Mobil terus melaju, membelah jalanan padat Ibu Kota
Arvand tentu saja merasa heran dengan sikap gadis di sebelahnya ini, tapi ia belum cukup berani untuk menanyakan apapun
Arvand juga bingung melihat hubungan antara Pak Andreas dan juga Grrycia.
Nampaknya hubungan mereka sedang dalam keadaan yang tidak baik baik saja. Di satu sisi Arvand senang, itu artinya ia dapat dengan leluasa kembali dekat lagi dengan Grrycia.
Tapi di sisi lain, ia juga bingung melihat sikap Grrycia yang seperti ini.
"Turunin aku disini"
Sahut Grrycia saat mobil berada di jalanan sepi
Sontak saja perkataan Grrycia itu membuat Arvand menoleh ke asal suara
"Kenapa?" Tanya Arvand yang mulai bingung
"Aku minta turun disini" Sahut Grrycia datar.
Ia sama sekali tidak ada minat untuk ada seseorang disampingnya saat ini. Arvand, atau Pak Andreas sekali pun.
Grrycia tidak ingin
"Aku anterin kamu pulang sampe rumah" Sahut Arvand
"Aku mau turun disini" Sahut Grrycia yang nampak makin kekeh
"Ya kenapa?" Tanya Arvand yang semakin bingung saja dengan sikap gadis di sampingnya ini
Grrycia diam seribu bahasa.
Arvand tahu Grrycia sedang amat kesal dan ia tidak bisa memaksanya. Mungkin bisa saja Arvand memaksa Grrycia, tapi Resiko yang akan diterimanya, maka ia harus siap untuk di benci gadis ini
Mobil menepi, Grrycia segera turun
Arvand juga ikut menyusul langkah Grrycia yang sebisa mungkin di percepatnya
"Grrycia"
Panggilnya mencoba menahan Grrycia dengan menggenggam tangannya
Grrycia berbalik, berhadapan dengan Arvand
"Aku mau pulang sendiri" Sahut Grrycia, lemah
"Aku anterin kamu pulang sampe rumah aja, ya" Kekeh Arvand dengan nada yang amat memohon
"Aku nggak mungkin ngebiarin kamu pulang sendiri, ninggalin kamu di jalanan sepi kaya gini" Sambungnya dengan memelas
Grrycia menghela nafas, kemudian balik menggenggam tangan Arvand
merasa iba juga pada lelaki di hadapannya ini yang sudah ia kenal dengan baik
Ia tau Arvand berniat baik padanya, khawatir terhadapnya dan tidak seharusnya ia membuat lelaki ini pusing karena keegoisannya.
Grrycia tau ia egois, tidak seharusnya ia memperlakukan Arvand macam ini
Tapi apa mau dikata, seperti yang sudah ia katakan sebelumnya, ia ingin sendiri untuk saat ini
Karena rasa kecewanya pada Pak Andreas, ia memperlakukan semua orang seolah orang orang yang ada di sekitarnya sama dengan Pak Andreas
Bukankah itu egois
"Aku lagi pengen sendiri. Kamu nggak usah khawatir. Aku bisa jaga diri baik baik" Sahut Grryci lembut seiring dengan rasa bersalahnya pada Arvand
"Aku harap kamu ngerti" Sambungnya. Kemudian perlahan melepaskan genggaman tangannya dan berlalu meninggalkan Arvand yang masih mematung
Arvand sudah tidak dapat berbuat apa apa lagi
Yasudah, biarkan saja.
Ia hafal seperti apa karakter Grrycia, ia tidak mudah di bujuk. Apalagi di Paksa
**
"Sudah pulang" Tanya Mama yang muncul dari dalam seraya menghampiri Grrycia
"Di dalam ada tamu" Sambungnya sambil menuntun Grrycia untuk masuk ke dalam rumah
Tamu? Tamu untuk Grrycia.
Siapa kira kira, Mama sama sekali tidak membocorkan siapa orangnya
Grrycia sampai di ruang tamu,
dan ia melihat seorang wanita cantik dengan perutnya yang buncit sedang duduk dan tersenyum manis padanya.
"Mbak Wulan"
Ucap Grrycia, kemudian cepat menghampiri orang yang di sebutnya Mbak Wulan itu
"Hay" Ucap Mbak Wulan, kemudian keduanya saling berpelukan
Cukup lama sekali, dan itu cukup membuat Grrycia merasa kaku sekarang. Tiba tiba saja ia teringat Pak Andreas. Huufft
Dan mama Dea hanya tersenyum melihat keakraban dua wanita cantik di hadapannya ini
"Mbak udah lama?" Tanya Grrycia setelah keduanya selesai berpelukan, melepas rasa rindu.
"Baru sebentar. Mbak pengen ketemu kamu" Sahut Mbak Wulan dengan kerlingan nakal yang membuat Grrycia tertawa
"Mbak apa kabar? Baby boy nya gimana?Sehat?" Tanya Grrycia dengan amat antusias sambil mengelus perut Mbak Wulan
"Baik. Baby boy juga baik." Mbak Wulan menyahut tak kalah antusias
"Grryc, Mama ke belakang dulu ya. Kalian berdua lanjutin ngobrolnya" Pamit Mama Dea sambil memegang tangan Mbak Wulan
Mbak Wulan dan Grrycia mengangguk
"Makasih tante"
"Iya"
"Oh ya, Mbak kesini mau ngundang kamu" Sahut mbak Wulan dan membuat Grrycia heran. Undang? Acara apa?
"Syukuran tujuh bulanan Baby boy" Sambungnya dan membuat Grrycia manggut manggut
"Kamu dateng kan?" Tanya Mbak Wulan dan membuat Grrycia agak gelagapan
"Ahhh. Iya Mbak. Aku pasti dateng" Sahutnya yang dibalas pelukan hangat oleh kakak ipar Pak Andreas ini
"Makasiih" Sahutnya dengan sumringah
"Harusnya acara ini di adain tiga minggu yang lalu, yaa cuma karena Mas Jordan sibuk, jadi acara syukurannya di undur undur terus"
Sahut Mbak Wulan dengan tampang yang sedikit kecewa
Tapi ia istri yang baik, ia cukup mengerti dengan kesibukan suaminya, apalagi Pak Andreas lebih sering menghabiskan waktu dengan mengajar dari pada membantu mas Jordan di perusahaan
Mbak Wulan mengamati Grrycia, ia juga merasa ada yang aneh dengan anak ini, ia sedikit berbeda menurutnya, tidak seceria seperti sebelumnya saat awal perjumpaan mereka
Tau tau Mbak Wulan menggenggam kedua tangan Grrycia yang di letakan di pahanya
Grrycia menatapnya dan seulas senyum nampak terukir di bibirnya
"Kamu ada masalah?" Tanya Mbak Wulan dengan hati hati
Grrycia tersenyum dan menggeleng
"Enggak ada. Mungkin aku cuma kecapean aja, jadwal pelajaran padet banget" Sahut Grrycia
"Bentar lagi mau UAS" Sambungnya dengan wajah penuh senyum
Mbak Wulan juga tersenyum,
seolah percaya dengan yang dikatakan Grrycia, padahal tidak.
Ia tau ada yang tidak beres disini.
**
Grrycia nongkrong di balkon kamarnya, waktu menunjukan pukul 19.35 WIB
Sejujurnya ia masih mempertimbangkan undangan Mbak Wulan tadi siang,
ia masih bingung
Grrycia tidak cukup bodoh untuk sampai berfikir seratus persen ia pasti akan bertemu dengan Pak Andreas di sana, dan bisa saja disana juga ada calon istri Pak Andreas!
Grrycia belum mampu untuk melihat tangan gagah Pak Andreas itu di gandeng oleh perempuan lain
Tapi Grrycia juga tidak mau membuat Mbak Wulan kecewa padanya dengan tidak datang ke acara syukuran baby boy, setelah Mbak Wulan mengundangnya secara langsung datang ke rumah
Bukankah itu tidak sopan?
Terlebih jika alasannya hanya karena menghindari Pak Andreas
Grrycia seketika langsung berbalik badan saat ada seseorang yang memegang bahunya
"Ini" Sahut Mama sambil menyerahkan sebuah brokat untuk acara syukuran dari kain satin berwarna putih, dengan manik manik yang nampak elegan
"Buat datang ke acara temen kamu" Sahut Mama
Grrycia menghela nafas
"Nanti dia kecewa kalau kamu nggak dateng. Kasihan udah dateng kesini jauh jauh" Sambung Mama
"Ayo Mama bantuin siap siap" Bujuk Mama
Grrycia menurut
Mama benar, jangan sampai Mbak Wulan kecewa padanya
Jikapun di pertemukan dengan Pak Andreas di sana. Yasudah tidak papa.
Toh di sekolah juga bertemu. Anggap saja tidak akrab atau sekalian saja pura pura tidak kenal. Mudah bukan?
**
Sekitar empat puluh lima menit perjalanan, Grrycia sampai di kediaman Mas Jordan dan Mbak Wulan
Grrycia jadi tersenyum sendiri ingat beberapa waktu yang lalu ia pernah datang kesini dengan Pak Andreas menjemput Mbak Wulan
Grrycia turun dari mobil sambil mengenakan tudungnya yang di sampirkan nya di kedua bahu tadi. Kemudian setelah menghela nafas dan mempersiapkan diri lahir batinnya untuk bertemu Pak Andreas Grrycia, mulai melangkah memasuki rumah Mbak Wulan dan menembus keramaian
Suasana disana nampak agak sedikit riuh, tidak hanya keluarga besar Mbak Wulan dan Mas Jordan saja yang hadir di acara itu
tapi juga para tetangga dan kerabat kerabat kerja keluarga Zeinn
Grrycia sudah berniat akan datang ke acara Mbak Wulan tanpa berlama lama, ia hanya datang memenuhi undangan saja dan memberikan doanya untuk sang ibu dan baby boy, agar Mbak Wulan tidak kecewa
dan akan pulang meski acara belum selesai
Grrycia belum juga melihat Mbak Wulan
ia malah bertemu dengan Mas Jordan
"Grrycia" Panggilnya menjamu tamu undangnnya. Tidak ada yang beda dari Mas Jordan, ia tetap ramah dan membuat Grrycia lega. tidak kaku seperti adiknya
"Senang, kamu datang"
Sambungnya yang kemudian berdiri di hadapan Grrycia
"Oh, iya Mas. Grryc pasti datang" Grrycia menyahut dengan senyum manisnya
"Kamu duduk, atau minum dulu aja ya. Mas mau ke depan nemuin tamu Mas yang lain" Sahut Mas Jordan
Ahh Grrycia merasa amat akrab dengan Mas Jordan ini. Tutur katanya seolah mengatakan bahwa Grrycia adalah adiknya, atau...Adik ipar.
Tak lama Mbak Wulan turun dari tangga dengan di gandeng ibu dan ibu mertuanya, ia nampak cantik sekali dengan pakaian yang digunakannya, kemudian melempar senyum kepada Grrycia, yang kembali dibalas senyum oleh Grrycia
Acara sudah dimulai sepuluh menit yang lalu tapi Grrycia belum juga melihat batang hidung Pak Andreas
Bohong jika Grrycia tidak ingin bertemu dengan Pak Andreas, karena faktanya, sepanjang acara berlangsung Grrycia tidak bisa fokus, matanya terus mencari cari dimana orang yang mengkhianati perasaanya itu. Matanya terus mencari cari Pak Andreas
Sampai, ketika ia menoleh tiba tiba saja Pak Andreas sudah berdiri di sampingnya.
Kemudian mata keduanya bertemu dalam satu garis lurus
Sama seperti yang sudah sudah, Grrycia selalu takjub pada apapun yang dikenakan Pak Andreas
Ia nampak menggunakan koko berwarna putih dengan bahan katun dan celana berwarna hitam. Sederhana dan menakjubkan jika ia yang mengenakannya
Jika kalian melihat mereka saat ini, maka pemikiran kita sama. Mereka nampak cocok dengan warna pakaian yang senada dan berdiri saling berdampingan, layaknya pasangan kekasih
Grrycia cepat menepiskan pandanganya,
meskipun benci yang dirasakannnya, tapi detak jantungnya masih sama seperti beberapa waktu lalu. Selalu berdetak lebih cepat dan riuh bergemuruh dimana ketika ia dekat dengan Pak Andreas
Pak Andreas sendiri tidak banyak bersuara, ia lebih memilih mendiamkan Grrycia dari pada membuatnya kesal nanti, sama seperti tadi siang
**
Pilu memang rasanya, dimana ia amat dekat dengan Pak Andreas namun tidak ada suara.
'Jarak terjauh adalah ketika dua orang yang saling mengenal bertemu, tetapi tidak saling menyapa'
Anggap saja kutipan ini mengisahkan antara Grrycia dan Pak Andreas,
jika biasanya Grrycia selalu melakukan berbagai cara untuk dapat menarik perhatian Pak Andreas dengan banyak berbicara, maka kali ini tidak!
Grrycia pulang begitu saja, menyelinap ditengah kerumunan, kemudian meninggalkan tempat itu tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Biar nanti ia mengirimkan pesan saja kepada Mbak Wulan jika dia ada urusan penting dan harus buru buru pulang, sehingga tidak sempat berpamitan
Dari atas balkon sebuah kamar, sepasang mata nampak memperhatikan kepergian mobil honda jazz merah itu, sampai keluar gerbang
Dan tak lama setelah mobil honda jazz merah itu berlalu, sebuah lamborgini putih memasuki Gerbang.
Sesegera mungkin Pak Andreas berlalu dari tempatnya sekarang, dan turun ke lantai bawah
**
Hari jumm'at, seperti biasa Pak Andreas tidak ada jadwal mengajar dan pergi ke perusahaan
Hari itu ia cukup disibukan dengan dokumen dokumen yang harus diurusnya, selama kakaknya pergi ke luar negeri 2 hari ke depan.
Dan Pak Andreas memaksakan dirinya untuk dapat menyelesaikan semua itu hari ini juga
Entah apa yang ada dalam isi kepalanya, sehingga membuat Darma, Skretarisnya pun geleng geleng kepala
**
Pak Andreas sudah sampai di apartemennya. Begitu ia melihat pintu balkon nya terbuka, entah angin apa yang menariknya tiba tiba saja ia malah ingin ngongkrong disana.
Padahal waktu sudah larut dan tubuhnya butuh istirahat
Ia menyangga dagunya, otaknya berfikir keras
dan tiba tiba saja ia teringat Grrycia
Grrycia Kiana, siswi populer yang kini mendadak berubah itu
Jika saja Pak Andreas tau alasan sikap perubahannya maka mungkin Pak Andreas akan mengerti. Tidak akan memaksa diri untuk terus mempertanyakan hal ini pada dirinya sendiri yang tiba tiba saja merasa bersalah
Apakah dirinya memiliki salah kepada Grrycia?
**////