NovelToon NovelToon
First Love

First Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bulbin

Beberapa orang terkesan kejam, hanya karena tak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kata-kata mengalir begitu saja tanpa mengenal perasaan, entah akan menjadi melati yang mewangi atau belati yang membuat luka abadi.

Akibat dari lidah yang tak bertulang itulah, kehidupan seorang gadis berubah. Setidaknya hanya di sekolah, di luar rumah, karena di hatinya, dia masih memiliki sosok untuk 'pulang' dan berkeluh kesah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulbin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Rumah

Sandy mendengus pelan merasakan sesak yang tiba-tiba hadir dalam dadanya. Sementara Aksara masih menatap, meminta penjelasan lebih. Namun, Sandy memilih bungkam dan beranjak pergi, meraih tas kecil di tepi lapangan, bergerak menuju pintu keluar.

Aksara tak mengejar, dia hanya diam dengan pandangan kosong. Sementara pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan yang terus bergulir tanpa henti.

Dia tahu soal ini? Kukira, dia yang menyebarkan video itu, ternyata bukan. Lalu siapa?

Dia nganter Nayna pulang? Berarti dia ada di tempat itu juga, tapi di mana? Bukannya kelas lain juga ada acara sendiri?

Aksara pergi keluar, menyalakan mesin sepeda motor lalu mengenakan helm dan melaju ke arah jalan raya.

Sedangkan di sebuah kamar kos, seorang pemuda membanting tas kecil yang dia bawa ke lantai. Kedua tangan mengacak rambut dengan kesal.

"Kenapa gue harus ngomong gitu ke Aksa? Akh, dasar mulut nggak bisa direm!"

Sandy menepuk mulut dengan telapak tangannya, bayangan masa biru putih kembali hadir dalam ingatan.

Saat SMP, Sandy terkenal anak yang pendiam, bahkan selalu sendiri dan menyendiri, menarik diri dari kerumunan yang tak pernah menganggapnya ada.

Hanya karena sebuah ketidaksengajaan, yang akhirnya membuat dia -si cowok cupu, diam-diam menyukai seorang gadis cantik yang periang dan banyak dikenal oleh guru dan sesama pelajar. Dialah Nayna, satu-satunya orang yang mau mengobrol dengannya di sekolah dan tak sungkan membagi bekal makanan yang dia bawa.

Dari situlah, Sandy memendam rasa kagum dan cinta pada Nayna. Meski dia tahu, dia tak ubahnya seekor pungguk yang merindukan bulan. Dia juga paham betul, perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan, namun itu semua tak membuat dirinya terus tenggelam dalam masa lalu.

Hingga setelah lulus dan pindah ke kota ini, dia bertemu dengan Tania, gadis yang perlahan mampu mengisi hari-harinya yang sepi dan sendiri. Dia yang dulu pendiam, perlahan mampu mengganti 'topeng' menjadi pribadi yang lebih 'hidup'. Sayangnya, hubungan dengan Tania tak berlangsung lama, dan tepat setelah perpisahan itu, seseorang dari masa lalunya kembali hadir.

"Kamu Nayna, kan? Kenalin, aku Sandy ... "

Untuk sesaat, tatapan mereka bertemu. Ada getar yang tak kuasa dibendung olehnya. Namun Sandy memilih diam, bersikap tenang dan yakin sekali, jika Nayna tak mengenali dirinya sebagai cowok cupu yang pernah menghabiskan bekal sekolahnya.

Ya, gimana Nayna kenal gue, secara yang dia kenal itu Yoga, si anak cupu yang dekil dan rambut belah tengah, pake kacamata pula.

Sandy menatap sebuah foto yang dia pajang di meja belajarnya. Sementara di samping foto itu, terdapat gambar lain yang menampilkan dirinya saat ini.

Sekarang, Yoga udah nggak ada, biar dia hidup di kampung itu aja. Biar Sandy aja yang keliling kota dan tentunya makin glowing, nggak kucel kayak si cupu itu.

Sandy tersenyum kecil, saat menatap potret gadis berseragam biru putih, yang tertawa bersamanya dengan kotak makan di antara mereka.

Hhh, Nay, Nay. Cinta kita terhalang kotak bekal ya.

Pemuda itu tertawa sendiri, lalu meraih ponsel dan mencoba menghubungi seseorang.

Sementara di rumahnya, Aksara menatap ruangan kosong. Rumah megah bercat putih itu tak ubahnya sebuah penginapan sementara bagi kedua orang tuanya, yang datang dan pergi sesuka hati, tanpa pernah mengerti perasaan dirinya yang senantiasa kesepian.

"Kamu kan udah gede, jadi nggak perlu ditemani terus di rumah, ya kan?"

Aksara menatap ibunya yang bersiap pergi lagi setelah selesai 'berbincang' dengan sang ayah. Dia juga melihat laki-laki itu berdiri dan mulai merapikan tas hitamnya.

"Kapan aku ditemani kalian? Memangnya pernah? Sejak kecil, selalu orang lain yang ada di dekatku. Nenek, Kakek, juga Bi Diah. Kalian? Selalu sibuk dengan seribu satu pekerjaan yang tak ada habisnya. Rumah tak ubahnya tempat persidangan jika kalian berkumpul, lalu setelah itu, kalian pergi entah ke mana, meninggalkan seorang anak yang senantiasa menangis sendiri menatap orang tuanya yang selalu saja berdebat dan saling mencaci. Aku sendiri belum paham bagaimana dunia kerja sesungguhnya, tapi sekarang yang aku tahu, ternyata pekerjaan mampu mengubah sifat seseorang, dari yang kurang peduli, semakin hilang rasa peduli itu dari hatinya," terang Aksara lalu beranjak ke kamarnya di lantai dua. Dia tak mengindahkan ayah dan ibunya yang kembali berdebat karena sikap dirinya terhadap mereka.

Setelah masuk kamar, Aksara duduk di lantai bersandar daun pintu yang tertutup. Wajahnya muram dengan pandangan kosong seakan tak ada lagi kehidupan di dalamnya. Dia masih seperti itu, hingga pintu kamarnya diketuk dan terdengar seseorang memanggil namanya.

Aksara bangkit, merapikan diri, lalu membuka pintu.

Di hadapannya, berdiri seorang wanita paruh baya dengan wajah teduh yang senantiasa tersenyum padanya.

"Mas Aksa, makan dulu yuk. Bibi udah bikinin nasi goreng spesial lho "

"Mereka pergi?" timpal Aksara pelan.

Wanita itu hanya mengangguk, lalu menarik tangan pemuda itu untuk mengikutinya ke lantai bawah. Aksara selalu tak dapat menolak perhatian sekecil apa pun yang wanita itu berikan. Ada perasaan nyaman yang senantiasa menyelimuti hatinya, tatkala dia berada di sisi Bi Diah -seorang Art yang sudah ada sejak dirinya masuk sekolah.

**

Di lain tempat, Nayna tengah berhadapan dengan kedua orang tuanya.

"Kenapa Ayah sama Ibu nggak cerita ke Nayna? Walaupun aku belum bisa bantu apa-apa, tapi aku juga berhak tahu apa yang dirasakan kalian. Aku udah gede, bukan lagi anak kecil yang bisa dibohongi dengan kalimat, semua baik-baik saja," tutur Nayna dengan wajah menahan emosi yang berkecamuk di hati.

Rahmat mengusap kepala putrinya, lalu berkata lirih hampir tak terdengar.

"Kami nggak mau bikin kamu kepikiran, Nak. Cukup ini jadi masalah kami, sedangkan kamu cukup belajar yang rajin dan raih kesuksesan di depan sana."

"Ayah dan Ibu akan selalu support kamu, Sayang. Selagi jalan yang kamu ambil adalah kebenaran," imbuh Siti yang menggenggam jemari Nayna.

Nayna tak lagi mampu berkata-kata. Amarah yang tadinya menggebu, kini perlahan pudar lalu hilang entah ke mana. Ada rasa bersalah karena sempat menganggap orang tuanya egois, namun dia sadar tak bisa memaksa mereka untuk terbuka padanya.

"Istirahatlah, Nak. Capek kan baru pulang sekolah. Ibu udah masakin sayur kesukaan kamu,"

"Jangan lupa shalat asar dulu, keburu abis waktunya." Rahmat menyambung kalimat sang istri sebelum anaknya pergi.

Nayna menatap daun pintu yang tertutup. Dirinya duduk di kursi belajar dengan kepala yang sejak tadi, teramat berisik. Dalam diam, gadis itu mengendap ke arah pintu, dan menempelkan telinga di sana, berharap suara ayah dan ibu terdengar.

Ah, kenapa ini tebel banget sih?

Dengan perlahan, gadis itu membuka sedikit pintu kamar dan mencoba menangkap suara dari celahnya.

"Ngapain? Mau nguping?"

Siti menarik telinga anaknya dengan mulut terus mengomel yang bahkan, Nayna sendiri sulit menangkap perkataan ibunya.

"Bu, ngapain nge-rap di sini? Mau dugem mah nanti malem, jam segini DJ-nya masih tidur."

Rahmat berlari saat istrinya melepas jepitan tangannya di telinga Nayna, lalu meraih sapu yang tak jauh dari jangkauan.

Nayna tertawa sambil mengacungkan ibu jari ke arah ayahnya. Rahmat membalas dengan senyuman.

***

1
Dewi Ink
musuh bgt 😅😅
Dewi Ink
🤣🤣🤣
Alyanceyoumee
lah, jangan jadi matre Bu Siti. Pak wistu nyebelin.
Alyanceyoumee
ga suka!
Alyanceyoumee
bagus nay..
Alyanceyoumee
waduh, na... tiba-tiba saja ketemu sama camer.
Pandandut
nah ini baru gentle nih
Pandandut
jadi inget dulu jerit jerit pas jurit malam wkwkwk
Kutipan Halu
untuk ajaa ayahnya segera datang kalau nggk udah kena modus dua cowok itu2 tuh 😂
Iqueena
Hahah, anteng dulu ya Bu 🤣
Iqueena
Ya Allah, ada aja ujian mereka
Iqueena
Ayo diingat lagi Na
Iqueena
Sebentar sebentar, jadi bukan ortu kandung Nayna?
TokoFebri
yang kayak gini itu bacanya sedikit nyesek. Sandy cengengesan tapi sebenarnyaa hatinya raapuh.
TokoFebri: salam ke Sandy ya Thor. semangat. hihihi
total 2 replies
Yoona
siapa yang natap nanya dari jauh itu, penasaran 🤔🤔
Septi Utami
aku kok muak ya sama Melda!!!
Bulanbintang: Aku juga,😥
total 1 replies
Miu Nuha.
mau pinjem PR kok /Hey//Hey/
Miu Nuha.
pinisirin juga nih aku 🤔
Miu Nuha.
gara2 ketemu mantan
Miu Nuha.
jangan nakutin tooo /Sweat//Sweat/
Bulanbintang: Demi keselamatan sang anak,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!