NovelToon NovelToon
Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Pemain Terahir DiGame Sampah Mendapatkan Class Dewa!

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nocturnalz

Di dunia yang dipenuhi oleh para gamer kompetitif, Kenji adalah sebuah anomali. Ia memiliki satu prinsip mutlak: setiap game yang ia mulai, harus ia selesaikan, tidak peduli seberapa "ampas" game tersebut. Prinsip inilah yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain aktif di "Realms of Oblivion", sebuah MMORPG yang telah lama ditinggalkan oleh semua orang karena bug, ketidakseimbangan, dan konten yang monoton. Selama lima tahun, ia mendedikasikan dirinya untuk menaklukkan dunia digital yang gagal itu, mempelajari setiap glitch, setiap rahasia tersembunyi, dan setiap kelemahan musuh yang ada.
Pada sebuah malam di tahun 2027, di dalam apartemennya di kota metropolitan Zenith yang gemerlap, Kenji akhirnya berhasil mengalahkan bos terakhir. Namun, alih-alih layar ending credit yang ia harapkan, s

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturnalz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Kelahiran Sang Lunar Strider

Gua singa itu kini sunyi. Sisa-sisa bayangan dari Chimera telah lenyap, hanya menyisakan [Jantung dari Bayangan Purba] yang berdenyut di telapak tangan Anya. Benda itu tidak hangat seperti [Batu Jantung] milik Ryo; benda itu dingin, memancarkan aura kegelapan yang pekat namun murni, seperti malam tanpa bintang. Cahaya redup dari Astrafang-ku tampak beriak di permukaannya yang seperti kristal hitam.

Anya menelan ludah, menatap benda di tangannya dengan campuran antara ketakutan dan tekad. "Jadi... apa yang harus kulakukan?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar. "Aku... memakannya?"

"Tidak," kataku, mengakses ingatan samar dari si pendongeng Suku Kucing tua itu. [Ingatan Sempurna] mempertajamnya. "Itu bukan makanan. Itu adalah ujian. Legenda mengatakan, jantung itu harus diterima. Kau harus membukakan dirimu padanya, membiarkannya masuk, dan membuktikan bahwa kau bisa menguasainya. Jika kehendakmu lemah, itu akan menelanmu, mengubahmu menjadi monster bayangan seperti yang baru saja kita lawan. Jika kau kuat..."

Aku tidak perlu menyelesaikan kalimatku. Anya mengerti pertaruhannya.

"Aku akan melindungimu," kata Elara, melangkah maju. Suaranya yang tenang memotong ketegangan di udara. "Aku akan menyanyikan [Himne Perlindungan Jiwa]. Itu tidak bisa menghentikan bayangan itu, tapi itu akan bertindak sebagai sauh, menjaga esensi dirimu tetap terikat pada tubuhmu selagi kau berjuang."

Ryo, dengan [Master Artificer]-nya yang mengesankan, mengangkat perisai menaranya dan berdiri di pintu masuk gua. "Aku akan berjaga," katanya dengan suara mantap. "Tidak ada satu pun yang akan melewati pintu ini sampai kau selesai. Lakukan apa yang harus kau lakukan."

Aku mengangguk, mengambil posisi di seberang Elara, Astrafang tertancap di tanah di sampingku, cahaya sucinya bertindak sebagai lingkaran pelindung sekunder. "Kami di sini bersamamu, Anya. Kau tidak sendirian."

Anya menarik napas dalam-dalam. Ia duduk bersila di tengah gua, meletakkan jantung kristal itu di pangkuannya. Elara mulai bernyanyi, melodinya yang kuno dan menenangkan memenuhi ruangan, menciptakan kubah cahaya keemasan tipis di sekitar mereka.

Anya memejamkan mata dan meletakkan kedua tangannya di atas jantung itu.

Untuk sesaat, tidak ada yang terjadi. Kemudian, jantung itu berdenyut sekali, dengan kuat. Dan bayangan mulai merembes keluar darinya.

Itu bukan bayangan biasa. Itu adalah kegelapan yang hidup. Bayangan-bayangan itu merayap ke atas lengan Anya seperti tentakel-tentakel tinta. Anya tersentak, tubuhnya menegang, tetapi ia tidak menarik tangannya. Keringat dingin mulai membasahi dahinya.

"Bertahanlah, Anya!" teriakku. "Lawan!"

"Tidak!" kata Elara, matanya terpejam dalam konsentrasi, nyanyiannya semakin kuat. "Jangan dilawan! Terima, tapi jangan menyerah padanya! Kuasai!"

Bayangan-bayangan itu kini menutupi lengan Anya, merayap ke bahu dan lehernya. Ia gemetar hebat, giginya bergemeletuk. Dari luar, kami hanya bisa melihat perjuangan fisiknya. Tapi aku tahu, dari lore yang kuingat, bahwa pertarungan sesungguhnya terjadi di dalam pikirannya. Ia sedang menghadapi esensi dari Bayangan Purba itu sendiri.

Bagi kami, itu berlangsung mungkin sepuluh menit. Bagi Anya, itu bisa jadi seumur hidup.

Kegelapan itu kini telah menyelimutinya sepenuhnya, membentuk sebuah kepompong hitam pekat yang menyerap cahaya. Bahkan cahaya dari Astrafang-ku tampak meredup di dekatnya. Nyanyian Elara menjadi tegang, suaranya bergetar karena usaha untuk mempertahankan sauh jiwa Anya.

Tiba-tiba, kepompong itu berhenti berdenyut. Keheningan total menyelimuti gua.

"Anya...?" bisik Ryo dari pintu masuk, ketakutan terdengar jelas dalam suaranya.

Tepat saat aku hendak melangkah maju, khawatir akan yang terburuk, kepompong itu retak. Tapi itu tidak meledak. Itu pecah seperti cangkang telur yang rapuh, dan bayangan-bayangan itu tidak menyebar—mereka mengalir ke dalam sosok Anya, seolah-olah diserap, ditarik oleh kekuatan kehendak yang lebih besar.

Saat bayangan terakhir menghilang ke dalam dirinya, Anya membuka matanya.

Ruangan itu kembali terang. Anya masih duduk di sana, tidak berubah... namun sama sekali berbeda. Matanya yang dulu murni berwarna hijau zamrud kini memiliki cincin perak tipis di sekitar pupilnya, bersinar redup dengan cahaya yang sepertinya dipantulkan dari bulan yang tak terlihat. Gerakannya, saat ia perlahan berdiri, tidak lagi hanya lincah. Gerakannya terasa cair, tidak nyata, seolah-olah ia ada dan tidak ada pada saat yang bersamaan.

Di depan mataku, notifikasi sistem mengkonfirmasi transformasinya.

[Anya telah berhasil menyerap Jantung dari Bayangan Purba!]

[Class 'Scout' telah berevolusi menjadi Class Tersembunyi: Lunar Strider!]

Aku segera menggunakan [Mata Sang Penamat] untuk melihat status barunya secara penuh.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Anya (Anggota Party)

Ras: Manusia Setengah Binatang (Suku Kucing)

Level: 18

Class: Lunar Strider

HP: 950/950 MP: 700/700

Status: Baru Berevolusi (Harmonisasi dengan Esensi Bayangan)

Skill Pasif (Evolusi):

* [Langkah Bayangan] (Menggantikan [Langkah Senyap]): Saat berada di area gelap, bayangan, atau di bawah cahaya bulan, tubuh Anda secara pasif menyatu dengan kegelapan. Sangat mengurangi deteksi dan memberikan bonus besar (+50%) pada peluang menghindar (Evasion).

* [Mata Sang Pemburu Bulan] (Menggantikan [Indra Tajam]): Penglihatan malam ditingkatkan menjadi [Penglihatan Gelap Total]. Dapat secara pasif melihat jejak sisa-sisa mana yang ditinggalkan oleh makhluk hidup.

Skill Aktif (Baru):

* [Tebasan Bulan Sabit] (Level 1): Mengisi senjata jarak dekat dengan energi bulan. Melepaskan tebasan energi perak murni (Jangkauan 5m) yang memberikan 200% kerusakan sihir dan menyebabkan status [Pendarahan Bayangan] (kerusakan berkelanjutan).

* [Tarian Hantu] (Level 1): Skill pergerakan instan. Dapat langsung berteleportasi dari satu bayangan ke bayangan lain dalam radius 15 meter. 3 kali penggunaan sebelum membutuhkan cooldown.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Statistiknya telah meroket. HP dan MP-nya kini menyaingi milikku sebelum aku mendapatkan Astrafang. Dia telah berevolusi dari seorang pengintai menjadi seorang assassin magis yang menakutkan.

"Anya... kau baik-baik saja?" tanyaku, masih mencoba memproses kekuatan barunya.

Anya menatap tangannya, membuka dan menutup telapaknya. "Aku... merasa... ringan," katanya, suaranya terdengar sedikit lebih dalam, lebih percaya diri. "Dan... sunyi. Aku bisa mendengar... segalanya. Aku bisa mendengar langkah kaki Ryo di pintu masuk. Aku bisa mendengar detak jantungmu, Kenji-san. Dan aku bisa... melihat."

Ia menoleh ke sudut gelap gua. "Ada tiga [Kelelawar Batu] yang sedang tidur di langit-langit sana."

Aku dan Elara menatap ke kegelapan. Kami tidak bisa melihat apa-apa. Tapi kami tahu dia benar.

"Luar biasa," bisik Ryo, mendekat dengan kagum. "Kau seperti... terlahir kembali."

Kami mengumpulkan loot dari Chimera—beberapa kulit bayangan dan taring beracun—dan memutuskan untuk segera pergi. Kami harus menguji kemampuan baru ini.

Saat kami keluar dari kandang reptil, kami disambut oleh pemandangan yang sudah tidak asing lagi. Sekelompok [Monyet Pengerik - Level 15] telah respawn di area primata, bergelantungan di dahan-dahan pohon besar, mengawasi kami dengan mata merah mereka yang buas.

"Mereka melihat kita," kata Elara, mempersiapkan nyanyiannya.

"Jangan repot-repot," kata Anya.

Sebelum aku bahkan bisa memberi perintah, Anya melangkah ke dalam bayangan yang dilemparkan oleh sebuah pohon ek raksasa. Dan lenyap.

Aku, Ryo, dan Elara membeku. Dia benar-benar menghilang dari pandangan. Para monyet di atas pohon menjerit kebingungan, mencari-cari target yang tiba-tiba menghilang.

"Di atas," bisikku, mataku nyaris tidak bisa menangkap pergerakannya.

Anya tidak memanjat. Dia telah menggunakan [Tarian Hantu]. Satu detik dia di tanah, detik berikutnya dia sudah berada di dahan tertinggi, di belakang para monyet, berjongkok seperti macan kumbang sejati.

Para monyet masih belum menyadari kehadirannya. Anya menghunus [Moonfang Dagger]-nya. Bilah perak itu langsung diselimuti oleh cahaya bulan sabit yang dingin dan cemerlang.

"[Tebasan Bulan Sabit]."

Ia tidak hanya menebas satu monyet. Ia melompat dari dahan itu, tubuhnya berputar di udara, dan melepaskan busur energi perak yang menebas tiga monyet sekaligus dalam satu gerakan yang anggun dan mematikan.

Ketiga monyet itu jatuh ke tanah tanpa suara, tubuh mereka mulai menghitam dan larut saat [Pendarahan Bayangan] menggerogoti mereka.

Monyet-monyet yang tersisa akhirnya melihatnya dan menjerit marah, menerjang ke arahnya.

Anya hanya tersenyum. Saat monyet terdekat hampir mencapainya, ia melangkah mundur... masuk ke dalam bayangan di dahan itu... dan lenyap lagi.

Sedetik kemudian, ia muncul kembali di tanah, tepat di sebelah Ryo, seolah-olah ia hanya berjalan-jalan santai.

Kami bertiga menatapnya. Pertarungan yang tadinya akan memakan waktu beberapa menit telah berakhir dalam hitungan detik, dan dia bahkan tidak berkeringat.

Dia bukan lagi gadis kecil ketakutan yang kusematkan dari lobi apartemen. Dia bukan lagi hanya seorang pengintai yang mengandalkan panahnya.

Aku telah membebaskannya, dan sebagai gantinya, aku telah menciptakan pembunuh paling mematikan di kota ini.

Kami kembali ke stasiun pemadam kebakaran dalam keheningan yang penuh hormat. Party kami telah berubah lagi. Aku adalah sang Ksatria Legendaris. Ryo adalah Benteng yang Tak Tergoyahkan. Dan Anya... Anya adalah Hantu di Malam Hari.

Aku melihat ke arah Elara, yang levelnya masih 19, dan Nephie, yang sedang bermain dengan sepotong kristal.

"Elara," kataku saat kami memasuki gerbang kami yang telah diperbaiki. "Besok, kita akan membawamu ke Level 20. Dan Nephie... sudah waktunya kau berhenti bermain dan mulai berlatih."

1
Babymouse M
Uppppp🔥
Mamimi Samejima
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
Shishio Makoto
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
Nocturnalz: terimakasih dukungannya, saya usahakan untuk update secepatnya
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!