Sivania Amelia merupakan putri dari keluarga konglomerat. Tanpa kasih sayang orang tua dan perhatian dari semua orang membuatnya menjadi sosok arogan.
Hingga suatu hari dirinya menemukan sebuah buku novel di lorong sekolahnya. Buku dimana dirinya menjadi tokoh antagonis. Seorang putri palsu yang berusaha keras untuk membunuh putri asli. Tapi berakhir dengan kematian tragis.
Anehnya, semua nama tokoh di buku itu merupakan anggota keluarganya. Satu persatu kejadian dalam buku benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Sebuah buku dengan akhir cerita kematiannya yang penuh derita.
Tapi satu hal berbeda, hati Sivania telah membeku, meninggalkan keluarganya untuk diberikan pada putri asli.
Ini bukan miliknya, maka dirinya akan membuang segalanya. Tapi kenyataan lain terbongkar membuat keluarganya memohon agar Amelia kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasehat
Merenggangkan otot-ototnya yang kaku, matanya menelisik. Tempat ini bahkan bukan kamar tamu, melainkan bekas gudang.
Perlahan dirinya bangkit, kala tikus lewat maka.
Brak!
Buku setebal kamus dilemparkan olehnya hingga tikus tewas terkapar. Kehidupan sebagai orang biasa dimulai, pelayan tidak akan menghormatinya lagi, uang jajannya mulai bulan depan akan macet. Tapi itu belum sepenuhnya terjadi.
Setidaknya uang jajannya untuk bulan ini sudah dikirimkan. Dalam buku novel yang dibacanya, Amelia yang memendam dendam, tapi tidak punya uang untuk membalas dendam. Pada akhirnya karena terbiasa dengan gaya hidup mewah, dan niat untuk membalas Tiara, serta merebut kembali keluarganya, membuat Amelia meminjam uang pada rentenir. Kemudian dirinya dijual oleh rentenir karena tidak dapat membayar hutang.
Benar-benar hal gila karena keburukan management keuangan.
"Uang jajanku bulan ini, ditambah dengan perhiasan jika dijual. Tas tidak perlu, jual saja. Jam tangan juga..." Amelia menulis semua barang-barang yang mungkin dapat dijadikan uang.
Mengigit bagian bawah bibirnya sendiri."Termasuk mobil hanya 2,84 milliar. Apa cukup untuk biaya hidup hingga kuliah?" Nona muda yang terpuruk benar-benar bingung hingga saat ini.
Selama ini hanya makan di rumah atau restauran elite. Tempat tinggal untuk liburan juga tidak kalah elite. Shopping merupakan kebutuhan ketika suntuk. Tapi sekarang?
Syukurlah dirinya lebih suka batu berkilau (berlian), dan benda kuning tapi bukan tahi (Emas). Daripada membeli pakaian berlebih, menjual perhiasan lebih mudah.
Tapi tetap saja 2,84 milliar, mana cukup untuk kuliah sekitar 5 tahun.
Menelan ludah, rencana hidup mandiri agar tidak berhutang dan menjual diri, akan dimulai. Karena itu dirinya memerlukan bantuan fansnya. Seseorang yang menjalani hidup paling sederhana di dunia.
"Aku harus makan nasi kangkung dan tempe seperti Savier." Gumamnya ingin menelan ludah. Apa dengan gaya hidup seperti Savier dirinya dapat bertahan dengan total uang 2,84 milliar?
"Pasti bisa." Amelia, seorang nona muda yang kaya dan bermartabat, bagaikan kucing anggora rumahan, kini harus belajar untuk hidup seperti kucing kampung.
Caranya belajar untuk hidup seperti orang miskin? Tentu saja dengan jalan mengikuti orang miskin yang dikenal olehnya. Yaitu Savier, fans nomor satunya.
Gadis yang bersiap-siap ke sekolah, kali ini tanpa menunggu kedatangan pelayan. Membawa handuk, menuju kamar mandi belakang yang... cukup kumuh baginya. Karena tidak ada shower atau bathtub. Hanya ada gayung dan air dalam bak mandi. Tapi tidak apa-apa daripada menerobos ke kamar Tiara kemudian bersikeras mandi ke dalam kamarnya.
Pada akhirnya dirinya kembali ditampar. Hanya karena si pick me menangis. Ayo! Dirinya pasti bisa! Pasti bisa mandi menggunakan gayung. Daripada membuat masalah pagi-pagi dan berakhir terlambat pergi ke sekolah.
***
Telah berganti menggunakan seragam sekolah. Perlahan dirinya melangkah menuju meja makan. Aura cerah benar-benar terasa setelah kedatangan Tiara. Kedua orang tuanya yang biasanya cuek, menghilang di pagi hari, kini ada di rumah.
Tertawa dan bergurau bersama Tiara. Begitu pula dengan Siska yang biasanya bertingkah seperti kucing dan tikus dengannya, kini bahkan mengupaskan apel untuk Tiara.
"Tumben ada di rumah." Sindir Amelia duduk di kursi meja makan.
"Ibu hanya ingin memberikan perhatian lebih pada Tiara. Dia baru saja memasuki rumah belum beradaptasi." Gina berucap pelan, mengoleskan selai pada roti milik Tiara.
"Benar! Seharusnya kamu juga membantunya beradaptasi." Herlambang menghelat napas, menatap sengit ke arah Amelia.
"Bagaimana aku bisa berbuat baik pada orang yang merebut keluargaku. Aku ini bukan Cinderella atau putri salju, aku ini adalah anggota Akatsuki. Macam-macam aku tebas dia." Amelia menatap tajam pada Tiara.
"Amelia!" Bentak Herlambang.
"Apa? Semenjak dia datang, rumah ini seperti hutan. Aku ada disini tapi kalian berteriak seolah-olah aku sedang ada di Kalimantan." Gumam Amelia mengunyah rotinya terlihat acuh tak acuh.
"Ayah, jangan marah. Amelia begitu karena merasa aku sudah merebut keluarganya. Seharusnya aku pergi saja..." Tiara menangis sesenggukan, hendak bangkit.
"Bagus! Sadar diri juga. Pergi sana!" Gadis yang tidak tahu malu berucap dengan mulut penuh.
"Tiara! Jangan diambil hati." Sang ibu memeluk putrinya tercinta, bagaikan tidak rela kehilangannya.
Sedangkan Amelia menghela napas. Terakhir kali sang ibu memeluknya adalah saat ulang tahunnya yang ke 10. Dan ini, si pick me ini entah sudah berapa kali dipeluk oleh ibunya.
"Kamu yang tidak tahu diri! Tidak punya hati. Seharusnya kamu kembali pada keluarga kandungmu saja. Daripada terus menjadi beban di tempat ini." Siska mengepalkan tangannya menatap tajam ke arah Amelia.
Sedangkan Amelia menyipitkan matanya."Tidak mau, sebelum namaku menghilang dari kartu keluarga. Aku akan tetap menjadi beban di rumah ini. Dan kak Siska...aku sarankan untuk menjaga pangkal pahamu sebelum menikah."
Adik manis yang mengedipkan sebelah matanya. Kembali memakan roti di hadapannya.
"Amelia, ibu juga punya batas kesabaran. Jika kamu terus seperti ini pada Tiara, maka setelah kelulusanmu, namamu akan keluar dari kartu keluarga. Hidup dan mati mu tidak ada hubungannya dengan kami lagi." Kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut Gina, dengan nada bergetar. Mengingat Amelia telah menjadi putri bungsunya selama 18 tahun. Dan sekarang hubungan ini akan putus begitu saja?
Tapi ini juga demi kebaikan Tiara. Putri kandungnya, putrinya yang seharusnya menerima kebahagiaan yang dirasakan oleh Amelia.
Mengigit bagian bawah bibirnya sendiri. Hatinya terasa sakit, tapi wajahnya menyembunyikan luka dalam senyuman."Terserah kalian saja."
Dirinya juga tidak butuh keluarga yang bahkan membela Tiara, kala Tristan mengirim orang untuk melecehkannya secara bergilir. Keluarga macam apa ini, benar-benar...
"Ibu... seharusnya Amelia yang tinggal dan aku dapat hidup di luar sana. Aku sudah terbiasa memakan nasi sisa kemarin, aku benar-benar tidak apa-apa---" Tiara menunduk, simpati semua orang tertuju padanya.
Memang benar, tangisan orang ini bagaikan bunga Peony yang indah. Membuat semuanya terpukau.
"Pick me." Tetap saja pendapat Amelia tidak berubah sama sekali. Menggeleng heran, walaupun mereka memiliki hubungan darah bagaimana keluarganya seperti tidak memiliki logika.
"Ibu... ayah...aku hanya menegaskan ini pada kalian. Jangan pernah mewariskan harta kalian sebelum kalian meninggal. Nanti kalau sudah tua, hidup kalian bisa terlunta-lunta. Dan kak Siska, berhubungan di luar nikah akan membuat pria lebih mudah merendahkanmu." Amelia meraih segelas susu, kemudian melangkah.
"Kamu makan dan minum gratis disini. Masih banyak komentar." Teriak Siska.
"Masa bodoh! Dasar wanita murahan yang hampir jebol!" Teriak sang adik, yang telah sampai ke pintu depan.
Sedangkan Tiara yang masih menangis perlahan tersenyum diam-diam melihat kepergian Amelia. Pergi! Lebih baik cepat pergi, maka semua hanya akan menjadi miliknya.
***
Bertahan di rumah yang begitu menyebalkan. Dirinya masih menyetir mobil miliknya. Supir bahkan tidak bersedia lagi mengantarnya. Benar-benar sialan.
Hingga kala lampu dekat sekolahnya sedang merah, dirinya melihat seseorang berada dalam mobil mewah.
masa cuman gitu
bagaimana ini,nanggung bet🤣🤣🤣
sayang melewati kesempatan ini
cabut euy,kita pulang
mau liat keributan ini
upps...ga ya aku kan kakak perempuan yg Budiman 🤣