NovelToon NovelToon
KEHUDUPAN KEDUA

KEHUDUPAN KEDUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Junot Slengean Scd

Seorang kultivator legendaris berjuluk pendekar suci, penguasa puncak dunia kultivasi, tewas di usia senja karena dikhianati oleh dunia yang dulu ia selamatkan. Di masa lalunya, ia menemukan Kitab Kuno Sembilan Surga, kitab tertinggi yang berisi teknik, jurus, dan sembilan artefak dewa yang mampu mengguncang dunia kultivasi.
Ketika ia dihabisi oleh gabungan para sekte dan klan besar, ia menghancurkan kitab itu agar tak jatuh ke tangan siapapun. Namun kesadarannya tidak lenyap ,ia terlahir kembali di tubuh bocah 16 tahun bernama Xiau Chen, yang cacat karena dantian dan akar rohnya dihancurkan oleh keluarganya sendiri..
Kini, Xiau Chen bukan hanya membawa seluruh ingatan dan teknik kehidupan sebelumnya, tapi juga rahasia Kitab Kuno Sembilan Surga yang kini terukir di dalam ingatannya..
Dunia telah berubah, sekte-sekte baru bangkit, dan rahasia masa lalunya mulai menguak satu per satu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB.20 Kuil Rahasia Dan Cermin Takdir

Angin lembut berhembus melewati lembah tak bernama di Dunia Tengah.

Udara di sini beraroma aneh campuran antara bunga spiritual, logam hangus, dan jejak roh abadi. Langit tak lagi keemasan seperti sebelumnya, melainkan ungu tua, bergaris merah seperti urat api yang menjalar di cakrawala.

Xiau Chen berjalan sendirian di antara tebing-tebing batu berukir mantra kuno. Daun Cahaya Abadi di tangannya terus berputar perlahan, memancarkan cahaya lembut yang menuntunnya menuju utara.

“Kuil Rahasia... tempat di mana masa depan dipantulkan dan masa lalu diuji,” gumamnya lirih.

“Apa yang sebenarnya menunggu di sana?”

Langkah kakinya menimbulkan gema panjang.

Setiap langkah seolah bergema ke masa lalu mengingatkannya pada ratusan tahun perjalanan, pertempuran, dan kehilangan.

Namun kali ini, hatinya terasa lain: lebih tenang, lebih tajam, seperti air yang telah melalui ribuan batu dan kini jernih tanpa amarah.

Ketika ia melewati celah batu terakhir, lembah besar terbentang di depannya.

Di tengah lembah berdiri sebuah bangunan raksasa dari batu hitam berlapis giok, dikelilingi oleh lingkaran sembilan pilar yang masing-masing menyala dengan warna cahaya berbeda.

Dari puncak bangunan itu, cahaya putih menyembur ke langit, menembus retakan langit Dunia Tengah.

“Itu dia...”

“Kuil Rahasia.”

Namun sebelum Xiau Chen sempat melangkah lebih jauh, tanah bergetar lembut.

Dari balik kabut muncul siluet seseorang tinggi, tegap, mengenakan jubah kelabu dengan hiasan matahari di dada. Tatapan matanya tajam, namun penuh kedalaman.

“Berhenti di situ,” katanya dengan suara tenang namun berwibawa.

“Kau bukan penjaga, bukan pula penghuni Dunia Tengah. Apa urusanmu di tempat para Dewa beristirahat?”

Xiau Chen menundukkan kepala sedikit.

“Namaku Xiau Chen. Aku datang untuk mencari kebenaran yang terkubur di Cermin Takdir.”

Sosok itu menatapnya lama, seolah menilai isi hatinya.

“Banyak yang datang ke sini dengan alasan itu. Tapi tak satupun keluar dengan jiwa yang utuh.”

Xiau Chen menatap balik, mata hitamnya memantulkan ketenangan.

“Jika jiwa harus hancur demi kebenaran, maka biarlah begitu.”

Sosok berjubah kelabu itu tersenyum tipis.

“Keberanian tanpa kebijaksanaan hanyalah kesombongan.”

Ia menepuk dada sendiri.

“Aku adalah Yun Mo, Penjaga Kuil Rahasia. Untuk melewati gerbang ini, kau harus menjawab satu pertanyaan.”

Udara mendadak menjadi dingin.

Langit di atas mereka bergemuruh. Batu-batu bergetar, dan di bawah kaki Xiau Chen terbentuk lingkaran cahaya raksasa berisi tulisan kuno yang berputar lambat.

“Pertanyaanku sederhana,” kata Yun Mo dengan nada datar, “Jika kau diberi kesempatan untuk menulis ulang takdirmu apakah kau akan menghapus penderitaan masa lalumu?”

Xiau Chen terdiam.

Pertanyaan itu menusuk jauh ke dalam jiwanya, lebih dalam dari pedang mana pun. Ia teringat masa mudanya saat bergelar Pendekar Berwajah Giok, saat ia percaya bahwa keadilan mutlak bisa menyelamatkan dunia.

Namun ia juga teringat hari kehancuran itu ketika semua yang ia lindungi musnah, dan ia sendiri yang menghancurkan Kitab Kuno Langit Jiwa.

“Aku...” ia menarik napas dalam, “tidak akan menghapus penderitaanku.”

“Mengapa?” tanya Yun Mo.

“Karena tanpa penderitaan, aku tidak akan mengerti arti pengorbanan. Tanpa luka, aku tidak akan tahu bagaimana melindungi.”

Hening panjang.

Lalu lingkaran cahaya di bawah kakinya bergetar, sebelum berubah menjadi warna putih terang.

Yun Mo menatapnya dengan senyum kecil.

“Jawabanmu diterima. Namun ujian kedua menanti di dalam.”

Gerbang batu raksasa terbuka perlahan.

Di dalam, suasana lebih sunyi dari kuburan. Dinding kuil dihiasi ribuan cermin perak masing-masing memantulkan bayangan yang berbeda, meski Xiau Chen hanya berdiri di satu tempat.

Di ujung ruangan, sebuah cermin raksasa setinggi gunung berdiri tegak, dan di tengahnya berkilau cahaya lembut yang berdenyut seperti jantung.

“Itu...”

“Cermin Takdir.”

Namun begitu ia mendekat, udara di sekelilingnya berubah.

Bayangannya di dalam cermin bergerak... meski ia tidak.

Bayangan itu tersenyum dingin mata merah menyala seperti bara.

“Kau akhirnya sampai juga, Xiau Chen.”

“Mo Tian...” desisnya.

Bayangan itu melangkah keluar dari permukaan cermin seperti menembus air.

Aura kegelapan menyelimuti ruangan, membuat ribuan cermin lain retak satu per satu.

“Dunia Tengah, Kuil Rahasia, semua ini hanyalah sisa hukum yang kutinggalkan ribuan tahun lalu. Aku sudah menunggumu... di sisi lain dari takdir.”

Xiau Chen menghunus pedangnya.

“Kau pikir aku takut menghadapi diriku sendiri?”

“Bukan dirimu, Xiau Chen... tapi kebenaran bahwa kita adalah satu jiwa.”

Suara petir menggema di dalam kuil.

Xiau Chen melompat ke depan, pedangnya menyala putih — Langkah Bayangan Langit Giok!

Namun setiap tebasannya disambut serangan serupa, dengan jurus dan kekuatan yang identik.

Setiap jurus yang ia keluarkan, Mo Tian mengimbanginya bahkan lebih sempurna, lebih dingin, lebih tajam.

“Mengapa kau terus menolak dirimu sendiri?” teriak Mo Tian.

“Aku bukan dirimu,” balas Xiau Chen, “aku manusia yang belajar dari kesalahan dewa!”

Kedua bilah pedang bertemu di udara, menciptakan gelombang energi spiritual yang menghancurkan cermin di sekeliling mereka.

Serpihan kaca berterbangan seperti hujan bintang, memantulkan dua sosok yang tampak identik namun berbeda satu berwajah tenang dan bergetar cahaya, satu berwajah gelap dengan aura kematian.

Mo Tian tertawa pelan.

“Kau lupa, Xiau Chen. Setiap kali kau melawan kegelapan, kau memberiku bentuk yang lebih kuat. Tanpa kebencianmu... aku tak akan ada.”

Xiau Chen berhenti. Pedangnya turun perlahan.

“Mungkin kau benar,” katanya tenang. “Kau adalah kegelapanku. Tapi bahkan bayangan pun ada karena cahaya.”

Ia membuka telapak tangannya.

Cahaya putih mengalir dari tubuhnya, namun kali ini tidak untuk menyerang. Cahaya itu menyelimuti Mo Tian, membuatnya bergetar hebat.

“Apa yang kau lakukan!?”

“Aku tidak akan memusnahkanmu,” bisik Xiau Chen, “Aku akan menerimamu.”

Mo Tian menjerit tubuhnya meledak menjadi ribuan partikel cahaya hitam, lalu menyatu dengan cahaya putih dari Xiau Chen.

Kuil berguncang keras, ribuan cermin pecah, dan dari cermin raksasa di ujung ruangan muncul sinar perak yang menyelubungi seluruh lembah.

Ketika cahaya mereda, hanya satu sosok yang berdiri.

Xiau Chen dengan mata yang kini bersinar dua warna: perak dan hitam, tanda bahwa ia telah menyatukan dua sisi jiwanya.

Dari sisa-sisa cermin yang hancur, muncul benda berkilau sebuah cermin kecil berbentuk bulat, berbingkai giok putih dan berinti kristal hitam.

Cermin Takdir.

Ketika Xiau Chen menggenggamnya, kilasan masa depan menari di matanya: dunia terbakar, sembilan matahari runtuh, dan seorang perempuan berambut putih berdiri di tengah kehancuran, menangis memanggil namanya.

“Aurelia...” bisiknya pelan.

Suara Yun Mo terdengar samar dari balik bayangan.

“Kau telah melewati ujianmu, Pendekar Suci. Tapi setiap jawaban membuka satu beban baru. Sekarang, takdirmu bukan hanya milikmu melainkan milik dunia yang akan lahir dan mati bersamamu.”

Xiau Chen menatap Cermin Takdir di tangannya.

Cahaya perak di permukaannya memantulkan wajahnya — tenang, tapi di balik ketenangan itu ada badai besar yang menunggu.

“Jika masa depan telah ditentukan...” katanya lirih,

“...maka aku akan menulis ulang semuanya dengan tanganku sendiri.

Kuil Rahasia bergetar keras.

Cahaya ungu menyala di langit tanda bahwa hukum Dunia Tengah mulai goyah. Retakan besar terbentuk di langit, menampakkan bayangan dunia lain di baliknya — dunia roh tempat Mo Tian pernah tersegel.

Dari celah itu terdengar jeritan ribuan suara.

“Gerbang Dunia Roh terbuka...”

“Kau terlalu cepat membangunkan hukum, Xiau Chen,” suara Yun Mo bergema lagi, kini semakin lemah.

“Mo Tian belum sepenuhnya sirna... dia hanya tertidur di dalammu.”

Xiau Chen mengangkat wajahnya menatap langit yang terbelah.

Angin spiritual mengamuk, dan di antara pusaran cahaya, Cermin Takdir di tangannya bersinar kuat menunjukkan jalan menuju Langit Keempat, tempat Pusaka Kelima menunggu.

Ia berdiri tegak, rambutnya bergetar ditiup badai qi.

“Jika dunia ini lahir dari kehendak para Dewa,” ucapnya dengan suara rendah,

“maka biarlah kali ini... kehendak manusia yang menulis akhir kisahnya.”

Cahaya putih melingkupi tubuhnya.

Dalam sekejap, Xiau Chen lenyap meninggalkan Kuil Rahasia yang perlahan runtuh, sementara sembilan matahari di langit kembali bergetar, satu per satu redup... seolah dunia bersiap menyambut badai baru yang belum pernah terjadi sebelumnnya.

1
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Bagus... walau dulu sektemu hancurkan saja kalau menyembah Iblis
Nanik S
Xiau Chen... hancurkan Mo Tian si Iblis pemanen Jiwa
Nanik S
Lebih baik berlatih mulai Nol lagi dan tidak usah kembali ke Klan
Nanik S
Hadir 🙏🙏
Girindradana
tingkatan kultivasinya,,,,,,,
Rendy Budiyanto
menarik ceritanya min lnjutin kelanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!