NovelToon NovelToon
Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Lelaki Yang Kutemui Di Koridor Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Dijodohkan Orang Tua / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:314
Nilai: 5
Nama Author: chayra

zaira Kalya , gadis bercadar yang bernasib malang, seolah cobaan terus mendatanginya. Setelah Tantenya-tika Sofia-meninggal, ia terpaksa menerima perjodohan dengan albian Kalvin Rahardian-badboy kampus-yang begitu membencinya.

Kedua orang tua ziara telah meninggal dunia saat ia masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, hingga ia pun harus hidup bersama tika selama ini. Tapi, tika, satu-satunya keluarga yang dimilikinya juga pergi meninggalkannya. tika tertabrak oleh salah satu motor yang tengah kebut-kebutan di jalan raya, dan yang menjadi terduga tersangkanya adalah albian.

Sebelum tika meninggal, ia sempat menitipkan ziara pada keluarga albian sehingga mereka berdua pun terpaksa dinikahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10

“Sialan lo berdua!” umpat albian makin sebal. Ia pun memilih berlalu pergi dari sana dan masuk ke dalam gedung fakultas, meninggalkan dua temannya di belakang.

“Mereka belum tau aja kalo zia itu udah jadi istri gue. Walaupun gue nikahin dia karena terpaksa, yang namanya istri artinya dia itu milik gue sekarang. Dan gue paling benci kalo ada yang sentuh milik gue. Apalagi orang itu vino,” gerutu albia sambil berjalan menuju lift.

Di tengah kegaduhan di dalam kelas sambil menunggu dosen yang belum datang, albian duduk di dekat jendela sambil mencoret buku kosong. Ia bahkan tak ikut nimbrung Agra dan rifki yang tengah mengobrol seru membicarakan cewek-cewek cantik angkatan baru yang incaran mereka berdua.

Entah kenapa albian masih teringat dengan senyuman vino pada ziara yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Dan hal itu berhasil membuat suasana hatinya jadi kacau pagi ini.

Kertas di depan albian sudah penuh dengan coretan. Nama vino banyak menghiasi setiap sudut kertas. Bisa jadi kalau orang lain yang melihat, albian dikira jatuh cinta pada vino karena terus-terusan menulis nama cowok itu sejak tadi.

“albian... Akhirnya lo masuk kampus juga. Gue kangen berat tau?” Brigita yang baru saja tiba di kelas langsung memeluk leher albian dari belakang tanpa izin. Bahkan ia juga memberikan kecupan singkat pada pipi kanan pemuda itu.

Albian bergegas bangkit berdiri dan menghempaskan lengan Brigita yang masih melingkar di lehernya dengan kasar. Matanya menyorot tajam pada Brigita yang mematung di sampingnya karena kaget.

“Lo jangan asal sentuh gue kayak gitu, Git! Itu bibir lo juga tolong dikondisikan. Lo kira gue cowok murahan yang bisa asal lo cium,” sungut albian sambil menunjuk Brigita dengan suara yang menggema memenuhi ruangan.

Semua pasang mata menatapnya heran. Tak sedikit yang terkejut dengan reaksi heboh albian saat disentuh oleh Brigita. Padahal biasanya gadis itu terus menempel padanya layaknya perangko. Bahkan tak sedikit yang mengira mereka berdua sudah jadian. Tapi, kali ini albian seolah memberikan batasan pada Brigita dengan sangat tegas.

Wajah Brigita seketika pucat setelah dibentak oleh albian barusan. Memang bukan pertama kalinya ia melihat albian marah, tapi kali ini pemuda itu terlihat sangat kesal.

“bian... Gu-e gak maksud-“ Brigita menggantungkan ucapannya begitu albian menunjuk ke arah barisan depan. “Lo se-marah itu ya sampe gak mau duduk sebelahan sama gue?” lanjutnya.

“Lo pindah sekarang juga,” ucap albian penuh penekanan. Tanpa memberikan jawaban dengan kalimat pun, reaksi dan wajahnya sudah menjadi jawaban atas pertanyaan Brigita barusan.

Rifki dan Agra mendadak ikutan bungkam. Dua sahabat albian itu merinding melihat sohibnya marah besar tanpa alasan yang jelas.

“Git, lo buruan pindah deh sana. Sebelum kursi sama mejanya kebalik ini,” ucap Arfaa bisik-bisik. Sesekali ia menggigit kuku jari jempolnya.

Brigita masih berdiri di tempatnya semula. Pandangannya tak lepas dari wajah garang albian yang memberinya tatapan mematikan. Hatinya terasa diremas dan dadanya pun ikut sesak.

“bian, kok lo jadi kayak gini sih sama gue,” ucap Brigita lirih. Matanya sudah berkaca-kaca.

Kedua tangan albian meraih meja di depannya, dengan satu gerakan cepat meja itu pun terbalik seperti ucapan arfa tadi.

Kelas yang awalnya sunyi itu seketika heboh dengan teriakan banyak mahasiswa yang terkejut.

“Eeh... Terbang!” celetuk arfa kaget. Mulutnya yang keceplosan itu langsung dibekap dengan kedua tangannya.

Air mata Brigita menetes tanpa bisa lagi tertahan. Selain terkejut, gadis itu juga sakit hati dengan perlakuan kasar albian padanya yang tak seperti biasanya.

“rifki...,” panggil albian, membuat rifki langsung mendekat. “Bawa ini cewek pergi dari hadapan gue sekarang juga!” titahnya.

Rifki mengangguk cepat. “Siap, bian,” balasnya.

Detik selanjutnya rifki sudah membawa Brigita duduk di barisan paling depan dengan jarak tempat duduk yang cukup jauh dari tempat albian berada. Pemuda itu duduk di samping Brigita yang masih menangis karena syok berat.

“Temen lo mana? Tumben sendirian?” tanya rifki yang sudah tak tahan duduk di samping Brigita.

“seli sama lina katanya masih di jalan. Lo kalo mau pergi ya pergi aja. Paling bentar lagi mereka dateng,” jawab Brigita setelah menghapus air matanya.

Saat rifki hendak bangkit berdiri, Brigita tiba-tiba menahannya. “Tunggu-tunggu!”

“Apa lagi? Katanya tadi boleh pergi,” ucap rifki sewot.

“albian kenapa sih hari ini? Dia kayak badmood banget, sampe gue aja kena imbasnya,” tanya Brigita sambil melirik albian sesekali.

“Kena sawan kayaknya gara-gara habis liat vino tadi,” jawab rifki sekenanya. Tapi, rifki rasa memang sejak itu albia jadi uring-uringan.

“Emangnya vino kenapa? Cari gara-gara lagi sama albian?”

“Enggak juga sih. Vino malah gak tau kalo ada albian. Tadi gak sengaja aja bian liat vino di depan lagi nurunin ziara sambil senyum-senyum kasmaran. Lo tau sendiri kalo tuh cowok cuek banget waktu tau albian kecelakaan gara-gara dia pake jalur yang gak bener.”

Bibir Brigita membulat setelah tahu kronologinya. Gadis itu kini tahu persis penyebab albian marah hingga ia ikut kena imbas juga.

“Jadi ini semua gara-gara tuh cewek muna,” gumamnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

Pukul 12 siang, saat semua mahasiswa istirahat, ziara yang baru saja keluar dari perpustakaan bersama eline buru-buru berjalan menuju masjid setelah mendengar adzan berkumandang.

Gadis bercadar putih itu hampir saja terjatuh karena terpeleset kalau saja Adeline tidak memeganginya.

Sol sepatunya yang sudah tipis membuatnya mudah terpeleset saat berjalan di lantai yang agak licin. Meski begitu, ziara masih memakainya sebab hanya sepatu itu lah yang ia miliki.

“Pelan-pelan, zia. Untung gue masih bisa pegangin lo. Kalo aja gak ada gue tadi di belakang, udah kayang lo barusan,” ucap elin sambil berjalan di samping ziara.

“Makasih ya, lin. Berkat kamu, aku gak jadi kayang tadi,” balas ziara sambil tersenyum di balik cadarnya hingga membuat kedua matanya menyipit.

Dari arah berlawanan, Brigita dan dua sahabatnya- Felicia dan Erlina-berjalan dengan langkah lebar menuju taman yang letaknya tak jauh dari masjid.

Brigita tersenyum miring melihat ziara berjalan di hadapannya. Ia memandang es teh yang ada di tangannya, lalu melihat ziara yang terlihat tergesa-gesa.

“Gue punya rencana bagus,” ucapnya pada dua sahabatnya.

“Apaan tuh?” tanya Felicia penasaran.

“Liat aja nanti,” jawab Brigita yang melangkah cepat menyusul ziara yang sudah berbelok arah.

Brigita berjalan dengan langkah lebar menyusul ziara yang berjalan tepat di hadapannya. Ia juga sudah membuang tutup plastik yang ada pada cup es teh yang dipegangnya. Lalu, begitu gadis itu berhasil menyusul ziara, dengan sengaja ia siramkan es teh yang masih penuh itu ke pakaian ziara.

“Astaghfirullah.” Ziara memegangi pakaian bagian depannya yang basah. “Git, kamu apa-apaan sih?”

“Sorry. Gue gak sengaja,” ucap Brigita sambil tertawa.

“Alah... Lo pasti sengaja kan? Gak mungkin lo ketawa kalo gak sengaja,” sahut eline seraya mendorong kasar Brigita.

Felicia dan Erlina ikutan mendekat. Dua gadis itu menghalangi Adeline yang hendak menyerang Brigita untuk kedua kalinya.

“Gue gak akan biarin lo main kasar sama Brigita. Lagian temen lo yang burik itu kok yang gak pake mata kalo jalan. Kenapa malah nyalahin Brigita?” Erlina berkacak pinggang menatap ziara dan eline bergantian.

“Apa lo bilang? Ziara yang gak pake mata?” eline tertawa pelan. “Jelas-jelas yang Brigita yang sengaja nyiram es teh tadi ke arah ziara. Lo pikir gue gak liat apa, hah?”

Buru-buru ziara menarik Adelin menjauh dari dua gadis itu sebelum terjadi keributan yang makin heboh. Sambil menutupi bagian dadanya yang basah, ziara memegangi lengan eline erat.

“Udah ya, elin. Gak usah diperpanjang lagi. Aku gapapa kok. Lagian kan Cuma basah. Nanti bisa juga kering. Aku gak mau kamu dapat masalah gara-gara aku,” ucap ziara.

Eline berbalik menatap pakaian ziara yang nampak basah. “Gapapa gimana? Lo basah begini, zia.”

Bukannya meminta maaf, Brigita malah terkekeh pelan. Ia begitu puas setelah berhasil menyiramkan es teh tadi pada ziara. Paling tidak rasa kesalnya telah tersalurkan.

“Rasain tuh. Emang enak,” ucap Brigita sambil tertawa.

Keributan itu menarik banyak pasang mata di sekitar sana. Hingga dua pemuda mengulurkan jaket yang dipegangnya pada ziara secara bersamaan.

“Pakai jaket gue aja,” ucap dua pemuda itu bersamaan.

Mereka adalah albian dan vino yang kebetulan lewat di sana. Dua pemuda melihat keributan tadi dan pandangannya tertuju pada pakaian ziara yang basah.

“Lo ngapain sok baik sama ziara? Minggir sana! Biar ziara pakai hoodie gue aja buat nutupi bajunya yang basah,” sungut vino.

“Lo yang minggir sana! Gak usah sok kenal lo. Gue sama zia udah kenal sejak SMA.

Sedangkan lo? Emang lo kenal sama sia?”

Balas albian tak mau kalah.

Ziara jadi bingung akan memilih jaket siapa diantara dua pemuda itu. Jaket jeans albian atau hoodie milik vino?

1
shora_ryuuka shoyo
Wow, luar biasa!
Raquel Leal Sánchez
Membuat saya terharu
y0urdr3amb0y
Ayo thor, jangan bikin pembaca kecewa, update sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!