NovelToon NovelToon
The Phoenix Jade

The Phoenix Jade

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:41.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Setelah dikhianati dan mati di tangan suaminya sendiri, Ruan Shu Yue dibangkitkan kembali sebagai putri keempat Keluarga Shu yang diasingkan di pedesaan karena dianggap pembawa sial.

Mengetahui bahwa dirinya terlahir kembali, Ruan Shu Yue bertekad menulis ulang takdir dan membalas pengkhianatan yang dia terima dari Ling Baichen. Selangkah demi selangkah, Ruan Shu Yue mengambil kembali semua miliknya yang telah dirampas menggunakan identitas barunya.

Anehnya, Pangeran Xuan - Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar justru muncul seperti variabel baru dalam hidupnya.

Dalam perjalanan itu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang selalu merindukannya dan diam-diam membalaskan dendam untuknya.
***
"A Yue, aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Kali ini, aku tidak akan mengalah dan melewatkanmu lagi."

Ruan Shu Yue menatap pemuda sehalus giok yang berdiri penuh ketulusan padanya.

"Aku bukan Shu Yue."

Pemuda itu tersenyum.

"Ya. Kau bukan Shu Yue. Kau adalah Ruan Shu Yue."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32: Lebih Tampan

Ruang pribadi itu akhirnya sepi. Pei Zhaoning membawa pulang Pei Ziyan yang tertidur lebih dulu ke istana.

Tampaknya dia kekenyangan karena terlalu banyak makan. Tidak perlu khawatir, karena para penjaga bayangan akan mengawalnya kembali ke istana dengan aman.

Adapun Pei Yuanjing, saat ini dia masih duduk di sana tanpa kata. Dia masih tidak berminat kembali lebih awal.

Lagi pula urusan istana biar diselesaikan nanti saja. Tapi masalahnya sekarang, situasinya justru lebih canggung daripada tadi. Karena di dalam ruangan itu, hanya tinggal dia dan Shu Yue.

Gadis itu terlihat lebih sering menundukkan kepala dan menghindari kontak mata dengannya. Padahal biasanya selalu menatap dengan berani, seolah tidak ada yang perlu ditakutkan di dunia ini.

Pei Yuanjing jadi kebingungan. Topik apa yang bisa ia bicarakan agar mereka tidak canggung?

Shu Yue juga demikian. Dia sedang berperang dengan batinnya sendiri. Saat semua orang telah pergi dan hanya menyisakan dia berdua dengan Pei Yuanjing, otaknya jadi buntu.

Ia teringat kembali akan situasi yang beberapa waktu lalu terjadi. Saat dia menatap tangannya yang memegang saputangan, hatinya jadi canggung.

“Nona, aku harap kau tidak tersinggung. Ucapan Zhaoning dan Xiao Yan tidak perlu dimasukkan ke dalam hati. Mereka anak-anak nakal.”

Ucapan mana yang tidak perlu dimasukkan ke dalam hati? Apakah ucapan Pei Zhaoning yang menyuruhnya tidak mencari pria tua seperti Pei Yuanjing? Atau ucapan Pei Ziyan mengenai usia bukan halangan selama kedua belah pihak sama-sama bersedia menerima?

Shu Yue tidak berpikir sejauh itu. Kalau dia remaja biasa, dia pasti sudah tersipu. Tapi, dia bukan gadis seperti itu. Baginya, pernikahan sekarang tidak penting.

Dia sudah kehilangan kepercayaan terhadap pernikahan. Hatinya terlalu kecewa dan hidupnya terlalu hancur.

“Tidak apa-apa. Tuan Putri dan Kaisar begitu lugas. Kelak mereka akan menjadi orang hebat. Yang Mulia, kau mengajari mereka dengan baik.”

Pei Yuanjing terkejut. Di balik topengnya, matanya menunjukkan keterkejutan itu. “Kau sungguh berpikir seperti itu?”

“Ya. Aku tahu, sangat sulit bertahan hidup di istana yang penuh dengan intrik. Tapi, Yang Mulia bukan hanya tidak berpangku tangan. Kau menyayangi dan mengayomi keponakanmu, membimbing mereka sedikit demi sedikit sampai mereka mengerti. Itu pasti sangat sulit.”

Di samping mendidik, dia juga harus memimpin pengadilan, menstabilkan kekuasaan dan membuat keputusan untuk rakyat. Mungkin saja Pei Yuanjing bukan tidak ingin menikah. Dia hanya tidak punya waktu untuk memikirkan itu. Dia terlalu sibuk mengurus negara dan keluarganya yang luar biasa.

“Jarang sekali ada orang yang berpikiran sepertimu. Orang-orang hanya memandangku sebagai Pangeran Pemangku, tapi tidak tahu betapa sulitnya menjalankan peran itu.”

Mereka hanya tahu dia selalu kuat dan tangguh. Mereka hanya melihat sisi depan dari Pei Yuanjing, yang tidak pernah menunjukkan lelahnya kepada mereka.

Pei Yuanjing yang mereka kenal adalah Pangeran Pemangku yang bertindak atas mandar Kaisar Tua. Tapi, mereka sama sekali tidak tahu bahwa menjadi Pangeran Pemangku sangat sulit dan dia juga harus menjaga keluarganya dari bahaya.

“Semua orang punya peran. Asalkan satu orang kuat, maka dia akan mampu menopang yang lainnya.”

“Nona, cara berpikirmu sangat dewasa. Kau tidak terlihat seperti gadis yang baru saja dewasa.”

“Yah, terkadang beberapa orang akan berpikir lebih dari yang lain saat mereka telah mengalami banyak hal.”

Pikiran Pei Yuanjing tertuju pada masa lalu gadis itu. Pei Zhaoning benar, mungkin hidupnya saat di pedesaan sangat sulit. Terlepas dari semua keanehan yang ia temukan dalam diri Shu Yue, dia bersimpati atas ketidakadilan yang ia terima selama belasan tahun itu.

Senyum Pei Yuanjing terukir tulus di bibirnya. Dari semua orang yang ada, justru malah Shu Yue yang bisa mengerti tentang dirinya.

Aneh, tapi itulah kenyataannya. Dia melihat Shu Yue seperti dia melihat seseorang yang telah lama hilang, yang namanya mungkin saja mulai dilupakan dari ingatan orang-orang.

“Nona, aku merasa aku seperti sedang berbicara dengan teman lamaku.”

“Oh? Kalau memang itu bisa membuat Yang Mulia lebih tenang dan perasaanmu lebih baik, maka Yang Mulia boleh menganggapku sebagai teman lamamu.”

“Sungguh?”

“Ya. Aku juga tidak punya banyak teman di Jingdu ini. Selain Tuan Putri Zhaoning, aku mungkin hanya mengenal Yang Mulia.”

Di luar Lin Muyang, tentu saja. Shu Yue tidak pernah mengira kalau pertemuan tidak disengaja hari itu akan membawanya sampai ke titik ini. Disadari atau tidak, perlahan pertemuannya dengan Pei Yuanjing jadi semakin sering. Jika dikatakan kebetulan, tidak mungkin sesering itu.

Apalagi, dia perlahan mengetahui kalau Pei Yuanjing mungkin adalah seseorang yang terlupakan dari masa lalunya. Pria itu tanpa alasan yang dijelaskan membawa jasadnya keluar dari Kediaman Ling, membuatnya terbebas dari cengkraman Ling Baichen dan Shen Jia. Bahkan, mungkin dia telah melakukan lebih dari itu untuknya.

“Nona, aku tidak tahu harus berkata apa.”

“Panggil aku A Yue saja.”

“Bolehkah?”

“Tentu saja boleh. Aku merasa jadi lebih akrab jika Yang Mulia memanggilku dengan namaku.”

Pei Yuanjing lagi-lagi tersenyum. Berbicara dengan Shu Yue jauh lebih melegakan perasaan dibandingkan bicara dengan dua keponakannya.

Dia tidak perlu merasa tertekan atau menjaga sikap agar tidak menunjukkan sifat yang buruk. Dia bisa bicara masalah orang dewasa jika berbincang dengan Shu Yue.

“Yang Mulia, terima kasih,” ucap Shu Yue pada akhirnya.

“Terima kasih? Untuk apa?”

“Terima kasih karena telah mengalihkan para penjaga yang berpatroli malam itu.”

Pei Yuanjing tertegun. Sama sekali tidak terpikirkan kalau tindakannya akan disadari. “Kau sudah tahu?”

“Di Jingdu ini, siapa lagi yang dapat memobilisasi pasukan penjaga untuk berputar arah saat berpatroli?”

Shu Yue menemukan kesimpulan itu setelah dia kembali ke Kediaman Shu. Tidak mungkin pasukan penjaga melewatkan patroli mereka, kecuali seseorang dengan sengaja telah memindahkan mereka ke tempat lain.

Saat kebakaran terjadi pun, tidak ada orang yang mengejar. Tentunya seseorang telah memblokir kabar dan menyembunyikan pelarian.

“Aku hanya tidak menyangka kalau Yang Mulia ternyata sangat suka melihat keramaian.”

“Malam itu terlalu jenuh. Aku hanya kebetulan melihatmu dan temanmu keluar dan berpikir kalian mungkin ingin menyelesaikan suatu urusan.”

Tidak ada kebenaran sama sekali dalam ucapan itu, pikir Shu Yue. Hatinya mengatakan Pei Yuanjing jelas membantunya karena ingin melihat Ling Baichen kesusahan.

Dia dengar, Pei Yuanjing memberi tugas berat kepada Ling Baichen untuk menumpas bandit di hutan perbatasan Dingzhou dan Jingdu. Para bandit itu bukan perampok biasa. Ling Baichen tidak akan bisa menemukan jejak mereka dengan mudah.

Tidak disangka ternyata Pei Yuanjing juga bisa menjadi picik. Kemarahannya mungkin belum reda kepada Ling Baichen sehingga dia memanfaatkan cara agar Ling Baichen tidak hidup tenang.

Shu Yue jadi merasa terbantu. Selain dia, ternyata ada orang lain yang juga tidak ingin melihat Ling Baichen hidup dengan baik.

“Apapun alasannya, aku tetap berterima kasih.”

“Apa yang kau ambil dari sana?”

“Hanya beberapa barang milik Ruan Shu Yue.”

“Oh? Dia memberitahumu soal harta berharganya?”

“Hanya beberapa harta biasa. Aku akan menguburnya untuknya. Tapi, aku tidak tahu di mana dia dimakamkan.”

Pei Yuanjing terdiam. Dia membawa pergi jasad Ruan Shu Yue dan menyimpannya di ruang es. Ling Baichen hanya mengadakan pemakaman kosong.

Jika Shu Yue ingin mengubur barang peninggalan itu di makamnya, bukankah itu akan menggali makam kosong itu juga?

“Tidak perlu pergi ke makamnya. Adipati Muda Ling tidak mengizinkan siapapun mengunjungi makam Ruan Shu Yue.”

“Mungkin dia takut sesuatu terbongkar.”

Mana mungkin Shu Yue pergi mencari makamnya sendiri saat jasadnya saja sekarang tidak tahu disimpan di mana. Dia sangat ingin melihat jasadnya sendiri.

Tapi, dia belum berani menanyakannya kepada Pei Yuanjing. Dia khawatir akan membuat pria itu marah dan akhirnya menganggapnya orang tidak penting.

“Kuburkan saja benda peninggalan Ruan Shu Yue di tanah yang kosong. Dia pasti akan sangat senang seseorang telah membantunya mengambil barangnya kembali.”

“Aku akan menuruti saran Yang Mulia,” ucap Shu Yue.

Dia menatap mata Pei Yuanjing, memperhatikan wajah yang tertutup topeng itu. Padahal wajah di baliknya sangat tampan. Tapi, setiap kali keluar harus tertutup topeng.

“Ada sesuatu di wajahku?”

“Yang Mulia, kau lebih tampan dari yang aku kira. Apakah topengmu sungguh tidak bisa dilepas?”

“Kau ingin aku melepasnya?”

“Apakah boleh?”

“Kalau begitu kau lepaskan saja.”

Pei Yuanjing tanpa sadar mencondongkan tubuhnya. Tangan Shu Yue terulur, menyentuh topeng tersebut dan merabanya sebentar. Lalu dengan gerakan perlahan, dia melepas topeng itu dari wajah Pei Yuanjing. Kini wajah tampannya yang berwibawa terlihat jelas.

Untuk sesaat, mereka beradu pandangan. Seperti ada embun sejuk yang menetes ke dalam hati mereka.

Mereka memang berjarak, tapi kedalaman mata mereka jelas mengatakan sebaliknya. Entah itu kebingungan atau apa namanya, mereka tidak tahu lagi.

Pei Yuanjing lebih dulu menurunkan pandangannya dan menghindari tatapan Shu Yue. Harusnya dia tidak mengizinkan gadis itu melepas topengnya.

Wajah tampan ini bisa jadi bencana. Bisa mengundang situasi canggung yang lebih canggung dari sebelumnya.

“A Yue, hari sudah larut. Aku akan mengantarmu pulang agar Tuan Kepala Sensor tidak khawatir.”

Shu Yue menolehkan kepala ke arah lain. Ternyata tangannya lebih tidak bisa diatur dari yang ia kira. Kenapa dia harus menurut saat Pei Yuanjing menyuruhnya melepas topeng? Sekarang, dia sendiri jadi kacau.

“Oh. Kalau begitu, maaf merepotkan Yang Mulia.”

1
Dwi Agustina
Bagus Ayue👍💪💪💪
Machsunatul Istianah
semakin penasaran sama kejutannya😄🤔
Kustri
mulane rasah srekelan🤣
dadi bumerang to, ora kapok"
Ai
tambah menarik lg kalau putri zhoning dan kaisar muda juga ikut /Facepalm//Facepalm//Facepalm/pasti tambah rame
zylla: Mulut Putri Zhaoning sama Kaisar Muda bener" kayak rem blong. Pangeran Pemangku aja langsung mode 'pasrah'. 🤣
total 1 replies
Imas Fatimah
ditunggu sesi berikutnya thor..👍
Biyan Narendra
Mencari kesempatan untuk menyudutkan Mengli dan Sin Jia
Biyan Narendra
Akankah Shu Yue beraksi...
Imas Fatimah
lanjut thor,kayaknya pertemuannya pasti seruuu
Kustri
☕qu sajikan untukmu thor, nemenin UP☺
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Kustri
baju ganti'a terbuat dr karung goni, kuat tdk mdh sobek wkwkwkkk🤣
Sun Flower: tahan api dan air
total 1 replies
Machsunatul Istianah
saking semangatnya nyari mantu🤣
Sun Flower: mau gendong cucu janda selir tuh
total 1 replies
Kustri
ora nyimak silsilah klga... ora mudeng🤭
Sun Flower: banyak soalnya 🤣
total 3 replies
Biyan Narendra
Sabar ya Yuanjing...
Kalo Ziyan lagi eror
😅😅😅😅
Sun Flower: kalau eror bisa bikin dunia kacau
total 1 replies
Fransiska Husun
/Grin//Joyful//Joyful/
sahabat pena
sama sama blm menyadari perasaan mereka sdh mulai tumbuh ya benih nya? 🤣🤣🤣🤣ditunggu keuwuan mereka. wkwkwk
sahabat pena
modus pangeran 🤣🤣🤣🤣ada udang di balik bakwan nih 🤣🤣🤣enak,, gurih,,, 🥰🥰🥰
Imas Fatimah
saya jg dukung dg kakak cantik yang mulia😍
Kustri
baca nama yuanjing jgn di pisah yaa🤭🤭🤭
Iin Wahyuni
lanjut thor💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!