NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bersamaku

"Richard, kamu yakin ajak aku ke sini?" tanya Florencia ragu ketika Florencia dan Richard berada di depan pintu masuk klub malam.

"Iya, memangnya kenapa? Kamu takut?" tanya Richard bingung.

"Nggak, aku belum pernah ke tempat yang seperti ini," jawab Florencia.

"Aku tidak menyangka kamu belum pernah ke tempat seperti ini," ucap Richard, lalu dia langsung menggandeng tangan kanannya Florencia.

"Nggak mau," ucap Florencia sambil melepaskan gandengan tangannya Richard.

"Kamu gandeng tanganku biar kamu tidak nyasar," ucap Richard datar.

"Aku tidak pernah nyasar walaupun di tempat yang baru aku kunjungi," ujar Florencia mantap.

"Ya udah terserah kamu aja."

Tak lama kemudian, mereka masuk ke dalam salah satu klub malam yang terkenal di Washington DC melewati pintu utama. Florencia celingak - celinguk mengedarkan pandangannya dengan tatapan mata yang tajam untuk melihat keadaan sekitar. Suara hingar bingar musik disco klub malam yang dimainkan oleh seorang DJ yang terkenal di Washington DC mengiringi gerakan para pengunjung, termasuk Florencia dan Richard. Lampu disko yang berkelap - kelip menyinari setiap sisi klub malam elite yang berada di pusat kota Washington DC

Menelusuri klub malam yang banyak dikunjungi oleh orang golongan atas dan memiliki kantong tebal untuk menghabiskan malam dengan hanya sekedar bersenang - senang, ada juga yang ingin melampiaskan nafsu, ada juga yang ingin bertransaksi jual - beli, dan ada juga yang ingin mengadakan rapat. Para waiters klub malam dengan memakai pakaian yang seksi dan selalu menebarkan senyuman menawan yang hilir mudik membawa aneka minuman ke para pengunjung.

"Di mana ruang VVIP 2?" tanya Zarkasih sambil menelusuri klub malam.

"Tanya aja sama satpam," celetuk Florencia datar.

Richard menoleh ke sebelah kirinya, lalu berkata, "Permisi Nona, kalau ruangan VVIP nomor dua di mana ya?"

Wanita itu menoleh ke Richard, lalu berucap dengan suara sensual, "Di atas dan urutan ke dua dari tangga, kamu mau booking aku? Nanti aku kasih servis yang sangat memuaskan."

"Nggak, aku udah punya."

"Yang di sebelah pacarnya?" ucap wanita itu sambil menoleh ke Florencia.

"Iya," ucap Richard yang membuat Florencia terkejut dan langsung menoleh ke Richard. "Ayo Sayang kita ke sana," ucap Richard sambil menoleh ke Florencia dan berkedip untuk memberikan kode ke Florencia supaya Richard tidak dipepet sama wanita itu.

"Ayo Sayang," ucap Florencia yang sudah mengerti maksudnya Richard, lalu dia menggandeng tangan kanannya Richard.

Mereka melanjutkan langkahnya menuju tangga. Sisi kanan - kiri di penuhi sama beberapa pasangan yang sedang bercumbu. Sarah langsung menundukkan kepalanya karena tidak suka melihat pemandangan yang seperti itu. Bau alkohol yang menyengat telah membuat Florencia mual sehingga Sarah menutupi hidungnya dengan telapak tangan kanannya. Menaiki beberapa anak tangga sehingga mereka menemukan beberapa ruangan VVIP.

Langkah kaki mereka berhenti di pintu yang berada di urutan kedua dari tangga. Richard menggeser pintu ruangan itu. Dia melihat Ronald dan Tristan yang sedang dilayani oleh para wanita penghibur. Richard menghembuskan nafasnya dengan kesal sambil berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Menutup pintu ruangan itu. Tristan langsung mendorong wanita penghibur yang berada di atas pangkuannya ketika melihat kehadiran Richard dan Florencia.

"Ngapain kamu ajak wanita itu?" tanya Tristan datar.

"Memangnya kenapa kalau aku membawanya ke sini?" tanya Richard santai sambil menduduki tubuhnya di sofa single, lalu menariknya tubuhnya Florencia dan memeluknya dengan sangat erat

"Lepaskan aku!" ujar Florencia sambil memberontak, tapi usahanya tidak berhasil.

"Lepaskan wanita itu Richard!" ucap Tristan kesal.

"Hey Ella dan Elly, sebaiknya kalian keluar dari sini," titah Ronald sopan setelah menjauhkan tubuhnya dari salah satu wanita penghibur.

Tak lama kemudian dua wanita panggilan itu keluar dari ruangan itu. Ronald mengambil salah satu gelas yang sudah diisi anggur putih, lalu menyesapnya. Menaruhnya di tempat semula. Mengalihkan pandangannya ke Richard yang sedang menciumi lehernya Florencia. Lalu menoleh ke Tristan yang sedang menahan amarahnya yang sedang melihat gerak-geriknya Richard terhadap Florencia.

"Tristan, sebenarnya apa motif kamu ingin membunuh Daddy dan Liona?" tanya Ronald menyelidik sambil menatap tajam ke Tristan.

Sontak Tristan menoleh ke Ronald sambil menatap tajam ke Ronald, lalu berucap, "Karena aku sakit hati dikhianati oleh mereka."

"Apakah kamu ingin menyerahkan diri ke polisi?"

"Aku sempat berfikir untuk menyerahkan diriku. Aku juga akan menyeret Florencia dalam kasus ini."

"Dia kan hanya suruhan kamu," protes Richard.

"Tapi dia yang telah menghasutku," ucap Tristan tajam.

"Kamu sudah kenal lama dengan Florencia?" tanya Richard menyelidik sambil menatap tajam ke Tristan.

"Sangat lama, kamu masih ingat dengan gadis kecil yang suka memukulimu dan tinggal di sebelah rumah Daddy Rafael?"

"Ehm ... iya."

"Gadis kecil itu adalah Florencia Gracia."

Sontak Richard menoleh ke Florencia, lalu berucap, "Jadi kamu anaknya Tante Emilie Gracia? Dan gadis kecil yang sangat galak kepadaku?"

"Iya," ucap Florencia datar.

"Ya udah, kita bawa aja Tristan dan juga Florencia ke kantor polisi," ujar Ronald santai sambil memandang Richard.

"Jangan!" ujar Richard spontan yang telah membuat semua orang di situ terkejut.

"Memangnya kenapa?" tanya Ronald menyelidik.

"Tristan melakukan itu karena sakit hati, dia Kakak kandungku dan itu akan menyakiti hatinya Mommy Ros. Jika Tristan dan Florencia dipenjara dan disidang, masalah itu pasti terbuka dan Mommy pasti tahu tentang perselingkuhan itu. Mommy pasti jatuh sakit lagi."

"Benar apa yang telah dikatakan oleh Richard," celetuk Tristan sambil menatap tajam ke Ronald.

"Baiklah, aku akan mengurus kasus ini menggunakan orang lain untuk menjadi kambing hitam di dalam kasus ini," ucap Ronald tegas sambil menatap tajam ke Tristan.

Ronald merasakan getaran dari smartphone miliknya. Dia merogoh saku celana sebelah kanan, lalu mengambil smartphone miliknya. Mengerutkan keningnya ketika melihat nomor telepon dari negara Italia. Menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Sekilas Ronald mendengar suara bising. Ada suara tangisan dan teriakan.

"Hallo Nak, Mommy Re telah mengalami kecelakaan sampai meninggal. Tolong kasih tahu ke Mommy Ros, Richard, Tristan, Shayna, Shella dan Shelly. Dia akan dimakamkan di Italia. Kalian akan pergi ke Sisilia besok pagi, Daddy sudah siapkan pesawat jet di bandara Washington DC, udah dulu ya."

Tiba-tiba sambungan telepon itu terputus. Dengan malas, Ronald menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya, lalu menaruhnya di atas meja. Mengambil sebuah gelas yang berisi anggur putih, lalu menyesapnya. Menaruh gelas itu sambil melirik Richard yang sedang sibuk menciumi area dadanya Florencia.

"Si wanita jalang itu sudah meninggal, besok dimakamkan di Sisilia. Kalian mau menyelawat? Kalau mau besok pagi kalian pergi menggunakan pesawat jet di bandara Washington DC," ujar Ronald sambil menoleh ke Richard.

"Aku akan pergi untuk mewakili Mommy, karena aku tidak ingin Mommy pergi ke sana, biar aja di sini bersama Jennifer."

"Kalau kamu mau ikut Tristan?" tanya Ronald sambil menoleh ke Tristan.

"Iya. Kamu kenapa masih membenci Tante Regina? Dan masih tidak menyukai adik-adik kandungmu?" ucap Tristan serius sambil menoleh ke Ronald.

"Yah karena dia itu hanya tempat pelampiasan hasrat birahi Daddy Sean dan para kurcaci itu hanya anak-anak haram dari Daddy Sean," ucap Ronald santai.

"Kenapa kamu tidak sekalian aja bunuh mereka karena kamu membenci dan tidak menyukai mereka?"

"Aku tidak ingin melakukan hal itu, karena itu bukan sainganku," ucap Ronald sambil menoleh ke Tristan.

"Berarti kamu masih punya hati untuk mereka," celetuk Tristan.

"Oh ya, bagaimana dengan Tuan James? Apakah dia setuju dengan keinginan Mommy?" tanya Richard mengalihkan pembicaraan mereka.

"Dia setuju dengan satu syarat, Mommy Ros harus menjadi investor di perusahaan barunya," jawab Ronald santai sambil menoleh ke Richard.

"Mommy mau?"

"Mau."

"Mommy mau menanam modal berapa?"

"Lima belas juta  euro."

"Selama berapa tahun?"

"Selama 6 tahun."

"Matre juga Tuan James. Dia mengambil kesempatan dalam kesempitan," celetuk Richard.

"Jadi deal ya, kasus pembunuhan Ricardo dan Liona diurus sama kamu Ro?" tanya Tristan sambil menoleh ke Ronald.

"Iya," jawab Ronald yakin.

"Lalu bagaimana dengan Florencia? Dia akan dilepaskan?"

"Tidak, dia tetap bersamaku," celetuk Richard tegas.

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!