Pertemuan tak terduga antara Clara dan Arjuna,yang mana dulunya mereka satu sekolah semasa putih abu-abu.
Ada yang berbeda ketika Arjuna menatap netra wanita yang kini ada di hadapannya, tiba-tiba saja, Arjuna seakan terlempar pada situasi masa lalu.Masa di mana saat itu mereka masih ber seragam putih abu-abu.Saat itu Arjuna sebagai ketua OSIS,sedangkan Clara adalah sekertaris.Setau Arjuna,wanita itu dulu tipe gadis cuek,tomboy serta tidak pandai menjaga penampilan.Jelas sekali melekat dalam ingatan Arjuna,saat gadis lain sibuk memilih gaun yang indah untuk acara pensi,Clara justru hanya mengenakan celana overal dan kaos oblong.
Di saat gadis lain mengejar dan menyatakan cinta pada Arjuna,saat itu Clara adalah gadis paling acuh.Seakan Arjuna tak terlihat sama sekali di hadapan Clara.
Lalu bagaimanakah kisah Arjuna dan Clara setelah sekian purnama tak bertemu??
Akankah mereka merangkai kisah Indah???atau malah tak terjadi apa-apa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baihaqi Abizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian ke dua pyluh dua
***
"Mama,hari ini Bayu mau bekal nasi goreng".Ucap Bayu,yang masih sibuk dengan roti bakar di tangan.
Clara menanggapi permintaan anaknya dengan senyum,serta anggukan kepala,"Iya sayang,mama sudah siapkan untuk Bayu".
Bayu pun memberikan senyuman manis,hingga nampak lah barisan gigi rapihnya,"Terima kasih mama,Bayu sayang mama".Ucap Bayu dengan mata yang berbinar.
"Habiskan dulu nak,susu jangan lupa di habiskan".Clara mengusap punca kepala sang putra,sebelum mengoleskan selai coklat di atas lembaran roti tawar.
Selanjutya,sepasang anak dan ibu itu menghabiskan sarapan dalam diam.Sesekali Clara melirik pada ponsel yang tergeletak di sampingnya,entahlah siapa yang sedang Clara tunggu,untuk sekedar memberi kabar.Sedangkan pagi tadi,Fahmi sudah melakukan panggilan video,rutinitas mereka setiap pagi.
Clara menghembuskan napas kasar,hingga terdengar oleh bayu.
"Mama,kenapa?",Bayu menukikan sebelah alisnya,sambil menatap sang ibu.
Clara terjingkat,dengan gerakan cepat dia menggelangkan kepala."Nggak papa sayang,mama baru inget,kalo hari ini ada kejaan yang penting di cafe".Bohong Clara pada sang putra.
Bayu pun menganggukan kepala,"Bayu bisa kok di antar bibik saja ma".
"Eh,kenapa sayang?mama bisa kok anter Bayu".Gagap clara,tanganya terulur untuk menggenggam tangan mungil milik anaknya."Ayo sayang,habiskan sarapan,mama yang anter Bayu,mama masih sempat kok sayang".
"Oke mama",ucap sayang anak,sambil menunjukan ibu jarinya.
***
"Mbak Clara!!",pekik Dara,begitu Clara masuk ke dalam Cafe."ini ya mbak daftar menu yang di minta sama klien",ucap Dara,tanganya menyerahkan lembaran kertas pada Clara.
Clara pun menggusah napas,"Aku baru saja masuk neng,nggak di kasih celah buat bernapas dulu nih".Clara menatap nanar kertas dengan rentetan permintaan klien yang akan mengadakan acara ulang tahun di cafenya.
"Hehehe,maaf mbak,soalnya Fajar sama Dimas,sekalian mau belanja mbak.Kalo ada bahan yang kurang atau habis kan bisa sekalian belanja".LIrih Dara,sambil mengusap lenganya sendiri.
"Ya, udah aku ke atas dulu,nanti aku kabari.Fajar belanja jam berapa?".Clara menatap Dara,menaikan sebelah alisnya.
Dara meletakan ujung telunjuk jari pada dagu,"Nggak tau juga mbak,tadi bilangnya nunggu mbak Clara".jawab Dara,sambil tersenyum kikuk.
CLara menggelengkan kepala,"ya udah".Clara melanjutkan langkah,menuju ruang kerjanya yang berada di lantai dua.
Baru saja Clara meletakan tas di atas meja,ponselnya berbunyi.Clara mengeluarkan dari dalam tas,lantas menyugar rambut,dan duduk di atas kursi,di depan meja kerjanya.
"Assalamualaikum mbak".
"Cla,sibuk nggak?".
"Biasa aja mbak".
"Makan siang aku ke cafe ya,nanti biar aku sekalian yang jemput anak-anak".
"boleh mbak,makasih ya mbak,aku sering ngrepotin mbak".
"it's okey Cla",ya udah aku tutup dulu Cla".
"Tumben mbak Anita ke sini,padahal kemarin kaya marah banget pas aku tunangan".Gumam Clara,tatapanya tertuju pada lembaran kertas yang tadi dia bawa."Eh,tuh kan hampir lupa,bisa kena omel Dara nih".Clara terkekeh,teringat Dara yang merajuk.
"Neng Dara",Clara menepuk pundak Dara
"Eh,anjir",Dara membalikan tubuh dengan cepat,lantas membolakan mata begitu mengetahui yang menepuk pundaknya adalah sang atasan."Mbak C-Clara",gagap Dara,dan di hadiahi tawa dari teman kerjanya,tak terkecuali CLara.
"Mulutnya neng,nih daftar menu yang udah aku pilihin buat klien,sesuai permintaan.Terus nanti tolong kasih free pancake madu,bisa di terima kan intruksi dari saya".Clara menyerahkan catatan untuk keperluan belanja serta daftar menu yang di minta oleh klien.Setelah menyerahkan menu,Clara menuju mesin kopi,memilih menu yang ingin dia nikmati,sebagai teman kerja di pagi ini.
Dara yang di kagetkan oleh Clara hingga tak sadar mengumpat pun kini berdiri kikuk,sambil memegang catatan yang di berikan oleh Clara."Mbak,maaf aku nggak senga ngumpat".Cicit Dara,kakinya melangkah menuju counter cafe.
Clara mengerutkan dahi,metanya menyipit,"Apa sih,lebay banget,sampai minta maaf segala".Sudut bibir Clara terangkat,merasa geli melihat tingkah karyawan nya."Santai aja sih,udah biasa,aku juga kadang gitu kok.Karena ada Bayu aja,aku jadi lebih jaga kosa kata",Clara mengangkat cup kertas berisi macchiato,yang akan dia minum di ruang kerjanya."Tolong dong neng Dara,aku mau puding mangga sama lasagna,anter ke ruanganku ya".Sebelum berlalu Clara mengedipkan sebelah matanya,dan menguap pundah Dara yang masih menundukan pandangan.
Tingkah Dara menhadirkan riuh tawa dari beberapa teman kerja,yang saat itu menyaksikan adegan lucu antara Clara dan Dara.
"Santai aja sih,mbak Clara bukan bos yang galak juga".Ucap LInda,menenangkan sang sahabat.
"Tetep aja aku nggak enak,tadi aku tuh kaget banget".Dara menghembuskan napas kasar,mengacak rambutnya,lantas beranjak untuk menyiapkan pesanan Clara.
***
"ASSALAMUALAIKUM",Fahmi mengucapkan salam,setelah mengetuk pintu rumah orang tua Clara.
Terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah,tak berselang lam pun pintu terbuka.Menampakan wanita setengah baya,mengenakan daster batik berlengan panjang.
"Lho mas Fahmi,masuk nak.Ibu tadi di belakang".Ibu Tri Asih,atau yang biasa di panggil Bu Asih,membuka lebar pintu,mempersilakan calon menantunya untuk masuk."Duduk nak,ibu ke belakang sebentar".Bu Asih,menggerakan kakinya menuju dapur,hendak membuat teh untuk Fahmi.
"Iya bu",Fahmi duduk di atas sofa tunggal menghadap pintu menghadap ruang keluarga.Dapat Fahmi dengar suara Bu Asih,yang mengatakan pada suaminya untuk keluar,menemani fahmi duduk di depan.
Terdengan suara gesekan dari lantai,dan sandal rumah,yang perlahan mendekat.Tak berselang lama pak Agus muncul dengan senyum yang terbit dari bibir tuanya.
Fahmi pun segera berdiri dari kursi,dan mengulurkan tangan,dan di terima dengan baik oleh pak Agus.
"sehat pak?",Fahmi kembali duduk setelah menyalami calon mertuanya.
Pak Agus menganggukan kepala,"Alhamdulilah nak",lagi-lagi pak Agus tersenyum,dari jarak sedekat ini,dapat Fahmi lihat,senyum pak Agus sama persis degan senyum Clara.
Fahmi menyerahkan papar bag di atas meja,berbarengan dengan Bu Asih yang datang dengan nampan di tagan.
"Titipan dari mama saya pak,bu".
Bu Asih mengernyit,"Kok ya repot-repot to nak?.Di minum teh nya nak Fahmi".Bu Asih mengulurkan secangkir teh panas,tepat di hadapan Fahmi.
Fahmi menganggukan kepala,lantas tersenyum,"Makasih bu".
"Ndak repot,wong cuma teh panas kok.Kamu gimana komunikasi sama Clara,lancar to nak?".Ujar ibu sambil meletakan nampan yang sudah kosong,di atas pangkuan.Menatap lurus pada Fahmi.
"Alhamdulillah lancar bu,tadi pagi saya juga telfon Clara sama Bayu bu".Ugkap Fahmi dengan mata yang berbinar,mengingat obrolan dengan calon istrinya.
Bapak dan ibu dari Clara kompak tersenyum dan mengucap syukur.
"Semoga kalian ber dua selalu baik-baik saja nak,langgeng sampai maut memisahkan".ungkap tulus pak Agus,menatap calon menantunya penuh harap.
"InsyaAllah pak,saya juga berharap seperti itu.Saya selalu berharap bisa selalu ada untuk Clara dan Bayu pak".Lirih Fahmi dengan mata yang berkaca.
Beberapa hari ini ada yang mengganjal dalam hati Fahmi,tak hanya itu,fahmi pun sering merasa gelisah,tanpa tau apa penyebabnya.Fahmi menghirup napas dalam,menghembuskan napas secara perlahan.Mencoba membuang rasa sesak yang mendera dada,tanpa tau apa penyebabnya.