NovelToon NovelToon
Rantai Kekayaan

Rantai Kekayaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Dikelilingi wanita cantik / Iblis / Mengubah Takdir / Tumbal
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Demi harta Dirja rela melakukan pesugihan, pesugihan yang katanya aman. Tak perlu menumbalkan nyawa, hanya perlu menikah lagi saja. Semakin Dirja menikah dengan banyak wanita, maka harta yang dia dapatkan juga akan melimpah.

"Ingat, Dirja! Kamu harus menikah dengan wanita yang memiliki hari spesial, seperti wanita yang lahir pada malam satu suro. Atau, wanita yang lahir pada hari Selasa Kliwon."

"Siap, Ki! Apa pun akan saya lakukan, yang terpenting kehidupan saya akan jadi lebih baik."

Akan seperti apa kehidupan Dirja setelah melakukan pesugihan?

Benarkah pesugihan itu aman tanpa tumbal?

Gas baca, jangan sampai ketinggalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Alasan

Susi merasa panas sekali melihat Dirja berpelukan dengan wanita yang lebih muda dari dirinya, dia merasa cemburu dan ingin segera memisahkan keduanya. Susi terus menatap kedua insan itu, sehingga tidak lama kemudian dia dikagetkan dengan tepukan di pundaknya.

"Susi, kita ke sini tuh mau makan. Kenapa kamu malah melihat ke arah sana terus? Memangnya di sana ada apa?" tanya Heni.

"Tadi di sana ada--"

Susi menghentikan ucapannya, karena ketika dia menolehkan wajahnya ke arah di mana tadi dia melihat Dirja dan juga Nina, kini tidak ada siapa-siapa. Susi yang tidak mau kehilangan jejak langsung berlari dengan cepat ke arah depan rumah makan itu.

Heni yang melihat sahabatnya berlari ikut melakukan hal yang sama, lalu mereka berhenti tepat di depan rumah makan yang ada di depan kampus.

"Kamu itu kenapa malah lari-lari? Emangnya apa sih yang kamu lihat? Kamu itu bikin aku khawatir aja, sebenarnya ada apa?" tanya Heni beruntun.

"Tadi aku di sini melihat suamiku, tapi ke mana ya? Kok sekarang gak ada?"

Susi mengedarkan pandangannya, dia mencari sosok pria yang sudah menjadi suaminya. Namun, dia tidak menemukan sosok suaminya itu.

"Mungkin kamu salah lihat, di sini tidak ada siapa-siapa. Kamu itu bikin aku capek aja ngejar ngejar kamu," keluh Heni.

''Tapi seriusan tadi aku lihat kang Dirja di sini, kenapa nggak ada ya? Masa sih aku salah lihat? Tadi jelas banget kok dia di sini sama Nina," ujar Susi lagi.

"Siapa Nina? Apa dia tadi benaran di sini? Apa mungkin maksud kamu, kamu liat dia selingkuh gitu?"

"Entahlah, aku tidak yakin. Masalahnya saat ini aku tidak melihatnya, jadi aku bingung menjelaskannya."

"Sepertinya kamu itu laper banget, makanya penglihatan kamu bisa salah. Mending kita makan dulu, biar kamu bisa berpikiran dengan jernih."

"Nggak ah, aku jadi nggak lapar. Aku mau ke rumah sakit aja, takut Dea kenapa kenapa."

Walaupun Heni merasa kesal dan juga bingung, akhirnya dia mengizinkan Susi untuk ke rumah sakit. Sedangkan dirinya malah menikmati makanan yang dirindukan dari kampus itu sendirian.

Saat tiba di rumah sakit, Susi langsung duduk termenung di bangku tunggu. Dia tidak masuk ke dalam ruang perawatan Dea, dirinya hanya diam sambil memikirkan apa yang tadi dia lihat.

Mungkinkah penglihatannya itu salah? Atau benar? Susi bingung, tapi masalahnya dia merasa dengan begitu jelas melihat Dirja yang berpelukan dengan Nina.

Sayang!

Susi terperanjat karena tiba-tiba saja ada yang memeluk dirinya dari belakang dan memanggilnya dengan mesra, saat dia menolehkan wajahnya, ternyata Dirja yang melakukannya.

Pria itu bahkan menyandarkan kepalanya di pundak wanita itu, lalu Dirja mengecup bibir Susi dengan mesra.

"Kang! Malu," ujar Susi karena kebetulan ada perawat yang lewat dan melihat apa yang dilakukan oleh Dirja terhadap Susi.

Dirja tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya, lalu dia kembali mengecup bibir Susi. Susi cepat-cepat mendorong wajah pria itu.

"Kenapa?" tanya Dirja yang langsung duduk di samping istrinya tersebut.

"Nggak apa-apa, aku mau ngobrol. Boleh?"

"Boleh," jawab Dirja.

Susi menghela napas panjang, lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Wajahnya yang tadi dihiasi oleh senyum kini berubah serius, Dirja jadi deg-degan.

"Akang sebenarnya tadi malam menginap di mana? Terus, tadi pagi Akang pergi ke mana dan sama siapa?"

"Tadi malam Akang nginep di rumah teman, terus pas bangun langsung ke sini."

"Bohong, Akang nggak jujur. Aku liat sendiri Akang pagi tadi antar Nina ke kampus, Nina peluk Akang. Lalu, dia masuk ke kampus dan Akang pergi."

Tatapan Susi begitu dalam, Dirja sampai merasa gugup dibuatnya. Karena apa yang dikatakan oleh Susi itu benar adanya, tetapi dia berusaha untuk bersikap senang mungkin.

"Mungkin kamu salah liat, Akang habis dari rumah teman langsung ke rumah sakit kok. Tadi bahkan habis ngobrol sama pemilik rumah sakit, katanya di sini belum ada kantin. Jadi, Akang akan pulang ke kampung buat ajak ibu-ibu yang mau kerja, mau buat kantin Akang di sini."

"Masa sih? Akang beneran dari tadi di sini?"

"Iya," jawab Dirja sambil mengalihkan pandangannya dari Susi.

"Boleh nanya satu hal lagi?"

"Boleh, tanya aja."

"Akang itu memang menjual rumah, menjual kebun dan juga sawah. Tapi, Neng yakin kalau uangnya tak akan cukup buat modal usaha yang banyak. Jadi, sebenarnya dari mana Akang mendapatkan uang yang banyak untuk modal usaha?"

Dirja tak menyangka kalau Susi akan sedetail ini dalam bertanya, tidak seperti Darmi yang gampang sekali dibohongi. Dia merasa harus berhati-hati dalam berucap, karena Susi pasti tidak akan percaya.

"Akang itu punya temen yang duitnya banyak, dia ngajakin join gitu. Jadi, dia yang modalin tapi Akang yang jalanin. Jadinya, nanti pada sistem bagi hasil."

"Begitu ya? Kalau boleh tahu, siapa orang itu?"

"Kok kamu kayaknya pengen tahu banget siapa orangnya, kenapa?"

"Neng mau berterima kasih sama orang itu, karena sudah mengajak Akang untuk membangun usaha yang menghasilkan."

"Neng kayaknya gak kenal deh sama orangnya," ujar Dirja mulai mencari alasan.

Susi merupakan orang yang berpendidikan dan pantang menyerah, dia menangkup kedua pipi suaminya itu. Pandangan mata mereka bertemu, Susi tersenyum dengan begitu lembut dan berkata.

"Bilang aja siapa, Neng pasti tahu kalau misalkan masih dalam kabupaten yang sama."

Dirja merasakan jantungnya berdebar dengan begitu kencang, bukan karena jatuh cinta, tetapi karena takut ketahuan. Dia cepat-cepat mengingat nama-nama orang yang memiliki harta kekayaan banyak, tak lama kemudian Dirja kembali bersuara.

"Juragan Darman dari kampung sebelah, dia yang modalin Akang."

"Oh gitu, nanti kalau kita udah pulang ajak Neng ke sana. Neng mau berterima kasih karena dia sudah membantu perekonomian Akang," ujar Susi.

"Ah, iya. Akang ke WC dulu, kamu tunggu di sini."

Dirja yang tidak mau berlama-lama mengobrol dengan Susi langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, selepas kepergian suaminya, Susi menghela napas berat.

"Aku merasa ada kebohongan dari bibir kang Dirja, aku harus cari tahu kebohongan yang sudah dia sembunyikan." Matanya menyipit, dia saat ini seperti sedang merencanakan sesuatu.

1
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
pasti dirja jadi. jadian ,dia tidak terima di cerai susi jadi terakhir minta jatah dan membawa janin susi .
Ahh susi kau terbaik dan pengertian,orang lain pasti tantrum kalau mau di cerai, tapi ya bagus begitu berpisah daripada merana karena ketidakadilan.
manusia biasa tidak bakal bisa adil terhadap istri istrinya
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
ih tutup pintu nya darmi😡😡😡
neni nuraeni
waduh...
Reni
eeee berani nyusul ke pesantren????? nggak panas kah denger orang ngaji
Reni
hayo pilih mana kau
Reni
akhirnya ketahuan Darmi
Reni
kuapokkkk kena tipu Nina 😅😂🤣 siap2 jadi tumbal berikut nya kau
Reni
Susi kecurigaan e semakin besar
Reni
kannnn bener anak Dirja imbalannya 😬😬😬 kasian susi
Reni
imbalannya hal paling berharga dan susah didapat apa anak Dirja yg jadi imbalan kesembuhan Darmi
Reni
yahhhh ternyata sembuh karena campur tangan iblis hutan larangan pasti ada imbalan yg mengerikan ini
Reni
suka sama karakter Susi biar lebih tua dia tetep menghormati Darmi
Reni
eee jadi yg dimakan Dirja pas dihutan larangan itu bagian tubuh iblis dong Thor 😬😬😬
Reni
Susi berpendidikan jadi g gampang dikibuli mudahan wae g cinta buta sama Dirja biar g iya iya aja
Reni
nambah lagi keburukan 😬😬😬
Reni
Nahhhh Susi kenal Nina juga
hayoooo lhooooo alasan apa kau
Siti Yatmi
penasaran Thor ....up yuuuuu
Reni
puas banget Dirja sekali tepuk Dea terbungkam dapat duit banyak lagi
Reni
nahkannnn bener tebakannku janin plus rahimnya Dea diambil tu sama mas Gondo 😬😬😬 sesembahan ipar luknut
Reni
astaga Dea kehilangan anak plus rahim ini nanti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!