✍🏻 Sekuel dari novel Saoirse 📚
"Bahkan kau tidak akan menemukan cinta yang sama untuk kedua kalinya, pada orang yang sama. Dunia tidak sebaik itu padamu, Tuan. Meskipun kau punya segalanya." ucap Mighty penuh penekanan.
"Aku dan dia adalah dua orang yang berbeda, tanpa perlu kau banding-bandingkan. Dan tidak ada orang yang benar-benar sama, sekalipun mereka kembar identik!" Mighty menghentakkan kakinya, meluapkan emosi yang sudah lama memenuhi dada.
Mighty terjebak dalam permainan nya sendiri, melibatkan seorang duda berusia 35 tahun, Maximilian Gorevoy.
Ikuti kisah mereka yaaa😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Hari berlalu bulan berganti, hubungan Max dan Mighty cukup baik meskipun tidak begitu dekat. Setidaknya Max bersikap baik dan tidak ketus lagi jika berbicara dengan Mighty, walau harus menahan emosi, akibat mood swing Mighty, seperti sekarang ini.
"Max, pijat yang lembut jangan terlalu keras." rengek Mighty saat tangan Max mulai memijat kakinya.
"Begini?" Max mengurangi sedikit tekanan tangannya.
Mighty tersenyum dan mengangguk. "Ahhh, ini terasa lebih nyaman." sahutnya menikmati pijatan tangan suaminya. "Ternyata selain memasak, kau juga berbakat dalam memijat." ujarnya memiringkan tubuhnya dan memeluk boneka beruang untuk mengganjal perut besarnya.
"Mau ku tunjukkan keahlian ku yang lainya?" Max menyeringai penuh arti.
"Tidak, aku benar-benar lelah. Dan punggungku juga pegal." tolaknya mengeluh, Mighty memejamkan matanya.
"Apa kau sengaja mengerjai ku?" Max merasa dikerjai oleh Mighty, sebab sudah lumayan lama ia memijat sang istri.
"Sama sekali tidak, aku hamil dua bayi. Tentu saja aku mudah lelah, aku tidak mungkin mengerjai apalagi mempermainkan mu." ucap Mighty beralasan, sebuah alasan yang sulit di sangkal.
"Apa kau sudah lelah, Max?" tanyanya merasa gerakan tangan Max berhenti.
"Tidak," sahutnya singkat.
"Apa kau mau memijat punggungku?" Mighty menoleh kearah nya, Max menatapnya datar dan mengangguk.
"Terimakasih," ucap Mighty tersenyum senang lalu duduk, dan membuka bajunya. "Max, bantu aku." perutnya yang semakin besar membuat ruang geraknya terbatas.
"Benar-benar merepotkan." gerutu Max dalam hati, namun ia tetap membantu membuka dress yang dikenakan Mighty.
Max beberapa kali menelan ludahnya sendiri melihat tubuh molek Mighty yang hanya berbalut bra dan G-string berwarna hitam senada, sangat kontras dengan kulit putih mulus Mighty. Bongkahan bokongnya yang sekal, terlihat menggoda dimata Max, belum lagi dua gundukan ranum di bagian dada, seakan memanggil jika kelakian Max untuk menyentuhnya.
"Max, kau melamun." protes Mighty karena Max tak kunjung memijatnya.
"Tidak." sahutnya acuh, ia membuang mukanya kearah lain, karena dihadapannya terpampang sesuatu yang sangat menggoda.
"Ada apa? Kau lebih suka melihat jendela itu dari pada tubuhku, apa aku tubuhku sangat jelek?" rajuknya dengan bibir mengerucut.
"Aku tidak bilang begitu. Berbaringlah, aku akan memijat punggungmu." kesabarannya benar-benar sedang di uji, baru kali ini ia sangat menahan ego dan emosinya.
"Sstttt ...." desis Mighty mengusap-usap perutnya.
"Ada apa?" Max bingung, karena tangannya sama sekali belum menyentuh Mighty.
"Mereka menendang terlalu kuat, kadang terasa sedikit ngilu." kata Mighty tersenyum sambil mengelus-elus perut bulatnya. "Kau mau menyentuhnya?"
Max bisa melihat dengan jelas, jika ada gerakan-gerakan kecil dalam perut Mighty. "Apakah boleh?" ia ingin merasakan apa yang Mighty rasakan.
"Tentu saja boleh, ayo sentuh mereka." Mighty menarik tangan Max agar menyentuh perutnya, dan tendangan-tendangan kecil itu mulai terasa di tangannya.
Ada perasaan bahagia yang membuncah dalam hatinya, perasaan yang belum pernah ia rasakan. Sebuah kehidupan yang tak pernah ia inginkan kini menyapanya, dan seakan berkata jika 'aku bagian darimu dan aku hidup' Max menatap haru wajah Mighty yang tersenyum lembut. Kali ini ia benar-benar kehilangan kata-kata, ia tidak bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan.
"Kau merasakannya?" Max mengangguk sebagai jawaban.
Matanya berkaca-kaca, ia tidak bisa menahan rasa harunya. "Sejak kapan mereka bergerak?" Max penasaran ingin tahu.
"Sejak dua bulan yang lalu, tapi beberapa hari ini gerakannya semakin kuat. Apalagi saat aku bicara denganmu." kata Mighty menjelaskan. Ia juga mengelus-elus perutnya dengan senyum yang tak luntur.
"Kau tidak bilang padaku." Max merasa ketinggalan perkembangan janin mereka.
"Sekarang kau sudah tahu, bukan? Sapa mereka, sepertinya mereka suka mendengar suaramu." Max mendekatkan wajahnya pada perut bulat Mighty.
Matanya melirik pada Mighty, seolah meminta izin, kemudian ia mengecup perut bulat itu. "Hai babies, I'm your dad." kata Max pelan, namun langsung mendapat tendangan dari dalam perut, seakan mereka mengerti dan bahagia mendengar suara Daddy nya.
"Ouwhhh, dia menendang sangat kuat." keluh Mighty.
"Apakah sangat sakit?" Max terlihat khawatir.
Mighty menggeleng. "Tidak, aku hanya terkejut." jawabnya tersenyum.
Max kembali menatap perut Mighty. "Jangan terlalu menyusahkan mommy, kids." ucapnya, dan kini mereka bergerak pelan, seolah mengerti.
"Sepertinya mereka sangat menurut padamu." ada sedikit rasa iri dalam hatinya, karena bayinya seperti memiliki ikatan tersendiri dengan Max.
"Tentu saja, aku Daddy nya." sahut Max percaya diri, dan hal itu semakin membuat Mighty kesal. Namun hatinya menghangat karena Max mulai mencurahkan kasih sayangnya sebagai seorang ayah dan suami.
Max menatap lembut Mighty dan membelai bibi chubby nya. "Terimakasih, kau mau mengandung anak-anakku." ucap Max tulus.
Mighty menepis tangan Max dari pipinya. "Kau yakin berterimakasih padaku? Aku wanita yang mencuri sperma mu?" Mighty mengingatkan tindakan curang nya.
Max merasa gemas dan menyentuh wajah Mighty dengan kedua tangan nya. "Jangan membahas masa lalu, oke?" pintanya, kedua matanya saling menatap dan bertaut. Max mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir merah Mighty.
Mighty mengedipkan matanya tak percaya, kecupan itu menjadi lumatan lembut yang sulit ia tolak. Kini Mighty juga membalas lumatan itu, hingga berganti sesapan panas yang memancing hasratnya.
Max melepaskan cumbuannya ketika merasakan Mighty kehabisan oksigen, dan menyatukan kedua kening mereka dengan napas yang masih memburu. Mighty menatap sayu mata Max yang berkabut gairah.
"I want you, Max." Mighty tidak bisa Manahan hasratnya, karena sejak beberapa hari yang lalu ia sangat menginginkan sentuhan Max, yang membuatnya melayang.
"Kau yakin? Aku akan sulit berhenti." Max ragu, mengingat perut Mighty yang semakin membesar.
"Kalau begitu jangan berhenti, tapi lakukan dengan hati-hati." pintanya, Mighty kembali memagut bibir tebal Max, ia benar-benar tidak sabar untuk memulai permainan panas yang sudah lama tidak mereka lakukan.
Mendapat serangan mendadak, Max dengan senang hati menyambut dengan sangat panas. Gairahnya semakin tinggi, tangannya mulai menyentuh kulit mulus Mighty, hingga wanita itu mengeluh nikmat.
.....
Mighty sedang menikmati secangkir coklat panas, sambil melihat hamparan salju putih yang hampir menyelimuti seluruh kota Moskow dari balkon kamarnya. Ia sangat suka dengan salju dan dinginnya udara di musim dingin.
Semakin hari, sikap Max semakin manis. Meskipun tidak pernah mengucapkan kata cinta, tapi Max memperlakukan nya seperti wanita yang dicintai. Mood swing nya juga tidak separah dulu, ia jarang ngambek, merengek, dan menuntut berlebihan pada Max.
Atau, karena Max selalu memenuhi keinginannya? Pria itu tidak pernah menolak keinginannya, apapun yang Mighty katakan, selalu dituruti tanpa protes dari Max.
"Sepertinya ada yang aneh dengan kakiku." gumamnya, melihat kakinya sedikit bengkak. Akhir-akhir ini ia juga sering lemas, sesak napas, dan merasakan nyeri di perut. Namun Mighty tidak mengatakan nya pada Max, ia tidak mau Max membatasi ruang geraknya yang sudah sangat terbatas. Karena Max yang sekarang sangat protektif padanya, tapi Mighty paham jika semua itu Max lakukan, karena Max tidak ingin terjadi apa-apa padanya dan bayi mereka.
*
*
*
*
*
TBC
Terimakasih sudah mampir ke lapak author, pokoknya temenin author sampai episode terakhir, dan temenin author rilis novel-novel baru nantinya😉