NovelToon NovelToon
Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panggilan Dari Bude

*****

Devan pergi ke kantor setelah makan siang. Tadi mereka memutuskan mampir ke restoran Padang setelah berbelanja, lalu mengantar Alya pulang dan dirinya bersiap - siap.

Sedang Alya memilih mengerjakan pekerjaan yang bisa dia kerjakan dari rumah. Juga mengatakan kepada Pak Jaka jika dia stand by dari rumah. Jaga - jaga jika pria itu membutuhkannya.

Alya mengecek email - email yang masuk. Membalas email email tersebut sesuai dengan hal yang telah diskusikan sebelumnya dengan bosnya. Dan meminta beberapa dari mereka menunggu saat bosnya belum mengambil keputusan.

Dia mengecek kembali jadwal pak Jaka untuk 2 minggu ke depan. Sebelum bulan berganti, bos nya itu akan memilih dinas ke Bandung dua kali dan ke Banjarmasin sekali.

Ada meeting dengan para investor untuk project baru bulan depan. Ada project apartemen baru juga yang pasti akan sangat menyita waktu nya dan membuatnya sibuk.

Saat waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 sore, Alya memilih menutup laptop nya. Sebenarnya kantor nya selesai pukul 04.00 sore, tapi bos nya itu baru akan beranjak jam 05.00 sore. Jadi Alya stand by hingga jam 05.00 sore.

*

*

*

Alya membuka kulkas dengan wajah yang berbinar melihat kulkas milik Devan yang telah terisi penuh dengan bahan-bahan masakan.

Dia selalu menyukai energi itu. Melihat kulkas yang penuh dan berwarna-warni. Alya tidak sabar untuk segera mengeksekusinya.

Melihat bahan - bahan itu sambil berpikir apa yang bisa dia masak untuk makan malamnya.

Namun dia kembali ke ruang tamu di mana dia meninggalkan ponsel nya.

( Mas ada sesuatu yang kamu inginkan untuk makan malam?)

Alya mengirimkan pesan itu. Tidak lama ponsel kembali berdenting.

( Apa saja yang kamu masak.) Balas Devan.

( Oke deh.)

Alya akhirnya memutuskan untuk membuat tumis pakcoy bawang putih dan juga udang crispy yang baru dibelinya tadi.

Memasak nasi dan menggoreng udang. Dia melakukan kurang lebih 1 jam.

Semua sudah siap di meja makan. Menjelang maghrib Alya memilih untuk mandi dan menunggu maghrib. Mungkin Devan pulang habis Maghrib dia tidak ingin bertanya.

Devan belum datang sampai menjelang isya. Pria itu benar-benar sibuk sepertinya bahkan setelah h + 1 pernikahan masih lembur di kantor nya.

Alya masih bertahan untuk tidak menanyakan jam berapa pria itu pulang. Dia memilih menscrol Instagramnya. Membuka profil Putri, berharap menemukan petunjuk atas kepergian wanita itu.

Keningnya berkerut bingung. Seingatnya postingan terakhir yang dia lihat bulan lalu adalah foto pertunangan wanita itu. Tapi foto itu menghilang dan hanya menyisakan foto satu tahun lalu. Foto-fotonya dengan di Devan juga sudah hilang.

Ada apa sebenarnya dengan Putri? Bagaimana bisa dia meninggalkan laki-laki seperti Devan yang hidupnya begitu cemerlang dalam segala aspek kehidupan. Tampan, mapan, rupawan, penuh perhatian.

Alya bahkan bisa merasakan pria itu baik dan cukup perhatian. Padahal mereka baru mengenal tidak lebih dari 24 jam.

Sebuah panggilan masuk ke ponsel telepon dari budenya. Semenjak dia merantau ke Jakarta, bisa di hitung berapa kali budenya itu menelpon. Kini Bude Sandra itu menelpon pasti ingin menanyakan tentang Devan.

" Assalamualaikum Bude." Salam Alya setelah menyiapkan hati untuk menjawabnya.

" Waalaikumsalam."

Nada suara di sana terdengar sangat ketus.

" Bagaimana Devan?" Tanya Sandra.

" Mas Devan baik, bude." Jawab Alya.

" Bude tahu dia memang sangat baik dan menjadi incaran semua wanita. Tapi ingat Alya, kamu di larang jatuh cinta. Dia hanya milik Putri. Dan Putri hanya menitipkannya pada mu. Ingat itu." Ucap Sandra dengan penuh ultimatum.

" Iya Bude. Alya mengingatnya." Jawab Alya.

" Bagus lah jika kamu mengingat nya."

" Apakah sudah ada titik terang di mana Putri Bude?" Tanya Alya.

" Tidak usah kepo kamu. Ingat, jangan jatuh cinta pada Devan. Kamu tidak pantas untuknya. Kamu hanya gembel jika saya tidak mengangkat kamu sebagai anak."

Sekali lagi ucapan menyakitkan dan merendahkan itu mengusik hati Alya. Mengantarkan luka lama yang kembali naik ke permukaan.

Seharusnya dia sudah biasa dengan semua itu. Dia telah menghadapi tabiat Bude nya selama 20 tahun lebih.

Namun kenapa kata - kata kasar itu masih membekas dan meninggalkan luka yang sama?

*

*

*

" Hai Mas sudah pulang." Sapa Alya saat Devan masuk ke dalam apartment.

" Aku mandi dulu ya. Kamu masak apa jadinya?" Tanya Devan.

" Tumis pakcoy bawang putih dan udang crispy." Jawab Alya.

" Oke. Kelihatannya enak. Kita salat isya berjamaah sekalian ya. Mihrabnya di sini, Alya." Ucap Devan menuju ke sekat yang berukuran sekitar 2 meter.

Ruang yang tertutup dengan pintu seperti dinding kayu panel itu berada persis di sebelah kamar pria itu. Yang ternyata langsung menghadap ke citi view dengan dinding yang full kaca.

Alya sampai menganga. Indah sekali pemandangan itu. Apalagi Devan menjadikan tempat itu sebagai mihrab. Seolah tempat paling indah di apartemen itu memang dipersembahkan sebagai tempat untuk menghadap Allah.

" Mas ini indah sekali." Ungkap Alya dengan penuh kekaguman nya.

" Ya, kamu bisa berlama-lama di sini setelah shalat. Nikmat rasanya, Alya." Ucap Devan dengan senyum yang indah rasanya.

Itu senyum paling jelas yang Alya lihat sejak 24 jam terakhir bersama pria itu. Sebelumnya Devan hanya tersenyum tipis bahkan samar.

*

*

*

Alya sudah menunggu Devan untuk mengimaminya salat isya. Adzan juga sudah berkumandang yang dia dengar di ponsel nya.

Devan datang sudah memakai sarungnya juga peci yang membuat penampilannya terlihat berbeda. Yang membuat Alya lebih terkejut lagi, bacaan pria itu yang indah dengan suaranya yang merdu. Tartil dan tajwidnya jelas, membuat Alya meneteskan air matanya. Devan yang terlihat parlente dari luar, ternyata juga mampu menjadi imam yang baik.

Assalamualaikum warahmatullah...

Assalamualaikum warahmatullah...

Alya mendekat pada Devan dan mengulurkan tangan nya. Membuat Devan menyambut uluran tangan itu. Dan mengusap lembut puncak kepala Alya yang masih menggunakan mukena.

" Ayo makan. Aku lapar." Ajak Devan.

Alya mengangguk dan memilih kembali ke kamar nya.

" Kamu bisa taruh mukenanya di sini, Alya." Ucap Devan menahan langkah Alya.

" Tidak usah, Mas. Biar di kamar saja. Aku sedang tidak memakai hijab sekarang." Ucap Alya yang langsung lari ke kamarnya.

Devan hanya mengulum senyumnya dan membiarkan Alya, yang masih enggan membuka hijab di depan nya.

*

*

*

" Enak. Sayur dan udang nya sangat enak. Makanan ini, semuanya sangat enak rasanya. Aku bisa memiliki perbaikan gizi jika tinggal dengan kamu." Ucap Devan.

" Selama ini mas Devan makan malam pakai apa?" Tanya Alya.

" Selama ini aku makan apa adanya. Yang penting perut ku terisi. Lebih sering makan junk food atau jika food delivery. Dan itu juga bukan makanan yang memiliki sayur. Namun baru sehari membangun rumah tangga dengan mu, rasanya semua gizi ku akan terpenuhi." Jawab Devan.

" Syukur lah, jika mas Devan menyukai semua masakan ku." Sahut Alya.

Setelah obrolan itu kedua nya saling fokus ke makanan mereka masing - masing. Hanya sudara sendok dan garpu yang terdengar.

" Kamu menjabat sebagai sekretaris, arti nya kamu sering ikut dinas juga ke luar kota." Tanya Devan memulai obrolan.

" Tergantung. Pak Jaka juga memiliki personal asisten. Biasa nya dia menghandel tugas dinas dan aku hanya akan menyusun jadwal nya juga mengurus meeting, yang bisa aku wakilkan jika beliau berhalangan hadir. Jadi aku jarang ikut keluar kota. Hanya beberapa kali jika memang di butuhkan." Jawab Alya.

Devan mengangguk mendengar jawaban alya barusan.

1
Neng Nosita
menarik,aku suka ceritanya
Neng Nosita
seru juga ya,pertama x bertemu dpernikahan tapi langsung nyambung obrolannya ga jaim² an apalagi judes/jutek secara mereka baru kenal
Neng Nosita
yg bacanya mh bagian mesem mesemnya Thor😁
Neng Nosita
karakter Alya kayaknya orangnya humble,apa adanya...
belum nemu kemistrinya Thor🙏
Neng Nosita
cukup menarik utk terus lanjut baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!