WARNING❗
Cerita ini, buat yang mau-mau saja, TAK WAJIB BACA JUGA
Mengandung banyak Flashback
Banyak nama tokoh dari novel-novel pendahulu mereka
Slow update
Alur lambat
So, yang gak suka silahkan cabut, dan berhenti sampai di sini ❗
⚠️⚠️⚠️
Kenzo akhirnya menerima permintaan sang bunda untuk menikahi putri sahabatnya semasa SMA.
Tapi ternyata gadis itu adalah adik tiri Claudia mantan kekasihnya. Dulu Claudia mencampakkan Kenzo setelah pria itu mengalami kecelakaan hingga lumpuh untuk sementara waktu.
Bagaimana lika-liku perjalanan pernikahan Kenzo dengan Nada? (yang selisih usianya 10 tahun lebih muda).
Di sisi lain, Nada masih terbelenggu dengan potongan ingatan masa kecil yang mengatakan bahwa ibunya meninggal karena mengakhiri hidupnya sendiri.
Apakah itu benar? Atau hanya dugaan semata? Lantas jika tidak benar siapa gerangan yang telah menghilangkan nyawa ibunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kanaka Yang Sesungguhnya
#10
Istirahat makan siang yang terlambat, Kenzo baru keluar dari ruang operasi, ia harus segera makan, karena 60 menit lagi adalah jadwal praktek pasien rawat jalan.
Kenzo duduk dan meletakkan nampan berisi piring makan siangnya, sebelum mulai makan ia ingin menelepon Nada.
“Halo, Mas?”
“Hmm. Sedang apa?” tanya Kenz datar.
“Lagi sibuk sama Bunda menghaluskan tahu.”
Sebelah alis Kenz terangkat, “Emang Bunda lagi ngapain?”
“Bikin gulai cumi bunting. Bunda bilang, kemarin hasil masakannya dipuji sama Kak Aya, jadi sekarang Bunda ngajarin aku.”
Kenzo ingin tertawa keras, Bunda Emira adalah orang yang paling tidak ahli dalam hal memasak. Jika berkelahi sebelas duabelas dengan Dhera. Untung saja Ayah Juna begitu sabar dan penuh cinta. Jika bukan karena cinta dan ikhlas menerima apa adanya, mungkin mereka tak akan bertahan hingga saat ini.
“Oh,” sahut Kenzo.
“Kok cuma, Oh? Ini masak sama Bunda loh, Mas. Aku excited banget. Karena ini adalah momen yang aku harap bisa ku lalui bersama Ibuku.”
Kenz jadi merasa bersalah, pasti Bunda Emira juga melakukannya agar sang menantu tak merasa asing dirumah mertuanya. Sama seperti Bunda Emira dahulu di rumah Mama Yuna dan Ayah Satrio.
“Iya, maaf. Baiklah, belajar yang benar, ya. Lain kali aku akan jadi orang pertama yang mencicipi masakanmu.”
Di tempat Nada, gadis itu tersenyum malu. “Iya, Mas. Aku akan belajar sungguh-sungguh.”
“Sudah dulu, ya. Mas mau makan siang, habis ini jadwal pasien rawat jalan.”
“Selamat makan, Mas.”
Kenz menutup ponsel dengan senyum masih menghiasi bibirnya.
“Ciyeee yang punya istri muda, jam segini masih senyum-senyum bahagia.” Ghavin memetakan nampan berisi makan siangnya di meja yang sama dengan sahabatnya.
Kenzo hanya tersenyum tipis, tak berminat menanggapi. “Udah ngapain aja sama istri muda?”
“Ck,” decak Kenzo malas.
“Kok, wajahmu masih kusut seperti kain cucian di pojokan laundry?”
“Berisik! Apaan, sih!” gerutu Kenzo, tak berminat menceritakan apa-apa, daripada dirinya dijadikan bahan ejekan.
“Ah, masih perjaka rupanya,” tebak Ghavin dengan yakin.
“Sok tahu!”
“Berani taruhan? Kalau adikmu di sini, aku yakin dia akan mengatakan hal yang sama.”
Kenzo manyun, sekaligus heran, karena Ghavin bisa dengan mudah membaca dirinya. “Itu karena kalian sengaja bersekongkol, padahal tidak seperti itu ceritanya.”
“Cerita apa?” Leon tiba-tiba datang dan ikut bergabung. Entah kapan pria itu datang.
“Ah, untung kamu datang. Lihat, Mas-mu ini masih perjaka, padahal sudah menikah.”
“Memang, kelihatan jelas.” Seolah kompak Leon membenarkan ucapan Ghavin.
“Apa dia tidak normal?”
“Seharusnya sih, normal. beberapa kali aku pernah melihat miliknya bangun, mungkin dia hanya perlu dipanasi sedikit lagi.” Leon dengan santai mengatakannya, seolah itu bukan hal yang patut untuk dijadikan privasi.
“Aku rasa juga begitu.”
Bukan lagi merah kuning hijau wajah Kenzo, tapi kkni ada warna magenta ungu muda dan juga coklat kehijauan, persis seperti orang keracunan makanan.
Dua orang di hadapannya benar-benar sukses membuat Kenzo kehilangan selera makan. Padahal keduanya masih santai menyantap hidangan di piring masing-masing.
Kenzo meletakkan sendoknya, dan dengan malas mengunyah makanan yang sudah masuk ke mulutnya. “Aku doain Leony Agnes ada di sini bersama suami barunya.”
Uhuk!
Uhuk!
Leon tiba-tiba tersedak, dan Ghavin berbaik hati memijat tengkuknya.
“Ngapain ngomongin dia?!”
“Biar kamu tak pernah lupa, karena hanya dia yang memberimu julukan tukang selingkuh!”
“Aku setia!” elaK Leon.
“Mana ada pria setia tapi berbagi hati untuk 2 wanita?” Kenzo kembali mengejek, kini Ghavin yang kesulitan menenangkan dua bersaudara tersebut.
“Sudah, sudah, kalian ini, apa tidak malu dilihat orang-orang?”
Leon kembali melanjutkan makannya, “Annette hanya sahabatku.”
“Iya, sahabat yang lebih penting dari istrimu sendiri.”
“Siapa bilang?!” Leon membanting sendoknya ke meja.
“Oh, jadi masih belum bisa memilih? Ya sudah, jangan marah dong, kalau Leony menggandeng suami atau pacar baru.”
Ghavin memijat pelipisnya, dua orang kakak beradik ini nyaris tak pernah ribut, tapi jika membahas tentang masa lalunya. Leon selalu mudah terpancing amarah.
•••
“Dasar wanita sun dal! Berani-beraninya dia membuka kedua kakinya di depan kekasihku!”
Claudia terus memaki sepanjang perjalanan menuju tempat nongkrong pria itu, ia harus memastikan siapa wanita yang membuat Kanaka tergoda.
Mobil merah menyala itu melaju kencang di jalanan, tak peduli lalu lintas siang ini sangatlah padat, Rasa marah membuat Claudia mengabaikan semuanya termasuk keselamatannya sendiri.
Entah berapa banyak mobil yang mengirimkan sinyal bahaya berupa klakson padanya, namun, Claudia tetap mengabaikannya.
Claudia tiba di sebuah bengkel modifikasi mobil dan motor, bengkel tersebut adalah milik Kanaka bersama teman-temannya. Dan Claudia yakin Kanaka ada di sana, karena itulah wanita itu langsung masuk hendak menanyakan kebenaran video yang ia terima pada sang kekasih.
Namun, diambang pintu yang tidak tertutup itu, langkah kaki Claudia terhenti.
“Kamu benar-benar bajingan tengik, Kanaka,” kelakar Romi seraya melempar bantal sofa.
Namun Kanaka yang paham bahwa itu hanya gurauan biasa, tak mempermasalahkannya.
“Kenapa, Rom?” cetus Gery yang sedang sibuk dengan layar PlayStation-nya.
“Bisa-bisanya si brengsek ini meniduri Claudia terus menerus, tapi selalu mengelak setiap kali Claudia membahas pernikahan.”
“Kanaka emang bajingan sejati, bergurulah darinya,” ejek Gery. “Kalau tiba-tiba dia jadi lelaki baik, aku yakin besoknya pasti kiamat.”
Tawa mereka menggelegar seketika, namun tidak dengan Claudia yang kini merasa tubuhnya dihantam batu besar. Benar-benar kenyataan yang tidak sesuai dengan angan-angannya.
“Coba bayangin berapa tahun dia nidurin Claudia secara cuma-cuma, padahal di club malam ia harus mengeluarkan banyak uang.” Keanu ikut menimpali padahal pria itu sedang berusaha memejamkan matanya.
Dhuar!
Hantaman berikutnya membuat dada Claudia semakin sesak. Jadi selama ini dirinya hanya pemuas nafsu bagi Kanaka? Pantas saja pria itu selalu menyuruhnya minum pil pencegah kehamilan.
“Bagaimana kalau Claudia hamil?” tanya Romi.
“Itu tak mungkin, aku selalu memastikan dia minum pil pencegah kehamilan. Jadi, no worry.” Kanaka mengangkat kerah kemejanya dengan gaya santai.
“Lagipula siapa yang mau menikah dengan wanita yang bisa dipakai cuma-cuma?”
Jleb!
Kali ini dada Claudia terasa seperti ditusuk tepat di pusat nadi kehidupannya, ia bahkan tertawa miris setelah mendengar ucapan Kanaka.
Padahal Kanaka yang dulu mati-matian merayunya, hingga membuatnya mabuk agar rencana meniduri Claudia bisa berjalan mulus tanpa penolakan lagi.
Tapi sebentar lagi, dirinya mungkin akan dihapuskan seperti sampah gak berguna.
“Awas, kamu, Kanaka!”
Kini tekad Claudia semakin bulat, ia harus mendapatkan Kanaka apapun yang terjadi. Walau harus menggunakan cara kotor sekalipun.
Claudia urung masuk, ia berbalik pergi dengan segunung rencana untuk menjadikan Kanaka sebagai suaminya secara utuh.
hmmm siapa kah lelaki yang nabrak pagar? apakah orang suruhan Kanaka itu??
next Thor..