NovelToon NovelToon
Kos Murah Dengan Hutang Nyawa Setiap Malam

Kos Murah Dengan Hutang Nyawa Setiap Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Misteri / Horror Thriller-Horror / Kutukan / Hantu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: ittiiiy

DILARANG DIBACA SEBELUM TIDUR!!!
Hanya untuk kalian yang sudah dewasa, yang sudah bisa tidur sendiri tanpa lampu😏

Cerita dalam novel ini akan membawa kalian pada malam mengerikan tanpa akhir. Malam panjang yang dingin dengan teman sekamar yang tanpa tahu malu tidak perlu patungan biaya kamar kos.

Bersama Penghuni kos lain yang tidak tercatat dalam buku sewa. Begitu sepi saat siang tapi begitu ramai saat malam. Dengan bayang-bayang penghuni sebelumnya yang sebenarnya tidak pernah pergi darisana.

Seakan mendapat diskon untuk sebuah keberanian sia-sia. Karena bayaran mahal yakni nyawa setiap malamnya.

Setiap inci gedung kos begitu tipis untuk menghalangi antara yang Hidup dan Mati. Dimana pagi adalah harta terindah yang telah kalian lupakan. Karena memang hanya untuk mereka yang sudah tidak punya pilihan lain.
Cerita horor ini sangat berbeda dari yang kau bayangkan.

Apakah Calista bisa melunasi atau masih berutang nyawa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ittiiiy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32 : Jiwa Yang Hilang

Elvara seakan memasuki dunia baru setelah berpuluh tahun terdampar di dunia yang bukannya tak berpenghuni tapi penuh penghuni menyebalkan. Kebebasan di depan matanya lebih seperti mimpi daripada segala hal buruk yang dialaminya beberapa malam ini.

"Benar-benar ada jalan di dalam kaki ...." Elvara masih tidak percaya selama ini jalan keluar ada di depan mata tapi tidak diketahuinya, "Tanpa kau pasti aku masih ada disana, terimakasih!" akhirnya Elvara percaya sepenuhnya pada Calista.

Calista memaksakan tersenyum merasa tidak nyaman dengan Elvara yang tidak berhenti menepuk punggungnya, walau Calista tahu kalau mungkin Elvara yang karena akhir-akhir selalu bersama dengan Anak Buah Hantu hingga lupa bagaimana bersosialisasi dengan manusia. Lebih dari itu Calista juga merasa bebanya bertambah.

Menyelamatkan Elvara tidak berhenti disitu saja, keberhasilannya hanya bisa diauki jika Elvara terbebas dari Kos Murah dan Teman Sekamarnya Zivana.

"Jadi apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Elvara tahu betul tidak ada tali atau apapun disana untuk melompat dari ketinggian. Dimana disana seperti gua diatas langit yang tidak nampak daratan sama sekali, "Wow!" Elvara terpeleset karena getaran atau lebih tepatnya goncangan dari gua itu yang sebenarnya Makhluk yang memiliki kaki itu pasti sekarang sedang bergerak.

Untung Calista sigap menahan Elvara yang hampir saja terjun langsung, "Sepertinya aku tahu ada dimana ...." Calista melihat bangunan menara dekat tempatnya berada saat ini meski terlihat terbalik, "Kita Lompat!"

"Hah?!" Elvara mengira Calista bercanda tapi saat mau bertanya Calista sudah tidak ada disampingnya tetapi sudah melompat duluan, "Tunggu!" Elvara sempat ragu tapi mendengar suara berisik dari belakang tandanya ada yang mulai ikut mengejarnya masuk kesana. Elvara menutup matanya melompat menyusul Calista.

Elvara mencoba membuka matanya karena mengira dirinya sudah mati tapi ternyata sekarang dia seperti terbang atau lebih tepatnya terjatuh. Calista seperti memiliki keberanian berlipat ganda, kemungkinan karena bersama seseorang atau karena rasa tanggung jawabnya yang menekan rasa takutnya.

"Menara apa ini? Kenapa tidak habis-habis?" Elvara terheran-heran dengan menara disampingnya saat sedang terjatuh.

"Bersiaplah, kamarmu mungkin sudah dekat!" Calista kesulitan meraih tangan Elvara saat berada di udara. Sementara kepalanya pusing memikirkan cara agar bisa meraih jendela menara Elvara disaat disana sedang terbalik dan sekarang seperti menjadi layangan putus tak tentu arah saat ini, "Apakah jika aku melompat saja saat terjatuh dari rumah akan langsung bisa ke tempat Elvara? Tapi jika memang begitu bisa menjelaskan bagaimana Amara atau Penghuni Kamar lain bisa masuk ke kamar orang lain. Banyak sekali celah seperti yang dikatakan Shavira. Hanya saja begitu random, untuk memastikannya memang butuh kepastian dengan melakukannya secara berurut sesuai peraturan." Calista menoleh keatas untuk melihat gua yang berada di udara tempatnya keluar tadi yang sudah mulai tak terlihat. Ingin mengingat celah kamar Elvara berada tapi meski melompat langsung saat dari rumah atau pintu masuk akan sulit sampai di gua tadi.

"Kamar? Aku mulai tidak bisa percaya jika kita sekarang masih berada di dalam kos?" Elvara berteriak panik sambil meraih tangan Calista yang terus menjauh darinya, "Tunggu bagaimana Calista bisa menyamai ketinggianku? Padahal aku terlambat lompat?" pertanyaan yang tidak berani atau mungkin bukan waktu yang tepat untuk ditanyakan.

Jawabannya adalah Shavira, dia yang membantu Calista meski yang dirasakannya hanya seperti angin besar yang datang mendorongnya kembali ke atas.

"Oh, iya ... Bagaimana kau bisa tahu kalau kita masih di dalam kos dan bagaimana kau bisa tahu kalau sedang ditahan oleh Hantu? Seingatku aku tidak pernah mengatakan itu. Aku hanya mengatakan dari kamar lain tapi kau bisa langsung mengerti seperti sudah tahu jika kita masih di dalam kos." Calista baru sadar setelah terkena angin banyak dan mengetahui fakta baru bahwa ternyata Elvara tidak memiliki banyak interaksi bersama Zivana.

Elvara terdiam dengan pertanyaan yang sama dimiliki oleh Calista, "Iya ya, bagaimana aku bisa tahu?"

"Atau kau hanya menebak saja karena ingatan terakhirmu berada di dalam kamar kos dan Kak Nayla yang muncul tengah malam dengan tangan dinginnya yang memang pasti akan kepikiran soal hantu. Tapi akhirnya kau terjebak di dalam sebuah dunia fantasi yang sama sekali kurang horornya, tapi kau tahu kalau dalangnya adalah hantu?" Calista berbicara dengan mulut yang terus bergerak melambai-lambai karena tekanan udara. Walau disana tidaklah semua sama persis seperti yang ada di dunia nyata tapi tekanan yang dirasakan seperti nyata berada di udara dengan ketinggian menyamai pesawat di langit.

"A ... Ku tidak tahu!" seakan Elvara kehilangan akal sehatnya saat ini karena sekuat apapun dia mengingat tidak ada jawaban atau kenangan yang tertinggal.

"Kau ingat bertemu selain aku disana tadi? Bisa kau jelaskan ciri-cirinya?" Calista mendekati dinding dan membiarkan tangannya terseret di menara tapi melihat kulitnya mulai terkelupas lagi, Calista mengurungkan satu-satunya ide yang ada di kepalanya saat ini.

"Ada orang lain yang datang selain kau?" Elvara terlihat bersungguh-sungguh dari ekspresinya.

"Kau bercanda kan?" Calista tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya yang kaget.

"Sepertinya, sekuat apapun dia. Koneksi dengan jiwanya sudah ada yang terlepas ...." Shavira memberi sedikit petunjuk untuk Calista.

"Jadi begitu, ingatan ... Benar! Ingatan dan dari seluruh pengalaman hidup yang dijalani adalah hal utama dari sebuah kepribadian. Jiwa yang sudah tidak utuh sudah pasti kehilangan sebagian ingatannya ...." Calista mengira dirinya cepat datang nyatanya dia mungkin hampir saja mendapati Elvara yang bahkan sudah lupa siapa namanya.

"Kau ingat bagaimana kau mempertanyakan makananku maksudku ... Amara yang bagaimana bisa dia mengetahui isi kepala Elvara? Itu karena dua jiwa yang sudah mulai tersesat bertemu secara tidak langsung." Shavira kali ini berani memanjangkan kalimatnya untuk menjelaskan.

"Berarti, kemungkinan Elvara mendapat informasi dari Amara atau Penghuni kamar lainnya. Jika jiwa begitu mudahnya terhubung satu sama lain di kos ini, maka banyak pertanyaanku yang sudah terjawab." Calista tidak perduli lagi dengan kulit pelindungnya, dia memperlambat kecepatan jatuhnya berkat menyeret dirinya disamping Menara Merana dan berakhir berpegangan pada jendela menara.

Elvara yang masih kebingungan mengikuti apa yang dilakukan Calista bahkan terlihat lebih baik dan stabil dibanding Calista karena kekuatan fisiknya sudah banyak terlatih dan lebih kurang mengeluh. Sedangkan Calista meringis kesakitan pada seluruh badannya yang memaksa menara menjadi rem daruratnya.

"Oh, Ow! Tidak!" Calista merasakan atau sebenarnya menyadari dengan jelas lewat matanya kalau menara itu mulai miring atau lebih tepatnya dunia akan kembali terbalik, "Kita tidak mungkin bisa memanjat, kita harus menggunakan kesempatan ini untuk sampai di kamarmu."

"Jadi dimana kamarku?" Elvara mengerti apa yang harus dilakukan meski agak panik karena menara itu mulai tambah miring.

"Kamarmu yang kedua dari bawah sana, atau sebenarnya yang kedua dari atas menara." Calista merasa kepalanya terbolak-balik juga saat ini untuk menjelaskan.

Elvara membiarkan dirinya kembali turun dengan melepaskan pegangannya pada jendela menara dan sebuah bagian dinding menara yang menonjol. Sementara Calista merasa begitu hebat bisa bergelantungan hanya dengan satu tangan. Meski dia merasakan ada sesuatu di kakinya yang menahannya dan itu Shavira yang menjadikan lehernya sebagai pijakan untuk Calista yang tidak mungkin bisa hanya mengandalkan satu tangan.

Perlahan-lahan Elvara menuruni menara seperti seorang pendaki profesional, tapi dari pandangan Calista dia melihat Elvara seperti spiderman sekarang. Padahal Calista juga melakukan hal yang sama tadi saat sendirian mencari kamar tapi dia sendiri bisa melihat dan merasakan perbedaannya kalau Elvara melakukannya dengan keren sedangkan dirinya terlihat sangat menyedihkan.

"Hanya tinggal satu jendela di bawahku!" Elvara berteriak menyadarkan Calista yang masih bertanya-tanya bagaimana bisa Elvara tiba-tiba menjadi Ethan Hunt di menara tertinggi di dunia hantu, "Lepaskan peganganmu!" ucapan yang semakin membuat Calista tercengang.

"Kau sudah gila!" Calista mengingat bagaimana Elvara yang memang sudah kehilangan sebagian jiwanya.

"Percaya padaku! Seperti aku yang mempercayaimu! Aku akan menangkapmu! Aku janji!" Elvara meyakinkan.

"Kau adalah orang terakhir yang tidak bisa kupercayai saat ini ...." Calista menelan ludahnya mempercayakan nyawanya pada Elvara. Bagaimana dia mengingat Amara memperlakukannya, Calista takut jika Elvara juga semakin melupakan jati dirinya, bukannya menolong tapi malah balik menyerangnya.

...-BERSAMBUNG-...

Laporan mingguan sudah tiba🥳

Terimakasih banyak kepada Pembaca Setia Jan yang masih menjadi Pembaca Teraktif dan selamat kepada Suhardi Ardi yang telah menjadi Pembaca dengan Bacaan Terbanyak Minggu ini. Terimakasih banyak🙏✨ sampai jumpa minggu depan!

1
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘRyan🤎
keren ceritanya kak, aku suka dengan ceritanya dan hanyut dalam kisahnya sukses kak
Mericy Setyaningrum
kos murah biasanya berhantuuu
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘRyan🤎
bagus bun cerita di awal
ittiiiy: hehe, gak apa" kak🤗
total 3 replies
💜⃞⃟𝓛 🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🇦ᴿᴷᴬ 𝗗🌀🖌
jujur aku mah takut mau baca, horor
Hasan Kumasi Junior
Thor.....Fantasimu tinggi buanget ya..?! tapi asyiiiik... jalan trussss semangat Thor..!! jarang-jarang nih orang yang ber imaginasi macam begini...💪👍👍👍👍
ittiiiy: Terimakasih banyak🥺🙏
total 1 replies
Arin
keren kak
"jiwamu akan tinggal dan tubuhmu akan jadi makan malam mereka"
aku sampai merinding
☘Chichie ͠ ⍣ᶜᶦᶠ 🇮🇩
jejak dulu belum baca biar enak ku tabung aja bab biar banyak bab episode buat baca
◌ᷟ⑅⃝ͩ●Amita⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳
makin menarik kakak
❤️⃟Wᵃf Nesia
bahaya
Best
hai Thor aku mampir
Hasan Kumasi Junior
mantaafff Thor...! menggugah minat untuk membaca terus kelanjutannya ..ini cerita bisa macam 3 Dimensi pembaca bisa larut kedalamnya...Lanjut Thor..!!
ittiiiy: Terimakasih banyak🙏🥺
total 1 replies
❤️⃟Wᵃf Nesia
semoga Calista cepat berfikirnya
❤️⃟Wᵃf Nesia
Ayo Calista jangan
◌ᷟ⑅⃝ͩ●Amita⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳
mirip anu, tp its oke lah ya. Cukup menantang. semangattt akak
◌ᷟ⑅⃝ͩ●Amita⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳
mencurigakan gasih
Arin
keren 👍👍👍
@Reeartha1231
Ceritanya menarik.
ittiiiy: Terimakasih banyak🙏🥺✨
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ ❤️⃟WᵃfSHanumˢ⍣⃟ₛ
murah banget sewa kosan nya
❤️⃟Wᵃf Nesia
lanjut
Wanita Aries
Agak puyeng bacanya
Ini kyk smacam misi yg harus di ungkap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!